Elisabeth Veronica Louie adalah seorang gadis yang tingkat pemalasnya sudah mencapai tingkat akhir.
Elisa hidup dengan kekayaan dan kasih
sayang yang lebih dari cukup, karena kedua itu membuatnya menjadi gadis pemalas.
Walau Elisa pemalas dia juga mahir dalam segala hal misalnya dalam bidang olahraga dan akademik.
Otaknya cerdas tapi sayang sifatnya sangat pemalas itu julukan Elisabeth si gadis pemalas.
Karena sifatnya sangat pemalas yang sudah mencapai tingkat akut, Elisa hidupnya harus berakhir dengan mengenaskan ditabrak sebuah bus di depan campusnya.
Bukannya masuk ke surga ataupun neraka,
Elisa harus menepati sebuah tokoh antagonis di dalam sebuah novel yang direkomendasikan oleh kakaknya.
Elizabeth Annabele Britannia.
Hidup antagonis yang penuh dengan masalah baik dalam maupun diluar.
"Dasar novel sialan! Harusnya tadi aku bisa masuk surga dan malas malasan disana, bukannya masuk kedalam novel apalagi aku harus menjadi si tokoh antagonis yang penuh dengan masalah."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilnaarifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Maaf mengganggu, bisakah saya membawa saudari Eliza ke kantor polisi?"
Deggg
Ini yang dikhawatirkan oleh Eliza, Eliza yang sering melihat drama tentang ini di
telivisi bahwa kalau orang yang sudah membunuh akan masuk ke penjara.
Eliza takut tubuhnya menjadi lebih bergetar lagi.
Bi Rita yang tidak mengerti apa yang terjadi, "Maksud pak polisi apa? Kenapa nona Eliza harus dibawa ke kantor polisi?"tanya Bi Rita.
"Begini Bu, saudari Eliza sudah membunuh adik dari pria ini"jawab polisi.
"Tapi pak-"
"Sudah jangan banyak ngomong kamu pelayan! Polisi bawa anak itu!"Potong pria paruh baya itu.
Polisi menggendong Eliza karena tubuhnya masih kecil, tubuh anak kecil ini bergetar karena ketakutan.
Polisi memandang iba anak kecil ini yang sudah membunuh seseorang entah apa alasannya.
Bi Rita menelepon tuannya memeluk Elina yang menangis melihat kakaknya dibawa oleh polisi.
"Tuan, nona Eliza dibawa ke kantor polisi!"ucap Bi Rita.
"Kantor polisi? Dasar anak sialan bawa malu keluarga aja!"
Bi Rita tau kalau tuannya itu memang membenci Eliza dan Elina tetapi tetap saja Bi Rita sedih melihatnya Eliza dan Elina tidak disayang oleh ayahnya.
"Jadi tuan tolong nona Eliza yah"Pinta Bi Rita.
"Saya akan suruh pengacara kesana."
Panggilan dimatikan.
Bi Rita menghela nafas panjang tuannya tidak memperdulikan anaknya yang
dibawa ke kantor polisi.
*****
"Tunggu apa lagi sih pak? Bawa aja dia masuk ke penjara membusuk disana!!"ucap kakak dari mucikari itu.
"Tenang Kami tidak bisa memasukkan anak anak kedalam penjara sebelum dia berusia 17 tahun, jadi tolong tenang dulu sampai wali atau pengacara anak ini datang"ucap polisi itu menenangkan pria.
Eliza kecil makin takut kalau seandainya ayahnya datang, takut dimarahin karena
sudah mencemari nama baik keluarga.
"Selamat siang"
Sapa pria berjas hitam dari pintu.
"Selamat siang."
"Saya pengacara nona Eliza, Sean Cornelius."
"Oh silahkan duduk, pak"
"Apa boleh saya bicara dengan nona Eliza berdua saja?"tanya Sean menatap polisi.
"Tentu saya akan beri waktu"
Polisi menyuruh kakak mucikari itu keluar dengan keringat dingin.
Kakak dari mucikari itu tau siapa
pengacara anak itu.
"Nona Eliza"
Eliza menatap takut Sean.
"Nona bisa ceritakan apa yang terjadi kalau nona tidak ingin tinggal disini"Pinta Sean dengan lembut walau ada sedikit ancaman didalam kata katanya.
Eliza kecil menceritakan semuanya dengan badan yang gemetaran karena takut dengan tatapan Sean.
Sean sudah paham apa yang terjadi melihat badan klien kecilnya yang gemetaran, Sean mengelus lembut surai rambut klien kecilnya.
"Tenang selanjutnya serahkan pada saya."
"Tunggulah disini karena sebentar lagi kepala pelayan anda datang"Sean keluar dari ruang interogasi.
Sesuai perkataan Sean beberapa menit Bi Rita datang sambil menggendong Elina.
Bi Rita mendekati anak majikannya yang sedang menangis ketakutan, memeluknya dengan erat kalau Bi Rita akan ada disampingnya.
"Bi...aku....takut..."
Bi Rita terdiam tau kalau anak majikannya sedang ketakutan, siapa yang tidak takut kalau dibawa ke kantor polisi? Apalagi anak kecil yangmasih berumur delapan tahun pasti lebih ketakutan lagi.
*****
"Bi..."Eliza kecil menahan tangan bi Rita yang membawanya masuk.
"Nona gak apa apa nanti bibi akan jelasin kepada tuan"Bi Rita merangkul Eliza kecil dan ditangannya ada Elina yang ketiduran karena lelah.
