NovelToon NovelToon
Pura-Pura Di PHK

Pura-Pura Di PHK

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:68.1k
Nilai: 5
Nama Author: DvaMlny

Terlahir dan tumbuh di pantai asuhan membuat Rani begitu mengharapkan kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari siapapun.

Pertemuan dengan sosok laki-laki yang bernama Arka, membuat Rani merasakan dekapan hangat dari seseorang yang berjanji akan menjadikannya ratu di hidupnya.

Namum, seiring waktu berjalan sikap Arka dan keluarga membuat Rani seakan tertekan. Tapi pernah mereka mengerti apa keinginan Rani, yang mereka tahu hanya uang saja.

Akankah kehidupan rumah tangga Rani akan berjalan dengan lancar? Atau sebaliknya.

Jangan lupa ikuti keseruan novel ini dan support.

Terimakasih 💙

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DvaMlny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21-Siska Terkejut

“Sial! Bisa-bisanya Rani menolak ku.”

Setelah keluar dari kamar yang ditempati Rani. Arka duduk di depan TV dengan hasrat yang menggebu-gebu, keinginannya untuk menjamah Rani sudah di ujung kepala. Bayangan akan perubahan Rani menari-nari di benaknya, dia seakan terhipnotis dengan kecantikan istri yang selama ini tak dipedulikannya.

Arka menyugar rambut ke arah belakang, dia menatap siaran TV dengan bosan. Sekarang keinginan untuk memiliki istri dua akhirnya terwujud, tapi kekesalan Arka karena barang yang dibeli secara diam-diam tak menemukan hasilnya. Sekarang ia tak memiliki apapun, keadaan yang berbalik seratus delapan puluh derajat membuat ia pusing.

Dia menggaruk kepala yang tak gatal. Perekonomian keluarganya yang tak stabil membuat Arka kebingungan apalagi ia sudah memiliki istri yang harus ditanggung semua kebutuhannya. Dulu, saat Rani masih bekerja ia tak pernah merasa pusing sedikitpun. Terlebih Rani yang dulu begitu nurut tak seperti sekarang Rani terkesan membantah.

“Kalau seperti ini terus mau makan apa kami? Rani tidak bekerja lagi. Kalau aku mah ogah kerja.”

“Uang penjualan tanah tidak terlalu banyak lagi. Jika terus begini bisa habis dong! Lebih baik aku suruh saja Rani bekerja lagi, diakan lulusan sarjana tidak mungkin tak mendapat pekerjaan.”

“Andai saja sertifikat rumah dan BPKB tak hilang aku tak akan ke pusing memikirkan semuanya,” gumam Arka menutup mata karena mengantuk.

***

Hari sudah berganti malam, Siska yang terbangun dari tidurnya menatap langit-langit kamarnya. Andai ia mendengarkan ucapan orang tuanya tak mungkin ia menjadi madu seperti ini. Mau bagaimana lagi semua sudah terjadi.

Siska duduk dan turun dari ranjang perutnya terasa amat lapar. Ia membuka pintu dan melihat Arka yang terduduk di kasur depan TV. Siska pun berjalan tanpa memperdulikan keadaan Arka.

Sesampainya di dapur Siska membuka tudung saji tak ia temukan sedikitpun makanan. Saat membuka kulkas hanya berisi satu butir telur. Siska menutup kulkas dengan keras dan melangkah ke arah Arka yang masih tertidur.

Siska menggoyang bahu Arka. “Mas bangun! Aku lapar, di dapur tak ada makanan sedikitpun.”

Arka menatap Siska dengan kesal karena mengganggu tidurnya. “Kamu kenapa sih, ganggu saja!” ketus Arka kesal.

“Aku lapar, Mas! Masa kamu nggak dengar.”

“Makan apa saja di dapur, gitu saja kok repot!” bentak Arka dan melanjutkan tidurnya tanpa memperdulikan Siska.

Siska pun kembali ke dapur dan mencari-cari bahan makanan yang bisa dimasak, hanya ada mie instan dan juga telur. Ia pun terpaksa memasak itu.

Siska duduk di meja makan dan memakan mie yang baru di masaknya dengan air mata yang mengalir.

Rani yang kebetulan ke dapur melihat adik madunya yang sedang menangis sambil memakan mie. Perasaan iba melihatnya membuat Rani duduk di depan Siska membawa makanan yang di orderan. Perasan sakit masih terasa tapi Rani tak tahu seperti apa jalan ceritanya.

Siska mendongkrak dan menatap Rani. Buru-buru ia menghapus air matanya. “M-mbak Rani.”

“Hm.”

Rani duduk di depan Siska sambil mengeluarkan makan yang di ordernya. Terlihat enak sekali membuat Siska pun ngiler. Ia terus menatap tanpa berkedip, Rani pura-pura tak tahu dan memakan dalam diam. Siska hanya menelan ludah dan melanjutkan memakan mie yang sempat tertunda.

Rani pun mendorong makanan yang dibelinya ke arah Siska. “Makanlah!”

Siska tersenyum. “Terimakasih Mbak,” ujarnya sendu.

Mereka pun makan dalam diam, Rani sesekali melirik Siska yang makan dengan lahap ada rasa penasaran kepadanya. Mengingat perubahan raut wajah Siska yang terkesan bingung.

“Enak banget ya makan sendiri nggak ngajak orang rumah!” sindir Bu Sandra.

