NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisakah Waktu Berhenti?

Rasanya seperti tidak punya kehidupan. Itu adalah yang pertama kali Leo pikirkan ketika matanya terbuka. Ruangan kamarnya terang, dia ingat lupa mematikan lampu karena terlalu fokus melamun sampai sakit kepala.

Leo merasakan kondisinya tidak terlalu baik, merasa kurang sehat dan kepala hingga badannya pun seolah berat. Cahaya matahari yang menembus jendela membuat Leo terperanjak kaget dan hadir satu nama perempuan di otaknya. "Yaampun. Bianca pasti belum makan." Hanya itu yang Leo pikirkan di saat perutnya pun sedang keroncongan.

Leo menyibak selimut, terdiam dibuat keberadaan Bianca tertidur di sebelahnya. Lengan Leo di bawah leher Bianca dan lengan Bianca melingkari pinggang Leo membuat Leo mengerti mengapa tubuhnya terasa berat.

Tiba-tiba Leo tersenyum, dia merasa seperti disiram secangkir kebahagiaan tapi ekpresi wajahnya berubah pucat pasi dikala dia menyadari Bianca tidak menggenakan baju, hanya bra hitam dan celana sependek paha.

“Astaga.” Leo terlampau syok. Matanya membulat dan wajahnya mulai memerah. Dia tidak bisa mengalihkan pandangan tidak peduli seberapa besar usaha wajahnya untuk menoleh.

“Apa yang terjadi di sini?” Toneri berusaha mengali memori tapi semua yang dia ingat hanya sebatas dirinya ketiduran setelah pukul tiga subuh. Dia tidak ingat kapan Bianca datang dan mengapa dia tidak pakai baju.

“Aku tidak mungkin menyeretnya ke sini’kan?” Dugaan horor itu membuat Leo berkeringat dingin. “Tapi tidak mungkin juga Bianca sukarela membuka bajunya dan tidur bersamaku.” Leo menepuk mulutnya, kian merah wajahnya hingga terasa seperti mengeluarkan asap.

Leo takut Bianca akan salah paham. Dia berniat menguncang lengan Bianca untuk membangunkan tapi niat itu dijeda oleh keraguan. Betapa manis wajah terlelap Bianca. Wajahnya sedikit merah dan rambutnya dipenuhi keringat. Nafasnya menerpa lembut dada Leo dan dia terlihat sangat nyaman.

Hilang sudah niat Leo untuk membangunkan Bianca. Dia tersenyum bahagia dan menariknya ke dalam dekapan. “Aku ingin seperti ini selamanya.” Leo bergumam dengan mata terpejam. Dia suka ketika kulit mereka bersentuhan dan dia suka kenyataan Bianca ada di pelukannya. Rasanya seperti mimpi, Leo berpikir. Namun, bahkan bila hanya sekedar mimpi, dia berharap untuk tidak usah bangun.

Leo terlalu bersemangat, pergerakkannya yang ceroboh membangunkan Bianca. Perempuan itu bergumam pelan dan mulai meregangkan otot-otot kaki. “Kamu sudah sadar, Leo …?” racau Bianca yang masih belum sepenuhnya sadar. “Kamu tidak demam lagi’kan?”

Leo menepuk-nepuk pelan punggung Bianca dengan harapan perempuan itu akan kembali tidur. “Kau ada di sini untuk merawat aku yang demam?” duganya dan Bianca mengganguk pelan.

“Aku baik-baik saja, Bian, tapi aku pikir aku benar-benar akan gila dibuatmu.” Leo tidak bisa bertahan dalam posisi itu lebih lama lagi tapi tidak ada niat untuk menjauh.

“Kau …” Bianca terdiam sejenak. Ingatan akan apa yang terjadi menyinggahi otaknya dan detik itu juga matanya terbelalak. Hal pertama yang Bianca lihat adalah dada. Tidak ada baju menutupi badan Leo membuatnya hampir tersedak oksigen.

“Oh sial!” pekiknya histeris. Bianca ingin menjauh tapi Leo tidak mau melonggarkan dekapan. “Ini tidak seperti yang kau kira!” Bianca merontak dan buru-buru menjelaskan tapi Leo malah menarik selimut untuk menutupi badannya.

“Ayo tetap seperti ini,” pinta Leo. “Hanya sebentar.”

Bianca tidak terlalu mendengarkan kerena panik dengan pemikirannya sendiri. “Kau sakit sampai mulutmu manggap-manggap seperti ikan. Tubuhmu sangat panas dan aku tidak bisa menemukan obat. Aku berusaha membantumu sebisaku karena aku takut demammu memburuk, jadi jangan salah paham.”

