Di Asing Kan Dengan Bola

Setelah menikmati beberapa hidangan yang memuaskan nafsu serakahnya akan makanan.Gu winjia masih terus duduk di kursi pijatnya dengan Untung saja saat itu ada jam alarm yang sudah dia setel sebelumnya.Ketika jam alarm itu berbunyi dengan keras, itu hampir setengah jam berlalu di ruang angkasa di mana Gu winjia sudah harus keluar.

"Oh Kenapa waktu berlalu dengan cepat sih...

Meskipun sedikit enggan dia tetap harus kembali ke permukaan.Sudah setengah jam tapi masih sepuluh menit di dunia asli.

Ketika dirinya kembali , keluarga Gu sudah ada duduk nyaman dengan mangkuk masing masing.Gu Furong melirik sebentar dan mengalihkan wajah setelahnya.Dia seakan akan. Takut jika Gu winjia meminta semangkuk bubur di tangan nya

Gu winjia tidak ambil pusing dengan pemikiran orang lain.Segera dia menemukan tempat di salah satu sudut yang tidak begitu mencolok, di belakang barisan orang-orang yang sedang mengantri,untung antrian tidak begitu banyak lagi.

Meskipun dia tidak terlalu lapar sekarang ,namun dirinya tidak ingin dicurigai jadi dia ikut antri di detik-detik yang terakhir. Pada saat itu bubur nasi sudah tidak bisa dikatakan bubur lagi karena mereka sudah menambahkan air di dalam bubur tersebut agar semuanya mendapat jatah. Jadi bayangkan bagaimana tipisnya bubur yang di terima Gu winjia pada saat itu.

"Hei ini bubur atau air sih"pikir Gu winjia dengan takjub. jika buburnya setipis ini bagaimana bisa mengalas perutmu yang sudah keroncongan. sebagai orang dewasa mungkin dirinya bisa tahan tapi bagaimana dengan anak-anak.

Sebenarnya ini benar-benar tidak manusiawi banget.

Tapi dia tidak peduli bahkan tidak bertanya. jika pun ingin bertanya semuanya akan sia-sia. Jadi terima saja lah dan anggap saja Dia sedang tidak beruntung.

Dengan memegang semangkuk bubur tipis itu dia kembali duduk di tempat kosong .

Meski sedikit jijik,dia masih harus menelan nya dengan sekali tegukan.

Keluarga Gu yang lain, duduk sedikit jauh. Mungkin karena inilah tidak satupun dari mereka berpikir tentang dirinya apalagi berniat untuk berbicara dengannya.Gu winjia sekarang terkesan penyendiri dan tidak mau bersosialisasi.

Setelah meneguk bubur yang aslinya air ini Gu winjia melempar kan tubuh kurusnya di tanah.

Dia ingin sekali tidur tanpa bermimpi.Ada beberapa koyo di betis nya yang bikin adem.Jadi dia bisa tidur segera setelah beberapa menit.

Keluarga Gu juga sama.Mereka tidur dengan kelelahan bahkan tidak sempat untuk berpikir .

Pengawas berkeliling untuk melihat-lihat siapa yang nakal di antara Para pendosa ini. Tapi untung saja tidak terjadi apapun karena hampir semua orang dalam kondisi lelah. Jadi siapa yang mau membuat masalah di sini.

Setelah mendapati semua orang tertidur dengan lelap.Baru kemudian beberapa pengawas ini mengambil tempat untuk tidur lagi. Perjalanan masih jauh dan mereka masih memerlukan energi untuk melakukan nya.

Segera malam berakhir dan sebelum hari terang, perjalanan harus dilanjutkan kembali. Tidak satupun diantara mereka terkecuali para penjaga diberikan makanan.

Tidak ada sarapan, cuman ada makanan siang dan makan malam.

Namun begitu tidak satupun dari mereka yang mencoba mengeluh. Kecuali anak-anak yang tidak memiliki pemikiran panjang.

Orang-orang yang memiliki kantong air masih bisa menyimpan air tapi bagaimana dengan orang yang tidak memilikinya. Mau tidak mau semua orang menyesalkan karena tidak membeli kantong air ketika mereka berangkat pertama kali keluar dari ibukota. Karena tidak adanya kantong air mereka harus menelan air liur sendiri sebelum menemukan lokasi lain seperti sungai dan parit.

Gu winjia hari ini masih bisa melangkah dengan tegap karena dirinya tidak selapar orang lain.begitulah cara perjalanan ini dilanjutkan. Mereka harus berjalan terus-menerus tanpa bisa ditunda. Pada suatu waktu beberapa orang yang tidak kuat berjalan , berhenti sebentar namun mereka harus menerima cambukan di punggung. Karena itu tidak satupun orang yang berniat untuk berhenti meskipun kaki mereka sepertinya akan patah.

Gu winjia tidak berani mengeluh meskipun dia kelelahan .Awalnya gu winjia ingin marah pada nasib tapi kemudian dia melihat beberapa anak yang menjerit dan menangis karena kelelahan. Tapi mereka tidak dibujuk sama sekali melainkan mendapat pukulan dan makian dari kerabatnya. Meskipun dia tidak ingin bergaul dengan orang lain tapi dirinya tidak bisa menahan rasa prihatin pada penderitaan anak-anak.

Apa yang bisa diketahui oleh anak-anak di bawah umur. Mereka hanya tahu menangis ketika lapar dan menangis ketika kelelahan. Seharusnya anak-anak seperti ini berlarian sambil bermain di lapangan. Tapi lihatlah apa yang terjadi dengan mereka hanya gara-gara orang tua dan kerabatnya yang terlibat.

