NovelToon NovelToon
Sepasang

Sepasang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Muslikah

Kisah sederhana tentang dua anak manusia yng ingin saling menemukan kebahagiaan. Nia, gadis sebatang kara yang mentalnya hancur saat kecil karena orang-orang di sekitarnya. Bertemu dengan Bagus, laki-laki sederhana yang bekerja sebagai tukang bangunan. Niat tulus Bagus mampu membuat Nia luluh dan mau menjalin hubungan dengan Bagus hingga akhirnya menikah.



Bagaimana kisah keduanya? Yuk kita baca bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Muslikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

16.

"Kapan balik lu? Tahu-tahu udah tidur aja di sini" Ucap Gun saat melihat Bagus tengah tertidur di bedeng.

"Pagi tadi pas lu pada kerja"

"Mampir kemana lu? Kata Supri kemarin berangkat ini baru nonggol"

"Ke Surabaya dulu, mampir di tempat nyonya"

Gun langsung mengerutkan dahinya.

"Lu serius dengan dia Gus? "

Bagus mengangguk lalu bangkit dari tidurnya.

"Lebih dari serius Gun, gua pulang kemarin juga karena ngomongin masalah ini sama bapak ibu, minta pendapat mereka" Jelas Bagus.

"Terus? "

"Mereka terserah yang penting aku sama dianya oke"

"Orang mana sih aslinya? "

"Ngawi, paron "

"Eh buset...hoki banget lu, dapetnya dekat" Pekik Gun sambil memukul bahu Bagus kencang. Bagus meringis menahan sakit.

"Ada hokinya ada ngaknya ya, dia yatim piatu, di buang keluarganya, gak ada keluarga gak ada saudara juga, pokoknya jalan hidupnya gak secantik wajahnya, pilu lah pokoknya" Cerita Bagus dan diangguki Gun.

"Gak usah terlalu peduli latar belakang juga gus, asal bukan cewek nakal sih menurut gua, semua orang punya masa lalu, yang penting sekarang. Lu suka dan lu yakin yaudah lu terusin aja, menurut gua sih gitu"

"Gua juga mikir gitu tapi dia ada trauma berat gun makanya agak susah juga mau melangkah kita. Pulang ke Ngawi aja dia masih berat lho. Saking sakitnya masa lalu dia"

"Separah itu gus? "

"Iya, aku gak ngerasain aja rasanya nyesek gimana dia gun, beratlah pokoknya PRku gun, mana bapak ibu pengen kita cepet lagi"

"Jujur gua senang lu nemuin pasangan hidup lu tapi jujur gua juga sedikit takut nih " Bagus mengerutkan dahinya.

"Takut apa? "

"Takut kalah taruhan sama Supri. Boncos gua kalau sampai kalah" Guntoro manyun mengingat taruhannya dengan Supri.

Bagus terkekeh.

"Baru bulan Mei ini, masih ada tujuh bulan kawan, tenang tapi tetap berburu ya Ha ha ha"

"Sialan lu ngledek, lu juga belum sah juga, jangan sombong kisanak" Ucap gun sebel.

"Sendiko dawuh kisanak"

.

.

"Mari kak silahkan dilihat, atau ada yang mau ditanyakan" Ucap Nia pada salah satu pengunjung mall yang mampir ke stand dia. Wanita muda dengan tinggi badan tak lebih yang tinggi darinya. Kulitnya bersih tapi tidak putih, lebih ke kuning langsat. Memakai dress warna navy sehingga kulitnya jadi terlihat cerah. Wajahnya manis dengan make up tipis tapi terlihat segar.

Nia memang sering mengamati para pengunjung mall. Kalau ada fashion mereka yang oke, akan nia jadikan referensi untuknya nanti.

"Minta lipmatte dong kak yang baru itu " Ucap pelanggan itu.

"Oh silakan sebelah sini kakak tasternya. Silakan" Ucap nia ramah.

Pelanggan itu pun mencoba beberapa shade lipmatte hingga akhirnya membeli lima buah lipmatte.

"Silakan nanti bayarnya di kasir ya kakak" Nia memberikan kertas nota pada pelanggan perempuan itu.

"Iya terima....eh ini Kurnia.......Nia anak SMP 1 Paron, kelas c bukan? " Ucap pelanggan perempuan itu. Baru menyadari kalau dia mengenal BA cantik yang sejak tadi melayaninya.

"Maaf siapa ya? " Nia memicingkan matanya. Mengamati perempuan itu dengan seksama.

"Oh ya ampun......Retno? " Ucap nia akhirnya.

.

.

"Apa kabar kamu Nia? Lama banget kita ngak ketemu? Terakhir ketemu kayaknya awal SMK kan? Di warung mie dekat stasiun kan? " Berondong Retno dengan pertanyaan yang beruntun.

Nia tersenyum melihat betapa antusiasnya teman lamanya ini bertemu dengannya. Retno ini teman SMP Nia selama tiga tahun. Dulu kelas Nia terkenal kompak mulai dari kelas satu sampai kelas tiga. Tidak ada geng-gengan juga. Semua berteman baik laki-laki maupun perempuan. Nah kebetulan Retno ini duduknya dulu tak jauh dari Nia jadi mereka pun sangat dekat. Sering curhat juga.

