Divya G. Ratore gadis cerdas lulusan luar negri. Ia mempunyai karir yang cemerlang. Tidak dengan cintanya.
Ia selalu saja mengalah ,memberikan cintanya kepada orang lain. Sebenarnya ia sangat capek menjalani nya. Setelah selesai masalah yang satu, munculah yang lainnya. Divya lelah, sampai sampai ia berniat tidak ingin berkomitmen lagi.
Namun, siapa sangka Divya tiba - tiba di jodohkan dengan orang ia kenal. Namun, naas awal pernikahan nya sudah dimasuki oleh orang ketiga . Dan si*lnya orang ketiga itu tengah hamil janin milik suaminya. Kejadian itu ,ia bertemu dengan pria asing tapi, seperti orang yang kenal lama.
Akankan Divya bertahan dan menerima bayi dari wanita lain suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Anggraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
"Apa kita akan mem viralkannya?" tanya Zoya kepada kawan - kawannya.
Setelah mereka mengetahui kelahiran putri pelakor sahabat nya. Mereka bergegas berkumpul di rumah Yusuf seperti biasa. Yusuf mendapatkan Vidio dimana Dhaki dan Dona bermesraan. Selain Vidio itu, Yusuf juga menyalin cctv rumah sakit tempat Dina melahirkan . Mereka berniat mempublikasikan nya . Supaya sahabatnya cepat - cepat bebas dari pernikahan yang tidak ada artinya itu.
" Jangan dulu! Mereka belum tahu ,Divya istrinya Dhaki," cegah Yusuf. Ia tidak ingin sahabatnya menjadi bulan - bulanan dituduh sebagai perusak hubungan orang. Tentu saja siapapun yang melihat Vidio Aldona yang hamil delapan bulan sebelum sahabatnya Divya resmi menikah.
" Kalau kita publikasi kan sekarang. Bukannya akan menambah pikiran Divya. Coba pikir deh, Divya orangnya cepat sekali kasihan. Bahkan kepada pelakor suaminya sekarang, dia tetap tidak melakukan apapun. Toh tuhan Yang Maha Esa tahu kejadian sebenarnya. Divya tunangan Dhaki, Dhaki yang tunangan Divya diam - diam menghamili wanita lain di belakangnya sampai usia kandungannya 8 bulan. Kemudian, terjadilah pernikahan diantara Divya dan Dhaki. Lalu, beberapa hari kemudian, pelakor itu melahirkan. Apa lagi tunangan Divya selama ini dirahasiakan. Kalau kita publikasikan sekarang, Divya yang akan menjadi opini publik, bukan Dona. Itu sangat konyol. Sudahlah! biarkan Divya yang mengurusnya," ucap panjang lebar Yusuf.
" Ya, kamu benar. Biarkan saja, toh Dhaki berhubungan di belakang Divya selama pertunangan nya ,10 bulan lamanya lah. Emang oon si Divya ini lah. Masa tahan dengan tukang selingkuh,"timpal Kevin.
" Hus! Omong kamu itu loh, tajam seperti silet. Kalau Divya denger.." Gebi men jeda kalimatnya.
" Dia akan diam saja, bwahahahahahahaha lu takut ya?"Lanjutnya melihat ekspresi wajah Kevin ketakutan.
" Ckk, agak lah! Dia pasti akan diam aja," Kevin menenangkan dirinya sendiri.
"Tapi, dibelakang.." Feby men jeda "Boom!"
" Memang si Dhaki brengs*k! Kelihatannya saja sangat berwibawa, pendiam,berakhlak mulia, penyayang, perhatian. Eh, tahu - tahunya malah menyembunyikan wanita lain di belakang. Konyol sekali!" Debi tidak habis pikir. Pria yang menurutnya berwibawa, pendiam,dan sangat menyayangi sahabat nya itu. Ternyata, diam - diam menyakiti sahabatnya.
" Kagak nyambung lu!" Gebi memukul kepala Debi pelan.
" ih, apa si lu?" tanya sengit Debi. Ia tidak terima atas perlakuan Gebi.
" Vin, bagaimana tahanan?" tanya Yusuf mengakhiri percakapan mengenai Divya.
" Tahanan masih hidup selayaknya manusia,"jawab singkat Vino.
Zoya tersenyum miring. " Benar kata Yusuf. Divya itu berhari lembut. Bahkan musuhnya pun, ia biarkan hidup dengan nyaman. Seharusnya, eksekus* langsung," Zoya sungguh menyayangkan tindakan Divya sebenarnya.
" Aku juga heran, Divya itu terlalu baik,apa terlalu bodoh sebenarnya?" tanya Kevin menimpali. Ia juga sangat heran kepada sahabatnya itu.
"Yang pasti bodoh karena Cinta, mempertahankan orang yang tidak layak. Pada akhirnya di tinggalkan," celetuk Badas Gebi. Ia mengingat , sewaktu pertama kali Divya punya kekasih. Saking sayangnya ia dengan kekasihnya. Ia menganggap perselingkuhan kekasihnya sebagai angin lalu.
