Princess A Tyrant General

Dunia Real Leandra.

Pintu kamar rawat Leandra terbuka, seorang wanita bertubuh sexy berlari masuk lalu...

Tak

Tak

Tak

Brug!

Hug!

Wanita yang usianya lebih muda dari Leandra itu memeluk tubuh Kenneth, "Kak Ken, kata Papa... Kak Lea udah sadar dari komanya. Huhu... aku senang sekali..." wanita itu terisak dalam pelukan da da bidang Mayor Kenneth.

Mata wanita itu menyipit tajam, menahan amarah.

Kenapa kau nggak mati saja, Lea! Arggttt...! Siaalaann!

Kenneth sempat tertegun, sigap ia mendorong tubuh wanita yang memeluknya dengan kasar. Wanita itu adalah sepupu Leandra bernama Melissa, dia adalah putri dari Paman Sam yang berwajah sama dengan Paman Eddy di dunia Pararel.

"Aw!" Melisa berteriak sakit sebab kakinya yang memakai high heels terasa sakit sewaktu di dorong. "Kak Ken...!"

"Suruh siapa kau memelukku seperti tadi! Cih! Dasar wanita nggak tahu malu! Kau pikir aku akan terbuai dengan dirimu menangis! Dasar berwajah dua! Pergi...! Lea nggak suka kamu ada disini!" Kenneth tidak perduli dengan kesakitan kaki Melissa, ia mencekal lengan wanita berpenampilan gaun sexy dengan belahan da da yang terbuka itu lantas menyeret Melissa keluar ruang rawat.

Setelah sampai di luar pintu rawat, Kenneth melepas cekalan dengan kasar. "Pergi! Jangan sok perduli dan perhatian pada Lea...! Aku sudah muak dengan segala sandiwara mu, Mellissa! Kalau kau berani menginjakkan kakimu lagi kesini, jangan harap aku akan melepaskan mu... Kau akan mati di tangan ku!"

Dengan tatapan benci Kenneth menatap Melissa yang selalu berusaha menjadi duri diantara dirinya dan Leandra.

"Kalian! Jangan pernah membiarkan wanita ini masuk ke dalam menemui Jendral Lea! Jika dia lolos dari pengamatan kalian...! Aku tidak akan segan-segan menghukum kalian semua!" titah Kenneth pada beberapa bawahan yang berjaga diluar ruangan rawat.

"Siap! Mayor!" jawab mereka semua.

BRAK!

Pintu kamar rawat tertutup dengan keras tepat di depan wajah Melissa, hampir saja hidung bangir wanita itu berciuman dengan pintu.

Wajah Melissa merah padam menahan amarah apalagi kakinya sepertinya keseleo. Tangannya terangkat ingin mengetuk pintu, namun suara bawahan Kenneth menghentikan nya.

"Nona, sebaiknya Anda pergi. Jangan salahkan kami berbuat kasar pada Anda!"

"Huh! Kalian berani kurang ajar padaku! Kalian tahu siapa aku, bukan?!" Melissa berkacak pinggang menatap tajam.

"Saya tahu. Anda adalah Putri dari Menteri Luar Negeri, Tuan Samuel Abraham. Tapi Nona, perintah Mayor Kenneth sebagai atasan kami, adalah prioritas utama. Jadi, silahkan pergi."

"Kalian...! Akan merasakan akibatnya! Akan ku adukan pada Ayahku!" Melissa menghentakkan kaki lalu pergi dari sana dengan hati yang membara.

"Jangan hiraukan dia! Kita jaga baik-baik Jendral Lea... Kalian ingat kan dengan jasa-jasa Jendral pada kita. Sudah tidak terhitung kebaikan Jendral dengan terus menyelamatkan nyawa kita! Jendral memang terkenal dengan sifatnya yang berani menegur dan keras dalam melatih kita... Tapi Jendral selalu melindungi kita dan membalas tanpa ampun siapapun yang menyakiti anggota-nya. Jenderal Lea terkenal sebagai Jendral tirani oleh para musuh, sebab Jendral tak segan-segan membunuh musuh dengan tangan dingin-nya...! Padahal kita semua tahu, hatinya teramat lembut. Hanya situasi tertentu mampu membuatnya menjadi Jenderal dingin yang kejam!"

"Kau benar, aku masih ingat saat Letnan Jendral Barnard yang dibunuh musuh dalam perang di wilayah timur. Letnan Barnard adalah kakak sepupu Jendral Lea, yang sangat Jendral sayangi. Letnan dibunuh dengan brutal... disiksa selama dua bulan sampai akhirnya mereka mengirimkan jasad rusak Letnan Barnard... bahkan aku ngeri melihatnya. Dengan tatapan membunuh, Jenderal Lea pergi bersama Mayor Kenneth bersama beberapa bawahan prajurit untuk membalas mereka. Kau ingat kan apa yang terjadi pada orang-orang itu?"

