*Harap bijak membaca. novel ini mengandung cerita dewasa*
Kisah cinta antara Alaska dan Kejora yang diawali dengan perjodohan
Alaska mahasiswa kedokteran tingkat akhir di Universitas terkenal di Bandung yang Gaul, ganteng dan terkenal, banyak gadis yang mengejarnya tetapi agak arogan dan dingin atau cuek dipaksa menikah dengan dengan seorang gadis 19 tahun yang tidak dia kenal sebelumnya bernama Kejora gadis dari Bali yang seorang anak pesantren yang lemah lembut, cantik dan mempunyai mata yang indah dan kulit yang putih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bara ngeselin
"Ra, tunggu! Bara ini semua gara - gara lo!" Yasmin menunjuk ke arah Bara dengan geram
setelah itu ia berlari ke arah kelas diikuti oleh Gadis
Mereka segera menghampiri Kejora yang duduk di bangkunya sambil menunduk.
Wanita itu menenggelamkan wajahnya pada tumpukan kedua tangannya di meja,
"Ra!" Yasmin mendekat, gadis itu menarik kursi dan duduk disamping Kejora
"Ra, lo gak apa - apa kan?" Yasmin mengusap lembut punggung Kejora yang membuat wanita itu mengangkat kepalanya dengan perlahan
Kejora mengusap sudut matanya yang basah dengan cepat, ia tak ingin Yasmin dan Gadis melihat air matanya yang hampir menetes
"Gue gak apa - apa kok!" Jawab Kejora berusaha terlihat tenang
"Bener? Gue dau lo pasti sakit hati gara - gara usapan si Bara. Dia memang bener - bener keterlaluan" Geram Yasmin
"Ra, kalau lo beneran udah nikah gak apa - apa kok kita malah seneng dengernya, itu artinya lo udah laku gak kaya kita" celetuk Gadis
"Diem lo" bentak Yasmin
"Buseeet, galak bener lo, udah kaya anjing beranak" Timpal Gadis
"Huuuuustttt....... mode serius!"Yasmin menempelkan jari telunjuknya ke bibir Gadis yang membuat Gadis seketika terdiam.
"Ra, lo tenang aja, kita akan selalu ada di samping lo, kalau lo mau berbagi cerita sama kita dengan senang hati kedua telinga gue di tambah dua telinga Gadis akan mendengarkannya. Tapi kalau lo gak mau cerita, masa sih lo tega biarin kita penasaran terus, Ra" Yasmin menatap ke arah Kejora dengan memelas.
"Setuju! sebagai sahabat, kita pengen tau lah apa yang terjadi sama lo. Bukan cuma kepo, kali aja kita bisa bantu lo kalau lo ada masalah, dan supaya kita juga lebih memahami lo" timpal Gadis
melodi membuang napas dengan perlahan. Mungkin tidak ada salahnya jika dia bercerita dengan Yasmin dan Gadis, karena ia yakin juga kalau kedua temannya itu bisa dipercaya.
"Oke! gue mau cerita! putus Kejora yang membuat Yasmin dan Gadis semakin merapat ke arahnya, mereka berdua menyingkap rambut yang menghalangi telinga mereka dan bersiap mendengarkan penuturan.
"Gue udah nikah sama laki - laki yang bernama Alaska Dirgantara gue nikah sebelum kita mulai kuliah, jadi bukan gue merahasiakan dari kalian, Gue gak tau kenapa Bara bicara seperti tadi' Kejora membuang napasnya kasar, ia masih kepikiran soal ucapan Bara.
"oke - oke gue paham. mungkin Bara bilang kaya gitu karna dia suka sama lo, dia kan naksir sama lo sejak awal kita masuk kampus. Maaf - maaf ya Dis gue ngomong kaya gini" Yasmin menoleh ke arah Gadis
"Iya tau gue, gue doang yang naksir Bara dia mah kagak. lirik gue doang dia mah gak mau" Celoteh Gadis dengan wajah pasrah
"Ya kalau gitu selamat ya Ra. Semoga pernikahan kalian langgeng sampe kakek nenek. pokoknya doa terbaik buat lo dan suami, semoga kita juga ada yang cepat check out" Gadis menunjuk ke arah dirinya dan Yasmin.
"thanks ya guys" Kejora mengembangkan senyum dengan wajah cantiknya
...****************...
Setelah jam kuliah selesai para mahasiswa berbondong - bondong untuk keluar dari kampus.
begitupun dengan Kejora dan teman - tamannya.
