Bad Girl Transmigrasi

Dua Bulan telah berlalu,anak antraksi pun mulai mengikhlaskn kepergian athena,dan mereka semua pun kembali melakukan aktivitas seperti biasnya,sebagian dari mereka kembali masuk ke sekolah dan ada juga yang kualiah dan bekerja.

"Gimana,Lo udah ketemu orangnya?" Ujar Adit mentap pada Aldo.

Aldo pun menggeleng kepalanya,ia belum menemukan bukti apapun, "gue udah coba retas cctv jalan,tapi ngga ada yang mencurigakan di sana"ujarnya dngn pandangan yang lurus kedepan.

"Ko bisa? Jangan² orang yang udah nyelakain Ara,bukan orang sembarangan dong?" Sahut assan yang ikut menimbrung.

Sedangkan Aldo hanya mengendihkan bahunya yang acuh,sedangkan putra hanya diam dan mendengar semua pembicaraan oleh ketiga sahabtnya,dirinya pun membenarkan apa yang di katan oleh assan.

Keempat anggota inti geng antraksi itu sedang berada di rooftop sekolah,mereka tidak mengikuti pelajaran pertama,keempat pemuda itu jadi sering bolos,mereka akan melakukan berbagai masalah di sekolah,agar mereka di hukum dan akhirnya mereka melanjutkan aksi bolosnya saat guru yang menghukum mereka sudah masuk ke dalam kelas.mereka pun jadi sering ke rooftop karena Athena juga sering berada di sana semasa hidupnya,firasat mereka mengatakan bahwa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Athena di rooftop tersebut.

"Lo pada curiga ngga,kalo Ara nyembunyiin sesuatu di area ini?" Ujar putra yang bertanya, semuanya pun menoleh pada pemuda itu.

"Maksud Lo,athena nyembunyiin kamera gitu?"sahut Adit yang mengerti ucapan dari bungsunya antraksi.

"Hmmm,Ara kan sering ke sini,dan tidak menutup kemungkinan kalo dia nyembunyiin itu".

Aldo dan assan pun terdiam,kdua pemuda itu membenarkan apa yang di katakan oleh putra,mungkin selama ini mereka tidak sering datang kerootop,tapi gadis cantik selalu datang kemari dan mereka pun tidak tahu kenapa gadis itu sering ke area rooftop.

***

Beda dngn seorang gadis yang duduk termenung di rooftop yang agak jauh dari sekumpulan pemuda tersebut,gadis itu memandang kosong ke depan,ia tidak tahu mengapa dirinya bisa sampai sesedih itu setelah kehilangan athena.

"ARRRRRRHHHHHHHH.......KENAPA LO MALAH PERGI NINGGILAN GUE RAAA!" teriak gadis itu dngn kecang dan membuat keempat pemuda itu pun menoleh dan mencari suara tersebut.

"Siapa yang teriak ya?" Gumam putra yang merasa ngeri.

"Ngeri gue".

Adit pun langsung berdiri dan mencoba mendengar suara tersebut, "itu suara cewek" gumamnya.

"Kayaknya di sebelah,mungkin itu lagi galau kali!" Lanjutnya yang sok tahu.

"Arrrrrghhhhghhg ....   Athenaaaaa......"

Gadis itu pun kembali berteriak dan semakin membuat keempat pemuda merasa curiga,siapa gadis tersebut.

"Hiks....hiks ..hiks....kenapa Lo pergi ninggalin gue Ra,padalah gue baru aja mau jadi teman Lo,apa gue ngga pantas jadissahabat Lo,makannya Lo memilih pergi!".

"Kenapa Lo ngga ajak gue sih! Kita kan bisa barengan matinya". "Kalo ngga gue aja yang gantiin posisi Lo".

Gadis itu pun masih terisak dan mengeluarkan semua unek²nya yang ada didalam hatinya, " arhhkkkkk....kenapa di saat ada orang yang menerima keadaan gue,harus pergi selamanya".  "Hiks hiks hiks....."

Gadis itu tidak sadar jika keempat pemuda itu telah berada tidak jauh di belakangnya,keempatnya pun mendengar apa yang di keluhkan oleh gadis itu,mereka tidak mengenal siapa gadis tersebut padahal athena tidak pernah dekat dngn gadis mana pun.

"Siapa dia? " Ujar assan.

"Ngga tahu, gue ngga kenal siapa tu cewe" sahut Aldo.

Adit pun terus menatap punggung gadis itu yang masih bergetar, "dia anak kelas 12 IPA3"ujarnya yang membuat semaunya melihat pada nya.

"Berrti Lo kenal".

"Ngga juga,gue pernah lihat itu cewe terus ngintilin Athena semasa hidup".

Mereka pun hanya menganggukkan kepalanya,beda dngn putra yang sudah mendekat pada gadis itu.

"Jangan nangis,nanti Lo kerasukan" ujarnya.

Gadis itu pun mendonggak kepalanya dan melihat seorang pemuda yang sedang berdiri di hadapannya. "Bukan urusan Lo" jwabnya ketus,lalu kembali menenggelamkan wajahnya pada tangann yang bertumpu pada lututnya.

