NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 31 PERTARUNGAN DI KEDIAMAN PAK HENDRA Part. 1

Pak Darmawan menatap tajam Pasukan Siluman Topeng Merah yang masih berdiri diam di pelataran kediaman Pak Hendra yang cukup luas.

Tatapannya menusuk begitu tajam, menyiratkan dendam kesumat yang sudah begitu lama dan sudah berkarat.

Dendam kesumat terhadap Prabu Gandara, manusia sakti namun berhati iblis yang telah merebut kerajaannya sekaligus negerinya.

Membuat lelaki paruh baya yang masih tampak gagah itu harus tersingkir dari kerajaannya sendiri, dari negerinya sendiri, dari tanah kelahirannya sendiri.

Sehingga takdir akhirnya membuat lelaki yang dulunya adalah raja itu terdampar di negeri asing ini, negeri yang bukan negeri aslinya.

Pak Darmawan sudah bertekad akan merebut kembali kerajaannya itu dari tangan si jahannam Prabu Gandara. Maka dari itu, dia merekrut sebanyak-banyaknya pasukan dari dua negeri; Negeri Mega Pancaraya dan Negeri Mega Buanaraya.

Dia telah tahu bahwa Pasukan Siluman Topeng Merah adalah salah satu pasukan elitnya Prabu Gandara. Hal itu berdasarkan keterangan dari dua orang kepercayaannya, Pak Hendra dan Pak Burhan.

Makanya, saat melihat sosok-sosok makhluk menyeramkan itu, mengingatkannya kembali kepada Prabu Gandara dan dendam kesumatnya terhadap manusia sakti berhati iblis itu.

"Darmawan!" seketika sang pemimpin Pasukan Siluman berkata dengan tidak hormat penuh peremehan bernada dingin. "Jika kau hendak mengatakan sesuatu sebelum kematianmu, katakan saja! Aku siap mendengarnya!"

Ucapan kurang ajar itu terang saja membuat semua ksatria dan pasukan klan langsung marah. Namun mereka masih bisa meredam amarah demi menunggu perintah dari Ketua Klan Rajawali Emas.

Sedangkan empat lelaki paruh baya, kepercayaan Pak Darmawan tentu pula marah mendengar penghinaan pemimpin pasukan itu. Akan tetapi mereka masih bisa menahan diri untuk tidak bertindak.

Mereka masih menunggu apa reaksi Pak Darmawan dalam mengatasi orang-orang Prabu Gandara itu.

Sedangkan Pak Darmawan tidak terpengaruh sama sekali akan hinaan orang yang dia anggap bocah itu. Dengan kehebatannya yang dimiliki saat ini, dengan mudah dia menghabisi lelaki muda itu, bahkan terhadap semua Pasukan Siluman Topeng Merah yang ada di hadapannya itu.

"Asal kalian tahu, mudah saja bagiku menghabisi nyawa kalian semua," kata Pak Darmawan bernada dingin, seolah tidak menggubris ucapan sang pemimpin yang jelas menghinanya.

"Tapi aku mau tanya, apa maksud kalian berbuat kacau di negeri ini?" lanjut Pak Darmawan bertanya yang mengandung ejekan. "Apa Gandara sudah kehabisan lahan yang mau direbut di Mega Pancaraya?"

Mendengar ucapan Pak Darmawan yang jelas menghina rajanya pula itu, membuat sang pemimpin langsung menggeram marah. Makae keluarlah bentakannya yang bernada kasar tanpa rasa takzim sedikitpun.

"Itu bukan urusanmu, Tua Bangka! Yang jelas malam ini adalah malam kematianmu!"

Pak Darmawan hanya tersenyum dingin mendengar ucapan sang pemimpin yang tidak sopan itu. Lalu dia menyuruh para ksatria elitnya untuk bertindak.

"Bereskan sampah Gandara itu!"

Lalu dia masuk ke dalam rumah Pak Hendra kembali yang diikuti oleh empat orang kepercayaannya. Sedangkan para Pasukan Pengawal Khusus terus memagari lima pembesar Klan Rajawali Emas hingga mereka semua masuk ke dalam rumah.

