" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"
Tetapi,Selalu berusaha baik itu terkadang tidak selalu baik. Contohnya pada laki-laki tidak tahu diri ini.
" Kamu dimana Rey? Kenapa gak di angkat?"
" Aku lagi ada meeting sayang"
" Meeting dimana?"
" Di luar, ketemu client"
" Cewek?"
" Gak kok, cowok. Kenapa sayang? Kok tumben nanyanya detail banget"
" Are you kidding me?"
" What's happen?"
" You lie!"
" Im not lie"
" Yes you are!"
Lalu senja mengirim semua foto dan video yang dia dapat tadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan ganggu wanitaku!
Pagi-pagi sekali Aiden menelpon Senja. Lama tak di angkat Senja karena Senja baru selesai mandi.
" Senja, apa kau masih tidur?" Isi chat Aiden yang belum di baca muncul di layar handphonenya. Senja baru saja keluar kamar mandi, mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sambil menyisir dan memasang roll rambutnya. Kemudian mengeringkannya dengan hair dryer. Senja belum tahu kalau sejak tadi Aiden sibuk menghubunginya. Setelah selesai mengeringkan rambutnya. Barulah Senja membuka handphonenya. Banyak sekali panggilan tak terjawab dari Aiden. Baru akan membalas chat, Aiden sudah menelponnya.
" Hufft akhirnya kau angkat juga"
" Ada apa Oppa?"
" Aku sudah di depan rumahmu "
" Apa?"
" Apa kau baru bangun?"
" Tidak, aku baru selesai mandi. Tapi ini baru jam 7 pagi oppa"
" Aku mau sarapan bersama"
" Hah??"
" Iya, aku tunggu di depan ya"
" Ta..tapi.." belum sempat menjawab Aiden sudah memutuskan panggilan.
" Dia ini semaunya sekali. Aku kan belum bersiap-siap" Senja akhirnya terburu-buru mengambil pakaian dan menyiapkan keperluan trip hari ini. Hari ini trip terakhir Aiden. Hampir semua tempat wisata yang terkenal sudah di kunjungi oleh Aiden bersama Senja. Senja menyiapkan baju,sepatu dan baju gantinya. Tak mungkin Senja harus bolak balik ke kostan lagi untuk berganti pakaian. Tak lupa memoles wajahnya sebentar. Mengganti pakaian yang lebih casual, cardigan kuning dengan flatshoes hitam. Senja segera keluar menghampiri Aiden.
" Oppa sudah daritadi ya? Maaf aku kan belum siap-siap"
" Tak apa, masuklah" Senja kemudian masuk dan menaruh tas besarnya di jok belakang mobil.
" Sudah siap?"
" Ehm, iya. Mau sarapan apa Oppa?"
" Di hotel mau?"
" Laah? Aku kira Oppa mau mengajakku cari makanan di luar"
" Apa ada yang kau ingin makan?"
" Tidak juga sich, tapi ku rasa menu sarapan di hotel lebih beragam di banding kita berputar-putar di sini"
" Kalau begitu artinya kau tak keberatan kembali ke hotel?"
" Ya Aku tidak keberatan sama sekali, tapi Oppa apa tidak capek?"
" Tidak, ini masih pagi. Tenagaku masih full"
" Hahaha..full batrenya ya."
Mereka pun kembali ke hotel. Sarapan bersama, kemudian bersiap untuk trip terakhir. Hari ini tidak banyak yang akan di kunjungi. Hanya ke Nusa Dua, bermain atv dan paragliding. Aiden membawa baju ganti dan perlengkapan mandi. Persediaan kalau nanti basah di laut. Senja membantu menyiapkan semua keperluan Aiden seperti melayani suami. Itu membuat Aiden tambah jatuh hati padanya. Dimana lagi pikirnya menemukan wanita yang cekatan dan sepertinya sudah siap jadi istri. Jam 10 mereka sudah bersiap pergi. Perjalanan hanya memakan waktu 30 menit. Aiden dan Senja benar-benar menikmati liburan berdua seperti sepasang kekasih. Tanpa tourguide dan driver. Padahal Senja seharusnya menjadi tourguide bagi Aiden.
