NovelToon NovelToon
Teluk Narmada

Teluk Narmada

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Angin pagi selalu dingin. Ia bergerak. Menerbangkan apa pun yang sekiranya mampu tuk diterbangkan. Tampak sederhana. Namun ia juga menerbangkan sesuatu yang kuanggap kiprah memori. Di mana ia menerbangkan debu-debu di atas teras. Tempat di mana Yoru sering menapak, atau lebih tepatnya disebabkan tapak Yoru sendiri. Sebab lelaki nakal itu malas sekali memakai alas kaki. Tak ada kapoknya meskipun beberapa kali benda tak diinginkan melukainya, seperti pecahan kaca, duri hingga paku berkarat. Mengingatnya sudah membuatku merasakan perih itu.

Ini kisahku tentangku, dengan seorang lelaki nakal. Aku mendapatkan begitu banyak pelajaran darinya yang hidup tanpa kasih sayang. Juga diasingkan keluarganya. Dialah Yoru, lelaki aneh yang memberikanku enam cangkang kerang yang besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23

Blouse ukuran jumbo ini benar-benar menelan tubuh mungilku. Bagian kerahnya lebar. Untung saja pundakku tertutup kerudung panjang yang juga dipinjamkan oleh mama Kai. Lelaki usil yang ternyata sangat baik hati itu mengajakku ke rumahnya. Aku mandi lama sekali di tempat ini. Semua ketidaknyamanan tadi seolah rontok semua. Seragam berbau keringat itu telah dijemur dan sebentar lagi kering dengan bantuan mesin cuci, juga kipas angin besar yang disediakan mama Kai. Ini pertama kalinya aku ke rumah ini.

Rumahnya besar. Terdiri dari dua lantai. Aku tahu bahwa Kai memang orang paling kaya di kelas kami. Sebab semua barangnya terlihat paling mahal dan mewah dibanding yang lain. Letaknya juga bukan daerah perkebunan atau persawahan seperti sebagian besar rumah di desaku. Ia justru tinggal di dalam komplek. Sebuah pemukiman yang sepertinya diisi orang-orang berada.

Awalnya, aku menolak ajakan Kai. Tapi dia memaksaku dan berjanji bahwa aku akan disambut baik di sana. Benar saja. Mamanya sangat ramah, begitu pun adik perempuannya yang sepertinya sebaya Fahim. Amat ramah seperti ibunya. Sedangkan papanya akan pulang nanti malam.

"Maaf, ya. Baju-baju saya nggak ada yang seukuran kamu," ujar mama Kai yang bertubuh lumayan gemuk itu.

"Tidak apa-apa, Tante. Terima kasih udah meminjamkan baju." Aku berucap ramah.

"Jadi, nama kamu Shinea, ya."

"Iya, Tante."

Seorang perempuan yang mungkin seusia anak SMA terlihat membawa sebuah nampan berisi satu mangkuk dan satu piring. Aroma lezat langsung tercium. Menciptakan nada rintih pada perut gembelku, jika meminjam bahasa Zetta.

"Kamu belum makan, 'kan. Makan dulu, ya," pinta mama Kai.

Seketika pandanganku langsung menyapu sekitar. Rasanya canggung sekali. Apalagi orang yang mengajakku ke rumah ini justru tidak terlihat pucuk hidungnya. Dasar Kai. Dia akan membiarkanku sendiri di sini bersama sosok wanita yang terlampau ramah ini.

Tiba-tiba terdengar suara tawa yang sangat kencang. Sudah jelas itu suara Kai. Apa yang dilakukannya hingga asik sendiri. Bahkan melupakan tamunya. Dasar, padahal kukira ia akan benar-benar mendengar keluhanku kali ini.

Adik Kai yang bernama Lika itu datang dengan boneka berbulu lembut. Wajah ramahnya benar-benar mirip sangat mama, dan tidak mirip Kai dari segi mana pun. Mungkin. Sebab ini pertama kalinya aku bertemu keluarga Kai. Di rumahnya langsung pula.

"Kak Shinea!" Lika menyapa ramah sembari memelukku. Aku membalas pelukan itu.

"Lika masuk dulu, ya. Kak. Shinea mau makan. Lika 'kan udah makan duluan tadi," pinta mama Kai.

