NovelToon NovelToon
Mencintai Wanita Yang Salah

Mencintai Wanita Yang Salah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: lita aprillia

Kavian akan lakukan apapun untuk bisa membuat kekasihnya bangga pada dirinya, termasuk dia mau berkorban besar atas kesalahan yang kekasihnya lakukan.

Namun apa jadinya jika pengorbanan yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Hingga dia harus kehilangan segala hal. Bahkan kekasihnya itu sudah mengkhianatinya.

Qiana adalah seorang yang membantunya menemukan jalan untuk balas dendam, namun apa jadinya jika hati terlibat.

Apakah Kavian akan meneruskan jalannya ? atau memilih berhenti ?

Penasaran yuk ikuti kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lita aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16

Waktu pun berlalu, hingga menjelang petang. Qiana menggeliat ketika mereka sudah sampai di tempat tujuannya Kavian.

Qiana tertidur, karena sudah tidak kuat menahan kantuk.

"Apakah sudah sampai ?" tanya Qiana.

"Di sana ada bis, kamu bisa naik bis dari sana untuk kembali pulang" ujar Kavian, dia melepas sabuk pengamannya dan hendak akan turun.

"Hati hati, jika nanti kita bertemu lagi, aku akan menggoda kamu lagi, jadi bersiaplah"

Qiana tertawa kecut, dia terus menatap Kavian yang sudah turun dari mobil sedangkan dirinya masih setia duduk di sana, tanpa enggan untuk turun.

"Terima kasih, terima kasih, selamat tinggal" Bisa Qiana lihat di seberang jalan ada satu tempat makan, dan di sana ada wanita paruh baya.

Kavian pun terdiam di pintu masuk tempat makan itu dan melihat wanita itu yang sedang membersihkan meja bekas tamu tadi.

Qiana pun ikut turun dan mengikuti Kavian. Baru saja dia tiba, dia di kagetkan dengan seorang pria yang menendang meja yang dibersihkan wanita tua tadi.

Brak..

Kavian begitu juga Qiana terkejut, tapi Kavian belum mau menghampirinya.

"Dimana putrimu ?dimana putrimu ?" teriak pria itu pada wanita paruh baya itu

"Apa yang kamu inginkan ?" tanya wanita itu

"Dimana putrimu ? sialan dia sudah melaporkan aku karena perjudian dan penganiayaan, dimana dia ?"

"Dia merasa kesal karena kau sudah memukulku" teriak wanita itu

"Kamu bilang apa, kapan aku memukulmu, kapan ?" Pria itu langsung mencekiknya sampai terjatuh.

Qiana merasa khawatir dan menatap Kavian yang masih diam saja melihat itu,.

"Buktikan kapan aku memukulmu, aku sangat marah" Pria itu mengangkat satu kursi dan hendak melemparkannya ke arahnya.

"Hentikan itu !!" Kini Kavian beraksi dan menghentikan tangan pria itu, lalu melemparkan kursi itu ke sisi lain.

"Sekarang apa ? Kamu siapa ? Berengsek !!" ujar pria itu, dia pun akan memukul Kavian.

Tapi lagi lagi Kavian menahannya, "Saya bilang hentikan !! Kalau anda memukul , saya akan pukul anda balik !!" ancam Kavian

"Cobalah, saya tidak takut, coba !!" ancam balik pria itu.

Tapi Kavian segera menghempaskan tangan pria itu, lalu menghampiri wanita yang terjatuh di lantai itu.

"Anda baik baik saja ?"

"Siapa dia ? Kenapa kamu membawa orang ini ?" Ujar Pria itu pada wanita itu yang nampak ketakutan.

Sampai Kavian pun di dorong oleh dia, pria itu pun memukul mukul wanita itu lagi, kesabaran Kavian sudah habis, dia yang tak ingin memukul pria itu, nampaknya sudah tidak tahan, di pukul nya lah oleh Kavian.

Kavian memukulnya dengan membabi buta "Hentikan, Sani tolong aku" rintih pria itu "Sani, tolong" ucapnya lagi.

Wanita itu berdiri, lalu mengambil sapu dan memukulkannya pada punggung Kavian. Kavian jelas merasa kesakitan, luka bekas kecelakaan tempo hari saja belum sembuh total

Qiana saja sampai menutup mulutnya terkejut, Dan dia hendak melerai itu, tapi Mutia datang.

"Kakak" pekik Mutia

"Hentikan ibu, dia kakakku" Langkah Qiana tertahan sejak itu.

"Dia kakakku" ucap Mutia sambil menangis. wanita yang di panggil Ibu oleh Mutia pun menghentikan pukulannya.

Selang beberapa jam pertengkaran itu terhenti, Kavian pun sudah tenang, dia duduk di tepi sungai yang ada di sana.

Qiana menghampiri Kavian yang ternyata masih merasakan sakit pada lukanya itu.

"Kamu tidak akan pergi ke rumah sakit ?" tanya Qiana, yang sebenarnya nampak khawatir.

Kavian menoleh pada Qiana "Kamu sangat menderita, bahkan tulang rusukmu belum sembuh" tambah Qiana lagi

"Kamu tidak pergi ?" Kavian bersuara.

