NovelToon NovelToon
THEY ARE GEMSTONES

THEY ARE GEMSTONES

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:594
Nilai: 5
Nama Author: Putri Yais

Keluarga Haven bukanlah keluarga sembarangan. Haven merupakan suami dari perempuan bernama Amber. Mereka memiliki kemampuan supranatural yang sangat tinggi. Mereka memiliki tiga orang putra, dan dua orang putri. Mereka adalah pemilik mata dewa. Ambisi mereka sangat besar untuk menguasai dunia. Sebelum mata dewa itu terbuka, sampai kapanpun mereka tidak akan mencapai tujuan besarnya itu.

Mata dewa hanya bisa dibuka dengan lima batu permata yang memiliki kekuatan sangat dahsyat.

Tidak ada yang tahu jika kelima batu permata itu ternyata berubah menjadi lima gadis cantik dimana mereka akan menjalani aktivitas layaknya manusia biasa, hanya saja ketika dalam keadaan darurat maka kekuatan besar yang tersimpan dalam diri mereka akan muncul.

Kelima gadis cantik itu tinggal di sebuah tempat bernama "Home Blue" dimana pemilik tempat itu adalah seorang perempuan bernama Lin.

Yuk! ikuti perjalanan serunya dalam karya baruku ini. Jangan lupa mampir, like, dan komen. Terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Yais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SOSOK ANEH YANG DICERITAKAN MURID

Keesokan paginya, Jeff dan keempat pengurus lain tiba di Key School. Mereka sangat heran mendapati semua muridnya yang masih tertidur. Damian dan Daren membangunkan mereka. Pagi terlihat sangat cerah. Hanya saja udaranya masih sedikit dingin.

"Apa pagi sudah datang?" ucap salah satu murid sambil mengucek matanya.

"Ini sudah jam berapa? Kenapa kalian masih tertidur?" tanya Damian.

"Tadi malam kami di serang sosok aneh Mr. Jeff," ucap Claudia.

"Sosok aneh apa?" tanya Melvin.

"Aku tidak tahu persis. Tapi sosok itu mengatakan jika dia sangat haus akan darah. Dia menginginkan darah gadis yang masih segar," ucap Claudia.

"Apa kau sedang mengada-ngada?" tanya Jeff tidak percaya. Masalahnya tadi malam Jeff tidak menemukan hal aneh apapun, selain dari kejadian horor yang menimpa semua gadis.

"Kau bisa menanyakannya pada yang lain," ucap Claudia.

"Benar, Mr. Jeff. Selain itu tadi malam juga banyak hal aneh yang kami temui di sekolah ini," timbal Kyanite.

"Lalu, apa sosok aneh itu menyakiti kalian?" tanya Arvind.

Semua murid tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Yang mereka ingat terakhir kali adalah jika sosok itu mulai mendekat dan akan menghisap darah mereka. Setelah itu tidak tahu lagi.

"Bagaimana bisa mereka lupa dengan kejadian semalam?" batin Jeff heran.

Selain dari Claudia dan gadis lain, Jeff melirik ke arah Shapire dan keempat temannya.

"Apa kau benar-benar lupa dengan apa yang terjadi semalam?" tanya Jeff pada Berlian.

"Aku tidak ingat karena aku langsung pingsan melihat sosok aneh itu," timbal Berlian.

"Bisa saja dia mencari alasan," batin Ruby sambil menahan tawa.

"Ada apa denganmu?" tanya Melvin. "Sepertinya perkataan temanmu tadi lucu, sampai kau menahan tawa."

"Sudahlah, apa kami bisa pulang?" tanya Ruby. "Badanku sangat lengket dan bau karena tidak mandi seharian."

"Kalian semua boleh pulang. Setelah itu kembali lagi ke sekolah."

"Apa?" ucap semua murid bersamaan.

"Kami sudah sangat lelah, Mr. Tadi malam juga kami di teror sosok aneh. Tidak bisakah kau memberikan kami libur untuk satu hari saja?" ucap Kyanite.

"Kalian harus datang paling telat pukul 08.00 pagi. Jika lebih atau sampai tidak masuk, akan ada hukuman yang lebih berat untuk siswa yang melanggar," ucap Jeff tegas.

