Dendam Dan Cinta Suami Cacat

Besok nya terlihat Rere yang sedang bertemu dengan Vanes, keduanya nampak baru memesan makanan.

Rere melihat Vanes yang terlihat tak semangat, wajah Vanes sedikit lemah.

"Apa kamu sakit?" tanya Rere melihat wajah Vanes yang sangat pucat.

"Tidak" balas Vanes bohong.

Dan Rere tau itu karena tidak mungkin Vanes baik-baik saja dengan wajah yang pucat seperti itu.

"Ada apa? apa Zeck telah melakukan kekerasan padamu?" tanya Rere lagi.

Sebenarnya pertemuan ini juga di rencanakan oleh Vanes, Rere tidak tau apa yang akan Vanes informasikan padanya karena dia hanya melihat wajah Vanes yang terlihat lemas.

"Zeck tak akan bisa melukai ku, dia sayang padaku" kata Vanes membantah tuduhan itu.

"Ck, kau selalu saja membela nya. apa yang kamu harapkan darinya sih? Dia itu jahat Vanes" Rere berkata dengan perasaan geram pada Zeck.

Vanes mengedikkan bahu nya ke atas tanda dia tidak tau, karena yang dia tahu dia menyayangi Zeck.

Ada benci yang besar tapi di sisi lain ada juga rasa sayang dan nyaman, mungkin itulah cinta karena kebencian nya pun terkadang luluh setelah Zeck menjeratnya dengan bercinta di ranjang.

Vanes tak munafik jika dia adalah wanita bodoh, tapi apakah dia bisa memilih untuk mencintai? Jawaban nya adalah tidak.

"Aku tidak tau, Rere" jawab Vanes cepat.

Hufh..

"Baiklah, jangan bicarakan kekasih mu itu lagi. bagaimana dengan kabar rumah tangga Zeck dan Dea?" tanya Rere mode serius.

Vanes pun menjelaskan jika tak ada yang berubah, Zeck hanya bercerita jika dia dan istrinya bertengkar tapi tak sampai bercerai.

Mendengar penjelasan Vanes Rere merasa heran karena masih ada wanita yang seperti Dea, yang masih mempertahankan pernikahannya setelah dia dikhianati berkali-kali oleh suaminya.

"Aku pikir Dea adalah wanita yang pintar" Kata Rere yang merasa kecewa.

Vanes tak menjawab karena dia juga merasa bodoh seperti Dea, dia mencintai Zeck pria jahat. bahkan Vanes merelakan tubuhnya diperdaya oleh Zeck.

Dan setelah kekerasan rumah tangga yang dilakukan Zeck pun Dea juga masih bertahan dengan pernikahan nya itu, sungguh sangat miris pikir Rere.

"Terkadang cinta memang membutakan segalanya" kata Vanes.

"Ya, aku sangat marah. kalau begitu aku sendiri yang akan membuat Zeck hancur" ucap Rere sambil beranjak.

Mood makan nya hilang, Rere membutuhkan waktu untuk menenangkan pikiran nya yang ingin menjebloskan Zeck ke dalam kehancuran.

Saat Rere akan pergi tiba-tiba dia di hentikan dengan ucapan Vanes.

"Aku sakit" kata Vanes.

"Apa, kamu sakit apa?" tanya Rere kembali duduk.

Vanes semula diam, hingga akhirnya dia pun menceritakan sakit yang dia derita, dimana Vanes telah mengidap penyakit kelaminnya (HIV).

Mendengar pernyataan Vanes sontak saja Rere terkejut, karena jika Vanes terkena penyakit itu berarti pria-pria yang telah bermalam dengannya pun pasti juga akan terkena penyakit yang sama.

Seolah paham dengan pemikiran Rere Vanes pun mengangguk.

"Aku memang merahasiakan penyakitku ini sejak dua bulan lalu, dan aku tidak pernah mengatakan hal ini kepada Zeck ataupun teman-teman yang lainnya karena aku ingin dia yang meniduriku merasakan sakit yang sama denganku" ucap Vanes dengan mata yang lurus ke depan.

"Apa Zeck juga termasuk?" tanya Rere memastikan.

Vanes menganggukan kepalanya pertanda dia mengiyakan pertanyaan Rere.

"Terlalu banyak wanita yang diperdaya oleh Zeck dengan alasan semuanya demi uang, tapi tentu saja hanya dia yang mendapatkan keuntungan dari wanita-wanita yang ada di sanasana" Vanes menjeda ucapan nya.

