NovelToon NovelToon
Dong Fangxuan

Dong Fangxuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Iblis / Epik Petualangan / Pusaka Ajaib / Tumbal
Popularitas:59.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: lienmachan

Walaupun identitasnya adalah seorang Tuan Muda dari keluarga Dong yang terkenal di dunia kultivator, tapi Fangxuan menjalani kehidupan yang begitu sulit karena tidak memiliki jiwa martial seperti murid sekte yang lainnya.

Hidupnya terlunta-lunta seperti pengemis jalanan. Fangxuan juga sering dihina, diremehkan, bahkan dianggap sampah oleh keluarganya sendiri.

Mereka malu memiliki penerus yang tidak mempunyai bakat apapun. Padahal, keluarganya adalah keluarga terhebat nomor satu di kota Donghae.

Karena malu terhadap gunjingan orang, tetua sekte Tombak Api mengutus seorang guru untuk melenyapkan nyawa Fangxuan dengan cara membuangnya ke lembah Kematian Jianmeng.

Namun, nasib baik masih berpihak padanya. Fangxuan diselamatkan oleh seorang Petapa tua. Bukan hanya itu, Petapa tua tersebut juga mengangkatnya sebagai murid satu-satunya dan mewariskan seluruh ilmu kanuragan yang dimilikinya.

"Aku akan membalas mereka semua yang selama ini menindas ku. Tunggulah ajal kalian!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lienmachan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

Bab 30~Pagoda Long Taishan.

"Dadaku terasa sakit sekali." rintih Fangxuan sembari memegangi dadanya. "Kau ini kenapa, Longwei? Mengapa kau seolah terkejut?!" tanya Fangxuan mengeram kesal.

Namun, Longwei tak menjawab sehingga Fangxuan sangat marah. Sepertinya raja naga itu menjadi pendiam ketika Fangxuan memasuki ruang dimensi dengan memunculkan pagoda Long Taishan.

"Cih, dasar naga jelek. Ditanya malah diam, giliran tidak ditanya, kau malah mengoceh terus." gerutu Fangxuan.

Kakinya melangkah lebar memasuki pagoda Long Taishan dengan kepala yang mendongak, menatap kagum bangunan tujuh tingkat tersebut.

Tangan Fangxuan terulur mendorong pintu kayu yang sangat besar dan tinggi menjulang itu secara perlahan, lalu melangkah masuk sambil tersenyum kagum.

Hatinya teramat girang karena untuk pertama kalinya Fangxuan menginjakkan kaki di tempat bagus seperti ini. Walaupun aura misterinya sangat kuat, tapi pagoda Long Taishan ini membuat hatinya begitu tenang.

Ada apakah gerangan di tempat ini?

Fangxuan bertanya-tanya dalam hati.

Namun, belum sempat dirinya melangkah lebih jauh, tiba-tiba beberapa tombak melesat menuju ke arahnya. Beruntung Fangxuan mendengar pergerakannya dan bisa menghindar dengan cepat, jika tidak dirinya pasti tewas sebelum naik ke lantai dua.

SRET ... SRET ... SRET

WUUUUSSSHHH

Fangxuan mengelak, melompat, lalu memutar tubuh untuk menghindari serangan tombak yang datang tiba-tiba.

KLONTANG

Tombak-tombak tersebut jatuh di lantai tanpa menyentuh tubuh Fangxuan sedikitpun.

Fangxuan menatap waspada ke arah tombak berasal. Kepalanya menoleh celingukan, memastikan tak ada tombak yang datang lagi.

"Sudah aman?!" Bertanya kepada diri sendiri.

Tapi, pertanyaan Fangxuan terjawab setelah puluhan anak panah melesat cepat ke arahnya bertubi-tubi.

SRET ... SRET ... SRET ...

"Whoooaaaa!" Fangxuan kembali mengelak dengan lompatan juga putaran tubuh. Bahkan kali ini, dirinya kewalahan karena anak panah yang datang tanpa henti. "Sialan. Apa-apaan ini?!" gerutunya disela pengelakkan.

Napas Fangxuan ngos-ngosan kelelahan, namun anak panah tersebut seolah tak mau berhenti menyerang dan terus melesat tanpa diketahui asal datangnya.

Kaki dan tubuhnya terus bergerak menghindari serangan anak panah tersebut, namun nasib baik memang tak terjadi terus menerus.

Anak panah yang datang berombongan itu tak dapat diprediksi arah perginya. Salah satunya berhasil melesat lalu menancap menembus daging.

"Argh!" Darah segar mengucur dari kaki bagian atas sehingga Fangxuan mengerang kesakitan. "Sial." Anak panah dicabut paksa menimbulkan luka yang terlihat menganga.

