NovelToon NovelToon
Annaisha

Annaisha

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: -Nul

Annaisha: Rumah Penuh Hangat" adalah sebuah kisah menyentuh tentang cinta dan kekuatan keluarga. Putra dan Syifa adalah pasangan yang penuh kasih sayang, berusaha memberikan yang terbaik bagi kedua anak mereka, Anna dan Kevin. Anna, yang mengidap autisme, menjadi pusat perhatian dan kasih sayang dalam keluarga ini.

Melalui momen-momen sederhana namun penuh makna, novel ini menggambarkan perjuangan dan kebahagiaan dalam merawat anak berkebutuhan khusus. Dengan cinta yang tak kenal lelah, keluarga ini menghadapi tantangan sehari-hari dan menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan.

Cerita ini mengingatkan kita akan pentingnya dukungan keluarga dan betapa kuatnya cinta dalam mengatasi segala rintangan. Bersiaplah untuk terhanyut dalam kisah yang mengharukan dan penuh kehangatan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon -Nul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Satu Langkah Lebih Dekat

Lin terduduk dengan perasan tak tenang di depan laboratorium tempat ia meminta tolong pada temannya untuk memeriksa obat apakah yang sering Syifa berikan pada Putra. Seharusnya hasil obat itu akan keluar hari ini, dan itu akan membantu Lin untuk menemui titik terang.

Kedatangan dua orang polisi yang mendekat ke arah Lin, membuat perempuan itu bangkit dari tempatnya duduk. "Selamat siang, Bu Alinda. Hasil visum dari rumah sakit sudah keluar," lapor salah seorang polisi itu pada Lin. "Menurut hasil yang kami peroleh, benar adanya kekerasan pada keponakan anda. Dan dari keterangan langsung dari anda, kami bisa menetapkan Bu Syifa sebagai tersangka."

Perempuan itu akhirnya bisa bernafas lega, satu tahap yang ia jalankan akhirnya selesai. Tinggal beberapa langkah lagi dan pada akhirnya ia bisa mengakhiri perbuatan Syifa. "Jika obat yang anda temukan terlihat mencurigakan, itu akan membantu proses penyelidikan. Kami akan segera meminta surat penangkapan kepada Bu Syifa atas tuduhan kekerasan pada anak," ungkap sang polisi.

"Bagaimana dengan kasus kematian Anna?" tanya Lin dengan cemas. Ia tahu ia belum mendapat banyak bukti sebab Syifa sepertinya telah menghilangkan jejaknya. "Seperti yang anda tahu, bahwa kami hanya memiliki penuturan keponakan anda sebagai saksi. Tapi itu juga tidak menjamin bahwa Bu Syifa benar-benar melakukan hal itu kan?"

Lin terdiam selama beberapa saat, benar dengan apa yang polisi itu katakan. Tak mudah baginya untuk menangkap Syifa dengan bukti yang begitu minim seperti ini. Namun ia tak akan menyerah begitu saja, akan ia temukan apapun untuk membuktikan perbuatan Syifa.

"Apa kita tidak bisa mendapatkan bukti lain, Pak? Seperti mencari CCTV di sekitar rumah Kakak saya yang barangkali menjangkau area kolam renang?" tanya Lin memastikan. Seingatnya ada rumah yang berada tepat di seberang kolam renang Putra walau dibatasi oleh pagar. Lin berharap ia bisa mendapatkan sesuatu jikalau ada CCTV di sana.

"Bisa saja kita mendapatkan itu, Bu Alinda. Namun kami butuh surat perintah untuk mengecek kamera pengawas di sana," jelas sang polisi.

Lin membuang pandangannya ke arah pintu yang masih tertutup rapat. Investigasi tertutup seperti ini memang membuat ia tak leluasa menyelidiki sesuatu tentang Syifa. Ia juga tak mungkin secara terang-terangan menunjuk Syifa dengan bukti yang belum jelas. Ia tak ingin membuat gaduh para tetangga, yang akan menimbulkan fitnah buruk bagi keluarganya nanti.

"Bu Alinda." pintu terbuka dan nampak seorang wanita yang keluar menggunakan jas berwarna putih. Tangannya membawa sebuah kertas laporan hasil dari uji lab yang dilakukan pada obat milik Putra kemarin.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Lin menuntut. Tatapannya mengarah pada wanita itu dengan penuh harap. Ia sudah menunggu hasil ini dari kemarin, dan begitu mengharap hasilnya akan sama seperti yang ia perkirakan.

"Sampel yang kamu kirimkan kepada saya, itu adalah salah satu jenis obat-obatan psikotropika," jelas wanita itu membuat mata Lin membulat. "Psikotropika?" gumamnya tak percaya.