Begitu lima pembesar klan itu sudah masuk semua ke dalam rumah, dua orang pengawal langsung menutup pintu dengan cepat.

★☆★☆

Sementara delapan ksatria elit klan, begitu para pembesar klan sudah masuk ke dalam rumah, mereka segera bertindak. Masing-masing mereka langsung bertransformasi, merubah bentuk penampilan menjadi penampilan ksatria klan.

Wulan Anggraini, Pandan Arum, Arkatama, Sanjaya, dan Arkayasa langsung merapatkan telapak tangan kanan mereka ke dada kiri.

Sedangkan Citra Arum, Cakrayuda, dan Argapati menempelkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke kening mereka masing-masing.

Begitu para ksatria elit itu selesai melakukan ritual dan membaca mantra perubahan, seketika kabut bercahaya putih langsung membungkus sekujur tubuh mereka.

Dengan melakukan perubah bentuk seperti itu, dalam artian mereka kembali ke jati diri mereka sebagai orang asli Negeri Mega Pancaraya, maka kekuatan dan kesaktian asli mereka segera terbuka.

Perlu diketahui bahwa, saat mereka berpenampilan ala penduduk modern, wujud penampilan asli dan kekuatan serta kesaktian mereka tersegel.

Tapi bukan berarti mereka sama sekali tidak punya kekuatan saat berpenampilan seperti itu. Hanya saja kadar kekuatan dan kesaktian mereka tidak sempurna.

Sementara itu sang pemimpin pasukan, melihat orang-orang Klan Rajawali Emas sudah memanggil kekuatan asli mereka, maka dia segera perintahkan semua anak buahnya untuk menyerang.

Maka tanpa menunggu perintah dua kali semua Pasukan Siluman Topeng Merah, baik sabuk coklat maupun sabuk hitam langsung melesat menyerang pasukan Klan Rajawali Emas.

Pedang tajam bermata satu mereka yang sudah terhunus sejak tadi, langsung diayunkan dengan cepat dan ganas.

Sedangkan pasukan Klan Rajawali Emas yang berjumlah sekitar 60-an orang yang memang sudah siap sejak tadi, tanpa rasa gentar walau sedikit segera menyongsong serangan Pasukan Siluman Topeng Merah.

Adapun 25 Pasukan Pengawal Khusus, 15 personil langsung menyerang mengikuti rekan-rekan mereka, bahkan mereka yang duluan sampai di hadapan musuh saking cepatnya lesatan tubuh mereka.

Sedangkan yang tinggal 10 orang tetap bersiaga di depan pintu masuk yang tertutup rapat.

Sementara delapan ksatria elit klan, begitu kabut bercahaya putih telah sirna, maka tampaklah bentuk penampilan dan pakaian asli mereka yang berbeda-beda bentuk dan model.

Tetapi ada satu pakaian mereka yang sama model dan warnanya. Yaitu pakaian luar mereka berupa pakaian panjang model jubah tanpa lengan warna putih bersih. Di depan jubah itu dibiarkan terbuka, tanpa dikancing karena tak berkancing.

Di belakang jubah itu terdapat sebentuk gambar bundaran warna biru langit. Di dalam gambar bundaran itu tergurat gambar burung rajawali sedang mengepakkan sayap berwarna emas.

Tampak Pandan Arum, Arkatama, dan Arkayasa langsung melesat maju menyerang Pasukan Siluman Topeng Merah membantu rekan-rekan yang lain pula.

Sehingga tidak butuh waktu lama, pertempuran antara pasukan Klan Rajawali Emas melawan Pasukan Siluman Topeng Merah langsung tercipta di malam itu, di halaman kediaman Pak Hendra yang cukup luas.

Bentakan-bentakan keras pembangkit semangat tempur sudah meributi suasana pertarungan. Ditingkahi oleh suara-suara pedang-pedang tajam yang saling berbeturan di udara hingga memercikkan bunga api, yang menggiriskan hati.

Dan suara-suara itu terdengar begitu menyeramkan sekaligus menghororkan seakan hendak merenggut nyawa. Membuat sebagian besar orang-orang yang ada di dalam rumah semakin diliputi ketakutan dan ketegangan.

