TAWURAN

TAWURAN

1

Mereka sampai di sebuah tempat.

"Mana base campnya?" tanya Gita.

"Ya ini!" jawab Gio.

"Ini base camp?!" pekik Gita.

Gio dan Sean saling menoleh. "Emangnya kenapa?" tanya Gio.

"Ini nggak layak disebut base camp! Ini terlalu bagus, Gila!" omel Gita.

"Emangnya ada peraturan base camp nggak boleh bagus?" tanya Gio.

"Coba lo mikir, base camp sebuah apartemen?! Lo ngerti konsep base camp nggak sih?!" omel Gita lagi.

"Udahlah, Git!" Jenna menengahinya.

Di sana mereka menghabiskan banyak waktu.

Gita memerhatikan Sean yang sedang bermain gitar sambil membelakangi gadis itu. Tiba-tiba Sean menoleh padanya. Gita tak mengalihkan pandangan pada pria itu.

"Kenapa?" tanya Sean yang tak nyaman akan tatapan tersebut.

"Lo bisa main gitar dari kapan?" tanya Gita.

"Gue diajarin Gio," jawab Sean. "Lo bisa main gitar?" tanyanya.

"Nggak," jawab Gita.

Sean mengangguk dan kembali memetik senar gitar dengan piawai. Ia juga menyanyikan sebuah lagu yang Gita sukai.

"Awas, nanti jatuh cinta. Cinta kepada diriku, jangan-jangan 'ku jodohmu. Kamu terlalu membenci, membenci diriku ini. Awas nanti jatuh cinta padaku," senandung Gita mengikuti lagu yang Sean nyanyikan.

Tiba-tiba Sean berimprovisasi, "Awas nanti jatuh cinta sama gue, Git," ucapnya sambil terus asyik pada musiknya.

Gita terdiam mendengar kalimat yang sempat Sean ucapkan di tengah lagu tersebut. Hingga akhirnya ia mengganti lagunya.

"Kunikmati kebahagiaan ini. Tak mengapa tak ada dirimu. Ada teman-teman yang menemani, aku sudah tak bodoh lagi." Sean menggenjreng gitarnya semakin penuh energi.

Gita juga ikut menikmatinya.

"Seperti waktu, kau membuli aku. Sampai 'ku trauma. Tapi akhirnya kupindah sekolah," ucap Sean mengubah lirik dari lagu tersebut.

Gita memutar tubuhnya dan melihat Sean yang sedang bernyanyi dari arah belakang pria itu.

"Ku memang masih lugu, hanya tau kamu. Dan tak berpikir bisa dibuli yang lain. Kini 'ku tau kamu, 'ku tau aslimu. Sorry-sorry ku pernah membenci kamu," lanjut Sean menyanyikan bagian reffnya.

"Lo ngapain sih?!" omel Gita dan membuat pria itu berhenti memainkan gitar dan nyanyiannya.

"Kenapa?!" balas Sean.

"Biar apa lo nyanyi kayak gitu?!" omel Gita lagi.

"Ya serah gue lah! Mulut-mulut gue! Gue yang main gitar!" balas Sean sambil terkekeh.

Gita merampas gitar yang Sean pegang dan mulai memainkannya.

***

Keesokan siangnya.

"Bantuin gue, Giiiiittt!" jerit Jenna sambil memilah-milah baju yang akan ia kenakan malam ini.

Gio yang mengajaknya untuk datang ke rumah, membuat anak indekos Bu Rika itu kewalahan untuk menyetarakan gaya keluarga Gio miliki.

"Yang merah aja bagus!" ucap Gita.

"Emangnya nggak keliatan gendut ya? Ini 'kan press banget di badan gue!" ucap Jenna.

"Ya udah terserah lo aja, Jen!" bentak Gita.

"Jangan terserah gue dong! Lo 'kan bestie gue! Bantuinlah!" teriak Jenna.

"Ya lo cuma milih ginian aja ribet!" teriak Gita.

"Kan gue bingung!" Jenna ikut berteriak.

"Mending lo putusin aja deh si Gio! Biar hidup lo normal!" omel Gita.

Dengan cepat Jenna menjawab, "Nggak!"

"Biar lo waras kayak dulu!" teriak Gita.

"Gio itu pacar pertama gue! Dia yang berani mengutarakan perasaannya ke gue! Dia yang gue sayangi, gue cintai, gue banggakan! Nggak mungkin gue putusin dia!" bentak Jenna.

"Lo denger gue ya, Jen! Yang namanya pacaran itu, pasti akan berakhir! Ending dari pacaran itu cuma dua, menikah atau putus? Lo yakin bakal nikah sama dia?!" balas Gita.

"Lo mikirnya terlalu jauh, Git!" bantah Jenna.

"Ya, justru lo harus mikirnya ke jauh! Biar lo tau arah tujuan lo itu ke mana!" balas Gita lagi.

"Apaan sih, Git! Gue cuma minta bantuin pilih baju doang, malah bahas ke mana-mana!" ucap Jenna.