Bianca terlalu panik sampai tidak berani mengangkat wajah apalagi mempertemukan kontak mata, dia tidak tahu bahwa sedari tadi mata Leo terpejam, pemuda itu sedang menikmati kebahagaiaannya.

Leo menyunggingkan senyuman, malu dan siapa yang menyangka rasa sakit hingga mulut manggap-manggap akan membawa perempuan yang dia cintai kepadanya? Melihat betapa dekat Bianca membuat Leo berpikir sebaiknya dirinya sakit lagi.

Setidaknya sekarang Leo tahu Bianca tidak membuka baju untuk mengodanya. Agak mengecewakan tapi Leo senang ternyata Bianca mempedulikannya.

Sebelumnya Leo merasa sangat tertekan. Dia kembali ke kamar setelah dua jam diabaikan Bianca dan tidak bisa tidur sama sekali. Otaknya dipenuhi banyak hal tidak berguna dan mulai berdenyut menyakitkan. Leo belum pernah merasakan patah hati seperti itu hingga akhirnya kesehatannya drop dan berakhir demam tinggi.

“Karena kau sudah sadar, bisa lepaskan aku?” pinta Bianca. Dia lelah merontak karena Leo menolak bergeser meski hanya setengah inci.

“Aku tidak bisa,” jawab Leo. Dia merasa akan menjadi orang paling bodoh bila dia membiarkan Bianca pergi karena kesempatan seperti ini tidak datang dua kali. “Aku benar-benar bahagia ada kau di sisiku.”

Leo sangat tulus mengatakannya hingga Bianca tidak bisa berpura-pura tidak merasakannya tapi Bianca pula tidak bisa berpura-pura bodoh dan bersikap seolah dirinya suka kedekatan ini.

Bianca suka pelukan. Bianca tidak akan berbohong, dia sangat suka berdempetan dan berpelukan di dalam tidur tapi Gavin tidak menyukainya. Memikirkan hal itu menbuat Bianca sedih, dia terus berandai-andai bahwa yang sekarang melarangnya pergi adalah Gavin tapi kenyataan sering kali mengecewakan.

Leo bukan Gavin dan Bianca tidak mau berada di dalam dekapan pria lain. Bianca membuatnya jelas, “aku hanya berniat membantumu tapi jika kamu tidak mau menjauh, aku benar-benar menyesal telah melakukannya.”

Kata-kata Bianca menusuk langsung hati Leo. “Baik, maafkan aku,” ucapnya. Mau tidak mau Leo melepaskan Bianca, membuat perempuan itu buru-buru menyambar bajunya dari atas naskas dan melarikan diri keluar dari kamar.

Leo tidak memalingkan pandangan sampai kemudian Bianca menghilang di balik pintu. Dia menghela nafas frustasi. “Kalau tahu begini sebaiknya aku tidak usah bangun saja.” Sial kerena sudah terlambat untuk menyesal.

Leo mengangkat lengannya dan menatap telapak tangan. Cukup lama dia terdiam sebelum bergumam, “aku jadi teringat hari itu …”

Perhatian pemuda itu pecah disebabkan oleh hp yang terdering di atas naskas. Leo meraihnya, melihat nama Mom muncul di layar. Dia menekan tombol hijau sebelum menempelkannya ke telinga kiri. “Kenapa telepon pagi-pagi, Mom?” sapanya terlebih dulu.

“Pagi? Ini sudah jam dua siang, bocah!” hardik Devi sebelum kembali pada tujuannya menelepon. “Kau baik-baik saja? Firasatku agak buruk tapi aku tidak tahu mengapa.”

“Ahh … aku baru saja bangun. Aku demam sangat buruk sampai tak sadarkan diri.”

Suara Leo tidak bertenaga, anehnya Devi yakin itu bukan karena sakit melainkan patah hati. “Ternyata karena itu. Kiraku kau mengunci Bianca di dalam kamar, makanya kau tidak tahu kalau sekarang sudah lewat tengah hari,” balasnya sarkastik.

Leo tidak menjawab, perasaannya memburuk terlampau drastis karena nama Bianca yang disebutkan. “Bianca merawatku, tapi dia langsung meninggalkanku setelah aku sadar.”

“Hoi, hoi, nada bicara apa itu?” Leo berbicara seolah dia menyesal telah sembuh, terdengar sangat menyedihkan dan kecewa. “Seharusnya kau senang dia tidak meninggalkanmu dan kabur di saat kau tidak sadarkan diri.”

“Itu yang aku pikirkan.” Leo setuju dan juga lega karena hal buruk itu tidak terjadi, tapi rasanya tetap saja menyakitkan. “Aku hanya benar-benar sedih. Bukankah seharusnya dia buatkan aku bubur dan menyuapiku makan sebelum meninggalkanku? Sekarang demamku sudah membaik tapi hatiku sepertinya robek.”

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!