Santai sejenak setelah lelah bermain ATV dan paragliding, makan siang di Nusa Dua sampai jam 3 sore. Aiden mengajak Senja berbelanja. Awalnya Senja tak memahami apa tujuannya. Senja hanya mengikuti kemana Aiden meminta mengantarnya ke sebuah Mall. Mencoba berbagai macam baju untuk Aiden. Pakaian casual yang tidak terlalu mencolok. Aiden hanya bilang Dia ingin membeli pakaian untuk makan malam di pantai malam ini. Bolak balik mencoba yang cocok. Senja jadi penata gaya memilihkan yang cocok untuk Aiden.
Kemudian bergantian Senja yang di ajak memilih pakaian. Awalnya Senja menolak, tapi Aiden terus memaksanya. Beberapa baju di coba oleh Senja. Dress sampai gaun yang agak terbuka yang cocok di pakai ke pantai. Dress dengan aksen bunga di bagian bawah, lengan sabrina yang membentuk garis sampai ke dada dan agak terbuka. Tapi Senja merasa tidak nyaman, meskipun itu hanya terbuka di bagian bahunya. Senja bukan tipikal wanita yang mau berpakaian seksi dan mengundang mata lelaki. Aiden saja awalnya tergoda sampai matanya tak berhenti menatap Senja yang nampak seksi dengan leher jenjangnya yang sangat kelihatan jelas. Aiden menggelengkan kepala, Senja akhirnya kembali ke ruang ganti.
Bukannya tidak suka dengan baju yang Senja pakai tadi. Tapi sebenarnya Aiden takut tergoda dan ingin menerkam Senja. Aiden sampai mengibas-ngibaskan bajunya. Merasa panas di tubuhnya tiba-tiba naik sampai ke wajahnya.
Senja keluar lagi dari ruang ganti. Kali ini Dia memakai Dress panjang berwarna soft blue dengan tali yang agak lebar di bagian bahu tanpa lengan, dengan belahan kaki, panjang sampai ke lututnya. Tetap terlihat seksi tapi tidak memberi kesan vulgar. Aiden menyukai pakaian yang kali ini di pakai Senja. Senja sampai berkali-kali apa benar cocok. " Cocok! Kita ambil yang ini" Aiden membawa Senja melihat dirinya di cermin yang lebih besar. Senyuman mereka berdua nampak serasi bak sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta. Setelah berbelanja dan membayar semuanya, Aiden di suruh Senja duduk di lobby Mall menunggunya sebentar. Dengan alasan Senja ingin ke toilet. Padahal sebenarnya Senja buru-buru ke counter pakaian dalam. Mana mungkin Ia mengajak Aiden ke sana pikirnya. Senja lupa membawa pakaian dalam lagi. Sedangkan yang Ia bawa tadi pagi sudah Ia pakai setelah yang pagi tadi basah saat bermain paragliding. Senja memilih 1 set pakaian dalam yang berwarna sama dengan baju yang di pilihkan Aiden tadi. Dan 1 set lagi untuk stock di rumah pikirnya.
Senja sudah selesai belanja, lalu mereka kembali ke hotel mandi sore dan berganti pakaian. Senja tidak tahu Aiden akan mengajaknya kemana sampai di suruh berganti pakaian yang dia beli tadi. Setau Senja jadwal trip Aiden sudah selesai semua.
" Kita mau kemana Oppa?"
" Makan malam di luar"
" Kenapa beli baju lagi?"
" Tak apa, aku hanya ingin kau terlihat paling cantik di sana"
" Hihihi..Oppa ada-ada saja"
" Let's Go, kita lihat sunset dulu di sana nanti"
" Hmm??"
Benar kata Aiden, Senja nampak paling cerah dan terlihat sangat cantik. Saat turun ke lobby hotel saja, Senja jadi pusat perhatian semua orang. Nampak seperti sepasang kekasih yang sangat serasi. Aiden yang bertubuh tinggi tegap 185cm memakai kemeja casual berwarna biru dan kaos putih di dalamnya, dengan blue jeans dan sepatu kets. Sedangkan Senja dengan dress panjang berwarna soft blue dengan sandal flat berhias batu cantik. Tubuh tinggi semampai 170cm. Semua orang pasti sangat iri melihat sepasang manusia yang terlihat sangat sempurna itu.
