NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 17

Drttt...drrttt...drrttt

Ponsel yang sudah berdering beberapa kali akhirnya berhasil juga membangunkan wanita yang sangat lelap dalam tidur. Wanita itu menggeliat, tetapi tiba-tiba tubuhnya membeku ketika tangannya tak menyentuh apapun di samping tidurnya. Wanita itu segera membuka matanya. Benar saja, dua laki-laki yang harus masih ada di tempat mereka sudah pergi entah kemana.

Dengan rasa kantuk yang masih menyelimuti mata Qyara, ia bangkit dan berjalan gontai untuk mencari keberadaan suami dan anaknya. Ia menuruni tangga dengan hati-hati, tetapi setelah ia turun yang ia lihat hanyalah ibunya yang tengah memasak menu favoritnya.

“Bu, Mas Dirga sama Verro mana?”

Pertanyaan Qyara berhasil membuat Sania yang tengah menggoreng bakwan jagung itu pun berbalik, “Oh suami sama anak kamu tadi ikut ayah ke sungai. Mau mancing ikan katanya sekalian lihat matahari terbit.”

“Mas Dirga?” beo Qyara yang hanya ditanggapi oleh anggukan dari Sania.

Sejak kapan Dirga pergi mengajak anaknya? Seingat Qyara, ia sama sekali tak merasakan gerakan yang membuatnya terbangun. Maksudnya, ia sama sekali tak mendengarkan langkah kaki atau keributan antara Dirga dan Verro yang membuat tidurnya terganggu tadi.

Lagi pula apa pria itu tak ingin berpamitan dengannya? Ya meskipun ia sedang tertidur, biasanya Dirga akan selalu membangunkannya dan menciumnya setiap pria itu pergi tetapi mengapa sekarang beda? Apa pria itu memang sudah mulai mengubah kebiasaannya?

Di sisi lain, pria yang tengah menjadi buah pikiran Qyara tengah berkonsentrasi pada alat pancingnya yang belum juga bergerak seperti milik Jeffry dan Verro. Sejak mereka mulai memancing satu jam yang lalu, Jeffry yang memang sudah ahli telah mendapatkan lebih dari lima ikan berukuran lima jarian. Bahkan Verro yang baru mencoba memancing pun sudah mendapatkan dua ekor ikan nila. Benar-benar hanya Dirga yang payah dalam hal ini. Hanya dia saja yang belum mendapatkan ikan seekor pun.

Memancing merupakan hobi Jeffry yang harus Dirga sukai juga ketika ingin berhubungan dengan Qyara. Masih teringat di benaknya bagaimana sikap protektif ayah mertuanya itu kepada Qyara. Jeffry memang tak pernah melarang Dirga ketika akan mengajak Qyara pergi tetapi pria itu sangat irit berbicara bahkan terkesan memusuhi nya. Di rumah pun ketika Dirga datang berkunjung, Jeffry hanya duduk sebentar dan memilih untuk pergi memancing dibandingkan menemani Dirga mengobrol.

Awalnya Dirga memang sedikit frustasi, tetapi setelah mendengar cerita Qyara tentang latar belakang keluarganya Dirga jadi mengerti alasan Jeffry memperlakukannya seperti itu. Pasti ada rasa takut di hati Jeffry ketika anak kesayangannya dekat dengan seorang pria yang akan menjadi pasangan seumur hidup anaknya. Meskipun Jeffry telah mengenal baik Dirga sebagai dokter yang menangani anaknya, tetapi tetap saja ia tak akan menyerahkan Qyara dengan mudah ke tangan Dirga sebaik apapun dokter itu.

Karena itulah setiap akhir pekan, Dirga selalu mengikuti Jeffry seperti anak bebek setiap kali ayah mertuanya pergi memancing. Dengan bakat yang tak ia miliki sama sekali, ia berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti hobi Jeffry dan usaha memang tak pernah mengkhianati hasil. Perlahan Jeffry mulai berbicara dengannya meskipun dengan topik pemancingan yang kurang ia mengerti. Bahkan untuk mengimbangi topik Jeffry, ia sampai harus kursus tentang ikan dan cara memancing yang benar.

Semuanya Dirga lakukan untuk mendapatkan restu dari Jeffry. Dari mulai yang tidak menyukai memancing, Dirga jadi menikmati waktunya saat memancing meskipun keahliannya tak pernah mengalami peningkatan. Sama seperti yang Jeffry katakan kepadanya dulu, memancing adalah cara yang terbaik untuk merenung dan menenangkan diri karena itulah Dirga pun menikmati aktivitasnya sekarang.

