NovelToon NovelToon
Melawan Kematian

Melawan Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fukano Jr

Seorang pemuda bernama Riu Zin, yang dipenuhi ambisi dan keinginan yang membara untuk mencapai kekuatan yang luar biasa, sehingga ia bersedia untuk melawan bahkan kematiannya sendiri.

Meskipun menghadapi tantangan yang tampak tidak mungkin, seperti melawan Surga yang bagi manusia adalah suatu kemustahilan, namun demi kekuatan yang diimpikannya, ia rela menghadapi segala risiko, bahkan kematian pun sudah menjadi bagian dari kesiapan dan tekadnya. Dengan tekad yang teguh dan semangat yang membara, pemuda ini siap menghadapi segala rintangan dan tantangan, mengejar impian dan ambisinya dengan penuh determinasi dan keberanian yang luar biasa.

Ini bukan tentang mencari kesempurnaan,cerita ini tentang mencari Mati! Ambisi dari seorang Pemuda yang merasa tertantang dan mengikuti seseorang yang menurutnya bisa di andalkan.


Mari baca cerita Pertama ku ya

[ Karya asli]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fukano Jr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Seorang Misterius !! Iblis

Sehari setelah kemenangannya dalam turnamen tingkat Kekaisaran, matahari pagi yang cerah menyinari langkah-langkah mantap Riu Zin saat ia menjelajahi jalan di sebuah tempat kecil yang sunyi.

Merasa terpanggil oleh suara misterius, Riu Zin dengan tegas memanggil, "Siapa yang memanggilku? Tunjukkan dirimu!" Suaranya bergema di antara pepohonan yang diam, mencerminkan keberanian dan ketegasan yang mengalir dalam dirinya. Dia memperhatikan setiap detail di sekitarnya, mencari tanda-tanda kehadiran yang menyelimuti udara.

"Sepertinya ada yang ingin bermain-main denganku," gumam Riu Zin dengan ekspresi serius, tangan kanannya membuka dan menutup, menciptakan aura merah yang meluas ke dalam hutan, mencari jejak musuh yang mungkin mengintai di balik bayang-bayang pepohonan. Aura merah itu meliputi area seluas tiga ratus meter, memberikan Riu Zin pandangan yang lebih tajam dalam mencari musuh yang tak terlihat.

"Tidak ada," ucap Riu Zin dengan suara pelan namun penuh kewaspadaan, matanya tetap fokus memindai sekitarnya. Aura yang ia pancarkan adalah kekuatan untuk melacak keberadaan musuh yang mungkin mengintai, memastikan bahwa tidak ada yang bisa menyelinap tanpa terdeteksi.

"Setidaknya dia belum jauh. Bukankah aku melihat sesuatu bergerak dari sini?" Riu Zin memutuskan untuk mengejar jejak yang baru saja ia lihat, langkahnya mantap memasuki hutan yang penuh misteri.

Dengan ekspresi serius yang terukir di wajahnya, Riu Zin melirik ke kanan dan kiri, menunjukkan kewaspadaan dan ketajaman pikirannya. Tanpa aba-aba, ia dengan cepat mengeluarkan pedangnya.

"Sing"

Gerakan cepatnya menghalau serangan tiba-tiba dari sosok yang tak dikenal. "Boleh juga dari seorang juara," puji orang yang menyerangnya dengan senyum licik, menyiratkan pertarungan yang menegangkan yang akan segera terjadi.

Mereka saling bertatapan sejenak sebelum dengan sigap melompat mundur, menyiapkan diri untuk pertarungan yang akan menjadi ujian nyali dan keberanian mereka.

Dengan matanya yang merah dan kulit putih pucat, orang itu menciptakan aura yang tajam dan menusuk, membuat Riu Zin berspekulasi apakah dia berhadapan dengan iblis yang menyamar.

Meskipun Riu Zin mengambil posisi berdiri seratus meter dari orang itu, aura tajamnya tetap menggetarkan udara di sekitarnya, membuat langkah Riu Zin terasa kaku dan berat, terhambat oleh ketakutan yang merayap dalam dirinya,jika menatap mata orang itu.

