Mark Enderson adalah Pria Tampan yang sangat sukses tiba-tiba Ibu Kandungnya menikahkannya dengan Gadis dari Desa bernama Erika Rasinta.
Mark memiliki Kekasih mengabaikan Istrinya selama beberapa bulan dan secara terang-terangan tidak menganggapnya tanpa disadari Erika Rasinta menemukan tambatan hati lain yang selalu setia menemaninya di Kala hatinya sedih ulah Mark.
Ketika Cinta Mark tumbuh tanpa disadari, saat itulah penyesalan terbesarnya ternyata Erika telah mencintai Pria lain, Mark berusaha mendapatkan Cinta Istrinya lagi bahkan sanggup menjadi tokoh Antagonis diantara keduanya.
Penyesalan selalu di Akhir, Mark yang begitu terpuruk dan terserang penyakit sampai akhir hidupnya hanya ingin Erika kembali mencintainya seperti dulu.
bagaimana ceritanya jika Mark kembali ke Masa Lalu sebelum penyesalan terbesarnya di mulai? Mark yang begitu mencintai Erika di pertemukan kembali di masa itu dan bertekat merubah segalanya.
ikuti kisahnya..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali, Untuk Mencintai-Mu
"aku berharap keinginan terbesarmu terwujud Mark." batin Will yang juga merasa kasihan pada Mark.
Mark memutar badannya yang kian melemah dan juga makin kurus bahkan tulang rahangnya terlihat, Ia masih tampan tapi begitu menyedihkan saat ini.
"Terimakasih kau selalu setia menemaniku Will, di kehidupan selanjutnya mari kita bertemu dan menjadi abang-adik yang akur." ucap Mark tersenyum miris.
Will menahan air mata nya sekuat tenaga, "apa maksud ucapanmu? bicara mu seolah kau mau mati aja, masih ada 1 minggu lagi." kata Will membuang muka buru-buru menghapus air matanya.
Mark adalah tokoh Antagonis di antara kisah Cinta Martin dan Erika tapi mengapa ketika bersama Will tak ada Mark yang Jahat? malah hanya ada Mark yang menyedihkan.
Mark sudah berusaha mendapatkan hati Erika dari cara lembut, sedikit kasar, sedikit gila, menggila, sampai Mark seperti kehilangan kewarasan-nya bahkan benar-benar melakukan tindakan gila hingga siapapun berpikir di hidup Mark tak ada wanita lain lagi kecuali Erika saja.
"aku mengerti alasan Mama menikahkanku denganmu dan bodohnya aku nggak terima itu." batin Mark dengan kepala tertunduk penuh penyesalan.
sejak Mark mengetahui Erika hamil anak Martin penyakitnya bertambah parah dan Ia menghembuskan nafas terakhirnya di malam hari tanpa ada siapapun di sisinya.
Will kembali ke luar Kota karna Mama nya sakit dan berjanji akan kembali di pagi hari, nyata nya itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Mark.
"Ika? ika? ika? mari kita bertemu di kehidupan selanjutnya, aku mencin..tai.. mu..!" batin Mark sebelum menutup mata untuk selama-nya.
.
(Kehidupan Awal di mulai...! wkwk..! maafkan Mark ya?? kan Nae udah hukum Mark sampai Nae mewek nih sama penderitaan Mark yang jahat, bodoh, durhaka. Ibaratnya kita manusia juga punya banyak kesalahan, biasanya Nae bikin Karakter utama selalu Sempurna jadi sesekali pengen buat yang cacat Otaknya.. hahaha...!! Happy Reading.!).
.
Mark membuka matanya dan terbelalak melihat keadaan sekitar.
"hah? dimana ini?" batin Mark begitu ramainya suasana disekitarnya membuat Mark merasa pusing.
"hah?" Mark celingukan seperti Orang bodoh memutar tubuhnya melihat kondisi ini.
Mark tertegun melihat Murni tengah kebingungan melihatnya.
"kamu kenapa Mark?" tanya Murni dengan suara pelan tapi masih bisa di dengar karna kebetulan musik di acara itu sedang berhenti.
"mama?" batin Mark dengan sorot mata yang begitu sayu.
"apa ini di Surga? tapi nggak mungkin aku masuk Surga karna aku jahat." batin Mark dengan langkah lebar Ia berlari ke arah Murni.
Hap!!!?
Murni terkejut ketika Mark tiba-tiba berlari ke arahnya dan memeluknya, semua Tamu hadirin yang ada di Acara itu kebingungan sendiri dan saling berbisik-bisik pelan.
"Mama masih hidup? kita udah meninggal, tapi dimana ini Ma?" tanya Mark bertanya tapi menjawab sendiri masih seperti Orang linglung.
plakk!!
Murni memukul punggung Mark, "kamu nyumpahin mama cepat mati ya?" sentak Murni tapi tak membuatnya sesak jantung walau pertanyaan Mark tak ngotak.
