Dyeza Ghinara Alinzkie Harus menerima takdir yang sudah di tentukan oleh ibu tirinya.
Semuanya berawal dari dua garis merah yang di alaminya. kehidupannya jadi berubah
menikah dengan pria yang tidak dirinya kenal. bahkan melihat saja tidak pernah.
Namun apalah daya.
Semua demi kebaikan dirinya dan juga ayahnya
Menerima pinangan seorang presdir muda namun Pria itu juga merangkap sebagai seorang mafia.
Mafia kejam yang tidak segan mengambil organ orang yang sudah berani mengusik pekerjaanya.
Akankah gadis ini bertahan di sisiNya?
Atau malah pergi meninggalkannya.?
🌹🌹
Masih tahap belajar dan terus belajar
Mohon krisan nya ya Readers.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meninggalkan Dirga
...***...
Setelah acara makan malam Selesei. Dirga segera melangkah menuju kamarnya. Sedangkan Yeza segera, memberskan meja yang masih berantakan.
Setelah mencuci piring dan membersihkan meja. Yeza segera mematikan lampu dapur.
Yeza, melangkah menuju kamarnya dengan membawa kue yang akan Yeza berikan saat Dirga lembur
Benar saja. Setelah membersihkan badannya Dirga memasuki ruang kerjanya. Sambil membawa laptopnya.
Tok tok.
"Masuklah.." ucap Dirga dari dalam.
Yeza masuk dengan membawa nampan yang berisi susu coklat sama kue.
Dirga, mengerutkan keningnya saat melihat Yeza membawa sesuatu di ruang kerjanya. Keu dan susu,? Ingin menolak karena perutnya sudah sangat penuh. Namun tidak tega.
Yeza sudah bersusah payah membuatkan untuk dirinya. Bahkan rela menunngu sampai tertidur di dapur.
"Mulai besok. Aku hanya akan makan malam dirumah" batinnya.
📝"Saya membuat ini husus untuk anda." tulisnya.
"Terimakasihh.." jawabnya. Dirga segera menerimanya.
Yeza melihat Dirga yang memakai kacamatanya. Sungguh sangat lebih tampan dan berwibawa.
"Apa kau akan menemaniku bekerja?" tanya Dirga
Yeza masih belum mendengar pertanyaan yang Dirga lontarkan. Pikiran dan tatapannya masih fokus pada penampilan Dirga malam ini.
Dirga menggelengkan kepalanya. Lalu meraih tangan Yeza. "Duduklah.." ucapnya sambil menuntun Yeza untuk duduk.
Dirga segera mengambil nampannya dan membawa ke meja sofa tempat di mana Yeza berada.
"Boleh aku makan?" tanya Dirga. Yeza, mengangguk grogi. Jantungnya berdegup begitu cepat.
Dirga meraih garpunya lalu segera menusuk kue buatan Yeza
"Hemm enak. Apa kau mau nyoba?" tanya Dirga.
Yeza menggeleng. Berada di samping pria ini sungguh seperti sedang menguji nyali. Aroma tubuhmu Dirga sangat menginginkan Yeza selalu berada di sampingnya
"Za.. Boleh aku minta kopi hitam saja?" tanya Dirga
Yeza menatap Dirga. Lalu mengangguk. Yeza baru ingat jika susu itu untuk dirinya bukan untuk Dirga. Yeza bermaksud membawa susu itu ke kamar setelah menaruh camilan untuk Dirga
"Aku tidak menyukai susu." jawabnya
Yeza segera berdiri dan membuatkan kopi untuk Dirga.
Beberapa menit kemudian Yeza membawa kopi pesanan Dirga. Yeza, meraih susunya untuk di bawa ke luar
"Kau mau apakan susunya Za?" tanya Dirga.
"Jangan di buang" ucap Dirga. Yang dapat jawaban gelengan dari Yeza
Yeza segera minum susu dengan duduk di sofa di sebelah Dirga
Glek.. Glek.. Glek..
Dirga yang mendengar itu hanya membatin. "Apa memang perempuan kalo minum tidak ada jedanya? Minum susu hanya sekali teguk saja."
"Sudah?" tanya Dirga
Yeza tersenyum sambil mengangguk. Dirga segera mengusap bibir Yeza yang basah karena susu dengan ibu jarinya.
"Blepotan" ucap Dirga.
"Sekarang tidurlah. Sudah sangat malam. Kasiahan anak ki..." Dirga tak melanjutkan ucapanya.
"Tidurlah.. Jangan menungguku. Karena aku masih banyak pekerjaan." ucapnya kemudian.
Yeza segera meninggalkan ruang kerja Dirga.
...***...
Di dalam kamar.
Yeza bolak balik membalikkan tubuhnya kekanan dan kekiri. Membawa gulingnya berputar putar. Karena belum bisa memejamkan matanya. Setelah tertidur sebentar tadi. Matanya Yeza sulit untuk di pejamkan kembali.
Malam ini Yeza menginginkan tidur di samping Dirga. Yeza merasa ini adalah keinginan bayinya. "Tungguu.. Harusnya aku sudah memeriksakan kandungan ku. Sudah berapa usianya, dan seberapa perkembangan anak ini." kata Yeza dalam hati.
