Suami Kedua Untuk Istriku

" Ya udah cepet temuin bos...kita kembali ke kelas..udah bel masuk juga " kata temannya.

Stanley pun buru buru melangkah pergi . Sementara teman temannya kembali ke kelas.

.

.

.

Stanley celingak celinguk mengawasi keadaan  sekitar, memastikan situasi terkendali dan tak ada seorangpun yang melihat. Ia ingin bermain aman karena kali ini waktunya sangat berbeda. dulu di jam extra sepulang sekolah , sekarang Reisya malah mengajaknya  membolos di jam aktif. Sangat beresiko memang .

Stanley cepat menyelinap masuk ke kamar mandi itu dan menemukan Reisya yang duduk meringkuk di sana.

" Sayang... " Panggil Stanley

" Stanley..." Reisya langsung berdiri dan berhambur memeluk Stanley. Jujur, Ia sangat  merindukan laki laki bad boy itu.

Sesaat keduanya saling berpandangan. Seulas senyum tersungging di bibir Stanley . Tanpa banyak kata pun, ia mau memaafkan dan menerima kembali Reisya.

" Ma..maafkan aku.." ucap Reisya begitu gugup entah karena apa. Stanley hanya mengangguk dan tersenyum.

.

.

.

' Tentu saja aku memaafkan dan menerima dia kembali.. dia akan menjadi budakku lagi.... hahaha '

.

Stanley tertawa dalam hati. Yang ada di pikirannya cuma satu . Segala cara akan ia lakukan untuk membawa Reisya jatuh ke dalam pelukannya lagi.

.

.

.

" Sebentar... " Stanley melepas pelukannya pada Reisya dan melangkah menuju ke  pintu kamar mandi dan kemudian menguncinya. Ia tak ingin ada seorangpun yang mengganggunya saat ia bersama dengan Reisya nanti.

Ia  menghampiri Reisya kembali dan tanpa kata ia langsung menyentuh wajah Reisya dan mendaratkan ciumannya di sana. Reisya pun membalas ciuman Stanley itu. Dan....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mereka  begitu terkejut saat mendengar suara gedoran pintu keras menghentak memaksa mereka kembali ke dunia nyata.

" Dok dok dok !!! " Suara itu terdengar begitu keras seakan membuat detak jantung mereka terhenti "

" Buka !! "

" Buka pintunya !!! "

Reisya dan Stanley panik. Keduanya nampak kalang kabut .

" Terkunci ni dari dalam.." kata salah seorang siswa yang kesulitan membuka pintu dengan menggerak gerakkan handle nya.

" Udah dobrak aja.... Kelamaan..." Usul yang lain.

" Betul betul ...yuk.."

Karena lama tak di buka ,meski sudah menggedor berkali kali , sejumlah murid pria nekat mendobrak pintu tersebut. Dan setelah berusaha beberapa kali, pintu kamar mandi itu terbuka . Terlihatlah sepasang muda mudi yang mereka kenal sebagai pasangan bucin akut di sekolah itu. Reisya dan Stanley masih sibuk merapikan baju  mereka.

Penampilan acak acakan , keringat masih basah sudah merupakan bukti nyata jika keduanya memang tengah melakukan perbuatan terlarang di tempat tersebut.

Terlebih tadi sebelum menggedor kamar mandi tersebut , mereka sempat mendengar suara suara yang mengusik telinga mereka. Semua bukti itu jelas dan tak bisa di sangkal.

" Huuu...kalian berbuat m\*sum ya... " ledek para siswa yang menggerebek mereka.

" Pasangan tak tahu malu .."

" Nekat banget main di sekolah "

" Dasar pasangan sang\*\* an.."

Stanley dan Reisya cuma bisa menunduk menahan malu  saat mereka di jadikan bahan ledekan. Bahkan mereka di giring ke ruang BP melewati begitu banyak kelas , hampir semua murid meledek , memandang dengan sinis dan rendah yang mereka lakukan.

" Dasar cewek gatel...murahan... Mau maunya begituan di sekolah.." murid murid perempuan juga banyak yang mencibir.

Dimanapun , meski yang berbuat dua orang namun yang bakal di cap jelek pasti pihak wanita.