"Hus! gak boleh gitu sama kawan sendiri!" tegur Zoya.
"Tapi iya si,"lanjutnya setuju dengan ucapan Gebi.
~~~~~~~~
"Divya , apa yang kamu lakukan!" teriak ibu mertua Divya yang kaget atas kelakuan menantunya.
Divya berbalik , ternyata sudah ada ibu mertuanya di sana.
" Kenapa ibu? Aku hanya sedang membersihkan sabuk milik suamiku," jawabnya yang ternyata memegang sebuah sabuk kulit milik Dhaki di ruang cuci.
" Iya ibu tahu itu, tapi kenapa kamu pukul - pukulan begitu ke baju - baju itu hah?" tanyanya heran dengan kelakuan menantunya . Memukul- mukul sabuk itu ke atas tumpukan baju - baju kotor.
" Aku sedang mencuci ibu. Sudahlah, lebih baik itu kembali saja mengurus cucu pertama ibu itu!" Divya mengusir ibu mertuanya secara halus.
" Apa kamu mengusir ibu? Sungguh tidak sopan!" kesalnya sudah di usir oleh menantunya.
" Aku sedang mencuci hu, bukan ingin berdebat dengan ibu," ucap Divya melanjutkan aktivitas nya dengan pura - pura mencuci baju milik suaminya. Ia berperan menjadi istri yang baik. Walaupun, Dhaki sangat melukai hatinya. Namun, ia tetaplah seorang istri yang harus mencuci baju suaminya walaupun, ada pembantu.
" Apa ibu mau bantu aku?" tanyanya melihat ibu mertuanya masih berdiri di ambang pintu.
Maya yang kesal, akhirnya keluar dari dalam ruangan cucian.
" Huh, mertua aneh. Kirain mau memberikan pujian. Eh, ternyata hanya lewat saja,"
Kesal Divya.
" Loh, aku ngapain ya, malah mencuci," Divya menepuk jidatnya. Padahal ia ke sana hanya ingin melampiaskan kemarahannya. Kebetulan di sana ada sabuk kulit milik Dhaki. Akhirnya, Divya pun memukul- mukul kan sabuk kulit milik Dhaki ke tumpukan baju kotor. Seolah-olah itu Dhaki dan Aldona.
" Sudah ah biar saja ,art yang lanjutkan." Divya pergi dari sana.
"Cup cup cup cucu nenek. Yang cantik,"Divya melihat ibu mertuanya menenangkan bayi yang baru lahir itu di ruang tamu.
" Loh, bukannya bayi itu baru lahir ya. Juga bayinya prematur, apa aku salah ya," heran Divya melihat bayi prematur sudah bisa di bawa pulang. Tanpa perawatan khusus.
" Vino , lepaskan aku please!" mohon Melati di markas. Vino kembali ke markas setelah pertemuan nya dengan kawan - kawannya.
" Maaf ,tidak bisa. Itu bukan ranah ku. Seharusnya kamu bersyukur. Masih bisa makan, tidur dengan kasur empuk, juga baju mewah. Sehingga, kamu tidak seperti tahanan yang menyedihkan,"ejek Vino.
Memang melati tidak di pasung lagi. Namun, masih di borgol. Ia di biarkan tidur di sebuah kamar dengan fasilitas lengkap seperti kamar biasa pada umumnya. Enak sekali ya?
" Masih untung kamu di biarkan hidup dengan tempat tinggal nyaman pula," cibir Vino kemudian pergi dari ruang tahannya.
" Argh..." teriaknya Frustasi.
Begini nih yang tidak bersyukur. Sudah di biarkan hidup, Bahakan di beri spring bed kamar mandi, makanan yang kayak. Tetap saja ngeluh, ingin di bebaskan.
"Dimana ya surat - suratnya. Pasti Dhaki meletakkannya di kamar ini.," gumam Divya. Ia berniat mengambil sertifikat rumah mas kawinnya.
Semua ruangan ia telusuri sampai ke lubang kecil pun tidak terlewatkan. Sekian lama ia berkutat mencari - cari. Akhirnya, sertifikat itu pun dapat. Tepat di ruang ganti, terhalang oleh buku- buku palsu.
" Sungguh cerdik suamiku. Akan tetapi, bangkai nya akan tetap tercium juga. Seperti, ia menyembunyikan Dona dan bayinya. Huftt..kalau saja tidak mencintainya aku tidak akan mau tinggal lama - lama di sini. Baiklah aku akan melakukan langkah satu persatu." Divya mengambil beberapa surat- surat berharga di sana. Ia menyimpannya di dalam tas kerjanya.
Takut suami atau mertuanya melihat tasnya.
Divya melapisi surat - surat itu dengan koran ,supaya tidak kelihatan pas di buka oleh Dhaki nantinya.
" Huftt..semoga semuanya akan aman," harapannya.
~~~~~~~
" Dady! Kapan kita temui Tante Divya lagi?"
Bersambung....
dasar tokoh utamanya bodoh
udah tau dari awal cuman nurutin kemauan orang tua.kasih tau dong orang tuanya mana ada orang tua mau anaknya sengsara