Duri Dalam Pernikahan

Arya bercerita pada ku soal kejadian yang banyak menimpa Mas Safir selama Aku pergi, ia bercerita banyak tentang Mas Safir yang sampai rela pergi ke kampung ku demi mencari ku, Namun usahanya tidak membuahkan Hasil.

tapi tetap Saja ucapan Arya soal Mas Safir tidak membuat ku iba, Aku akan tetap melanjutkan gugatan perceraian ini...

Karna seseorang yang seperti Mas Safir orang yang pandai Manipulatif Dirinya, biarpun berbagai Macam Alasan yang Mas Safir berikan ia akan tetap menjadi Orang yang paling pertama membuat Aku Trauma

Setelah Salsa dan Arya pergi Aku dan kedua Kedua karyawan langsung menutup toko, karna sudah jam sepuluh Malam.

" Oh iyah Atika, Putri ini Uang Gajih pertama Kalian " ucap ku, Sambil memberikan Kertas Coklat berisi Uang

" Mba makasih yah mba.."

" Makasih Mba "

" Iyah Sama sama, semoga kalian betah yah bekerja disini "

" iyah mba "

Kami pulang bersama meskipun Nanti di pertigaan kita berpisah karna Rumah kami beda Gang...

Aku Mencari Kunci Rumah di Tas ku, Aku kaget saat menoleh, Ada seorang Wanita yang sudah menunggu ku di Teras Depan Rumah

" Kaya Sarah " Batin ku, Saat aku semakin Dekat ternyata benar, Dari mana dia tahu Alamat Rumah ini?

" Ratna " ucapnya Sambil beranjak dari bangku yang kusedikan di depan Rumah, kini perutnya Sudah Mulai membesar.

" iyah..."

" Aku minta maaf " Sarah merangkul Ku

" Minta Maaf untuk Apa? Semuanya sudah terjadi "

Kami tertegun Sejenak, menyadari Kini Sarah menangis pilu di hadapan ku sekarenag, Aku tahu Sarah memang sudah merebut Suami ku, Tapi Mungkin saja semua yang terjadi Sudah di garis kan

" Ayo duduk tidak perlu menangis " ucap ku, Sambil menyuruh ia duduk Kembali.

Sekaran g Hati ku sudah seperti Baja yang kuat, Meskipun lebih tepat nya hampir Menangis, Aku belum bisa bertanya pada Sarah dengan jelas karna dulu wanita yang sangat cantik Aku pandang penampilan nya berubah Drastis Apa dia tertekan Batin?

" Ratna tolong lepaskan Safir, temui ia dan bicaralah padanya Agar dia bisa. mengerti kalau dia Sudah kamu lepaskan " Ucapan Sarah membuat ku kaget.

Karena memang Aku juga Akan meminta Cerai padanya. tapi bukan menemuinya Seorang diri. " Aku mohon Ratna bicaralah pada Safir " Bahu nya naik turun terisak

" Kamu tenang saja, baiklah Malam ini Aku akan menemui Mas Safir " ucapan ku.

Dia berterimakasih dan berpamitan pergi, Lemas sudah pasti Karna Aku tidak bisa membayangkan jika harus Menemui Safir Seseorang diri, Nanti yang ada dia malah bertindak Nekad menyekap ku.

Aku menelfon Salsa Nomernya tidak bisa di hubungi, Fifi juga tidak bisa datang karna sedang berada di luar kota mengunjungi pameran Jika meminta tolong pada Mas Yusuf ia juga Pasti sedang menjaga ibu di rumah.

lagi pula perjalan yang harus di tempuh kan hampir lima jam, Terpaksa Aku meminta tolong pada Amar

" hallo Assalamualaikum Amar Aku boleh minta tolong..." Ucap ku dari balik telfon.

" Iyah baik Aku segera Datang. "

Amar langsung bergegas Menjemput ku, Sebelum Amar datang ku paksakan Mengira Mengirim pesan Pada Mas Safir

" Mas ini Aku Ratna, kita bisa ketemu di cafe Biru Madu .." ketik ku...

Aku abaikan balasan pesan nya yang sepertinya Mengetik Dan mengirimkan beberapa Emotion Menangis.

" lebay banget kamu Mas " Batin ku, Saat membuka pesan nya dari layar Atas...

Amar sampai di halaman Rumah ku, dia mengklakson Aku segera keluar gerbang, dan memasuki Mobil nya.

