NovelToon NovelToon
Not The Main Actress

Not The Main Actress

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Riana, seorang pecinta drama, terkejut saat terbangun di tubuh Zahra, karakter utama dalam drama favoritnya yang terbunuh oleh suami dan selingkuhannya. Dengan pengetahuan tentang alur cerita, Riana bertekad mengubah nasib tragis Zahra.

Namun, Hal yang dia tidak ketahui bahwa setelah dia terlempar ke Tubuh Zahra alur cerita yang dramatis berubah menjadi menegangkan. Ini lebih dari perselingkuhan, Ini adalah petualangan besar untuk menyelamatkan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Markas Penjaga Realitas berubah menjadi pusat aktivitas yang sibuk. Selama berminggu-minggu, Riana, Reyhan, Kayla, dan Adrian bekerja tanpa kenal lelah di bawah bimbingan Pengawas untuk mempersiapkan diri menghadapi ancaman Devourer of Realities.

Riana menghabiskan waktunya mempelajari teknik-teknik baru manipulasi realitas. Dia belajar tidak hanya mengubah realitas di sekitarnya, tapi juga menciptakan "kantong realitas" kecil yang bisa bertahan bahkan di tengah kekacauan dimensi.

Reyhan fokus pada pengembangan teknologi antar-dimensi. Bersama tim insinyur terbaik dari berbagai realitas, dia merancang sistem pertahanan yang bisa mendeteksi dan potensial menghambat pergerakan Devourer.

Kayla memperdalam kemampuan empatiknya, belajar untuk menghubungkan pikiran dan perasaan makhluk-makhluk dari berbagai dimensi. Kemampuan ini crucial untuk diplomasi antar-realitas yang mereka perlukan.

Adrian, dengan pengetahuannya yang luas tentang Devourer, menjadi sumber informasi utama. Dia membagi semua yang dia ketahui, termasuk kelemahan potensial makhluk itu.

"Devourer tidak bisa mencerna realitas yang memiliki paradoks terlalu besar," Adrian menjelaskan suatu hari. "Kita mungkin bisa menggunakan ini sebagai senjata."

Pengawas mengangguk. "Ide bagus. Tapi kita perlu berhati-hati. Menciptakan paradoks besar bisa membahayakan struktur realitas itu sendiri."

Setelah persiapan intensif, tim akhirnya siap untuk misi pertama mereka: mencari artefak legendaris yang konon bisa memperkuat struktur realitas, "Prisma Inflasi".

"Prisma ini dipercaya sebagai pecahan dari momen pertama penciptaan multiverse," Pengawas menjelaskan. "Dengan ini, kita mungkin bisa memperkuat realitas-realitas yang menjadi target Devourer."

Tim berangkat ke dimensi yang dikenal sebagai "Nexus Perpustakaan", sebuah realitas yang berisi arsip dari seluruh pengetahuan multiverse.

Saat mereka melangkah keluar dari portal, pemandangan yang menyambut mereka membuat mereka terpana. Perpustakaan tak berujung membentang sejauh mata memandang, dengan rak-rak buku setinggi gedung pencakar langit.

"Wow," Kayla berdecak kagum. "Bagaimana kita bisa menemukan informasi tentang Prisma Inflasi di tempat sebesar ini?"

"Kita perlu menemukan Pustakawan Agung," jawab Pengawas. "Dia yang mengetahui segala isi Perpustakaan ini."

Mereka berjalan menyusuri lorong-lorong perpustakaan, melewati berbagai makhluk dari dimensi yang berbeda-beda yang sedang mencari pengetahuan.

Setelah berjam-jam pencarian, mereka akhirnya tiba di sebuah aula besar. Di tengahnya, melayang sebuah orb cahaya yang berpendar.

"Selamat datang, Penjaga Realitas," sebuah suara bergema dari orb itu. "Aku adalah Pustakawan Agung. Apa yang kalian cari?"

Riana melangkah maju. "Kami mencari informasi tentang Prisma Inflasi."

Orb itu berdenyar. "Ah, artefak legendaris. Informasi tentangnya tersebar di berbagai dimensi. Tapi aku bisa memberi kalian petunjuk awal."

Pustakawan Agung memberikan mereka sebuah buku kuno. "Ini akan memandu kalian ke tempat di mana pecahan pertama Prisma berada."