"Tapi Lika nggak ada teman main, Ma."

Suara tawa Kai terdengar lagi.

"Tuh, suara kakak kamu. Main sama kak Kai aja."

Pipi tembam Lika menggelembung. Lantas berlalu tanpa berkata-kata lagi.

"Ayo, dimakan. Jangan malu-malu."

Aduh, bagaimana aku tidak malu. Ini pertama kalinya aku ke sini dan sudah menggunakan beberapa fasilitas. Disuguhkan makanan enak pula. Lalu, aku sendiri yang menyantap sebab semua orang sudah makan. Orang mana yang tidak canggung dalam posisi seperti ini. Mengunyah sendirian di hadapan tuan rumah yang baru kutemui. Aku masih bersyukur karena tidak ada papa Kai di sini. Kalau tidak, lebih baik aku mengguncangkan ribuan alasan agar bisa pergi saat itu juga.

"Baik, Tante." Aku mengambil nasi tak sampai satu centong full. Padahal, aku lapar sekali. Rasanya, jika ini rumah mungkin aku sudah mengikuti porsi makan Zetta.

"Kok sedikit banget."

Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba terdengar suara tangisan yang berisik. Itu adalah Lika yang baru saja keluar dari kamar Kai dan berjalan kembali ke dekat kami. Lantas memeluk mamanya.

"Kenapa, sayang?" Mama Kai mengusap wajah anak bungsunya.

Apalagi dalam situasi ini. Jika itu Fara atau Fahim, pasti sudah aku gendong dan hibur sampai tertawa. Tangan gatalku nyaris menyambar gadis menggemaskan ini. Namun, untungnya masih bisa tertahan.

"Aduh, adik kak Kai yang paling cantik. Kok malah nangis, sih." Sosok menyebalkan yang telah tega membiarkan tamunya sendiri itu tiba-tiba muncul. Tangannya menyentuh meja makan.

"Mama, Kak Kai mukul Lika!" Lika mengadu.

Aku masih terpaku. Menyaksikan semua yang terjadi. Bahkan sesuap pun belum berhasil masuk ke mulutku. Bayangkan saja, bagaimana mungkin aku bisa seenaknya makan dengan lahap sedangkan si tuan rumah sedang sibuk dengan hal lain. Apalagi mengenai putrinya yang menangis. Barangkali aku terlihat seperti seseorang yang tidak punya rasa empati. Walaupun perkara ini terlalu sederhana.

Lirikan tajamku menembak Kai. Berharap ia melihat dan mengerti maksudku. Tapi, ia tersenyum lebar dan mendekat ke arah adiknya yang dipangku.

"Kamu mukul Lika?" tanya mamanya tegas.

"Nggak sengaja, Ma. Tadi Kai lagi pakai headphone. Jadi nggak denger suara Lika. Pas dia mendekat, malah kena sikut." Kai menjelaskan, lantas menawarkan tangannya untuk menggendong sang adik. Aura kakak yang baik langsung terpancar dari Kai. Ah, tiba-tiba saja aku ingin punya saudara juga. Sebuah pemandangan yang tidak pernah dirasakan seorang anak tunggal. Sekali pun aku punya sepupu seperti Fahim dan Fara. Tapi, pasti itu tidak sama ketika besar sama saudara kandung.

Kini, anak menggemaskan itu sudah pindah dari pangkuan sang mama menuju gendongan sang kakak. Terlihat sempurna sekali hidupnya.

"Kok malah bengong, Cine. Makanlah. Lah, dikit banget. Biasanya juga porsi kuli," celetuk Kai yang membuatku ingin menabur pasir pada mulutnya.

"Ayo, sambil makan cerita aja Shinea. Kai udah bilang ke saya kalau kamu lagi ada masalah." Mama Kai menawarkan.

"Iya, lagi ada masalah sama siapa? Niji?" terka Kai.

"Kok tahu?" tanyaku yang membiarkan mamanya mendengar obrolan.

"Nebak aja, sih. Soalnya, di sekolah juga kamu kelihatan cuek banget sama dia." Kai mencium pipi tembam adiknya yang kini sudah berhenti menangis. Lantas menurunkan perlahan dan membiarkan si bungsu berlari ke sana ke mari.

"Siapa Niji?" Mama Kai menimpali.