Jam baru menunjukkan pukul 06.25 pagi. Saat kembali ke Home Blue, mereka terlihat sangat lemas. Bunda Lin dan nyonya Fe datang menghampiri.

"Akhirnya kalian sudah pulang," ucap bunda Lin.

"Kenapa semuanya terlihat sangat lemas? Apa kalian tidak diberi makan di sana?" tanya Fe.

"Banyak kejadian aneh tadi malam di sekolah itu, Bunda." jawab Emerald.

"Kejadian apa?" tanya Lin penasaran.

"Nanti saja ceritanya. Kami tidak memiliki banyak waktu. Kami harus kembali lagi ke sekolah," ucap Berlian.

"Baiklah, sekarang kalian pergi mandi. Setelah itu turun untuk sarapan." ucap Lin.

"Baik, bunda."

Sementara itu, Jeff menunjukkan CCTV tadi malam pada pengurus lain. Dia tidak melihat kejadian aneh apapun selain dari yang ada dalam rekaman CCTV itu.

"Jadi menurut mu gadis itu mengarang cerita?" tanya Melvin.

"Entahlah, tapi aku bingung sendiri. Bagaimana bisa apa yang mereka katakan tadi, tidak bisa aku lihat dalam rekaman CCTV ini," ucap Jeff.

"Tapi menurutku mereka mengatakan yang sebenarnya," sambung Arvind. "Jika pun mereka sedang mengada-ngada, apa untungnya bagi mereka?"

"Tapi gadis itu mengatakan tentang sosok aneh penghisap darah. Apa itu mungkin vampir?" tanya Daren.

"Entahlah, aku belum tahu." jawab Jeff.

***

Selesai mandi, kelima gadis itu turun untuk sarapan. Masih ada satu jam lagi untuk ke sekolah. Mungkin mereka bisa bercerita sedikit pada bunda Lin tentang kejadian aneh tadi malam.

"Apa kau tahu Bunda? Key School itu ternyata sangat menakutkan. Aku dan yang lain mengalami hal aneh di sana." ucap Kyanite.

"Seperti apa?" tanya Fe.

"Aku melihat asap hitam dan suara teriakan perempuan minta tolong di lantai atas, sementara Berlian melihat sosok menyerupai kuntilanak yang sedang bergelantungan di pohon, Ruby melihat ayunan di belakang sekolah yang bergerak sendiri, dan Emerald mendapati sosok menyeramkan di perpustakaan." ucap Kyanite mejelaskan.

"Benarkah?" tanya Lin.

"Benar Bunda," jawab Emerald.

"Lalu bagaimana denganmu sayang?" tanya Lin pada Shapire.

"Aku aman-aman saja, Bunda. Kebetulan aku diberi hukuman untuk berjaga di depan sekolah."

"Hanya itu saja?"

"Iya, Bunda."

"Bunda pikir ada hal aneh lain yang lebih dari itu."

"Kami diteror sosok aneh bunda," ucap Shapire.

"Apa itu?"

Shapire menceritakan dengan rinci tentang kejadian tadi malam. Dari cerita Shapire barusan Lin dan Feride sangat yakin jika mereka adalah bangsa vampir. Shapire juga memberitahu Lin bagaimana dia dan keempat temannya itu mengalahkan mereka.

"Apa putra pemilik sekolah itu tahu apa yang sudah kalian lakukan?" tanya Lin.

"Untungnya mereka tidak tahu, Bunda."

"Syukurlah."

Bunda Lin melihat jari Ruby yang diperban.

"Jarimu kenapa, nak?"

"Semalam jariku tidak sengaja terkena duri tanaman, Bunda."

Shapire ingat jika sosok itu muncul selesai dia mengobati luka Ruby.

"Bagaimana bisa?" tanya Fe heran.

Lin baru kepikiran jika sosok itu bisa saja muncul karena mencium darah yang terjatuh dari salah satu gadis permata itu. Semua menjadi jelas jika seperti itu.

"Apa darah Ruby sempat menetes ke tanah?"

"Sedikit bunda," jawab Shapire.