"Aku melihat pertengkaran, kamu hebat. Dua lawan satu" Kavian tidak menjawab, dia hanya terus memandang sungai di malam hari.

***

"Jika bukan karena Kak Vian, dia akan memukul ibu sampai mati !!" sungut Mutia di dalam rumah.

Ibunya membawa makanan ke meja dan menghampiri Mutia "Hanya suaranya yang besar, tapi tinjuan nya itu sangat lemah" Ibu nya sedang membicarakan pria itu.

"Hanya membuatku memar tidak luka" sambungnya lagi.

"Ck, tidak luka bagaimana, lihat wajah ibu" ibunya tidak menjawab.

"Ini makanlah" dia menyajikan makanan pada Mutia.

"Tidak" tolak Mutia.

"Makan"

"Tidak mau" tolak lagi Mutia.

Ibunya nampak kesal, dia pun berdiri. "Kemana kakakmu pergi ?" Lalu menarik tangan Mutia sampai ke luar rumah.

Mereka menghampiri Kavian dan Kavian yang melihat adanya Mutia dan Ibunya segera berdiri.

"Bawa dia pulang" ujar beliau.

"Ibu, biarkan aku tinggal di sini. Kehidupannya keras karena aku"

"Bolehkah aku mengambilnya ? Bolehkan aku membawa pulang, Mutia ?" tanya Kavian pada Ibunya Mutia.

"Aku tidak mau pulang !!" "Ibu sudah meninggalkan aku selama 20 tahun, harusnya ibu bertanggung jawab saat ini, aku sudah menyulitkan Kakak, karena aku selalu sakit" Mutia menangis mengatakan itu.

"Ibu yang harus bertanggung jawab sekarang" lanjut Mutia.

"Mutiara !!!" sentak Kavian

"Sejujurnya aku tidak bisa menanganinya, aku tak mampu, aku juga tidak punya uang. Jika harus memilih antara Mutia dan dia, aku lebih memilih dia (pria tadi), aku tak bisa hidup tanpa dia"

"Ibu" Mutia semakin sedih mendengar itu.

"Kita sudah bersama selama 20 tahun. Maaf aku tidak bisa menyenangkan kamu, aku meninggalkan kamu selama 20 tahun dan melupakanmu"

"Tidak seperti Ayah kamu, sekarang aku punya cinta darinya" ujar ibunya Mutia lagi

Kavian tidak lagi mau mendengar kata kata dari Ibunya itu "Mutia, segera ambil barang kamu !! Ambil barang barang kamu" titah Kavian.

"Tidak bisa ku percaya, ada seorang Ibu yang seperti ini" sungut Mutia

"Pergilah bersama kakakmu, kalian punya Ayah yang sama, kamu sudah merawatnya selama 20 tahun, maka harus tetap menjaganya sampai dia mati !!" kini Ibunya berkata pada Kavian.

Kavian menatap murka pada Ibunya Mutia "Kamu tidak dengar, Kakak bilang kemasi barang kamu sekarang !!" ucapnya dengan geram.

Mutia pun akhirnya menurut dan pergi untuk mengambil barang barangnya. Ibunya nampak menarik nafas dan menghembuskan nya.

"Jika dia menikah nanti, hubungi aku"

"Aku tidak akan menghubungi kamu" Kavian masih nampak geram.

Ibunya pun mengangguk, lalu berbalik dan melangkah pergi dari Kavian, tanpa Kavian tau Ibunya Mutia pun menangis sambil berjalan.

Qiana yang menyaksikan semua itu, hanya diam dan dia merenungi apa yang terjadi. Lalu Mutia sudah membawa tasnya, namun dia nampak ragu untuk pergi. Tapi Kavian kembali membujuknya.

Qiana sudah masuk ke dalam mobil, begitu juga Kavian dan Mutia. Mutia pun baru sadar akan kehadirannya Qiana.

"Eh, siapa kamu ?" tanyanya pada Qiana.

Qiana tidak menjawab, tapi Kavian yang menjawab "Seseorang yang aku kenal"

"Hai Kak salam kenal" sapa Mutia pada Qiana, Qiana hanya tersenyum menanggapinya.

"Apakah dia kekasihmu ?' bisik Mutia pada Kavian.

"Hanya seseorang yang aku kenal saja, Mutia. Gunakan sabuk pengaman kalian" ujarnya pada Mutia dan Qiana.

Tapi Kavian menghela nafas, ketika melihat Qiana yang diam saja. Dan tentu dia pun berinisiatif memakaikan sabuk pengaman, pada Qiana.

Sontak saja Qiana terkejut dengan apa yang Kavian lakukan, setelah itu Kavian melajukan mobilnya dan meninggalkan tempat itu untuk kembali ke Jakarta.

Di perjalanan Mutia menangis, karena Kavian sudah tau bagaimana adiknya itu, dia pun memberikan tisu pada Mutia, lalu memainkan musik. Karena setelah ini Mutia akan menangis semakin terisak.