Siska langsung mendongkrak menatap Bu Sandra berkacamata pinggang di depan mereka.

“Iya dong! Lagian beli sendiri nggak ada tu minta sama putramu yang benalu itu,” tungkas Rani.

Brak…

Bu Sandra menggerakkan meja kesal. Siska tersentak kaget melihat mertuanya seperti ini

“Jaga ucapanmu Rani! Arka itu suamimu yang harusnya kau hormati.”

“Hormati? Kurasa tidak perlu benalu sepertinya memang harus di hempaskan ke tempat sampah. Kalau buka uang ku kalian tidak akan bisa makan enak.”

“Maksudnya?” tanya Siska bingung.

“Jangan kamu dengerin ya Sis. Memang Rani ini rada-rada nggak beres!”

“Mbak Rani tolong jelaskan maksud Mbak tadi?!”

‘'Apa mungkin Siska tak tahu yang sebenarnya?” batin Rani.

“Asal kau tau Siska, sepupumu si Arka hanya benalu yang meminta belas kasihan aku selama ini. Uang yang ia memiliki juga berasal dariku, selama ini ia tidak pernah bekerja sedikitpun! Jadi, wajar dong jika aku bilang ia benalu?”

Deg…

Jantung Siska berdegup kencang mendapatkan fakta Arka yang sesungguhnya. Ia terdiam dengan pandangan kosong, raut penyesalan terlihat jelas di wajahnya.

“Apa benar, Ma?”

Bu Sandra memalingkan wajahnya ia tak menjawab sedikitpun pertanyaan Siska. Dia pun melangkah dan meninggalkan Siska yang terduduk membeku dan segudang pikiran yang mengganggunya.

Penyesalan, marah dan kesal menjadi satu. Ia berdiri dari kursi dengan raut marah. Siska berjalan dengan langkah lebar dan tak lupa membawa segelas air ditangannya. Rani pun mengikuti langkah Siska dengan kepo.

Ditatapnya Arka yang sedang tertidur lelap di kasur depan TV.

Byur…

Siska mengguyur segelas air ke wajah Arka. Arka bangun dengan gelagapan. Wajahnya yang basah kuyup membuat Arka mangap-mangap seperti ikan.

Rani tertawa geli melihat keadaan Arka yang basah.

“Kurang ajar apa yang kau lakukan Siska!” jerit Arka malam ini.

“Harusnya aku yang berkata seperti itu, Mas. Apa maksudmu membohongiku selama ini ha?!”

“Cepat jawab! Kalau tidak aku akan mengguyurmu dengan air cabe,” ancaman Siska marah.

“Apa yang kamu maksud, aku tak paham?!”

“Oh jadi kamu tak mau berkata terus terang ha?! Baik, aku akan bongkar semuanya! Cepat berikan ponselmu,” pinta Siska mengancam.

Arka pun menyerahkan ponselku dengan bingung ia menatap Siska dengan tanda tanya. Di belakang Siska, Rani sedang duduk melipat tangan di dada dan tersenyum mengejek. Ada perasaan ngeri melihat senyuman Rani seperti itu.

Setelah itu Siska melemparkan ponsel Arka dan berlalu masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar Siska menangis terisak, ia sungguh menyesal selama ini hanya termakan bujuk dan rayuan dari Arka tanpa menyelidiki terlebih dahulu siapa dia sebenarnya.

Nasi sudah menjadi bubur itulah perumpamaannya. Siska menangis terisak dan mengelus perutnya yang sedikit membuncit. Andai dulu ia tak termakan bujuk rayuan Arka tak mungkin ia terlibat dalam situasi seperti ini.

Setelah mengetahui kebusukan Arka, Siska pun berniat meninggalkannya. Dia tak ingin bernasib sama dengan Rani yang menjadi budak untuk menyenangkan keluarga Arka.

Bersambung...

Next?

1
Anhy Salewa
jual saja ibu sandra d kandang buaya biar mampus nih tuir
Anhy Salewa
bu sandra sadar diri napa udh tuir
Anhy Salewa
hahhahhha
Anhy Salewa
bosan ceritax kpn kelar tdk ada kemajuan cuma muter"
Anhy Salewa
nyonya Arka kerre Mokondo mkn tuh siska bikin aebel aja
Anhy Salewa
hahhahha ambil tuh mokondo
Anhy Salewa
ceraikan saja Rani juga suka
Anhy Salewa
astaga itu parahx menikah sama penagngguran
Anhy Salewa
dsar bnalu
Lina mfkr
/Kiss/
V'marbe
seru😘
Ririn Santi
mana bisa orang macam arka sadar, otaknya udah geser permanen, Krn dr awal mmg dia gak paham tanggungjawab sbg suami, terlalu keenakan berapa di zona nyaman
Arieee
si arka 👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎
Dian Soedarminto
yach...kirain crita ini sudah tamat
🫢
DvaMlny: Masih ada kelanjutannya ya Kak🤗
total 1 replies
Dian Soedarminto
plg yg datang pengacaranya
😅
Dian Soedarminto
kok ceritanya muter2 yaa😵‍💫😵‍💫
Dian Soedarminto
Luar biasa
DvaMlny: Terimakasih 🤗
total 1 replies
Dian Soedarminto
sukurin🤣🤣
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
DvaMlny: Siap kakak, pantau terus kelanjutan ya 🤗
total 1 replies
Yurniati
baru rasa kamu Arka, Rani tidak bodoh lagi,,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!