Aku menyapa Amar, ternyata sekarang Amar sudah berubah Drastis tidak petakilan seperti dulu pembawaan nya tenang berwibawa tutur katanya lemah lembut.

" Sudah Ada tempat Tujuan nya? "

" Sudah caffe Biru Madu "

mobil berjalan menuju ke cafe Biru Madu, Rasanya campur aduk jadi Satu karena tidak menyangka Tiga bulan tidak bertemu kini Kami Akan bertemu kembali.

Aku mengirim Lokasi pada Mas Safir, Sambil menunggu ia datang kami memesan caffe dan juga cemilan Ringan yang tersedia di caffe Biru

" Ini mba pesanan nya "

" oh iyah mba Makasih..." ucap ku.

Kini selera Amar berubah menjadi pecinta kopi hitam, menu Andalan ku Masih sama jus stroberi dan juga kebab Mozarela.

Minum Ku Tingal separuh tapi Mas Safir tidak kunjung datang.

" Jangan banyak. minum nanti ngak bisa Ngomong " ucap Amar sambil menyeruput coffe nya.

Aku tersenyum getir Saat Menyadari Amar memperhatikan ku...

lebih terkejut lagi Saat kulihat Mas Safir berjalan di belakang Amar Akan menuju Kami,

" Sayang.." tiba-tiba saja Mas Safir langsung memeluk ku di depan Amar.

" Mas lepasin " ku buka tautan tangan nya. yang memeluk ku.

pandangan matanya Masih sama seperti Dulu kita bertemu, Mata yang penuh kehangatan. " Sayang Mas kangen " ucap Mas Safir pada ku.

" Udah mas udah Aku datang kesini bukan untuk Melepas kerinduan " Tegas ku.

Mas Safir membuang wajah pilu, Saat Menyadari Amar sepupunya juga Ada di sini.

" Lu ngapain Disini? " ucap mas Safir sedikit ketus.

" Aku yang meminta Amar menemaniku untuk menemui mu " jelas ku.

" Apa yang Mau kamu bicarakan Sayang? Kamu mau menjabut Gugatan Cerai kita kan? " Mas Safir meminta Aku memandang wajah nya

Aku menggeleng karena memang bukan Tujuan Awal Aku datang untuknya, tapi demi buah hati yang Ada di dalam kandungan Sarah.

" Tidak Mas Aku akan tetap melanjutkan perceraian kita, Dan aku harap Kamu menerima Semua ini, karna Kepergian ku juga karena ulah mu sendiri, jadi sampai bertemu di pengadilan "

" dan tolong jangan Ceraikan Sarah karena bagai mana pun, setelah ia Melahirkan Bayi nya juga pasti Akan membutuhkan seorang ibu, Jadi cukup Aku saja yang kamu Sakit cukup Aku Mas " ucap ku tepat di depan wajah nya.

Aku membuang muka, karna ku Rasakan Air mata ku mulai jatuh.

" Kenapa kamu jadi begini Sayang? Pasti semua Gara gara kamu kan Amar Apa yang kamu yang sudah menyembunyikan Ratna waktu itu ia...!! " pekik Safir

" Buat Apa aku menyembunyikan Orang yang pergi karena tersakiti? " ucap Amar dengan Senyum penuh wibawa.

" Alah...omong kosong " Mas Safir mengepalkan tangan nya, hampir meninju Amar.

" Cukup Mas, Amar tidak Ada sangkut paut nya, Kamu jangan emosi gini." Aku menghalangi nya.

" Apa kamu ada main ia sama dia? " Mas Safir menunjuk ke Arah Amar.

tuduhan mas Safir malah membuat Aku semakin Murka,Kata-kata yang seharusnya tidak keluar dari mulut ku Di tempat umum Malah aku ucapkan, karna sekarang dia yang malah menuduh Aku selingkuh.

" Cukup Mas, Aku ngak ada main Dengan Amar ataupun dengan siap pun, jadi jangan Kamu pikir Aku juga melakukan hal yang sama, Talak Aku sekarang Mas " Nada bicara ku berubah Drastis, Antara Marah dan menangis campur Aduk menjadi Satu.

Mas Safir mengusap wajah nya, dengan beringas karan tidak percaya Aku akan mengucapkan kalimat ini di hadapan umum...

happy reading....!!!!⚘⚘⚘⚘

jangan lupa like and vote dan komen juga biar autor makin semangat up nya.💕🤗