"Kepala-kepala para musuh di peng_ggaal, lantas ditusuk tombak dan dipajang oleh Jenderal Lea di tanah perbatasan untuk memberi peringatan pada para musuh jika siapapun yang menyakiti anggota-nya akan diperlakukan sama!"

Prajurit tentara itu lantas bergidik ngeri, ia pernah melihat kepala-kepala tanpa tubuh ditombak dijajarkan sepanjang perbatasan. Mungkin ada sekitar 130 kepala para musuh dan tombak itu ditanam di tanah perbatasan. Meski setelah itu Jenderal Lea mendapat hukuman dari atasan dengan memberikan skors selama 3 bulan sebab dianggap telah melanggar H A M.

"Aku akan selalu setia pada Jenderal!"

"Aku juga, meski aku mati dengan melawan nona muda putri dari Menteri Luar Negeri seperti tadi!" salah satu dari menepuk dadanya.

Mereka semua tersenyum dengan bangga selalu berjanji akan berdedikasi pada Leandra.

( Sedikit gambaran tentang sepak terjang Leandra sebagai tentara.)

.

.

Dunia Paralel.

Gara-gara terjaga sepanjang malam, Leandra tertidur di ruang rahasia disaat fajar baru saja menyingsing di ufuk timur. Ketika terbangun sekitar dua jam kemudian, ia merenggangkan tubuh lalu melihat jam tangan pemberian dari Pangeran Drake sebab ia pernah memintanya.

Bahkan malam tadi, Pangeran Drake menyiapkan makan malam spesial untuk Leandra. Pangeran mengetahui makanan kesukaan Leandra dari Ratu Selena yang sering bercerita tentang Leandra padanya.

"Astaga, aku menginginkan makanan rumahan seperti semalam. Rasanya seperti Mama yang membuatnya," bibir Leandra tersenyum lembut jika mengingat tentang sang Ibu.

"Aku harus menyelesaikan urusan ku hari ini, karena nanti malam pesta pernikahan Pangeran Garrick dan Lady Rose akan diadakan. Anak-anak pun, sudah aku liburkan dari latihan mereka hari ini." Ujar Leandra menganggap para lelaki yang dilatihnya adalah anak-anaknya.

"Hm... hari ini akhirnya aku dapat melihat wajah Raja Wyn, wajah orang yang telah membunuh Ratu Selena Ibuku. Untung saja aku bisa membuat alat sadapan dari alat-alat yang aku temukan di bangunan di tempat rahasia mereka. Jadi aku bisa menyadap obrolan Paman Eddy dan Ratu Alexa di Paviliun."

"Aku harus bergegas!"

Dengan semangat Leandra bangun dari tempat tidur yang terbuat dari jaring yang diikat di antar dinding atau bernama Hammock, jaring Nylon tempat tidur gantung. Leandra tidak mementingkan kenyamanan, yang penting ia bisa beristirahat meski hanya satu atau dua jam.

Empat jam kemudian di kaki gunung.

Leandra menunggu dengan penyamaran tak jauh dari bangunan besar tempat rahasia Paman Eddy menyimpan barang-barang penting.

Hari ini wanita militer itu mendengar Raja Wyn serta orang-orang pemb_loott dari Prancis akan datang bertemu dengan Ratu Alexa dan Paman Eddy di tempat itu.

Sungguh Leandra penasaran seperti apa wajah dari Raja yang terkenal kejam pada rakyatnya, dengan mudah membunuh siapapun jika mereka tidak sesuai dengan keinginan nya. Bahkan yang meminta tolong pada Kerajaan East Angela dan Kerajaan Mercia adalah orang-orang penting dari Kerajaan Raja Wyn. Mereka sudah tidak kuat dengan perbuatan tirani dari Raja Wyn, hingga memberikan surat-surat meminta pertolongan pada dua kerajaan.

Deg!

"Apa dia Raja Wyn?! Tapi kenapa wajahnya sama dengan Menteri Perta_hanan di dunia-ku? Dia... Boris Johnson! Apa upaya penembakan ku untuk membunuhku, karena aku telah mengajukan Petisi penolakan senjata berbahaya untuk para militer padanya beberapa waktu lalu? Apa aku akan mendapat jawaban di dunia pararel ini tentang alasan aku ditembak di dunai-ku?"

Leandra mengepalkan kedua tangan, kini wanita itu teringat kembali dengan peristiwa satu tahun lalu. Setelah dirinya membantai pihak musuh yang telah membunuh Letnan Barnard dengan memeng_ggal kepala mereka, Boris Johnson sang Menteri Perta_hanan lah yang telah memberikannya skorsing padanya selama 3 bulan.

Ternyata Leandra adalah target utama di dunia-nya.

___

Man-teman, terlalu rumit nggak konflik nya? Ada yang nggak ngerti? Hehe....😁