NovelToon NovelToon
Cafe Memory

Cafe Memory

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Karir / Persahabatan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Fhadillah

​Kematian, tentu saja tidak ada seorang pun yang suka menghadapi kematian, namun hal ini dengan jelas tentu tak dapat terhindari. Namun bagaimana kamu akan menghadapi kematian tersebut? Terlebih kematian seseorang yang sangat berharga bagimu? Bagaimana kamu akan menghadapi kematian seseorang yang kamu harapkan tetap bersamamu untuk seluruh sisa hidupmu? ​Ethan tak pernah membayangkan dirinya akan berdiri di hadapan kuburan teman masa kecilnya yang juga merupakan cinta pertamanya, bahkan setelah bertahun-tahun kematian itu berlalu, Ethan masih tak percaya gadis itu telah pergi meninggalkannya sendirian disini. Satu hal yang selalu Ethan sesali bahkan setelah belasan tahun, dia menyesal tak bisa mengungkapkan perasaannya pada gadis itu, karena sikap pengecutnya, dia tak pernah bisa memberitahukan perasaannya yang sudah lama ia pendam pada gadis itu. ​“Papa!” Ethan tersadar dari lamunannya, dia berbalik dari batu nisan itu kearah asal suara. Gadis kecil berusia 7 tahun yang imut dalam balutan dres bunga-bunga pink nya berlari dengan susah payah mendekati pria itu. “Jangan lari, nanti kamu jatuh” pria dewasa itu mengangkat tubuh gadis kecil itu lalu mengendongnya dalam pelukannya. Dia pergi mendekati wanita yang berdiri tak jauh dari sana, mereka bertiga berjalan semakin jauh meninggalkan kuburan itu lagi, meninggalkan batu nisan dan penghuni di dalamnya lagi, mungkin Ethan akan kembali kesini atau mungkin ini akan menjadi kali terakhir dia berdiri di hadapan sahabatnya yang sudah tertidur bertahun-tahun itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Fhadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16

​Suatu hari saat sedang menyusun barang-barang yang baru masuk ke rak di dalam mini market, manajer toko memanggil Ethan kedalam ruangannya. Pria itu duduk di depan sang manajer yang sudah lumayan tua, keseluruhan rambutnya sudah memutih. Ethan tidak berekspresi apapun, dengan tenang menanti kabar yang akan disampaikan oleh sang manajer.

“toko ini akan ditutup kurang dari sebulan lagi, kamu sepertinya harus mencari pekerjaan lain” kata pria itu sambil menatap lekat wajah Ethan, mengamati setiap ekspresi yang ada disana walaupun tak ada apapun yang di tunjukan oleh Ethan.

​Sudah mulai sore dan langit sudah mulai berwarna jingga, burung-burung terbang berlalu lalang diatas sana untuk kembali ke sarang mereka masing-masing. Namun Ethan masih betah duduk sendirian di taman, tempat yang sama yang sering dia datangi bersama Jihan dulu, tempat dia menemui Jihan menangis sendirian, tempat Jihan di ganggu oleh beberapa anak nakal. Kini dia kembali mengenang masa-masa itu, kembali merindukan Jihannya, teman masa kecilnya, cinta pertamanya dan bahkan belum tergantikan sampai sekarang. Ethan membuka buku sketsanya, menatap nanar salah satu gambar yang ia buat, kini semua itu sudah kehilangannya maknanya bagi Ethan. Dia tidak tau apa arti menggambar lagi untuk dirinya, semua itu terlihat seperti sampah baginya, kini semua gambar-gambar itu hanya kertas-kertas yang tak berarti lagi. Dengan tangan yang sedikit bergetar, Ethan mulai merobek satu per satu gambar-gambar dari buku sketsa itu. selama bertahun-tahun, dimana pun dia berada, tidak peduli bagaimana suasana hatinya, tidak peduli sedang musim apa dia selalu menggambar. Dia menyukainya dulu, perasaan yang ia rasakan saat menggambar dan rasa puas saat dia berhasil menyelesaikan gambarnya, dia selalu menyukainya dulu. Kini terasa sangat hampa, sangat kosong dan tak lagi berarti apapun.

​Seorang pria dengan tongkat duduk di samping Ethan yang masih merobek-robek gambarnya.

“sepertinya kamu sedang patah hati” kata pria itu dengan suara pelan yang cukup ramah, Ethan menghentikan kegiatan merobek kertas nya dan menatap pria itu sekilas. Ethan sama sekali tidak mengenal pria itu dan dia tidak sedang ingin berbicara dengan siapapun termasuk pria tua asing itu. Ethan bangkit dari dari duduknya dan berniat ingin pergi dari sana tanpa menjawab atau mengatakan apapun pada pria bertongkat itu.