Saat Riana hendak mengambil buku itu, mendadak sebuah ledakan dahsyat mengguncang Perpustakaan. Dari kejauhan, terdengar raungan mengerikan.

"Tidak mungkin," Adrian terkesiap. "Devourer... dia di sini!"

Kekacauan melanda Perpustakaan. Realitas mulai berfluktuasi liar, rak-rak buku melengkung dan meleleh.

"Cepat!" teriak Pengawas. "Kita harus pergi!"

Riana berhasil meraih buku petunjuk sebelum mereka berlari menuju portal evakuasi. Di belakang mereka, sebagian Perpustakaan mulai lenyap, termakan Devourer.

Mereka tiba kembali di markas dengan napas terengah-engah. Riana menggenggam erat buku petunjuk, satu-satunya hasil dari misi mereka.

"Bagaimana Devourer bisa menemukan kita?" tanya Reyhan frustrasi.

Adrian mengerutkan dahi. "Dia pasti merasakan aktivitas antar-dimensi kita. Kita harus lebih berhati-hati ke depannya."

Pengawas menghela napas berat. "Setidaknya kita mendapatkan petunjuk. Tapi kehilangan Nexus Perpustakaan adalah pukulan besar bagi multiverse."

Mereka berkumpul untuk mempelajari buku petunjuk. Halaman-halamannya berisi simbol-simbol rumit dan peta dimensi yang kompleks.

"Menurut buku ini," Kayla membaca, "pecahan pertama Prisma Inflasi berada di Dimensi Cermin."

"Dimensi Cermin?" Reyhan mengangkat alis. "Aku pernah mendengarnya. Tempat di mana segala sesuatu adalah kebalikan dari apa yang kita kenal."

Pengawas mengangguk. "Benar. Dan itu akan menjadi tantangan besar. Di sana, konsep 'benar' dan 'salah' bisa jadi terbalik. Kalian harus sangat berhati-hati."

Riana menatap teman-temannya. "Tidak ada waktu untuk ragu. Devourer semakin kuat setiap kali dia melahap sebuah dimensi. Kita harus bergerak cepat."

"Aku akan menyiapkan peralatan khusus untuk misi ini," ujar Reyhan. "Kita perlu cara untuk mempertahankan 'kebenaran' kita di dunia yang terbalik."

Adrian menambahkan, "Aku akan mencoba memodifikasi pelindung realitas kita. Semoga bisa membantu kita tetap 'benar' di Dimensi Cermin."

Sementara tim bersiap, Kayla mendekati Riana yang sedang melamun.

"Hei, kau baik-baik saja?" tanya Kayla lembut.

Riana tersenyum lemah. "Hanya... merasa berat. Tanggung jawab ini, nasib multiverse..."

Kayla merangkul sahabatnya. "Kita hadapi ini bersama. Ingat apa yang kita pelajari di Dimensi Quantum? Kekuatan kita ada pada persatuan kita."

Riana mengangguk, merasa lebih kuat. "Kau benar. Terima kasih, Kayla."

Beberapa jam kemudian, tim berkumpul di ruang teleportasi. Mereka mengenakan pakaian khusus yang dirancang Reyhan, dengan berbagai perangkat pelindung realitas.

"Ingat," Pengawas memberi pengarahan terakhir, "di Dimensi Cermin, jangan percaya apa yang kalian lihat. Percayalah pada diri kalian sendiri dan ikatan di antara kalian."

Portal berpendar di hadapan mereka, menampilkan pemandangan yang tampak familiar namun aneh secara bersamaan.

"Baiklah tim," ujar Riana, memimpin di depan. "Waktunya menyelamatkan multiverse."

Dengan tekad kuat dan sedikit keraguan, Riana, Reyhan, Kayla, dan Adrian melangkah memasuki portal menuju Dimensi Cermin, siap menghadapi tantangan terbesar mereka sejauh ini dalam pencarian Prisma Inflasi.

Di kejauhan, raungan Devourer of Realities bergema di antara dimensi, mengingatkan mereka akan urgensi misi ini. Nasib seluruh eksistensi bergantung pada keberhasilan mereka.

1
martina melati
atoma vanila y bukan aroma bunga melati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!