"Haruskah aku berterus terang pada Dirga. Jika saat ini aku tengah mengandung. Apakah dia akan menerimanya. Atau malah akan mengusirku?" tanya nya dalam hati
Yeza segera bangun dari tidurnya. Dan ingin menemui Dirga. Yeza akan mengatakan yang sebensrnya pada Dirga tentang keadaanya.
Apapun yang akan Dirga putuskan. Yeza akan menerimanya dengan lapang dada.
Tok tok.. Tok tok..
Tidak ada sahutan dari kamar Dirga. Yeza segera mencoba membuka dengan pelan. Tidak di kunci.. Batinny.
Yeza segera melangkahkan kakinya masuk kekamar Dirga. Entah dari mana datangnya keberanian Yeza untuk masuk ke kamar Dirga.
Tujuannya cuma satu hanya ingin tidur di samping Dirga.
Ceklekk..
Pintu kamar mandi terbuka. Yeza menatap Dirga yang baru keluar dari kamar mandi.
Dirga mengangkat alis saat melihat Yeza ada di kamarnya.
"Ada apa?" tanyanya
Yeza ragu untuk mengungkapkan. Takut jika Dirga menolak.
"Katakan.. Aku sudah sangat ngantuk." ujar Dirga. Sambil melepas kaos nya
Yeza segera mengangsurkan kertas.
📝"Emm.. Saya..saya.." Yeza tak jadi mengutarakan. Lalu segera keluar meninggalkan Dirga sendiri.
...***...
"Ahhh.. Renhhh.. Ahpaah yangh kauh lakuhkannhhh..." ucap Anggi. Sambil berusaha menolak sentuhan Rendi.
Anggi terbangun sedikit tersadar saat tubuh bawahnya merasakan nyeri dan ada yang mengganjal. Namun matanya benar benar tak bisa di buka dengan sempurna.
"Ehhnakhh kanhh Nggihh.." ucap Rendi sambil terus menggenjot tubuh Anggi.
"Aahh kithh Rendah.. Pelanhh pelanh.." ucapnya
"Kaloh pelanh ahkan tambah sakithh.." jawabnya
Tubuh bawah Rendi merasakan denyutan. Dan tubuh bawah Anggi serasa menggigit milik Rendi. Mereka sama sama melepaskan air cintanya.
Nafas Rendi tersengal sengal. Mengatur kembali pernafasan nya. Rendi jatuh di atas tubuh Anggi yang polos. Mereka berdua sama sama polos.
Hanya karena bujukan dari Jay dan Noval. Rendi berani menggagahi Anggi. Padahal cinta Rendi pada Anggi sangat tulus. Namun demi taruhan Rendi dengan tega mengambil mahkota milik Anggi.
"Apa yang kau lakukan Rendi? Bagaimana jika orang tuaku tau aku tidak bisa, menjaga diriku?" tanya Anggi dengan mata tetap terpejam.
"Aku akan bertanggung jawab." jawabnya
"Tidurlah.. Kau pasti sangat ngantuk" ucap Rendi
Ponsel Rendi berdering.
Rendi segera mengambil ponselnya. Dan melihat Noval yang melakukan panggilan.
Rendi menatap wajah Anggi yang tertidur dengan lelap. Tentu Anggi akan merasa ngantuk. Karena Noval dan Jay telah memasukkan obat tidur dengan dosis tinggi.
"Sudah ku share lok." ucap Rendi
Rendi kembali bermain dengan Anggi satu ronde lagi. Sebelum kedua sahabatnya datang menagih giliran.
"Rendiihhh.. Sudaahh aahh.." ucapnya
"Maaf Anggi.. Aku tidak bisa menahannya" ucap Rendi
...***...
Anggi terbangun saat matahari menyinari wajahnya
Anggi mengerjap ngerjakan matanya. Mengingat sesuatu tentang mimpi tadi malam. Telinganya mendengar dengkuran yang bersahutan. Di sebelah kanan ada Rendi yang masih terlelap. Dengan tanpa sehlei benang yang menutupnya. Tubuh bawahnya terlihat milik Rendi bergerak gerak dan terlihat sudah berdiri dengan tegak.
Lalu menoleh ke kiri Noval. Noval sama dengan keadaan Rendi.
Anggi mulai menyadari jika tadi malam bukanlah mimpi. Tapi benar benar nyata. Anggi tak kuasa menahan air matanya untuk tidak lolos.
HUAAA. Teriak Anggi. Menangis histeris saat melihat tubuhnya juga dalam keadaan polos.
Rendi segera terbangun dan melihat Anggi. Lalu segera memeluk Anggi.
"Maafin aku.." ucapnya
Anggi tidak menggubris ucapan maaf dari Rendi. Anggi masih tetap menangis. Rendi memeluk tubuh Anggi dengan sangat erat.
Noval juga bangun dan segera memakai pakaian nya.
Rendi meminta Noval untuk keluar.
"Kau tega Rendi.. Kau tega padaku. Katanya kau sangat mencintaiku. Tapi kenapa kau malah menghancurkan masa depanku." ucap Anggi
...***...
"Besok besok kalo menginginkan tidur bersamaku katakan saja Za. Aku ingin kau selalu bergantung padaku. Hanya padaku."
maap blm bs kasih rate krn bru baca bab 1🤗