​“hmm kenapa merobek gambar sebagus ini? ini gambar yang sudah lama kan?!” kata pria itu sambil memungut salah satu gambar Ethan yang tak sengaja terjatu didekatnya, pria itu menatap Ethan yang juga tengah menatap dirinya dengan senyum hangat.

“bukan urusan anda” kata Ethan datar lalu mengambil kertas itu dari tangan pria itu lalu berjalan menjauh.

“aku punya penawaran untukmu” perkataan pria itu menghentikan langkah Ethan yang hampir menyeberang menuju sisi lain. Yeah bukankah hal ini bagus, mendapatkan pekerjaan saat terancam kehilangan pekerjaan. Ethan membalikan tubuhnya untuk kembali menghadap pria itu dan mengamati pria yang tengah berdiri dengan tongkat di tangannya, pria itu terlihat tidak begitu tua tapi sepertinya dia punya masalah di salah satu kakinya, pria itu terlihat agak mencurigakan dan seperti bukan orang baik, itu yang dipikirkan Ethan. Dia tidak ingin terjerat masalah apapun dan kembali di penjara, tapi dia tertarik dan penasaran tentang apa yang akan di tawarkan pria itu.

“penawaran apa itu?” tanya Ethan dan berjalan perlahan kembali mendekati pria itu, pria yang memegang tongkat itu tersenyum miring dan merasa menang karena akhirnya Ethan tertarik.

“kalau kamu tertarik datang ke sini besok” pria itu mengeluarkan suatu kartu dari saku coat nya dan memberikannya kepada Ethan lalu berjalan pelan menjauh. Ethan mengalihkan pandangannya dari punggung pria itu dan menatap kartu yang ada di tangannya, kartu itu berisi sebuah nama dan alamat lengkap.

Saat sampai dirumah, setelah mandi dan makan malam, Ethan kembali menatap kartu tersebut, semua agak tiba-tiba dan dia bahkan tidak pernah melihat pria itu sebelumnya. Tapi tidak ada salahnya mencoba, jika itu hal buruk Ethan akan menolaknya mentah-mentah.

Kini Ethan berdiri di depan sebuah gedung besar, dia merasa sepertinya tersesat tapi alamat yang ditunjukan oleh kartu itu benar terletak disini. Ethan tidak peduli lagi benar atau tidak karena dia sudah jauh-jauh datang kesini. Saat masuk ke dalam gedung tersebut, Ethan merasakan bahwa dia tidak pantas berada disana, dia merasa seperti tidak berada di tempat yang benar. Semua ornag disana memakai pakaian rapi dan formal sedangkan dia hanya memakai kaos biasa dan jeans sobek-sobek. Ethan merasa ragu dan mulai berniat untuk pergi saja dari sana, namun sebelum dia sempat berbalik dan menuju ke pintu keluar suara tapak kaki dan ujung tongkat yang bergelatuk dengan lantai mendekatinya memaksa Ethan berbalik untuk melihat pria yang dijumpai nya di taman kemarin berjalan kearahnya.

“kupikir kamu tak akan datang” kata pria itu sambil mengulurkan tangannya di hadapan Ethan, dengan kaku dan tak tau harus mengatakan apa, Ethan ikut mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan pria itu.

​Pria itu dengan senyuman ramah mengajak Ethan menuju keruangannya. Selama perjalanan kesana mereka sama sekali tidak mengeluarkan suara apapun atau hanya sekedar berbincang-bincang. Saat di lift mereka juga tidak mengatakan apapun pada satu sama lain, Ethan mulai merasa canggung, setiap orang yang melewati dirinya selalu mengingatkan Ethan bahwa dia tidak pantas berada disini. Mereka akhirnya sampai di depan suatu ruangan yang dipintunya tertulis direktur manajer, pria itu membukakan pintu dan mempersilahkan Ethan masuk.

“Nini buatkan kopi untuk kami” kata pria itu dengan ramah pada seorang wanita yang berada di dalam ruangan itu tengah merapikan beberapa dokumen di meja kerja.

“baik pak” katanya lalu berjalan mendekati pintu, suara heelsnya bergema memenuhi ruangan itu.

​Setelah wanita itu keluar, pria itu mempersilahkan Ethan untuk duduk di sofa dan dia langsung duduk di depan Ethan.

“saya Yusuf” pria itu kembali mengulurkan tangannya kedepan Ethan.

“Ethan” Ethan membalas uluran tangan itu. mereka berbicara beberapa saat tentang menggambar dan sebagainya. Pak Yusuf bertanya banyak hal pada Ethan tentang kesukaannya pada menggambar dan membuat sketsa, apa yang ingin dia lakukan dengan skill nya itu dan sebagainya. Hingga wanita tadi kembali ke ruangan dengan membawa dua cangkir kopi, meletakkannya di depan kedua orang itu.