Bi Rita membuka pintu masuk rumah besar ada salah satu pelayan yang menyuruh Bi Rita memberikan Elina kepadanya dan pelayan itu menyuruh Bi Rita membawa Eliza kecil ke ruang kerja
majikannya.
Tok tok tok
"Masuk!"
Bi Rita menggendong Eliza kecil terlihat badan kecilnya yang ketakutan melihat tatapan ayahnya yang seperti ingin membunuhnya.
"Tinggalkan anak itu dan pergilah!"Pinta ayah Eliza.
"Tuan, nona Eliza gak salah apa apa dia hanya membela Elina dan dirinya yang hampir dijual oleh mucikari itu"jelas
Bi Rita sambil menurunkan Eliza kecil.
"Saya tau tapi dia sudah mempermalukan nama baik keluarga ini. Kenapa istri saya
harus melahirkan anak pembunuh seperti kalian terutama kau Eliza!!"Kilat marah ditatapan ayahnya.
"Keluar Rita!"
Bi Rita keluar sebelum itu Bi Rita menatap Eliza kecil dengan sendu dan iba.
Bi Rita tidak bisa berbuat apa apa lagi,
dia hanyalah seorang pelayan yang menuruti perintah majikannya.
"Dasar anak pembunuh!"
CTARRR
Ayahnya mencambuk Eliza yang biasanya dia gunakan saat kedua anak perempuannya masuk keruang BK yang
membuatnya malu.
Eliza kecil yang selalu menggantikan
adiknya menjalankan hukuman dari ayahnya.
"Anak pembuat malu keluarga!"
CTARR
"Dad.... Eliza minta maaf...hiks..."
"Hentikan tangisan kau itu!"
CTARRR
Eliza kecil hanya bisa menahan rasa sakit saat kulitnya terkelupas gara gara cambukan dari ayahnya, ia tidak bisa menangis karena ayahnya tidak menyukainya dan akan menambah hukuman cambukannya.
"Pergi!"
Eliza kecil yang tidak sanggup berjalan lagi, ia menggunakan lututnya mengesot keluar dari ruang kerja ayahnya terlihat bi Rita menunggu dirinya keluar dari ruang kerja.
Bi Rita menggendong membiarkan anak kecil itu menangis di bahunya.
FLASHBACK END ~
*****
"Bagaimana dad? Sudah ingat bekas cambukan yang aku dapatkan dari daddy saat kecil?"Aku menatap datar ayahnya.
"Maaf..."
Terlihat ayahnya yang merasa bersalah atas perbuatannya di masa lalu.
"Heh... Maaf? Bukannya waktu itu aku juga minta maaf tapi daddy tidak mendengarnya kan?"
"Eliza, kenapa lo gak maafin Daddy aja? apalagi itu sudah jadi masa lalu"ucap Melvin.
"Melvin, kamu gak tau seberapa sakitnya dicambuk apalagi seorang perempuan
yang memiliki bekas cambukan akan sangat memalukan dilihat oleh pria."
"Tapi...itu sudah jadi masa lalu dan Lo juga bisa hilangkan bekas itu diluar negeri"bantah Melvin.
"Ya, memang benar kalau bekas cambukan bisa dihilangkan tetapi bagaimana dengan rasa sakit dibilang anak pembunuh, anak pembawa sial, anak gak berguna, aib keluarga? Apa bisa disembuhkan dengan yang kamu bilang, Melvin?"
"Kamu dan Marvin tidak pernahkan dikatakan seperti itu oleh pria yang menyayangi kalian kan? Hanya aku dan Elina yang dikatakan seperti itu bahkan anak pelayan aja disayang oleh kalian."
Ayahnya, Melvin, Marvin, dan penghuni rumah yang mendengar perkataan yang
keluar dariku.
"Dengar ini untuk daddyku dan kedua kakak kandungku! AKU ELIZABETH ANNABELLE BRITANIA AKAN MEMBUANG NAMA BRITANIA DAN AKAN MEMAKAI NAMA WIRANATA DIBELAKANG NAMAKU!!!"
JDERR
Darah segar keluar dari pergelangan tangannya bersamaan suara guntur.
Aku menatap puas darah yang keluar dan melihat wajah syok dari keluarga Britania.
"Tidak! Kamu tidak boleh membuang nama belakang!"protes ayahnya.
"Inikan yang kalian mau? Melvin menginginkan Mikayla sebagai adiknya daripada aku begitu juga dengan Marvin dan Daddy eh salah maksudnya tuan Andika kamu juga tidak menginginkan seorang anak pembunuh tinggal dirumah suci kalian, jadi ini sesuai yang kalian inginkan bukan?"
Aku ke lantai atas mengambil barang milikku dan membuka kamar Elina mencari sebuah kotak yang aku simpan disana.
Terlihat ada satu koper besar yang aku dorong melewati mereka semua.
"Eliza-"
"Tuan Marvin, aku tau apa yang didalam hatimu tetapi aku tidak menyukainya jadi tolong anggap aku sudah mati"ucapku mendorong koper keluar, masuk kedalam mobil yang aku beli.
Dan untuk Bi Rita, beliau sudah meninggal
karena sakit jantung.
***
aku pengen elize punya anak pertma cowo satu nya lagi cewe
ceritanya tidak tegang dan melow...
awalnya tegang jadi ...
tapi semangat untuk Thor....
mantap...
makin seru...
lanjutkan lagi...
grazy up