Reisya cuma menunduk menutupi wajahnya. Ia merasakan rasa malu yang teramat sangat saat perbuatan buruk  yang mereka lakukan di ketahui semua orang.

" Ya ampun ...itu Stanley dan Reisya " Bahkan teman sekelasnya pun terkejut dengan kelakuan mereka berdua. Walaupun tahu mereka memang kelewat bucin saat pacaran.

" C u h... Dasar wanita ulat bulu... cewek gatel !! " genk Shera pun turut mencemooh Reisya , bahkan sampai meludah di depan Reisya.

Shera tak ikut ikut menghujat karena sibuk menangisi perbuatan Stanley yang menghianatinya. Ia sangat bersedih Stanley tega melakukan itu padahal mereka begitu dekat setelah Stanley putus dengan Reisya.

" Sabar Shera sabar " hibur teman teman genk Shera.

" Si Reisya sialan itu pasti yang menggodanya.."

Shera hanya bisa meratap.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sudah menanggung malu, mendapat cemoohan , Stanley pun mendapatkan pukulan bogem mentah keras dari Papa Reisya , Sebastian .

Pria berumur itu mendatangi kantor sekolah  putrinya dengan sang istri. Iapun meluapkan amarah pada bocah laki laki yang sudah melakukan perbuatan bejat itu pada putrinya.

18 tahun ia menjaga putri tunggal nya itu dengan baik, menjaga pergaulannya , mengekang semua kegiatan selain sekolah dan les, ia justru mendapat tamparan telak bahwa putrinya justru berbuat amoral di sekolah dengan pria teman sekolah yang ternyata diam diam di pacarinya.

Keluarga Reisya memang tak pernah tahu jika putrinya ternyata berpacaran dengan teman sekelasnya. Mereka benar benar merasa telah kecolongan , apalagi sampai ketahuan dan di gerebek.

" Memalukan !! Merusak putri orang , merusak masa depan anak orang , rasanya aku ingin membunuhmu !! " Sebastian mengamuk  meluapkan emosi jiwanya di depan Para guru yang ada di sana.

" Maaf " Stanley hanya bisa mengucap satu kata itu sambil menunduk . Ia menahan rasa sakit bekas pukulan Papa Reisya itu .

Tak ada seorangpun yang membelanya karena saat ini keluarganya sedang keluar kota. Ia yang sedari kecil tak pernah di hajar sekalipun oleh kedua orang tuanya harus menahan pesakitan itu seorang diri.

Darah menetes dari bibirnya yang robek akibat pukulan keras yang di layangkan pengacara kenamaan itu. Para Guru sudah mencekalnya agar tidak main hakim sendiri karena ia benar benar ingin menghabisi Stanley.

Namun bukannya sadar akan kesalahannya , Stanley malah menyimpan dendam pada Papa pacarnya itu.

Sebastian sadar jika yang ia lakukan sama saja dengan main hakim sendiri, namun emosi benar benar sudah membutakan nya.

" Laporkan saja pada polisi Pa , kita tuntut dia pasal pelecehan , biar dia membusuk di penjara " Mama Reisya pun turut berang.

.

' Polisi? pelecehan? penjara?  .... Yang benar saja. Kami melakukan itu berdasar suka sama suka '  Stanley protes dalam hatinya.

.

Amarahnya kian membumbung saja mendengar perkataan kedua orang tua Reisya. Ia tak sudi berada di penjara. Ia bahkan tak merasa yang mereka lakukan itu salah karena mereka sama sama menginginkannya. Itu cinta!!

Stanley mengepalkan tangannya menahan amarahnya , ia sejak kecil hidup enak , tak pernah susah, semua keinginannya selalu di turuti oleh orang tuanya, dia bahkan tak pernah di cubit dan di marahi atas apapun yang ia lakukan , tiba tiba saja ia akan di jebloskan ke penjara. Sangat sangat sulit di terima nya.

Stanley terpaksa menghubungi Kakak sepupunya karena nomor hp kedua orang tuanya tak bisa di hubungi. Mungkin karena masih ada rapat pertemuan bisnisnya.

" Alexis datanglah ke kantor polisi , aku butuh bantuanmu. Bawakan juga pengacara terbaik kesini " ucap Stanley.