"Dugaanku benar," batin Lin.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.45 pagi. Mereka semua harus kembali lagi ke sekolah tepat waktu. Mereka diantar oleh sopir pribadi Home Blue. Saat sudah sampai di sekolah, Shapire berjalan paling belakang. Saat semua temannya sudah masuk ke kelas, dia melihat Jeff yang sedang berbicara dengan seseorang di dekat pintu gerbang. Saat Jeff menoleh ke arahnya, Shapire mempercepat langkahnya.

Tidak lama Arvind datang. Kebetulan dia yang akan mengajar hari ini.

"Selamat pagi, semua!"

"Selamat pagi, Mr. Arvind."

"Apa kabar semua?"

"Aku sangat lelah karena kegiatan kemarin. Aku membutuhkan waktu untuk istirahat lebih lama lagi," ucap Kyanite.

"Benarkah? Kalau begitu kau bisa absen dari pelajaran hari ini," ucap Arvind.

"Baiklah. Tapi... Bagaimana jika Mr. Jeff tahu?"

"Sudah pasti kau akan dihukum," ucap Arvind sambil tertawa kecil.

Semua murid di kelas itu belum pernah melihat pengajar Key School yang lembut dan murah senyum seperti Arvind. Selama belajar dengannya, semua murid terlihat sangat bersemangat dan berusaha untuk menangkap semua apa yang Arvind sampaikan. Ketika ada murid yang bertanya dan kurang mengerti, dengan sabar Arvind mengajari murid itu sampai akhirnya bisa.

"Kau pengajar favoritku, Mr. Arvind," ucap Kyanite di tengah-tengah Arvind sedang menjelaskan.

"Benar sekali, kau yang terbaik." sambung Claudia.

Arvind berhenti menjelaskan karena perkataan muridnya itu. "Kenapa kalian bisa mengatakan hal seperti itu?"

"Bagaimana tidak, Mr. Kau mengajar kami dengan sangat sabar dan penuh pengertian. Kau juga pengajar yang lembut dan suka tersenyum. Kau membawa aura positif bagi kami," ucap Ruby.

"Aku ingin jika kau saja yang mengajar di kelas ini setiap hari," sambung murid lain.

"Itu menurut kalian saja, tapi belum tentu dengan murid yang lainya," ucap Arvind.

"Bagaimana menurutmu Shapire?" tanya Kyanite.

"Apa?" tanya Shapire tidak mengerti.

"Bagaimana menurutmu Mr. Arvind?"

"Hmm... Aku setuju dengan yang kalian bilang barusan," jawab Shapire.

Di saat sedang menjelaskan, Jeff mendatangi kelas Shapire.

"Ada apa Jeff?" tanya Arvind.

"Aku ingin menanyakan sesuatu pada mereka sebentar," jawab Jeff.

"Silahkan!"

"Apa tadi malam ada yang menyerang kalian selain sosok-sosok aneh itu?"

Semua murid di kelas itu mencoba untuk mengingatnya.

"Seperti apa Mr. Jeff?"

"Pencuri, atau yang lainnya yang masuk ke sekolah ini?"

"Semua aman, Mr." jawab Claudia.

"Kenapa memangnya Jeff? Apa ada masalah?"

Jeff memberitahu Arvind jika gerbang sekolah hancur parah. Mendengar hal itu, Shapire dan keempat yang lainnya langsung teringat jika semua itu adalah ulah mereka. Gerbang itu hancur mungkin karena kekuatan besar mereka yang ditujukkan pada sosok aneh itu, dan imbasnya mengenai gerbang sekolah itu.

"Apa diantara kalian ada yang menggunakan kekuatan untuk mengalahkan sosok aneh itu semalam?"

"Setahu kami tidak ada, Mr. Kami semua ketakutan dan hilang fokus sampai-sampai tidak bisa menggunakan kekuatan yang kami miliki," ucap Claudia.

"Kenapa kau yang terus menjawab? Bagaimana dengan kalian?" tanya Jeff pada kelima gadis itu.

"Kau ingin kami mengatakan apa, Mr? ucap Ruby. "Apa kami harus berbohong jika kami lah yang sudah menghancurkan gerbang itu?"

"Kau ini sangat curigaan," sambung Kyanite.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!