Menunggu mangsa terjerat pancing adalah waktu yang pas untuk memikirkan banyak hal. Waktu yang sesuai untuk memikirkan cara mengatasi semua masalah yang tengah mendatanginya. Seperti sekarang, Dirga juga tengah memikirkan semua masalah yang tiba-tiba datang bergerombol seakan mendemo keadilan kepadanya.

Sampai saat ini Dirga masih belum juga menemukan jawaban yang sesuai atas semua pertanyaannya. Ia masih belum mengetahui alasan Qyara meminta untuk pisah. Ia terus berpikir dan berpikir, tetapi perkataan yang keluar dari mulutnya serta tindakan yang ia lakukan tak ada yang mengarah ke keburukan hingga membuat wanita itu marah bahkan melepaskannya. Jadi apa?

“Nak... pancingmu...”

Dirga sama sekali tak bergeming di tempatnya sehingga harus Verro lah yang mengambil alih pancing milik ayahnya. Anak laki-laki itu langsung merebut pancing Dorga dan memutar roll pancing itu hingga sebuah ikan nila besar muncul ke permukaan.

“Ayah ini dapet ikan besar malah diem aja,” protes Verro.

Pria yang sudah tersadar dari lamunannya itu hanya bisa tersenyum dan mengelus pucuk rambut Verro, “Maaf ayah lagi nggak fokus. Untung anak ayah jago ya mancingnya jadi dapet ikan deh.”

“Iya dong, kan bakatnya kakek nurun ke aku.”

“Iya-iya, ya sudah itu pancing ayah coba dikasih cacing lagi,” pinta Dirga sebelum kembali duduk di tempatnya.

Sikap Dirga terlalu memperlihatkan bahwa ia tak baik-baik saja. Hal itu membuat Jeffry mendekatinya. Pria itu pun ikut duduk di samping menantunya dan menepuk bahu kanan Dirga hingga pria itu menoleh.

“Ada apa? Kamu berantem sama Ara?”

Jika bisa berbohong Dirga akan langsung menggeleng. Namun ia tak pernah bisa membohongi ayah mertuanya. Ia pun hanya bisa mengangguk dan menunduk lesu, “Sebenernya saya juga nggak tau yah masalahnya dimana. Elta tiba-tiba meminta untuk pisah dari saya padahal kami sama sekali tak pernah bertengkar sebelumnya.”

Tentu saja Jeffry shock mendengarnya. Seperti ucapan menantunya, ia sama sekali tak pernah mendapatkan kabar tentang kabar buruk yang melanda rumah tangga anaknya sebelumnya. Namun sekarang tiba-tiba Dirga mengatakan fakta yang sungguh mencengangkan dan membuatnya menarik napas.

“Jadi karena itu Ara pulang?” tanyanya dingin.

Kembali Dirga mengangguk, “Iya yah, dia juga sebenarnya nggak tau saya ikut pulang ke sini,” jawabnya lalu menatap ayah mertuanya dengan penuh binar, “Saya... benar-benar nggak bisa kehilangan Elta, yah.”

Jeffry hanya dapat menghela napasnya. Yang ia tau, menantunya bukanlah pria berengsek seperti dirinya. Sebelum benar-benar melepaskan Qyara ke tangan Dirga ia sudah benar-benar menimbang sifat dan karakter Dirga. Dari penilaian yang ia berikan, menantunya sama sekali tak memiliki sifat seperti dirinya yang akan berkhianat ataupun kasar kepada istri. Jadi mengapa anaknya sampai mengambil keputusan sulit itu?

“Ayah maaf...”

“Tidak perlu minta maaf, nak. Rumah tangga kalian adalah masalah kalian, saat ini ayah cuma orang luar yang nggak bisa bertindak apa-apa jadi bicarakan dengan Ara sendiri dan selesaikan baik-baik selagi kamu memang tidak salah.”

“Tapi kalau sampai ayah tau masalahnya memang ada di kamu...”

Jeffry sengaja tak menyelesaikan ucapannya, tetapi Dirga sudah tau apa kelanjutan dari kalimat Jeffry. Ia sangat paham dengan apa yang ayah mertuanya coba katakan kepadanya. Ia hanya tersenyum dan mengangguk, “Iya ayah, saya paham. Saya akan segera memperbaiki semuanya.”

“Baiklah kalau begitu, ayah percaya sama kamu.”

1
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
Doa Mamah
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!