“Nina ambilkan aku maps yang disana, tolong” kata Pak Yusuf dengan senyuman ramah, dengan anggukan seadanya, Nina berjalan mendekati rak yang tak jauh dari meja kerja dan mengambil suatu maps yang berwarna biru lalu memberikannya pada pak Yusuf.

​Pria paruh baya itu meletakan maps itu diatas meja yang berada di antara mereka dan menyuruh Ethan untuk membaca dan memahami dokumen yang berada di dalamnya. Ethan langsung membuka dan membacanya, betapa terkejutnya Ethan setelah tau apa yang tertulis di dalam dokumen tersebut, itu adalah kontrak kerja.

“tanda tangan jika kamu tertarik” kata pak Yusuf sambil meletakan pulpen yang ada di kantung kemejanya diatas meja.

“tapi saya bahkan tidak melakukan wawancara dengan layak dan… dan sebagainya” sangat jelas terlihat keterkejutan dan rasa binggung di wajah Ethan. Pak Yusuf memahami itu dan mulai menjelaskan dengan lebih rinci pada Ethan. Dia menyukai gambar yang dibuat Ethan kemarin, pria paruh baya itu sudah melihat beberapa gambarnya walaupun gambar-gambar itu tengah di robek-robek. Beliau dapat melihat bakat yang ada pada diri Ethan dan tidak ingin menyia-nyiakannya. Pak yusuf bahkan mengatakan jika Ethan serius dia bisa menjadi sangat sukses dengan bakatnya itu.

“tapi saya pernah dipenjara dan saya bahkan tidak bisa menyelesaikan kuliah saya” kata Ethan masih tidak percaya dia di kontrak untuk menjadi desain interior di perusahaan sebesar ini. pak Yusuf mengatakan kalau itu bukan masalah saat ini, yang jadi masalah adalah apa Ethan punya tekad yang kuat dan kegigihan, apa dia ingin berada disini atau tidak.

​Tentu saja Ethan ingin, ini adalah kesempatan yang sangat langka, bahkan Ethan tak berani untuk bermimpi seperti ini dan kini semua ini secara nyata berada di depannya.

“tapi ini tidak akan mudah, kamu harus magang terlebih dahulu, selama magang kamu akan mendapatkan pelatihan yang intens dan kamu akan diuji, kalau kamu lulus ujian kamu bisa menjadi pekerja tetap disini” kata Pak Yusuf dan itu bukan masalah besar bagi Ethan. Setelah menanda tangani kontrak tersebut dan berbicara tentang beberapa hal lainnya, Ethan pulang dan dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tepat setelah dia sampai di kamarnya. Masih tidak dapat mempercayai apa yang baru saja terjadi, rasanya masih seperti hayalan belaka dan bahkan jantungnya masih berdetak dengan cepat. Ethan meraih foto ibunya dan mengatakan betapa dia merasa sangat bahagia dan baik hari ini, dia mendapat pekerjaan yang layak dan berharap agar ibunya dapat merasakan bahagianya juga dan merasa bangga padanya. Dia berjanji akan bekerja dengan gigih dan baik, dia tidak akan menyia-nyiakan hal ini. setelah itu Ethan juga menatap foto Jihan dan mengatakan hal yang sama pada foto gadis itu.

​Ethan juga tidak lupa untuk mengabari hal ini pada kak Viola dan Jacob dan mereka mengucapkan selamat dengan tulus padanya. Sore harinya Ethan mengunjungi kuburan kedua orang yang sangat penting baginya, membersihkan makam mereka menabur bunga baru dan mulai bercerita. Ethan tidak ingat kapan terakhir kali dia merasa sesenang dan berambisi seperti ini, apa saat dia di terima di universitas atau saat dia terakhir kali menang pertandingan bulu tangkis. Kapan pun itu, perasaan ini terasa begitu baik dan segar untuk dirinya.

​Ethan mengundurkan diri dari mini market yang akan ditutup itu dan memulai pelatihannya di perusahaan J.A, dia kembali diajarkan menggambar sketsa beberapa jenis barang dan ha, dia juga diperkenalkan pada perabotan-perabotan, jenis-jenis dan kegunaannya. Belajar hal-hal dasar namun melelahkan, pelatihan ini kembali membuat Ethan merasa seperti saat kuliah dulu, sensasi yang diberikan terasa mirip namun disini lebih serius dan ketat. Ethan mulai membeli buku-buku dan majalah-majalah interior dan mempelajari hal-hal tersebut dan mempelajarinya dengan serius. Sejujurnya Ethan bercita-cita menjadi arsitektur dan dulu saat dia masih kuliah dia juga mengambil jurusan arsitektur namun menjadi desain interior juga tidak terlalu buruk, siapa tau suatu saat nanti dia bisa mendesain rumah secara utuh bukan hanya interior ruangan.

