Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Maaf." ucap Bimo dengan rasa bersalah terlalu lancang mencium Ima.
Ima tidak menjawab ia cuma menundukkan kepalanya karna malu. Tidak seharusnya ia menikmati perlakuan Bimo yang keterlaluan. Otak boleh menolak tapi tubuh berkata lain.
Rasa canggung membuat keduanya terdiam. Cukup lama mereka duduk tanpa bicara apapun. Mereka larut dalam lamunan masing - masing. Hingga terdengar suara Bimo memecah keheningan.
"Kamu sudah punya pacar?"tanya Bimo sambil memandang gadis yang membuatnya ingin terus mengecap bibir ranumnya.
"Belum. " jawab Ima menggelang menoleh pada Bimo yang tengah menatap dirinya . Ima merasa darahnya kembali berdesir.
"Masa sih,gadis secantik kamu ga ada yang mendekati." ujar Bimo.
"Bukannya ga ada,mas. Tapi aku yang belum mau." jawab Ima sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.
"Kenapa kamu ga mau?" tanya Bimo penasaran.
"Aku cuma mau fokus sekolah." jawab Ima sambil tersenyum samar.
"Kamu mau ga jadi pacar saya." tiba - tiba ide menjadikan Ima sebagai pacarnya terlintas begitu saja.
" Bapak bercanda jangan kelewatan,pak." kekeh Ima menanggapi ucapan dari Bimo.
"Beneran,saya tidak lagi sedang bercanda." Tiba - tiba Bimo menggenggam tangan Ima dan menciuminya dengan lembut.
Ima menatap mata Bimo mencari kebohongan disana. Senyum Bimo membuat Ima goyah.
"Saya tidak mau nanti jadi bulan - bulanan pacar bapak,saya masih ingin hidup tenang." Ima berusah melepaskan genggaman tangan Bimo tapi yang terjadi malah Bimo langsung mengulum bibir Ima yang sedikit terbuka.
Mendapat serangan yang tiba - tiba jelas saja membuat Ima kaget,tapi itu cuma sesaat. Ima akhirnya ikut terbuai permaianan Bimo.
Sekuat hati ingin menolak tapi tubuhnya mengiyakan apa yang Bimo lakukan. Ciuman Bimo makin panas, tangannya mengangkat tubuh Ima ke pangkuannya. Ima merasakan sebuah benda yang sudah mengeras menusuk miliknya yang berkedut dan basah.
Tubuh Ima meliuk - liuk diatas pangkuan Bimo. Bimo seperti orang gila meremas b***ng Ima,ia berusah menahan hasrat yang tengah mengelora.
"Ooh....Ima." Bimo mengeram saat Ima mengesekkan miliknya pada senjata Bimo. Ima sendiri merasakan sesuatu yang baru pertama kali ia nikmati sehingga membuatnya mendesah dan itu membuat Bimo makin terpancing dan bernafsu untuk menuntaskan sesuatu yang membara.
Walau tanpa penyatuan keduanya akhirnya mencapi klimaks bersamaan.
"Terimakasih,sayang." Bimo mencium gadis yang masih berada diatas pangkuannya.
"Pak Bimo nakal." Ima memukul Bimo pelan dan turun dari pangkuan Bimo.
"Nakalnya tapi kamu sukakan." goda Bimo sambil tertawa kecil.
""Apaan sih,pak." Ami menoleh kerah lain menyembunyikan rasa malunya. Ia tidak menyangka akan bisa sejauh ini dengan Bimo.
"Mulai saat ini kamu sudah resmi jadi pacar saya." Bimo mencubit pucuk hidung Ima karna gemes.
"Tapi pak..." perkataan Ima langsung di potong Bimo.
"Satu lagi saat kita berdua kamu ga boleh panggil saya,pak. Tapi panggil saya dengan sebutan lain." perintah Bimo kembali dengan model dinginya.
"Pak.." Bimo langsung mencium bibir Ima
"Kalau kamu masih memanggil pak,saya akan terus menciumi kamu." Ima melotot kearah Bimo tidak percaya dengan kegilaan bosnya itu.
"Pa...mas." Bimo tersenyum saat mendengar Ima memanggilnya dengan sebutan Mas.
"Sekali lagi saya ga dengar." ujar Bimo jahil.
"Mas...." ujar Ima tersipu malu.
"Kamu ga boleh dekat - dekat dengan laki - laki lain,sekarang kamu hanya milik saya." tenyata Bimo posesif juga baru juga sehari resmi pacaran.