Ia ikut menatap kepala polisi yang juga terkejut kala mendengarnya, dan kembali menyimak penjelasan temannya itu dengan tenang. "Obat-Obatan Psikotropika adalah beberapa obat yang digunakan untuk mengobati gangguan mental, seperti antipsikotik atau obat penenang, dapat memiliki efek samping yang mempengaruhi fungsi neuromuskuler dan menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan sementara," jelasnya. "Singkatnya, kelumpuhan yang kakak kamu alami, mungkin adalah efek dari pemakaian obat ini tanpa resep dari dokter."

Lin menutup mulutnya dengan pandangan berkaca-kaca. Apa memang Syifa bisa berlaku jahat seperti itu? Kepada anak-anak atau suaminya sendiri? Memangnya apa yang wanita itu cari dengan membuat suaminya lumpuh kemudian membunuh anak perempuannya sendiri?

"Kamu tahu sudah berapa lama kakak kamu diberi obat seperti ini?" tanya sang polisi meminta penjelasan Lin.

Lin yang bahkan masih terlihat shock hanya diam kemudian duduk di depan ruangan itu dengan lemas. Kakinya seakan tak mampu menopang tubuhnya begitupun mendengar fakta mencengangkan itu. "Saya tidak tahu. Selama ini saya tinggal di luar negeri, dan kembali ketika tahu kakak saya sakit," gumam Lin menjelaskan dengan suara bergetar.

"Kami akan meminta surat penangkapan untuk Bu Syifa, dan segera memeriksa CCTV dari rumah di sekitarnya yang menjangkau area kolam renang itu," jelas sang polisi dan segera pergi meninggalkan Lin yang masih terduduk lemas.

Sang rekan yang membantu menguji lab itu ikut menunduk, mengusap bahu Lin dengan lembut untuk menguatkannya. "Sabar ya Lin. Aku tahu ini berat untuk kamu, tapi sebentar lagi semua akan berakhir ketika polisi menangkap kakak ipar kamu," pesannya memberi semangat.

"Aku cuma masih belum mengerti, kenapa harus kakakku yang menerima penderitaan itu? Anak perempuannya meninggal belum lama ini, dan sekarang bagaimana kalau dia tahu penyebab ia lumpuh dan anaknya yang meninggal adalah ulah istrinya?" tanya Lin dengan menerawang ke atas langit-langit ruangan. Ia tahu ia tak akan mendapat jawaban, kecuali jika Syifa yang akan berbicara. Tapi apakah penyelidikan akan berjalan lancar? Apakah wanita itu mau mengakui semua kejahatannya di depan Putra?

"Gimana aku menjelaskan sama Kevin kalau nanti Bundannya juga pergi? Kevin masih kecil, tapi dia bahkan harus lihat kakaknya meninggal di depan matanya sendiri." Tangis Lin masih terdengar. Selama beberapa hari ini tidurnya tak pernah nyenyak. Memikirkan nasib keluarganya yang hancur hanya dalam beberapa waktu. Dadanya terasa begitu sesak sebab tak bisa mengungkapkan bagaimana kecewanya ia pada diri sendiri, karena tak mampu menjaga orang-orang yang ia sayangi.

"Kamu harus kuat, Lin. Setidaknya demi kakak dan keponakanmu. Kamu seorang lawyer, kamu punya kuasa penuh untuk mengendalikan kakak iparmu. Kamu nggak boleh menyerah, sebelum dia diadili sesuai dengan apa yang ia perbuat," ucap wanita itu kembali menepuk bahu Lin.

Lin mengangguk kecil dan berterima kasih. Disaat seperti ini dia memang butuh dukungan dari orang terdekat, karena selama ini dia berjuang sendirian untuk membongkar kejahatan kakak iparnya. Semua ini terlalu berat untuk Lin, tapi ia selalu kembali bangkit ketika mengingat senyum Anna yang sangat ia rindukan.

Lin meraih ponsel yang ada di dalam tasnya. Mencari kontak beberapa laywer terkenal untuk membantunya dalam kasus ini. Meskipun profesinya sama, ia tetap membutuhkan bantuan lawyer lain yang mempunyai power kuat agar kasus ini bisa ia menangkan.

"Halo, bisakan kalian membantu saya dalam sebuah kasus?" Lin berbicara begitu panggilan telfonnya terhubung. Mengusap kasar air matanya yang menetes, ia menunggu respon orang diseberang untuk menjawab permintaannya.

"Apa yang bisa kami bantu, Alinda?" tanya seorang lelaki dari sebrang telfon.

"Saya ingin kalian memenangkan sebuah kasus. Dan membantu saya mendapatkan keadilan untuk kakak dan keponakanku."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!