Anehnya, walaupun darahnya menetes di lantai, tapi tak ada jejak dari darah tersebut seperti tak pernah ada sebelumnya. Namun, setelah darah tersebut menghilang, sebuah tulisan kuno muncul di udara dengan huruf yang berukuran besar.

Huruf-huruf tersebut membentuk sebuah kalimat yang tidak Fangxuan pahami. Tapi, pemuda itu merasa pernah melihat kalimat yang tertulis tersebut.

"Di mana aku melihat kalimat itu? Rasanya kata-kata itu seperti familiar di mataku. Tapi, apa artinya?!" Fangxuan belum bisa mengingat saat ini karena rasa terkejutnya tadi.

Tiba-tiba sebuah suara terdengar menggema.

"FANGXUAN ... FANGXUAN!"

Si pemilik nama menoleh, mencari sumber suara namun tak menemukan sosok yang memanggilnya.

Plak

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Fangxuan sehingga pemuda tersebut spontan membuka matanya sambil meringis.

"Fangxuan, kau tak apa-apa?!"

Terlihat wajah Xiao Mei sangat dekat dengan wajahnya. Fangxuan buru-buru mendorong kening gadis tersebut sedikit menjauh darinya.

"Kau, sedang apa kau di sini? Kenapa tiba-tiba ada di kamarku?!" Fangxuan bertanya ketus.

"Ckk, aku tadi mendengar kau menjerit. Karena takut terjadi sesuatu padamu, jadi ku putuskan untuk menerobos masuk setelah berunding dengan Paman Hong. Iya 'kan, Paman?!" Xiao Mei mencari pembelaan dari si pemilik penginapan.

Pria paruh baya tersebut mengangguk sembari melangkah mendekat. "Iya, Nak. Tadi saat aku mengantarkan makanan ke mari, aku mendengar kau berteriak seperti kesakitan."

"Kenapa tidak mengetuk pintu?!" sembur Fangxuan kesal.

Xiao Mei menjawab. "Paman Hong berkali-kali mengetuk pintu namun kau tak mendengar. Lalu, Beliau meminta bantuan ku untuk mendobrak pintu."

Fangxuan berdecak lalu beranjak dari ranjang, kemudian menerima nampan yang berisikan makanan dari paman Hong.

"Terima kasih, Paman. Kalian boleh keluar!" ujarnya mengusir.

Paman Hong mengangguk tak peduli, sementara Xiao Mei mengeram kesal. Gadis itu tak terima karena Fangxuan selalu bersikap dingin padanya setelah ia pedulikan.

"Hei, setidaknya kau harus berterima kasih dulu padaku karena__" ucapan gadis itu terhenti ketika melihat Fangxuan menatap tajam. "Ah, baiklah ... Baiklah, aku pergi. Ayo Paman, dia baik-baik saja!" cetus Xiao Mei.

"Kau berbicara sama siapa? Paman Hong sudah pergi sedari tadi," imbuh Fangxuan.

Xiao Mei celingukan lalu tertawa hambar. Gadis itu menjadi salah tingkah. "Hahaha, kalau begitu aku pergi dulu. Selamat beristirahat, Fangxuan!"

Fangxuan kembali berdecak. Dirinya sungguh tak mengerti akan gadis yang baru saja keluar dari kamarnya. Kenapa Xiao Mei terus saja berusaha mendekatinya?

Sementara di markas prajurit kerajaan Xiang.

Kedua Chan, Xia Lan dan Xi Anzhing serta beberapa prajurit sedang berlatih pedang bersama seorang panglima kerajaan. Mereka terlihat begitu bersemangat untuk mengikuti pelatihan ilmu bela diri yang diajarkan panglima Qiao Fan.

Setelah cukup lama berlatih, panglima Qiao Fan menyuruh semuanya beristirahat sejenak.

Disela-sela istirahat, mereka didatangi seorang pengemis tua yang meminta makanan.

"Permisi Tuan, Nona, bisakah kalian membagi sedikit makanan untukku? Sudah berhari-hari aku tidak menemukan makanan apapun." Pengemis tua menengadahkan tangan meminta belas kasih.

Xi Anzhing dan beberapa prajurit yang tengah duduk langsung mengusir pengemis tersebut karena merasa jijik akan penampilannya.

Tubuhnya tercium aroma tak sedap dengan pakaian yang lusuh serta kotor. Kulitnya dipenuhi benjolan kecil yang sebagian sudah pecah dan mengeluarkan darah bercampur nanah.

Duagh

Tubuh ringkih itu ditendang keras oleh salah satu prajurit sambil berteriak keras. "Dasar pengemis bau, berani-beraninya masuk ke markas prajurit! Mau mati, heh?!"

"Jika kau ingin meminta makanan, setidaknya kau berdiri di luar gerbang menunggu orang menghampirimu, bukan malah masuk dan memperlihatkan luka-luka itu. Bikin mual saja," cetusnya menimpali.