"maafkan Mark Ma..! maafkan Mark selalu mengabaikan mama dan nggak patuh sama Mama, aku bodoh Ma. Mama mau menemuiku berarti Mama udah maafkan aku kan? iya kan Ma?" Mark terus berbicara sesuai dengan ingatannya yang terus berputar-putar di kepala-nya.
Murni merasa pusing dengan ocehan aneh Mark ini, "kamu mabuk Mark? kamu bicara apa sih?" Murni merasa hangat dengan permintaan maaf Putranya itu namun Ia heran mengapa Mark begitu aneh tak seperti biasanya mau meminta maaf padanya.
"Ma? kita dimana ma? ada acara apa ini?" tanya Mark celingukan seakan merasa tak asing dengan suasana ini.
"Mas?" panggil seorang wanita dengan suara lembut.
Mark seketika menegang karna suara itu? suara itu Mark sangat kenal yaitu suara Gadis yang begitu Ia cintai di masa itu, dengan tubuh gemetar Ia memutar kepalanya perlahan ke belakang.
Mark melihat sosok Erika yang terlihat ramah dengan balutan gaun pernikahan megah melekat di tubuh rampingnya.
"Ika? kenapa kamu disini? bukankah ini surga? kamu juga meninggal?" cecar Mark masih tidak paham dengan situasinya.
Erika begitu terkejut ketika Mark memanggilnya dengan akrab Ika, sejak kapan Mark tahu panggilan kecilnya.
plakk!!
seketika punggungnya Mark di pukul oleh Murni hingga Mark meringis kesakitan.
"ahh? sakit Ma." protes Mark hingga Ia merasa ada yang aneh.
"lah Kok sakit Ma? bukannya kita udah meninggal?" tanya Mark seperti Orang bodoh melihat sekeliling.
"maafkan Mark ya sayang? Mama juga nggak tahu dia ini kenapa, apa dia konslet ya? maafkan Mama ya sayang." Murni memegang kedua tangan Erika yang masih melamun dengan pipi merona nya seakan memikirkan panggilan Mark terhadapnya.
"Ehh? iya Ma." jawab Erika tergagap malu.
Mark melangkah mundur seakan tidak mengerti dengan situasi ini dan Ia terus berjalan mundur hingga terjatuh lalu Erika-Murni menoleh ke arah Mark secara serentak berjongkok menanyakan kondisi Mark.
Mark melihat Erika dan Murni bergantian, "ada apa ini? ke--kenapa begini? di--dimana aku? apa aku berada di dalam mimpi?" batin Mark seakan belum sadar kalau Ia telah kembali ke masa lalu.
Erika memegang lengan Mark, "Mas?? kamu kenapa? apa kepalamu pusing? apa perlu pernikahan kita di tunda sebentar lagi?" tanya Erika cemas.
DEG??!
"Pernikahan kita? di tunda?" batin Mark mencerna situasi dan Ia kembali melihat sekeliling benar-benar mengingatkannya akan hari dimana penyesalan terbesarnya di mulai.
"Mark? kamu kenapa nak?" tanya Murni menepuk-nepuk pipi Mark yang wajahnya begitu pucat.
"sepertinya pernikahan kami harus di tunda Ma." kata Erika melihat ke Murni yang cemas dengan kondisi Putranya.
Murni mengangguk-anggukkan kepalanya setuju ke Erika, "iya sayang." sahut Murni menyetujui.
Erika memperbaiki gaunnya tanpa menyadari Mark menatapnya sembari berpikir dengan situasinya.
"ak--aku kembali? ke hari pernikahan kami?" batin Mark semakin pucat saja dan nyaris pingsan tapi Murni mengguncang bahunya kuat hingga kesadaran Mark kembali.
"Mark?" panggil Murni begitu khawatir.
Erika yang hendak berdiri kembali duduk dan memegang lengan Mark, "Mas? kamu tadi sehat-sehat aja kenapa jadi begitu pucat mas? kamu sakit apa sih? apa kamu udah sarapan tadi?" cecar Erika.
"aku nggak peduli masa ini, aku..! aku aku kembali untuk mencintaimu." batin Mark memegang pergelangan tangan Erika yang memegang lengannya.
Erika terkejut lalu Mark menarik tubuh Erika hingga terjatuh ke pelukan Mark yang memeluknya erat, Erika terbelalak dengan posisinya kini.
"aakkkhh!"
semua tamu undangan yang sudah kebingungan mengelilingi Mark seketika berteriak bukan karna tak senang melainkan spontan saja suara mereka keluar seperti itu.
"Aku..? aku..?" ucap Mark terbata-bata meneteskan air matanya.
"aku sangat mencintaimu Ika." batin Mark hanya mampu di ucapkan dalam hati saja.
Murni membekap mulutnya syok tapi aneh tidak membuat penyakit jantungnya kumat, sepertinya Murni syok karna senang bukan karna marah.
Erika hanya mematung di pelukan Mark apalagi posisinya membuat Erika memerah malu, sejak kapan Erika bisa sedekat ini dengan Pria Idola nya.
maaf beberapa hari ini saya sibuk. maklum musim tanam padi..
semangat author....