"Maka dari itu aku akan membuat Zeck merasakan sakit yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh, Rere. tak jarang pengidap HIV seperti ku bisa bertahan hidup lama karena Penyakit ini terlalu ganas dan menjijikan, hal itu seperti apa yang telah kami lakukan selama ini yaitu menjijikan dan penuh dengan dosa" lanjut Vanes yang berkata dengan wajah yang terlihat pasrah dengan apa yang sudah terjadi pada dirinya.

Rere mendengar itu tak bisa berkata-kata karena itu di luar pemikiran nya, dia tak pernah berpikir jika Vanes akan sakit dan untuk Zeck dia tak perduli dengan Zeck.

Makanan datang, membuat suasana yang sebelum nya haru menjadi hening.

"Aku akan meminta tuan Edward memberikan kamu pengobatan intensif, aku harap kamu masih mau sembuh dari penyakit itu Vanes" kata Rere memohon.

Tapi Vanes menggeleng.

"Aku terlalu hina Re, kamu tidak perlu memikirkan aku. kamu hanya perlu memperjuangkan wanita-wanita yang sudah dirusak oleh Zeck, berikan mereka kebebasan Re. Itu yang aku mau dalam hidup ku melihat teman-teman ku hidup dengan nyaman selayaknya manusia biasa" balas Vanes menjelaskan.

Dan Rere nampak berpikir jika bukan Dea kelemahan Zeck lalu siapa yang akan menjadi kelemahan pria Brengsek itu.

Rere nampak berpikir keras, dia melihat Vanes yang sedang makan dan kembali berpikir.

"Aku rasa aku tau kelemahan Zeck yang utama" kata Rere membuat Vanes yang sedang makan menghentikan gerakan tangan nya yang memegang sendok.

"Apa?" tanya Vanes.

"Kamu, dan wanita-wanita di rumah pelacuran. Zeck tak benar-benar menyayangi keluarga nya dia lebih menyayangi kalian karena kalian sumber yang membuat nya memiliki segalanya, Zeck akan hancur jika kalian menghilang" kata Rere lagi.

Vanes mendengar ucapan Rere setuju, karena memang Zeck sangat baik pada mereka yang ada di rumah pelacuuuran bahkan tak segan memeberikan perawatan bahkan apa yang mereka mau seperti fasilitas.

Meski ada yang terpaksa karena keadaan, tapi seiring berjalan nya waktu kebanyakan dari mereka bisa menerima takdir mereka menjadi penghangat ranjang pria hidung belang.

"Kamu memiliki ide baru?" tanya Vanes menatap Rere.

"Aku akan menghacurkan bisnis gelap Zeck, dia akan hancur kali ini karena aku akan benar-benar membuat Zeck menangis darah" Rere berkata dengan wajah seriusnya.

Dan setelah itu Rere mengorek informasi dari Vanes, hingga dia mendapatkan ide untuk menjebak Zeck dan bisnis gelap nya dengan cara yang licik bahkan dengan orang yang Zeck percaya.

Ya Rere akan membuat Vanes menjadi orang yang akan menghancurkan Zeck, selain Zeck mengidap HIV Vanes juga akan membuat bisnis Zeck hancur dengan membuat laporan pada kepolisian untuk tempat Zeck bisa di sidak.

Tak hanya itu Rere akan meminta Edward juga, dia akan merayu Edward untuk meminta pihak wartawan untuk menyiarkan kehancuran Zeck agar kejahatan Zeck tidak bisa di ampuni oleh siapapun.

"Apa Zeck tak akan apa-apa?" tanya Vanes yang masih menyimpan perasaan untuk Zeck.

"Tenang saja, dia hanya akan mendekam di penjara dan kamu masih bisa menemui nya" balas Rere tersenyum.

Rere paham dengan perasaan Vanes, dia tak menyalahkan Vanes karena telah salah jatuh cinta kepada seorang penjahat kelamin seperti Zeck.

Cinta tidak bisa di paksakan, begitupun dengan di atur. Cinta datang kepada siapapun tanpa tau seperti apa orang yang di cinta, Vanes bukan satu-satunya wanita bodoh yang mencintai pria yang salah tapi dia adalah satu dari beberapa wanita yang mencintai kekurangan pria yang di cintai nya.