Jika benar orang yang dihadapinya adalah iblis, sesuai dengan pemikirannya, ini merupakan pertama kalinya dalam hidup Riu Zin ia bertemu langsung dengan sosok iblis. Meskipun ia adalah seorang anak yang tangguh dan tidak pernah gentar ketika ingin bertarung, kali ini kehadiran iblis membawa rasa kepanikan yang mengguncangnya hingga ke inti.

Untuk mengatasi rasa takutnya, Riu Zin memaksa dirinya untuk bersuara tegas, "Iblis sialan, mati kau!" Dengan langkah mantap, ia memutar tubuhnya dan membabat pedangnya ke arah orang yang tiba-tiba muncul di belakangnya, menciptakan gerakan pedang yang cepat dan mematikan, membelah udara dengan kekuatan membara. Aura ganas yang dipancarkannya meluas tiga ratus lima puluh meter di sekelilingnya.

Namun, pria misterius itu seolah menertawakan usaha Riu Zin, dengan lincahnya menghindari serangan pedang yang mematikan.

Riu Zin terkejut oleh kecepatan dan ketangkasannya, bahkan kecepatan dari jarak yang sangat dekat hanya berkisar sepuluh centi darinya. Bahkan serangan kejut itu jika dilakukan kepada para tetua,sudah pasti bisa membunuh mereka.

Pedang yang dipegang oleh Riu Zin bukanlah senjata yang dikenal sebagai senjata yang sangat kuat atau termasuk dalam kategori pedang legendaris, melainkan hanya sebuah pedang biasa. Namun, dalam tangan Riu Zin, pedang itu menjadi senjata yang menakutkan karena kekuatan yang tersalurkan oleh penggunanya.

Tebasan yang dilakukannya sebelumnya dapat merobohkan belasan lawan bahkan ratusan, tergantung pada penyaluran energi yang dikuasai oleh Riu Zin. Kekuatan yang dimiliki oleh Riu Zin tidak hanya terletak pada senjatanya, tetapi juga pada kemampuan dan kekuatan energi yang dimilikinya, yang mampu mengubah pedang biasa menjadi alat yang mematikan dalam pertempuran.

Kewaspadaan semakin merajalela dalam diri Riu Zin saat tebasan cepatnya dengan mudah dihindari oleh lawan. Berdiri tegak kembali, ia berusaha menjaga ketenangan di tengah kekacauan yang melanda. "Kemana lagi dia?" desisnya, mencari jejak orang yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya.

Saat melintasi hutan yang gelap, langkahnya yang mantap membawanya ke tempat di mana gumpalan aura hitam seukuran dua kaki manusia mengambang, menciptakan suasana yang mencekam dan mengancam dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Udara terasa tegang, dan aura kegelapan yang menyelimuti area itu menambah ketegangan dan ketidakpastian dalam pertarungan yang akan segera terjadi.

"Boom" 

Dengan suara gemuruh,Aura api tebasan pedangnya memotong dengan kekuatan luar biasa saat menyentuh tanah, menghancurkan area tanah seluas lima ratus meter dan kedalaman lima puluh meter ke bawah.

Sekitaran pohon-pohon sekitarnya hancur, tersisa hanya abu yang dihembuskan oleh angin, sementara api yang masih menyala membakar sisa-sisa kekuatan mistis yang terpancar dari Riu Zin.

Namun, meskipun kekuatannya menakjubkan, Riu Zin masih tercengang oleh dampak ledakan yang diciptakannya. Melihat gumpalan hitam yang menyebar luas, ia merenungkan kekuatan yang baru saja ia gunakan.

"Apakah sebenarnya kekuatan ini?" gumamnya, sementara dia menyaksikan kehancuran yang dia ciptakan, menyadari bahwa segala usahanya tampak sia - sia hanya untuk memancing iblis misterius yang semakin menggoda dengan misterinya yang tak terpecahkan.

"Wush" 

Angin kencang berhembus, diikuti oleh gumpalan aura hitam kecil seukuran kepalan tangan seorang anak kecil, meluncur dengan kecepatan kilat melewati Riu Zin tanpa terduga.

Orang misterius itu dengan gesitnya sudah berada di belakangnya, membuat Riu Zin jatuh berlutut, merasakan rasa sakit yang menusuk perutnya seolah dihantam oleh kekuatan yang tak terbayangkan. Darah merah mengalir dari mulutnya, menandakan seriusnya serangan yang ia terima.