"Ra, lo pulang sama siapa?" tanya Yasmin dan Gadis ketika mereka menuju ke parkiran
"Gue dijemput sama kak Aska, kalian duluan aja," Jawab Kejora yang akan menunggu Aska di depan gerbang kampus
"Oke kita duluan ya!" kedua teman Kejora itu pergi sambil melambaikan tangan ke arah Kejora.
Yasmin dan Gadis segera mengambil motor ke parkiran dan mereka pulang duluan.
Tiiiit.
"Gue duluan ya!" teriak Brian ketika melintas di depan Kejora.
"Oke hati - hati"Balas Kejora sambil melambaikan tangannya.
Sorot mata gadis itu mengikuti motor Brian yang semakin jauh meninggalkan kampus.
Tumben Brian pulang sendirian biasanya motor Brian selalu beriringan dengan motor Bara.
Namun, tak lama kemudian terdengar deru motor yang berhenti tepat disampingnya
Kejora langsung menoleh ke arah sebuah motor gede yang tak asing lagi di matanya.
Bara membuka kaca helmnya dan menatap ke arah Kejora yang bersikap cuek, bahkan bersikap biasa aja bahkan pura - pura tak melihatnya.
"Ra, gue antar yuk!" ajak Bara tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Padahal, Kejora merasa sakit hati dengan ucapannya.
"Thanks, tapi gue mau dijemput" balas Kejora cuek.
"Dijemput sama siapa? Suami lo? Heh, paling dia lagi jalan sama cewek lain" Bara tersenyum miring
Seketika hati Kejora memanas ketika mendengar ucapan pemuda itu.
"Bara, lebih baik sekarang lo pergi!" Ketua Kejora dengan wajah kesal.
"Gue suka lihat lo cemberut gitu Ra, tambah cantik" Bara menatap wajah Kejora dengan wajah tersenyum tipis.
"Gue gak butuh pujian dari lo!" balas Kejora dengan sorot mata melihat ke arah lain.
Rasanya ia muak ketika melihat wajah tengil Bara
"Semakin lo kesal, gue semakin cinta, Ra." Bara tertawa renyah.
Keadaan di kampus itu mulai sepi, karna hampir semua mahasiswa sudah pergi meninggalkan kampus.
"Bara kok lo jadi kaya gini sih? Lo gak kaya Bara yang pertama kali gue kenal." Kejora menatap heran kearah pemuda itu.
"Kebanyakan orang jahat berasal dari orang baik yang tersakiti, Ra." Bara kembali tersenyum miring.
"Gak usah playing victim ya, gak ada orang yang menyakiti lo! Perasaan lo sendiri aja yang membuat lo sakit Bara" Tegas Kejora
"Udah lah Ra, mending sekarang lo ikut gue!" Bara menarik lengan Kejora dan menarik tubuh gadis itu agar mendekat kepadanya.
"Gak, lepasin gue!" Kejora berusaha melepaskan tangannya dari Bara
"Woy, lepasin!" Teriak seseorang yang menghentikan mobilnya tepat di hadapan Kejora
Aska langsung turun dari mobil itu dengan sorot mata tajam.
Seketika Bara langsung melepaskan tangan Kejora.
Pemuda itu kembali menjalankan motornya secepat kilat meninggalkan Kejora.
"Siapa tadi? Apa dia Bara?" Aska untuk memastikan, ia tidak melihat wajah pemuda itu karena Bara masih mengenakan helm.
"Iya," Jawab Kejora pelan iya sudah takut duluan melihat sorot mata suaminya itu.
"Ck... kayanya dia perlu dikasih pelajaran biar kapok" Aska mengepalkan tangannya dengan penuh amarah.
"Kak, udah ya! mending kita pulang sekarang ya, aku mau makan" Kejora menggandeng lengan suaminya dan berusaha meredakan amarah Aska
"Mau makan" tanyanya seketika
Kejora mengangguk dengan wajah memelas agar Aska semakin percaya.
"Ya udah, ayo kita pergi sekarang"
"Kamu mau makan apa? " ketika mereka berada di perjalanan
"Apa aja kak, apapun pasti aku makan" Kejora tak ingin mempersulit suaminya.
"oke, berarti terserah aku ya mau makan dimanapun?
"Iya aku ngikutin aja"
Setelah itu Aska semakin mempercepat laju mobilnya dan berhenti di sebuah restoran mewah.
ndak kuliah dulu