"Iya no, lama kan? Padahal dulu masih satu Paron jugakan? "

"Iya, tapi beda sekolah jadi kita semakin jauh"

"Itu juga sih alasannya, tapi kita makin jauh semenjak kamu keluar dari grup, awalnya aku sebel tahu Nia kamu keluar gitu aja, tapi saat aku tahu kenapa kamu keluar grup aku ikut sedih" Nia binggung dengan ucapan Retno.

"Maksudnya apa? "

"Aku tahu Nia, kamu dilabrak Erlita dan ibunya kan? Gara-gara si Rizki kan? Terus kamu dihajar sama nenek kamu dan akhirnya diusir? " Ucap Retno hati-hati, takut menyinggung Nia. Karena ini masalah yang sangat sensitif.

"Kamu tahu dari mana Retno? Apa yang lain juga tahu? "

"Aku tahu dari mbak Desi, kamu tahu kan mbak Desi? Yang rumahnya tak juah dari rumah kamu? Dia aslinya tetanggaku tapi juga saudara ku Nia. Dia cerita sama aku. Jujur aku kaget dan sedih Nia, saat itu aku posisinya lagi di jogja kuliah. Aku nangis waktu mbak Desi cerita semuanya. Kamu kenapa kuat sekali Nia? , kita lama berteman tapi kenapa aku tidak tahu apa-apa tentang kamu? " Ucap Retno sedih. Jujur hatinya ikut sakit saat mendengar kisah Nia dari saudaranya itu.

"Apalagi saat aku tahu Erlita datang ke rumah kamu mengaku sebagai tunangannya si Rizki, aku langsung ngamuk ke Rizki Nia. Dan Rizki bilang kalau dia tidak ada hubungan apa-apa. Mereka satu kelas saat SMA dan tidak lebih dari itu. Aku mau menghubungi kamu tapi kamu malah keluar dari grup dan ganti nomer"

Nia mendesah.

"Masa lalu no, jujur aku gak mau mengingat lagi. Kenapa sekarang aku disini ya karena aku pengen juah dari semua itu. Dan selama delapan tahun ini hidupku benar-benar tenang. Meski aku sendirian di sini" Ucap Nia. Retno memegang tangan Nia.

"Aku senang lihat kamu sekarang Nia, kamu terlihat bahagia, tapi kamu beneran bahagia kan? "

"Iya no, sumpah aku bahagia" Nia meyakinkan Retno.

"Syukurlah kalau kamu bahagia, aku juga ikut bahagia. Aku mencari-cari kami lho Nia, tapi aku juga binggung nyari kamu di mana. Aku tanya temanmu yang kerja di toko itu, mereka bilang tidak tahu kamu di mana"

"Aku memang memutus komunikasi sejak pergi dari Ngawi no"

"Iya aku paham Nia, jujur aku senang kita bisa ketemu lagi" Ucap Retno tulus.

"Aku juga gak nyangka no, kamu kenapa di kota ini? Kamu kerja? "

"Enggak, aku ikut suami. Suamiku tugas di sini."

"Wah kamu sudah menikah? Wah selamat kawan, maaf gak kasih kado apa-apa"

"Nope. Kamu do'akan saja aku segera hamil. Dah itu saja"

"Pengen banget kayaknya? "

"Jelas. aku nikah sudah tiga tahun Nia, tapi belum juga isi. Kepalaku hampir pecah setiap hari ditodong cucu sama mertua, makanya aku nyusul ke sini, awalnya aku kerja di bank, tapi resign dan ngikutin sumi ke sini"

"Semoga di segera ya no, dan sabar aja ya"

"Sabarku sudah meluber-luber Nia, sampai kenyang" Nia terkekeh mendengar ucapan sahabatnya ini.

"Lalu kamu bagaimana? Sudah menikah?" Nia menggeleng.

"Lah kok bisa? "

"Maksudnya apa? " Bingung juga Nia dengan reaksi temannya ini.

"Cewek secantik kamu kok bisa-bisanya sampai sekarang masih sendiri? "

"Yo bisa wong belum ketemu kok, mau gimana lagi"

"Bohong lu, gak mungkin lu gak ada yang mau, lu bening kayak gini pasti banyak yang ngantri"

"Beneran no, tapi sekarang memang sedang dekat dengan seseorang sih" ucap Nia malu-malu.

"Ih kanapa muka kamu merah kayak gitu, malu ya? Ih akhirnya ngaku juga kamu" Retno terlihat senang.

"Aku jujur malu mau mengakui ini no"

"Kenapa malu? "

Nia terlihat ragu-ragu saat akan menjawab pertanyaan dari Retno.

"Ini tu pacar pertama gua, jujur gua malu kalau terlihat blagi kasmaran hehehehe"

"What? Pacar pertama di usia sekarang? Ah becanda lu, mubazir banget wajah cantikmu Nia kalau baru kali ini pacaran, ah gak percaya gua"

"Kenyataannya gitu, ini aja aku mikir berkali-kali saat akan menerima dia"

"Spesial banget dong ini orang sampai bisa menaklukkan seorang Kurnia, bintangnya SMP 1 Paron. Pengusaha, pegawai apa angkatan? "

"Emmmmmm........Tukang bangunan no"

"WHATTTTTTTT" Retno melotot mendengar ucapan Nia, dia tidak percaya.

.

.

1
Maulana ilham
bagus
Adico
salam kenal
Adico
ceritanya menarik.
slm kenao
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!