"Ya terserah lo aja, kenapa sih?!" omel Gita dan berbaring di kasurnya.

***

Gita selalu dilibatkan dalam kasus kisah percintaan Jenna dan Gio. Semenjak mendapat pekerjaan sebagai obat nyamuk Jenna dan Gio, Gita semakin dekat dengan Sean.

"Sebenarnya Jenna itu suka atau nggak sama Gio?" tanya Sean.

"Ya, menurut lo?" balas Gita.

"Menurut gue, dia suka. Cuma lagi berusaha nutupin perasaannya aja," jawab Sean.

"Nah itu lo tahu," balas Gita lagi.

"Oowww," ucap Sean mengangguk. "Kalo lo?" tanyanya.

"Hah?! Maksudnya?" Gita balik bertanya karena tak mengerti akan apa yang Sean maksud.

"Kalo lo suka sama siapa?" tanya Sean. "Ada cowok yang lo sukakah? Atau masih suka sama guekah?" lanjutnya.

Gita menoleh pada pria itu. "Ada sih, cowok yang gue suka. Tapi kayaknya nggak mungkin gue dapetin dia. Jangankan buat jadi pacarnya, jadi temen aja, rasanya kayak nggak mungkin banget," jawab Gita.

"Siapa?" tanya Sean begitu bersemangat.

"Kepo amat!" bentak Gita.

"Inisialnya aja deh, Git! Siapa?" tanya Sean lagi.

"Abang S," ucap Gita.

S? Sean? Gue? Maksud lo, gue? Lo masih suka sama gue, Git? (jerit Sean dalam hatinya).

"Abang S," ucap Sean menirukan kalimat Gita. "Ciri-cirinya coba!" paksa Sean lagi.

"Lo mau ngapain sih? Lo mau nyari dia? Nggak bakalan ketemu!" Bantah Gita.

Iyalah! Orang yang dicari itu gue! Mana bisa ketemu! (ucap Sean dalam hati).

"Ciri-cirinya, Git!" Sean terus memaksa.

"Dia ganteng, kulitnya putih, dia keren," jawab Gita.

"Selain yang kayak gitu! Tanggal lahirnya kek, apa kek gitu!" omel Sean.

"Nggak tahu!" balas Gita. "Masih lama nggak sih ini?" tanyanya karena lelah menunggu.

Apa gue nembak Gita sekarang ya? Tapi, jangan-jangan Abang S itu bukan gue. Bisa aja 'kan Septian atau Surya atau siapa gitu! (Sean menggerutu di dalam hati).

"Udah sejak kapan lo suka sama Abang S?" tanya Sean.

"Udah dari kecil! Lo kenapa sih bahas Abang S Mulu? Mending lo teleponin Gio, sekarang! Kita udah nunggu hampir satu jam di sini, Sen!" omel Gita.

Bilang aja kalo lo betah berduaan sama gue, Git! (Sean semakin menjadi).

***

Melihat kedekatan Gita dan Sean, membuat Jodi naik pitam. Timbul rasa benci pada sosok pria itu. Jodi dan Gita kembali terlibat perkelahian antar sekolah. Namun, Jodi menarik Gita menjauh dari pertikaian tersebut.

"Mau ngapain lagi sih, Jod?! Lo belum puas udah bikin Sean masuk rumah sakit?!" bentak Gita.

"Dia yang mau masuk rumah sakit," balas Jodi.

"Iya, terus lo mau apa lagi?!" bentak Gita.

"Gue mau lo jauhin Sean!" tegas Jodi.

"Hah?!" Gita mengernyitkan dahi. "Kenapa? Kenapa gue harus nurutin lo?! Emangnya Sean punya masalah sama gue?!" lanjutnya.

"Gue suka sama lo!" tegas Jodi lagi.

"Hah?! Lo gila atau gimana sih, Jod? Gue tau siapa lo!" bantah Gita.

"Jauhin Sean atau gue bongkar semuanya!" ancam Jodi.

Gita malah terkekeh. "Itu rahasia lo, bukan rahasia gue! Gue nggak ada urusan!" balasnya.

"Tapi lo udah ikut andil buat bohongin Febi," ucap Jodi.

"Gue nggak takut, karena gue nggak ada masalah!" tegas Gita dan pergi begitu saja.

***

Sesampainya Gita di kosan, Jenna menarik gadis itu untuk masuk ke dalam kamar dengan cepat. Jenna juga mengunci pintu kamarnya.

"Lo kenapa sih, Jen?! Berantem sama Gio?" tanya Gita.

"Gawat, Git!" ucap Jenna takut dengan suara kecil.

"Gawat kenapa?" tanya Gita lagi.

"Febi sama Mega udah tau soal Jodi!"

Terpopuler

Comments

Rina Juwita JuEr

Rina Juwita JuEr

aku baca ulang lagi ceritanya bagus Thor semangat 💪💪

2024-05-23

4

JChennn

JChennn

baru mulai udh bgs jdi pngn bca trsss

2024-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!