"Sahabatnya, Ma. Deket banget kayak perangko. Bahkan bikin semua orang iri sama persahabatan mereka yang tidak terpisahkan itu," jawab Kai dengan ekspresi yang pantas untuk disiram.

Daripada mendengar celetuk memojokkan dari Kai yang terus mengaum itu, lebih aku menceritakan inti masalahku dengan Niji, yaitu karena ia menceritakan sesuatu yang seharusnya dirahasiakan.

"Loh, kok jahat banget dia."

"Kai!" Suara mama Kai sedikit meninggi, membuat manusia usil itu menutup mulut dengan telapak tangan.

"Tenang aja, Cine. Besok juga baikan. Pertanyaannya, kok kamu perlu kabur. Masalahmu 'kan sama Niji, bukan orang tuamu," ucap Kai.

"Dia ngirim pesan. Katanya mau dateng ke rumah. Kayaknya mau minta maaf."

"Lah, segitu marahnya kamu sampai nggak mau maafin dia?"

"Kai!" Sekali lagi mama Kai bersuara tinggi.

"Maaf, Ma. Lanjut aja, Cine. Mulut aku memang rada susah ditahan."

"Nggak sopan kayak gitu, Kai. Perasaan cewek itu sensitif. Jangan dianggap sepele hanya karena kamu lebih dominan menggunakan logika," ujar mama Kai.

Sejujurnya, aku tidak terganggu dengan tanggapan Kai yang membuat mamanya marah. Tapi, aku senang karena mama Kai menilik ke dalam dengan perasaanku. Juga senang, karena di tempat ini aku bisa mengeluarkan beberapa keluhku.

"Oh, iya. Saya baru inget. Kamu Shinea, ya. Yang sering diceritakan Kai sebagai sosok yang baik hati dan sangat memikirkan perasaan orang lain."

"Mama!" Kai tersipu.

"Kamu juga yang selalu juara kelas, 'kan."

"Mama!"

"Eh...." Aku kehilangan kata-kata.

"Tapi dia nggak kelihatan rajin, Ma. Biasanya aja. Kai juga heran kenapa nilainya selalu tinggi. Padahal banyakan ngerumpi. Apalagi sama Niji. Mungkin dia punya indera ke enam buat lihat kunci jawaban."

"Heh, sembarangan!" tegasku kelepasan, melepas sikap kalem yang aku jaga depan mama Kai sejak tadi.

1
_capt.sonyn°°
ceritanya sangat menarik, pemilihan kata dan penyampaian cerita yang begitu harmonis...anda penulis hebat, saya berharap cerita ini dapat anda lanjutkan. sungguh sangat menginspirasi....semangat untuk membuat karya karya yang luar biasa nantinya
Chira Amaive: Thank you❤❤❤
total 1 replies
Dian Dian
mengingatkan Q sm novel semasa remaja dulu
Chira Amaive: Nostalgia dulu❤
total 1 replies
Fie_Hau
langsung mewek baca part terakhir ini 😭
cerita ini mengingatkan q dg teman SD q yg yatim piatu, yg selalu kasih q hadiah jaman itu... dia diusir karna dianggap mencuri (q percaya itu bukan dia),,
bertahun2 gk tau kabarnya,,, finally dia kembali menepati janjinya yg bakal nemuin q 10 tahun LG😭, kita sama2 lg nyusun skripsi waktu itu, kaget, seneng, haru..karna ternyata dia baik2 saja....
dia berjuang menghidupi dirinya sendiri sampai lulus S2,, masyaAllah sekarang sudah jd pak dosen....

lah kok jadi curhat 🤣🤦
Chira Amaive: keren kak. bisa mirip gitu sama ceritanya😭
Chira Amaive: Ya Allah😭😭
total 2 replies
Iif Rubae'ah Teh Iif
padahal ceritanya bagus sekali... ko udah tamat aza
Iif Rubae'ah Teh Iif
kenapa cerita seperti ini sepi komentar... padahal bagus lho
Chira Amaive: Thank youuuu🥰🤗
total 1 replies
Fie_Hau
the first part yg bikin penasaran.... karya sebagus ini harusnya si bnyak yg baca....
q kasih jempol 👍 n gift deh biar semangat nulisnya 💪💪💪
Chira Amaive: aaaa thank you🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!