"Emang Lo mau kerasukan di sini?".

"Pergi Lo! Jangan gangguin gue". Gadis itu pun belum sadar bahwa pemuda itu salah bagian dari geng antraksi.

"Lo ngga kenal sama gue?".

Wulan pun kembali mendonggak kepalanya,dan menatap pemuda dngn teliti setelahnya ia pun tersadar dan berdiri saking kagetnya.  "Lo! Ngapain Lo sini?" Ujarnya yang terkejut,ia pun menoleh kebelakang dan kembali terkejut karena melihat ketiganya lagi berdiri  sambil menatap kearahnya.

"Lo semua kenapa ada sini?" .  "Ngga mungkin! Ini pasti halu,saking kangennya gue sama Lo Ra!" Lanjutnya.

"Heh! Lo ngga halu ko! Kita memang ada disini" ujar Adit yang sudah mendekat,pemuda itu pun trsenyum melihat wajah lucu gadis tersebut.

"Lo kenal Athena?" Ujar aldo,menatap dingin pada gadis itu,Wulan pun jadi kikuk melihat keempat pemuda itu yang sudah berada di depannya.

"Iya ka,gue kenal" jawab Wulan sopan.

"Santai aja,ngga usah panggil ka,kita seumuran ko" sahut Aldo yang merasa canggung.

"Udah lama Lo kenal sama Ara?"ujar Assan yang merasa curiga dngn gadis itu.

Wulan pun menggeleng kepalanya,ia merasa takut dngn tatapan yang assan tujukan padanya,seperti tatapan singa yang siap menerkam mangsanya.

"Tatapan Lo nyet! Dia takut sama lo" Sarkas Adit yang ketus.

Assan pun membuang nafas kasarnya,ia tidak bisa berbohong jika ia tidak merasa curiga dngn gadis itu,tapi sebisa mungkin ia tutupi. "Sorry".

"Ngga papa".

"Kenapa  Lo teriak² kayak orang gila?".

"Gue ngga gila ya! Gue lagi sedih plus kangen sama Athena".

"Sedekat itu,Sampai segitunya?" Lanjut Assan yang tidak bisa menjaga mulutnya.

"Ngga juga,emang salah ya,kalo gue kangen sama teman gue?" Sahut Wulan ketus.

Assan pun hanya mengendihkan bahunya acuh,ia telah salah mencurigai gadis tersebut, "mungkin hanya perasaan gue aja" batinya.

"Kenapa Lo bilang athena itu teman Lo?" Ujar putra yang menatap lekat wajah gadis itu.

Wulan pun menghembuskan nafas sejenak,ia pun melihat pemuda itu secara bergantian.  " Karena athena pernah nolongin gue dari sekumpulan preman,dan dari situlah gue anggap dia jadi teman gue, dan gue selalu ngintilin Athena"Jwabnya yang terkkeh,mengingat tingkahnya yang seperti Anak bebek yang mengikuti induknya.

Keempatnya pun hanya mengangguk- anggukan kepalanya masing- masing,mungkin gadis itu tidak jahat pikir mereka,kalo pun jahat mereka bisa langsung memusnahkan gadis itu begitu saja.

Assa pun pergi dari sana karena tidak ada lagi yang penting untuk di tanyakan pada gadis itu,dan di ikuti oleh Aldo,Wulan pun melihat kedua pemuda itu yang sudah pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.

"Ngga usah heran,mereka berdua emang gitu,kayak setan" ujar putra yang mengerti arti tatapan dari gadis itu,beda dngn hanya terkekeh kecil.

"Kalo gitu,kita juga cabut dulu,bye" lanjutnya dan di angguki oleh Wulan.

"Aneh! Ko gue jadi merinding lihat tatapan mereka ya?" Gumamnya merasa ngeri.

Dirinya pun ikut keluar dari rooftop,karena sudah bel pulang,ia kan pergi kesuatu tempat karena sudah berjanji dngn seseorang akan menemuinya saat ini juga.

***

Berbeda dngn Ica yang sudah tersadar,ia melihat² langit² putih di ruangan tersebut,ia pun merasa bingung kenapa dirinya masih bisa hidup.

"Aoww..ko sakit sih!"gumamnya yang memegang kepalanya.

"Gue dimana? Ko gue hidup lagi?".

Dirinya pun mencoba untuk duduk,karena badannya terasa berat dan pegal.

"Sshhhh, Anjing! Pegal bangat nih badan" umpatnya yang kesal.

Ia pun kembali meraba seluruh tubuhnya dan merasa jika kulitnya terasa halus dan mulus.

"Lah! Gue transmigrasi dong! Benar kata si cupu?" Ujar yang tersadar,ia pun kembali mengedarkan pandangannya,tapi tidak mendapati siapa² melainkan hanya dirinya sendrinya, dirinya begitu heran kenapa tidak ada yang menemaninya di sana,karena Ica asli belum memberikan ingatan Padanya.

"Seperti apa kehidupannya si cupu?" Batinnya,sambil membuang nafas kasarnya.