Dan tanpa di sadari, di lobby itu juga ada seseorang yang familiar terlihat sedang duduk bersama beberapa orang lainnya.
" Itu seperti Senja" Reynolds melihat Senja sedang berdiri di pinggir pintu lobby sedang menunggu seseorang. Ya, Senja sedang menunggu Aiden mengambil mobil. Reynolds lalu menghampiri Senja.
" Senja" merasa di panggil Senja menoleh ke arah belakangnya. Wajah yang tadinya sedang tersenyum menunggu Aiden seketika berubah masam kala Ia terkejut bertemu Reynolds di tempat itu.
" Hoho..kau cantik sekali. Apa kau punya pacar baru?"
" Bukan urusanmu!?"
" Bagaimana kalau ikut aku saja. Ayo Senja"
" Pergi sana!"
" Jangan jual mahal terus Senja, ayolah. Aku suka kau berdandan seperti ini. Coba kalau dari dulu kau seperti ini, aku pasti tak tergoda wanita lain"
" Ciih, otak mesum!" Senja keluar dari pintu lobby, lebih memilih menuggu Aiden keluar. Tapi Reynolds masih mengikutinya.
" Ayolah Senja, aku masih merindukanmu" Reynolds mencoba menarik tangan Senja.
" Lepasin!" Reynolds masih mencoba menarik Senja ke dalam lagi. " Lepasin gak sebelum aku teriak!" Reynolds baru akan menjawab tapi tiba-tiba tangannya di cekal.
" Didn't i say i was watching you! How dare you disturb my woman! (Bukankah sudah ku bilang aku mengawasimu! Berani-beraninya kau mengganggu wanitaku) " Aiden mencekal lengan Reynolds dengan kuat.
" What?? Your woman!? Jadi sekarang kau pacaran dengannya Senja?!" Reynolds menatap tajam Senja.
" Sudah ku bilang bukan urusanmu! Ayo Oppa kita pergi" Senja memegang lengan Aiden agar melepaskan tangan Reynolds. Bukannya mau mengalah karena kalah, tapi lebih memilih untuk tidak ribut di tempat umum. Mereka sudah di lihat banyak orang. Aiden melepaskan tangan Reynolds dengan mengehempaskannya.
" Senja!! Senja!! Jangan pergi!" Senja tidak peduli dengan teriakan Reynolds. Mereka langsung pergi segera menaiki mobil. Reynolds bertambah kesal sampai memeras rambutnya dengan kasar.
Sepanjang perjalanan Senja hanya diam. Aiden tak berani mengajak bicara. Dia memberi ruang agar Senja merasa lebih lega sampai mereka tiba di restoran.
" Kita sudah sampai Senja" Senja masih diam.
" Senja.." Aiden menggenggam tangan Senja dengan lembut.
" Senja, aku di sini. Lupakan Dia. Kau boleh melepaskan semua rasa kesalmu padaku" Senja masih diam. Lalu Aiden berinisiatif memeluk Senja. Senja yang tadinya menolak malah pasrah saat di tarik kembali oleh Aiden.
" Menangislah kalau memang itu bisa membuatmu merasa lega"
" Tidak aku tidak akan menangis karena Dia. Itu sama saja aku masih mengakui Dia pernah ada di hidupku. Tidak, aku tidak bodoh Oppa. Aku hanya kesal karena dia menganggapku seperti wanita gampangan"
" Tidak, kau bukan wanita seperti itu. Aku mungkin baru mengenalmu. Tapi aku jauh lebih baik menilaimu daripada Dia. Kau layak di hargai, bahkan lebih berharga daripada permata sekali pun"
Pukk..Senja memukul dada Aiden. " Belajar darimana Oppa gombal seperti ini"
" Aaak..apa menurutmu aku gombal? Itu dari lubuk hatiku yang paling dalam"
" Humm..Oppa semakin hari semakin pandai bicara. Pasti sudah terbiasa ya merayu wanita" Senja melepaskan pelukan Aiden.
" Kau masih tidak percaya kalau aku belum pernah pacaran"
" Mana ku tahu Oppa jujur atau tidak. Heheh.."
" Akhirnya kau tertawa lagi. Ayo keluar, mataharinya mulai tenggelam"
.
.
.
.
Aiden ...
🥰🥰🥰🥰🥰🥰