YOU & ME IN NOVEMBER

Guru tersebut sampai menuaikan pujian dengan senang pada Daris dan berkata,

“Daris uda makin rajin ya. Semangat terus ya!”

...Lalu Daris balik dengan wajah yang bahagia dan berseri-seri sementara wajah Livia sangat datar dan seperti mematung layaknya emoji batu....

...Daris melirik kembali Livia dengan senang tetapi tampaknya lelaki itu tidak bisa mengucapkan kata terima kasih untuk gadis itu yang wajahnya yang datar....

...Lalu guru melanjutkan pemanggilan nama sesuai absen dan beberapa nama lagi akan tiba giliran Livia sehingga gadis itu menyiapkan bukunya di meja terlebih dahulu....

...Tetapi saat membuka tas, buku sejarah Livia tidak ada di dalam tas. Gadis itu sampai panik dan merogoh buku-buku lainnya hingga berantakan....

...Buku Livia biasanya tersimpan dengan rapi di dalam tas sekolahnya karena masih ada tas kecil khusus masing-masing untuk menyimpan setiap buku mata pelajaran yang telah sepaket dengan buku catatan dan buku latihan....

...Livia pun panik karena bukunya tiba-tiba hilang dan di tas kecil lainnya juga tidak terdapat buku sejarah Livia yang khusus untuk buku latihan....

“Loh mana ya bukuku? Tadi aku simpan disini,” gumam Livia yang terdengar oleh Daris.

“Bukumu kenapa?” tanya Daris.

“Buku latihan yang tadi ku pinjam sama lu itu ... hilang entah kemana!” ujar gadis itu dengan panik.

...Daris pun terkejut dan bantu melihat-lihat sekitar dan mencoba merogoh tasnya juga yang siapa tahu terselip di bukunya....

...Tapi tidak ditemukan apa-apa dan setelah gadis itu mengecek laci mejanya dan di permukaan lantai juga tidak menemukan buku sejarahnya. Tinggal 2 nama lagi akan tiba giliran Livia dipanggil ke depan untuk mengumpulkan tugas....

...Livia pun sampai menanyakan keberadaan bukunya dengan teman di belakangnya tetapi hasilnya tetap tidak ada yang melihat. Lalu tiba nama Livia dipanggil, Livia pun maju ke depan....

“Mana bukumu Nak?” tanya guru itu.

...Livia dengan wajah sedih menjawab,...

“Buku ku entah hilang kemana Bu.”

...Guru pun terkejut karena biasanya Livia bukanlah orang yang ceroboh....

“Tadi bukuku ada Bu sebelum les pelajaran sejarah. Ini sekarang tiba-tiba hilang,” ujar gadis itu.

...“Ya ... apa boleh buat Nak. Kamu cari saja dulu, kalau ga ada terpaksa Ibu kosongkan nilaimu,” ucap guru itu....

...Lalu Livia duduk kembali dengan diam dengan raut wajah yang sedih. Gadis itu pun bingung kenapa bukunya bisa hilang tiba-tiba padahal tidak dibawa kemana-mana....

...Ia pun pasrah dan duduk diam saja sementara Daris melihat wajah gadis itu pun merasa ikut bersalah....

“Maaf ya ...” ucap Daris.

“Hah? Kenapa?” tanya Livia dengan bingung.

“Tadi aku yang pinjam bukumu, jadi sekarang hilang,” ucap lelaki itu lagi dengan kepala menunduk.

“Bukan kok, ini bukan salahmu,” ucap gadis itu.

...Kemudian mereka berdua duduk diam saja. Yang satu memusingkan keberadaan bukunya untuk mendapatkan nilai sementara yang satu lagi merasa bersalah karena mendapat nilai sempurna dari Livia yang telah membantunya tetapi giliran gadis itu yang kehilangan buku....

...Tak lama kemudian, pemanggilan nama sudah berlanjut sampai Miska. Ia mengumpulkan tugasnya yang baru saja ia selesai kerjakan. Kemudian ia menghampiri meja Livia dan membalikkan buku gadis itu....

“Nih, bukumu. Gue uda balikin. Thanks,” ujar Miska dengan wajah sombongnya.