***

Di lain tempat

Renata mengendarai mobilnya sendiri di malam hari, dia akan menemui seseorang dan yang dia temui adalah Asisten Tian.

"Adakah sesuatu yang ingin kamu tanyakan padaku ?"

Renata sedang ketakutan, perihal kepergok nya dia tadi siang saat akan menemui Kavian oleh Asisten Tian.

"Aku tinggal di sana selama 25 tahun, Ibuku seorang xxxx dan aku tidak tau siapa ayahku, kakakku gila judi dan Ibuku ingin menjual aku juga, karena uang" Renata tertawa kecil saat mengatakan itu.

"Aku tidak tau apa dasarnya, tapi aku tinggal di sana selama 25 tahun itu seperti seekor kecoa, dia yang menyelamatkan ku. Kavian, orang yang kamu selidiki" ucap Renata lagi dengan menatap Asisten Tian.

"Aku menyayangi dia melebihi diriku sendiri, dia Kavian. Dia bagaikan rumah bagiku, selalu ada cahaya dan menghangatkan, dia melindungi ku dari segala hal yang menakutkan dari dunia ini, dia percaya apapun yang aku lakukan" Renata menjeda nya dengan minum dahulu

"Aku mengkhianatinya, aku sebelumnya membunuh orang, tapi dia yang menjadi tersangkanya, dia menanggungnya untukku, hidupnya hancur. Aku mengkhianatinya lagi agar aku bisa bertahan" Renata mengambil nafasnya sejenak.

"Ini menyenangkan, ini sangat keren dan membuat hatiku damai, seperti sebuah mimpi. Hampir setiap hari aku mencubit diriku sendiri" Renata menatap Asisten Tian "Aku ingin kehidupan ini lebih lama lagi, jika ini mimpi aku tak ingin bangun lagi sampai aku mati, tolong aku" ucap Renata panjang lebar, dan dia pun meneteskan air matanya.

Nyatanya uang yang bisa merubah segalanya di diri Renata itu, dia tidak ingin kembali pada masa lalunya itu, karena kehidupannya kini lebih menyenangkan baginya.

Karena waktu sudah hampir tengah malam, Renata di antar pulang oleh Asisten Tian, sampai di depan rumah

"Kamu percaya padaku ?" ucap Asisten Tian tiba tiba "Kenapa kamu percaya padaku ? Kamu tau aku mengenal Ketua sudah 25 tahun ini, dia mempercayaiku lebih dari keluarganya sendiri. Jika aku memberitahu dia bagaimana ?" sambungnya lagi.

"Tidak akan"

"Kenapa kamu pikir tidak akan ?"

"Karena kamu menyukaiku, kamu mencintaiku sebelum aku bersama ketua" Renata melangkah mendekat pada Asisten Tian dan dengan percaya dirinya dia mencium bibir Asisten Tian.

Asisten Tian nampak terkejut dan ada yang lebih terkejut, bahkan hatinya kembali sakit.

1
Nanik Arifin
bersoraklah Renata. setelahnya menangislah, karena perjuangan bertahun & mengorbankan banyak pihak hanya sia". bahagiamu semu. pada akhirnya anakmu pun tak mendapatkan apa"
Nanik Arifin
ah... Arjuna. benar ia anak Galen ??
Nanik Arifin
semoga Luki jadi penghalang sepak terjang Renata. mampus kamu, Ren
Nanik Arifin
tnyata jerat Renata tll kuat. bahkan org kepercayaanmu tlah diambil Renata, tuan Galen
Nanik Arifin
semoga busuknya Renata segera tercium
Anita Jenius
5 like buatmu thor. semangat terus ya.
Anita Jenius
1 iklan buatmu kak.
Nanik Arifin
terbongkarlah kebususkanmu Renata
Nanik Arifin
pengkhianat & ular kau beri makan, anak sendiri kau binasakan, Galen. tunggu karmamu Galen. oh ya .. Qiana tidak kekanakan, justru dirimu yg childhis. seolah olah kau msh kuat & gesit. byk hal, yg tak mampu lagi kau gapai, ketua
Nanik Arifin
Renata, kamu sakit Krn masa lalumu, tapi kau jahat mengorbankan orang lain untuk obsesimu. kamu egois. obati jiwamu, agar kau pandai bersyukur
Nanik Arifin
Kavian salah paham dg Renata. Qiana juga salah paham Renata yg mengira Renata akan menguasai harta ayahnya. Ayahnya masih menggunakan kebijakan lama dlm memimpin perusahaan, sedangkan Renata mengambil kebijakan bbeda dg merangkul pekerja. semua masalah Krn kesalah pahaman. sayangnya Renata & Kavian sll jadi korban kesalah pahaman yg tjadi
Nanik Arifin
penuh nisteri
Nanik Arifin
apakah Renata terpaksa menikah dg seorang Duda Thor ?
Nanik Arifin
masih belum bisa nebak
Nanik Arifin
sempat lupa klo ada novel ini. Krn pemberitahuan up di paling bawah, bahkan dibawah novel yg dah selesai SMP tamat
Adiba Shakila Atmarini
lnjut up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!