"Tapi, aku sudah berdiri seharian di sana, Tuan. Perutku sudah sangat lapar, jadi terpaksa aku ke mari karena tidak ada tempat selain tempat ini." kata pengemis tersebut.

"Alasan. Kau__"

Ketika prajurit itu hendak memukulnya, Chan Ling menghentikan aksinya tersebut. "Berhenti!"

Semua orang menoleh ke arah gadis itu.

Chan Ling berjalan menghampiri. "Paman, bukankah Anda lapar? Silahkan ambil makanan ini!"

"Tapi Nona, kau juga belum makan." tolak pengemis tersebut ketika melihat makan itu masih utuh tanpa tersentuh.

"Tidak apa-apa, aku bisa memintanya pada saudaraku. Silahkan ambil!" ucapnya lembut.

Pengemis tua tersebut tersenyum senang lalu mengambil makanan yang diberikan Chan Ling padanya. Setelah itu, ia memakannya dengan lahap tanpa peduli tatapan mata semua orang padanya.

"Nona, kau sangat baik hati. Kebaikanmu kelak akan membawa keberuntungan yang besar. Tolong terima ini sebagai tanda terima kasihku padamu!" Pengemis tua menyerahkan sebuah bungkusan kain usang.

"Ah, tidak perlu Paman. Aku ikhlas menolongku!" tolak Chan Ling.

Pengemis tua keukeuh meminta Chan Ling untuk menerima hadiahnya.

Karena tak enak hati, Chan Ling pun menerima bungkusan tersebut. "Baiklah, aku terima ini. Terima kasih, Paman."

Ketika wajah Chan Ling mendongak, pengemis tua itu sudah tak terlihat lagi di hadapannya seolah menghilang tiba-tiba.

"Eh, ke mana perginya pengemis tadi?!"

...Bersambung .......

1
Jimmy Avolution
terus
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
Terus
Derajat
Mantap.... cincang tubuhnya buat makanan Babi
Lien Chan: wew ah, sadis amat ya😀
total 1 replies
Laskar Pelangi
makin seru kayak nonton film pendekar.lanjut kakak💪💪
Fatimatuzzahra Fatimah
masih nyimak boss 😃
Lien Chan: asyiaaapp bosqu😁
total 1 replies
Derajat
Matilah.... Bakar Semua Siliman
zendra: betul biar musnah sekalian
total 1 replies
Derajat
Bakar saja buat santapan Bai Lang
Lien Chan: sedang disiapkan bumbunya😂
total 1 replies
ⱮαLєƒι¢єηт
Tetep konsisten, Machan.
Jangan biarkan aura negatif mengerubungi dua jempol yang sedang mengetik.
baik-baik, ya, otak.
eneng bawain sajen, segelas eskopi /Bomb//Determined/
Lien Chan: mending dikerubungi oppa sun jae ma pangeran k-3 ya, biar otak makin fresh😅

makasih sajennya😍😘
total 1 replies
Arif Arifin
seperti ya lumayan menarik lanjutkan semangate thor
Derajat
Apa yang mereka temukan dihutan larangan nantinya
Lien Chan: kira" apa ya, kak🤔🤔😁
total 1 replies
Uswatun Hasanah
hadir
Lien Chan: makasih udah mampir baca, kakak🥰
total 1 replies
alexander
bagus ceritanya
Lien Chan: makasih kakak🤗🥰
total 1 replies
Setyadi Heru
Thor ayo bikin MC nya biar hebat biar sangar kayak MC MC lainnya
Lien Chan: ditunggu aja chapter" selanjutnya ya kakak🤗😁
total 1 replies
Derajat
Srigala dan Naga sok jual mahal
Lien Chan: hooh, emang dasar
total 1 replies
Derajat
Yang paling reader suka jika Mcnya tdk lemah menghadapi rayuan /Kecantikan Wanita itu Baru Novel Jooooosst
Lien Chan: ditunggu aja chapter selanjutnya ya, kakak. alurnya udah diatur, biar othor gak oleng nulisnya😁🙏
total 1 replies
Van Jave
mc bodoh, lemah
Lien Chan: ditunggu aja chapter selanjutnya ya, kakak. alurnya udah diatur, nanti othor oleng nulisnya😁🙏
total 1 replies
Derajat
Salah sendiri siapa suruh mau di ikuti perempuan.... gak seru Tor, jujur sebabnya sdh males baca krn Mcnya mau saja dikuti cewek
Jaka tingkir: lanjut biar gk penasaran🤣
Lien Chan: perjalanan masih panjang, kakak. cewek adalah salah satu rintangan menuju tahap tertinggi😅
total 2 replies
Derajat
Mcnya jangan dibiarkan lemah hanya krn Rengekan Seorang gadis.... tidak seru Tor
Jaka tingkir: setuju☝️
total 1 replies
Derajat
Lanjutkan Tor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!