...Livia pun menatap Miska dengan mata melotot dan marah karena ketidaksopanan dirinya. Livia dengan nada marahnya pun berkata,...

“INI LU AMBIL DARIMANA?”

...Lalu Miska dengan santai dan tanpa merasa bersalah dengan menjawab,...

...“Tadi aku ambil dari tasmu karena lu dari tadi ga ada di kelas.”...

“Loh? Jadi boleh suka-sukamu ambil barang dari tasku, hah?” ujar Livia dengan kesal.

...Tapi Miska juga menjadi kesal dan mulai berbicara nada tinggi dengannya....

...“LU DARI TADI KELUAR LAMA KALI. YA AKU AMBIL DULU LAH! POKOKNYA AKU KAN DAH BALIKIN BAIK-BAIK. KOK LU YANG MARAH?”...

teriak Miska dengan raut wajah marah lalu pergi dengan membanting buku gadis itu di meja dan pergi begitu saja.

“Dasar ga sopan!” gumam gadis itu dengan mata sinis melihat Miska yang tengah berjalan menuju bangkunya.

...Lalu Livia mengumpulkan kembali bukunya dengan alasan Miska yang mengambil bukunya. Tetapi gurunya hanya diam saja menatap Miska dan hanya melanjutkan pekerjaannya saja....

...Livia juga tidak berniat meminta guru untuk membalas perbuatannya atau memarahi Miska agar ia puas....

...Kemudian gadis itu duduk di bangku dan ketika melirik ke samping, ternyata teman-teman Miska termasuk Dina sedang melirik sinis gadis itu....

...Gadis itu juga tidak mau kalah, lalu gadis itu melirik sinis kembali mereka dan mengecap wajah mereka....

...Kemudian pelajaran berlanjut seperti biasa dan Livia dengan Daris saling diam-diam saja di tengah pelajaran....

...Setelah 1 jam berlalu, bel akan segera berbunyi yang menandakan waktunya pulang sekolah dalam hitungan beberapa menit lagi....

...Suasana kelas pun menjadi sedikit ribut karena menunggu bel pulang sekolah diikuti Daris dan Livia yang tengah bersantai juga....

...Karena saat pelajaran berlangsung, wajah seisi kelas tampak tegang dan suram sehingga sekarang menjadi waktu untuk santai dan mengobrol....

...Daris pun tiba-tiba mengucapkan sesuatu kepada Livia....

“Lu tadi ya, nyebelin banget,” ujar lelaki itu.

“Hah? Kapan? Kenapa?” tanya gadis itu dengan bingung.

“Ya lu itu dari tadi sambil ngejek aku buat tugas,” ujar lelaki itu dengan sedikit kesal.

“Oh ... hehe. Ya kan dapat seratus juga kan? Lumayan lah,” ujar gadis itu dengan senyum yang menyebalkan.

...Lelaki itu diam saja dengan wajah kesal dan datar melihat gadis itu dengan senyum jelek....

“Awas saja lu nanti,” ucap lelaki itu dengan wajah datar.

...Livia pun kaget mendengarnya sampai matanya terbuka lebar. Tetapi kemudian gadis itu tertawa lagi mengejek lelaki itu....

“Oh? Emang kamu bisa apa? Bisa marah doang? AHAHAHA!” ujar perempuan itu dengan tertawa keras.

“Hey! Oh ... sepele ya,” ucap Daris dengan kepalanya yang mengangguk sambil melihat gadis itu.

...Gadis itu hanya senyum lebar dengan tatapan mengejek melihat lelaki itu. Lalu lelaki itu dengan wajah datar melihat gadis itu dan langsung membuang muka....

...Di lain sisi, Farhan melihat tingkah mereka berdua yang semakin dekat dan akrab....

...Farhan merasa, bahwa Daris sepertinya tidak sepenuhnya menyukai Livia Syah dengan bulat. Seperti yang dilihat oleh Farhan, Daris sudah mulai berinteraksi dan berbicara dengan perempuan....

...Terutama dengan Livia yang dapat membuat lelaki itu terhibur. Hanya gadis itu lah yang satu-satunya perempuan yang membuat Daris tidak merasa risih dan nyaman....

“Hm ... sepertinya mereka berdua bukan sekedar bercanda tawa saja ... malah lebih ke ... .”