​Suatu malam, Ethan pulang dari perusahaan tempatnya kini tengah melakukan pelatihan untuk menjadi desain interior, Ethan berjalan sendirian dan melihat seorang gadis yang berjalan dengan kesusahan di depannya, gadis itu berhenti di depan suatu kios untuk membeli roti dan setelahnya kembali berjalan. Dia adalah Emmy, gadis yang sudah beberapa kali Ethan temui dengan tidak sengaja dan kini dia juga bertemu dengannya lagi. Ethan hanya berdiri diam ditempat sambil mengamati gadis itu, tidak seperti biasanya kali ini Emy terlihat tidak begitu baik. Ethan mempertimbangkan untuk melewatinya saja atau membantunya.

​Ethan berjalan mendekati Emy yang masih berjalan dengan sebelah kaki agak berjinjit dan memakan roti yang baru dia beli. Emy sedikit terlonjak kaget saat menyadari Ethan yang tiba-tiba berjalan disampingnya dalam diam tanpa mengatakan apapun. Emy mencoba untuk bersikap biasa saja dan mulai mencoba berjalan dengan lebih baik sambil menahan rasa sakit, dia tidak ingin menunjukan rasa sakitnya pada Ethan. Ethan tidak yakin harus mengatakan apa dan Emy juga sama jadi mereka berjalan berdampingan dalam diam untuk beberapa saat.

“dimana rumahmu?” akhirnya Ethan membuka suara dan memecah kesunyian.

“huh?!” Emy agak kaget mendengar pertanyaan Ethan yang tiba-tiba bertanya tentang tempat tinggalnya.

“jangan berpikiran aneh-aneh, aku hanya akan mengantarkanmu pulang” kata Ethan sebelum Emy mengatakan apapun yang dia pikirkan. Emy terlihat ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan itu namun akhirnya dia memberi tahu Ethan tempat tinggalnya karena tidak mungkin mereka terus berjalan tanpa arah. Ethan mengantar Emy pulang, selama dalam perjalanan Ethan sesekali melirik kearah gadis itu untuk mengamatinya. Ada beberapa bekas luka dan lembam di wajah dan tangan gadis itu, dia ingin bertanya apa yang sudah terjadi kepada gadis itu namun Ethan merasa tidak pantas melakukannya. Setelah berada tepat di depan pintu rumah Emy sebelum gadis itu masuk kedalam Ethan menghentikannya sebentar meminjam smartphone gadis itu.

“untuk apa?” tanya Emy binggung namun tetap mengeluarkan smartphonenya dari saku celana dan menyerahkannya pada Ethan. Ethan tidak menjawab atau mengatakan apapun pada Emy dan hanya mengetikan sesuatu di smartphone Emy.

“hubungi aku kapanpun kamu butuh” kata Ethan sambil menyerahkan kembali smartphone itu kepada pemiliknya. Setelah itu Ethan berlalu pergi meninggalkan Emy yang masih berdiri terpaku di depan pintu, dia tidak menyangka pria itu akan melakukan hal semacam itu namun hal sepele itu membuat Emy tersenyum tersipu.

​Saat sampai dirumah, Ethan masih memikirkan kemungkinan apa yang telah terjadi pada Emy, ini tidak seperti dia tertarik pada gadis itu hanya saja dia sedikit khawatir. Mungkin saja gadis itu mengalami penganiayaan yang parah atau dia di rampok atau semacamnya namun gadis itu tidak mengatakan apapun soal itu.

1
Bening Hijau
marathon loh aku bacanya..
kamu orangnya konstisten...
saya senang gayamu..
nanti akan ku baca cerita mu yang lain marathon juga dan komen di bagian akhir..
semangat terus..
Bening Hijau: tak langsung kamu buat q motivasi untuk menyelesaikan imajinasi ku sampai selesai
Nurul Fhadillah: Terima kasih banyak, senang sekali kalau kamu suka sama ceritanya😁
total 2 replies
mary dice
biasanya ada koma sebelum tanda petik
Nurul Fhadillah: Ouh oke kak, terima kasih untuk koreksi nya😁🙏🏻
total 1 replies
S. M yanie
semangat kak...
S. M yanie: InsyaAllah, hhheee
Nurul Fhadillah: Iya kak, kakak juga semangat ngejalani hari2🦾
total 2 replies
cytoid
kakak bisa lihat novelku lewat profilku(^^
cytoid
kasian ethan🥺. Btw aku juga lagi buat novel baru nih kak, tolong disupport ya?🙏
todoroki shoto: semangat,kak/Smile/
Nurul Fhadillah: Ouh oke kak, semangat terus berkarya nya ya, terima kasih juga udah baca novel ini😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!