NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:852
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15 Axial Tilt

Informasi tentang kemunculan kabut hitam di tengah-tengah kota Axial Tilt langsung menyebar setelah disiarkan berita nasional. Puluhan rumah rusak parah, ratusan penduduk terluka dan beberapa kehilangan nyawa. Tim darurat langsung dikerahkan yang berjumlah sepuluh occhio.

Dua buah furaisafin meluncur di udara menuju kota Axial Tilt. Sepuluh wajah yang dipilih langsung muncul pada hologram yang tersedia di setiap sisi markas agar dapat dilihat semua occhio.

Soren dan Archie menjadi perwakilan Kelas G. Seharusnya Dean berkemungkinan dipilih, namun ia masih dalam keadaan terluka akibat menghirup kabut hitam kemarin.

Semua occhio yang dipilih adalah mereka yang kemarin menjalani misi di eternal fog hitam. Itu sudah menjadi pengalaman cukup bagi mereka untuk dikirim lagi menangani jenis kabut yang sama.

"Senang bertemu kalian, dua occhio kelas G, satu kelas S, dan satu kelas C." Ivory bertanya ramah. Senyuman manisnya tersungging. Mereka berada di furaisafin yang sama. Dinding dan atap furaisafin yang transparan dikerahkan. Memperlihatkan pemandangan kota yang menawan dan mewah.

"Hai, Ivory. Senang sekali bisa menjalankan misi bersamamu," ujar seorang occhio dari kelas S.

"Wah, kau mengenalku," seru Ivory.

Senyumannya benar-benar tidak pernah lepas. Bahkan ketika ia dalam keadaan tidak tersenyum pun mulutnya seperti tetap menyunggingkan senyum. Berbanding terbalik dengan wajah datar Archie. Namun dua-duanya memiliki pesona tersendiri.

"Hei, siapa yang tidak mengenalmu. Occhio paling ramah dan paling sering tersorot kamera setiap kali wartawan meliput. Bahkan digadang akan menjadi occhio elit masa depan." Si occhio kelas S menambahkan.

Ivory tertawa renyah. Jika dilihat dari postur tubuhnya, tidak pendek dan tidak tinggi. Rambutnya hitam dengan nuansa merah muda pada beberapa helai yang mengitari. Ia mengenakan sebuah kalung tali hitam dengan bentuk bintang di tengah-tengahnya.

"Ah, kalian juga pasti occhio terkuat di kelas masing-masing. Makanya dipilih untuk misi ini. Bahkan occhio kelas G ini dipilih sebanyak dua orang, " timpal occhio kelas C.

Hanya Ivory dan Archie yang menjadi occhio perempuan. Sisanya adalah laki-laki.

"Jujur saja, kamu dan occhio perempuan kelas G ini seperti Sunniva dan Floryn," ucap si occhio kelas C kepada Ivory dan menunjuk Archie. "Satu ramah dan satu lagi pendiam. Dua occhio elit perempuan. Mungkin kalian akan menjadi penerus mereka."

Archie yang mendengar dirinya disebut sedikit melirik. Namun langsung kembali menatap pemandangan. Seperti biasa, daripada harus berbincang panjang lebar dengan orang-orang ini.

"Aku juga memikirkan hal yang sama. Mereka bukan occhio perempuan yang bisa diremehkan." Soren bergabung dalam pembicaraan. Dalam sekejap. Keempatnya berbincang akrab sambil menunggu furaisafin sampai ke tempat tujuan.

☆☆☆

"Hei, kenapa kamu diam saja? Strano itu melihat banyak celah darimu yang terdiam seperti patung!" tegas Ivory pada seorang occhio kelas S yang sejak tadi menemaninya berbincang sebelum sampai kota Axial Tilt.

Ivory telah mengalahkan satu setelah mereka sampai sekitar satu menit yang lalu. Seharusnya, itu adalah strano yang akan dikalahkan si occhio kelas S.

Lelaki itu malah tersenyum lebar. Melihat pedang Ivory yang penuh darah. Aksi perempuan itu sangatlah mengagumkan. Selang beberapa detik, tak jauh dari tempat itu Archie beraksi juga. Ia menemukan seekor strano yang bersembunyi di balik reruntuhan bangunan. Lantas dengan ganas menebas leher si strano. Bertambah pula kekaguman occhio kelas S itu.

"Aku sengaja, karena ingin melihat bagaimana aksimu secara langsung. Ini pertama kali, dan itu menakjubkan. Juga si gadis dingin itu, tak kalah menakjubkan denganmu. Butuh beberapa tahun lagi untuk melihat kalian seimbang, mungkin. Atau kamu akan tetap lebih baik dibanding dia."

Wajah ramah Ivory berubah tajam. Walaupun lengkungan senyumannya seolah tak pernah hengkang.