Sebagai Pemuda terbaik di seluruh wilayah kekaisaran, Riu Zin memiliki bakat yang luar biasa. Tingkat Kultivasinya telah berada pada Ranah Penyempurnaan dan berada di Tingkat Puncak diri, tingkat keempat dari lima tahapan yang ada di Ranah Penyempurnaan.

Meskipun seharusnya membutuhkan enam puluh tahun untuk mencapai tingkat Puncak diri, Riu Zin yang baru berusia dua puluh tahun seharusnya paling cepat berada di tingkat pertama pada tahapan itu.

Memiliki Fondasi tubuh yang kuat.Kekuatan dan daya tahannya luar biasa, mampu menahan pukulan yang bahkan setara dengan hantaman belasan gunung. Namun, saat ini, Riu Zin terkapar, tidak mampu menahan serangan yang terlihat begitu kecil namun begitu mematikan.

Riu Zin merasakan tekanan luar biasa pada titik aliran energinya, seolah kepanasan yang tak tertahankan merayap di seluruh tubuhnya. Meskipun biasanya mampu mengendalikan api dengan sempurna, kali ini aura api yang membakar tubuhnya terasa berbeda, terganggu oleh kehadiran aura hitam yang mengancam.

Duduk di hadapan Riu Zin, orang misterius tersenyum sinis di balik jubah hitamnya, menatap dengan tatapan mengejek yang membuat bulu kuduk Riu Zin merinding.

Dalam keheningan yang mencekam, aura hitam yang membelenggu aliran energi Riu Zin mencoba memadamkan kekuatan dalam dirinya. Namun, dengan tekad yang kuat, Riu Zin mampu memusatkan energi apinya untuk melawan dan memusnahkan aura hitam yang merambat di tubuhnya.

Meskipun tersiksa oleh rasa sakit, Riu Zin bangkit dengan penuh ketegasan, melesatkan pedangnya ke arah orang misterius yang duduk tenang di hadapannya.

"Ku Bunuh Kau!" desisnya penuh kemarahan, matanya memancarkan keberanian yang tak tergoyahkan meskipun hatinya dipenuhi rasa takut sebelumnya. Namun, kali ini tebasan nya bergerak lambat, mungkin karena tenaganya yang juga terkuras akibat tekanan aura hitam sebelumnya.

Tebasan Riu Zin yang terkesan lambat,sudah pasti dengan gampang orang misterius itu mengelaknya"Manusia itu lemah," suara serak orang misterius bergema, sementara ia melompat keluar dari lubang ledakan besar yang menciptakan kekacauan di sekitar mereka.

Riu Zin tanpa ragu mengejarnya, memasuki pertarungan yang semakin memanas di antara keduanya. Dalam kegelapan yang menyelimuti, pertarungan antara kekuatan dan keberanian semakin intens, menguji tekad dan ketangguhan Riu Zin dalam menghadapi musuh yang misterius dan kuat.

"Mendengar orang itu menyebut kata 'Manusia itu lemah' sudah pasti berarti dia bukan Manusia," pikir Riu Zin dengan tegas. "Ternyata benar kau adalah iblis," ucapnya dengan mantap. Aura api yang kuat menyelimuti pedang yang dipegang Riu Zin, siap untuk melancarkan serangan berikutnya. Orang misterius itu tertawa besar, memandang rendah ke arah Riu Zin yang datang.

••••••••••••••••••••••••••••

Catatan : Di Dunia Bumi,Kultivasi terdapat tiga ranah yang meliputi; Ranah Penguasaan Mendasar,Ranah Penyempurnaan, dan Ranah Dominasi Ilahi. Setiap Ranah ini terdiri dari beberapa tingkatan yang harus dilewati para praktisi Kultivasi.

1
Lumine
keren.../Good/

/Rose//Rose/+/Coffee/ untukmu thor...
Uciha Kumar: Terima kasih 🙏
total 1 replies
Lumine
Karyamu mantav bang../Good//Good//Good/
kukasih kopi /Coffee/ /Ok/
Uciha Kumar: Terima kasih dukungan nya 😁🙏
total 1 replies
Lukalama
tulisanmu rapi sekali Thor.../Good/
/Rose//Rose/meluncur....
Uciha Kumar: Makasih kak Luka sudah mampir 😁🙏
total 1 replies
arfan
terus semangat bos
Uciha Kumar: Ok Siap👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!