★☆★☆

Sementara Citra Arum, Cakrayuda, Sanjaya, dan Argapati masih berdiri di ujung serambi depan. Sembari menyaksikan pertarungan, mereka tidak lepas mengawasi gerak-gerik 6 orang lelaki muda yang belum ikut bertempur.

Sedangkan enam perwira Pasukan Siluman Topeng Merah juga di samping menyaksikan pertarungan, mereka juga mengawasi empat orang ksatria klan yang masih berada di serambi.

Jadi, untuk sementara mereka saling mengawasi antara satu sama lain.

Sementara itu suasana dalam pertarungan....

Pertarungan sudah berlangsung sekitar beberapa menit. Pada awal-awal pertarungan belum ada yang bakal unggul dari kedua kubu. Masing-masing masih tampak saling melancarkan serangan-serangan hebat sekaligus ganas.

Kehebatan Pasukan Siluman Topeng Merah yang tergolong ganas dan brutal memang sudah tidak diragukan lagi.

Meski mereka berjumlah sedikit, namun bukan berarti mereka mudah dipecundangi. Bahkan mereka dapat menangkal semua serangan-serangan sengit pasukan Klan Rajawali Emas.

Bahkan lebih dari itu mereka dapat melancarkan serang balik dengan tidak kalah gencar dan ganasnya.

Apalagi Pasukan Siluman Topeng Merah sabuk hitam. Kehebatan mereka melebihi dari pasukan sabuk coklat. Mereka masih dapat mengatasi gempuran demi gempuran empat ksatria klan yang begitu hebat.

Walaupun begitu mereka juga belum bisa mendesak empat ksatria elit klan itu meski dikeroyok. Karena kehebatan keempat ksatria elit itu berada di atas semua Pasukan Siluman Topeng Merah.

Sementara pasukan klan, mereka juga tidak mudah didesak oleh Pasukan Siluman Topeng Merah.

Pertama, kehebatan mereka tidak jauh beda dengan Pasukan Siluman secara rata-rata. Kedua, mereka ditunjang dengan jumlah yang lebih banyak dari lawan.

Jadi, kedua faktor itu yang menjadikan mereka juga tidak mudah dipecundangi lawan.

Dan perlu diketahui bahwa pasukan klan yang berperang saat ini merupakan pasukan pilihan, yaitu 13 Pasukan Pengawal Khusus dan 60-an Pasukan Khusus; dua jajaran pasukan yang termasuk pasukan elitnya Klan Rajawali Emas.

Kalau begitu....

Jika kedua kubu mempunyai kehebatan yang tidak jauh beda, apalagi salah satunya memiliki jumlah yang banyak, bahkan empat di antaranya memiliki kehebatan di atas yang lain, akankah Pasukan Siluman Topeng Merah masih bisa bertahan lama?

Ternyata Pasukan Siluman Topeng Merah tidak dapat bertahan dengan perhitungan kekuatan seperti itu. Mereka hanya bisa bertahan pada durasi pertempuran di bawah 10 menit.

Begitu pertempuran sudah lebih dari 10 menit, empat ksatria klan sudah membasahi pedang masing-masing mereka dengan darah segar Pasukan Siluman Topeng Merah sabuk hitam.

Sebagian di antara Pasukan Pengawal Khusus, pedang-pedang mereka sudah menebas tubuh-tubuh serba merah itu.

Sehingga menerbangkan nyawa beberapa Pasukan Siluman Topeng Merah sabuk coklat. Lalu mereka terkapar tumbang di atas pelataran rumah Pak Hendra dengan bersimbah darah.

Sebelumnya itu mereka meneriakkan lolongan kematian laksana setan kuburan sekarat yang membuat sebagian besar orang-orang yang ada di dalam rumah makin bertambah ketakutan.

Kalau sudah begitu suasana pertarungan, tinggal menunggu saat saja, besar kemungkinan tidak akan lama lagi jeritan-jeritan kematian yang menyeramkan akan segera terdengar.

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!