"Jangan bercanda! Sekarang tunjukkan kemampuanmu!" pinta Ivory sambil menunjuk reruntuhan yang berjarak puluhan meter, terlihat ada bulu tebal di dekat sana.

Tanpa menjawab lagi, si occhio kelas S berlari dan menghasilkan gempa bagi orang di sekelilingnya. Padahal, ia tidak gemuk dan terlalu kekar. Namun, tanah seperti bergetar saat ia berlari. Bersamaan dengan itu, Soren muncul di tempat yang sama dan hendak menebas strano yang dilihat Ivory itu. Keduanya terkejut sebab kedua pedang akan mengarah ke objek yang sama.

ZING!

ZING!

Pedang Soren tiba lebih dulu. Menyusul pedang si occhio kelas S yang mengenai bagian tubuh strano yang sudah terluka akibat serangan Soren. Ia tersenyum miring, menahan geram. Tak lama setelah itu, muncul lagi dari arah belakang Soren. Si occhio kelas S hendak menyerang itu, membalas strano tadi yang gagal dibunuhnya karena Soren lebih dulu. Namun, seperti teleportasi Ivory malah muncul di dekat strano dan menebasnya lebih dulu dibanding occhio kelas S. Bertambah sudah kekesalan yang tertahan itu. Andai Dean yang dalam posisi itu, sudah pasti ia akan mengamuk karena mangsanya diambil orang lain. Namun, sebenarnya si occhio kelas S itu juga sama marahnya.

Senyuman miring berikutnya, "Itu terlalu keren sampai aku ingin menebas kalian berdua!"

Ivory tersenyum tanpa rasa bersalah. Sementara Soren tak menanggapi, walaupun terbersit sedikit rasa bersalah karena menyerang strano yang sama. Namun bagaimana pun, itu adalah milik siapa yang lebih cepat.

Si occhio kelas S menghentakkan kakinya di tanah hingga menghasilkan gempa pada radius sepuluh meter. Ivory dan Soren saling tatap. Kuda-kuda mereka tetap siaga yang membuat gempa itu tidak menjatuhkan mereka.

Senyuman miring si. occhio kelas S tersulam, matanya menyipit. Ada tiga ekor yang berlarian di balik pagar kayu. Lantas langsung berlari kencang menciptakan gempa dari langkahnya. Mengetahui dirinya ketahuan, tiga strano melompat keluar secara serempak untuk menyerang si occhio kelas S.

ZING ZING ZING!

Tiga tebasan untuk tiga ekor occhio. Satu di antaranya mati. Ia langsung mengejar sisanya yang kabur. Dua strano itu pincang sebab kakinya terkena pedang. Mudah saja bagi si pelari gempa itu untuk mengejarnya dan menyelesaikan pertarungan.

ZING ZING!

Dengan bangga, wajahnya mengarah pada Soren dan Ivory yang tengah menonton tanpa bergerak. Di balik kabut hitam yang pekat, raga si occhio kelas S itu tampak gagah. Juga occhio mask yang menambah keren penampilannya.

Tiba-tiba, Soren dan Ivory berlari cepat ke arah si occhio kelas S dengan posisi memegang erat pedang masing-masing. Si occhio kelas S segera menyadari bahwa ada serangan strano lainnya dari arah belakang. Strano ukuran raksasa. Mungkin ukurannya sama dengan yang hampir menginjak Dean kemarin.

ZING!

ZING!

ZING!

Semuanya berhasil mengenai tubuh si strano raksasa. Ivory yang paling akurat dengan menghasilkan luka paling parah. Sedangkan dua laki-laki itu berhasil dihalau oleh lengan besar dan tajam si strano. Namun tetap mendapatkan luka di lengan.

"Ini jelas tidak sama dengan yang kemarin!" gerutu si occhio kelas S.

"MUNDUR!" Ivory berseru.

Telapak tangan strano itu berayun. Si occhio kelas S tertipu mengira itu adalah pukulan. Nyatanya, saat ia hendak mengayunkan pedang lagi strano itu malah menghindar dan menggunakan tangan satunya untuk menarik paksa occhio mask yang dikenakannya hingga berhasil tercabut. Gerakan kilat Soren segera meraih tubuh si occhio kelas S yang mendekap hidung dan mulutnya sebelum menghirup kabut lebih banyak. Sementara Ivory melanjutkan misi untuk mengalahkan strano raksasa.

ZING ZING ZING!

Ivory menyerang ke arah yang sulit dijangkau strano. Ketika makhluk itu meringis kesakitan. Ia dengan mudah langsung menyerang titik lemah hingga mampu mengalahkan strano itu seorang diri. Soren ingin menganga dalam waktu lama demi melihat serangan indah itu. Namun tidak ada waktu karena si occhio kelas S dalam bahaya besar tanpa mengenakan occhio mask.

Ivory segera menyusul dan memanggil furaisafin untuk membawa occhio kelas S ke dalam sana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!