Kasian..

Keluarga Gu dan Gu winjia sendiri berjalan dengan sedikit kejauhan kira-kira sekitar 30 meter jauhnya.Pada akhirnya, Gu winjia berpikir dirinya akan dilupakan begitu saja.

Tapi pada hari kelima , ketika dia mengambil jatahnya, dia di datangi oleh Gu furong,atau Putra ke empat. berjalan sekitar 5 hari wajahnya yang dulu tampan sekarang terlihat berdebu dan acak-acakan. Dia bahkan tidak lagi menampilkan pesona seorang anak bangsawan. Meskipun pakaiannya tidak robek namun ada bau yang tidak tertahankan. Dalam perjalanan ini mereka bahkan tidak menemukan air untuk bisa mandi.

Beda dengan Gu winjia yang selalu bisa menyegarkan diri di ruang angkasanya.

Entah kenapa, pria yang masih berusia 14 tahun itu memandangnya seperti ingin menelannya bulat-bulat. Tapi pandangannya tidak jatuh Gu winjia melainkan pada mangkuk di tangannya.

"kakak tertua, aku masih belum kenyang berikan aku mangkuk itu"katanya dengan nada memerintah.

Gu winjia mengerti jika dirinya tidak akan kenyang hanya makan dengan semangkuk bubur tipis. Jadi pria ini ingin merebut makanan penyambung nyawa miliknya.

Gu winjia tidak lapar sama sekali tapi dia pasti tidak bisa mentolerir perilaku dari pria muda yang tidak tahu tata krama. Meskipun dirinya seorang wanita tapi jujur dia adalah kakak tertua jika dihitung dari usia mereka. Seandainya dia meminta dengan bersungguh-sungguh mungkin dia akan berpikir untuk memberikan secara sukarela tapi dirinya begitu kurang ajar seolah-olah Gu winjia harus menyerahkannya tanpa berpikir.

Demi menunjukkan jika dirinya bukanlah kesemek lembut yang bisa dipijak, Gu winjia menatapnya dengan tidak kalah galaknya ketika dia berkata,"kau mau ini?"

"Aku adalah putra pertama keluarga gu, kau dan yang lain seharusnya memikirkan aku dari dirimu sendiri. Wanita yang begitu kurang ajar dan tidak patuh sepertimu tidak perlu makan!"Gu furong merasa dirinya begitu berkuasa karena dia terlahir sebagai seorang laki-laki. Tapi di rumah Gu memang memperlakukannya seperti itu.

Dia adalah segalanya tapi hehehe tapi itu dulu.

Dulu semua orang akan memikirkan dia ketika ada hal-hal baik di rumah. Jadi perilaku ini sudah mengembangkan karakter egoisnya sejak awal.

Tapi pria muda ini lupa jika dia sekarang adalah orang buangan.Dia bukan lagi seorang Tuan muda di kediaman Menteri.

Gu winjia tersenyum tapi dia langsung meneguk semangkok bubur tipis itu yang sekarang berpindah ke perutnya di detik berikut. Melihat pemandangan itu Gu furong segera marah dan ingin menampar.

Tidak tahu kah wanita ini jika dia sudah kelaparan dalam 2 hari ini?

Semangkuk bubur tipis yang tidak layak ini sebenarnya tidak cukup di dalam perutnya. Sebagai seorang laki-laki dia perlu memakan makanan bergizi 4 sehat 5 sempurna tapi ini hanya semangkuk bubur yang tidak bisa disebut dengan bubur. Wanita di depannya ini jelas adalah kakak tertua tapi dia tidak pernah bersikap seperti kakak tertua.

Betapa egoisnya dia.

"Kakak pertama, kenapa kau menghabiskannya aku sudah mengatakan serahkan itu untuk ku.Kau..kau.."kemarahannya terlihat ketika wajahnya berubah warna.

Seorang gadis yang belum pernah melihat dunia tentu saja akan takut melihat perubahan wajah ini dan itu dilihat pada pria muda berusia 14 tahun.Gu winjia adalah gadis miskin di kehidupan sebelumnya tapi dia tidak pernah dimarahi sedemikian rupa dan itu pun didapatkan dari seorang pria muda di bawah umur?

ah meskipun takut dia pasti tidak akan mau menurut dari pria yang bahkan belum bisa membersihkan pantatnya sendiri.

"Kau sendiri yang menyebutkan aku sebagai kakak pertama tapi apa yang kau lakukan dalam menghormati aku Hem? Merampok semangkuk bubur ? Kau benar-benar anak Murong bai, sangat mirip sangat mirip Hahaha"

"Apa kau bilang? Tutup mulutmu yang begitu kurang ajar? Berani beraninya kau mengatakan ibuku. Jika tidak gara-gara kau yang begitu jalang, bagaimana mungkin kami diusir dari kota! Ini semua adalah salahmu aku tidak akan pernah mengakuimu sebagai kakak pertama karena kau begitu menjijikan kotor!!"

Sungguh tidak diduga perkataan semacam ini keluar dari mulut seorang pria. Meskipun usianya masih dibawah umur tapi ketahuilah di era ini usia tersebut adalah usia di mana mereka layak menemukan pasangan. Anak-anak belajar lebih awal dan mereka bisa dewasa lebih awal. Tapi tidak disangka jika Putra pertama dari keluarga Gu sebenarnya adalah pria yang tidak berpendidikan dan mulut yang tidak lebih dari seorang Bibi di pasar sayur.

Hei jangan panggil aku Gu winjia jika hanya diam.

Jadi...

plak...

Suara keras itu segera membuat perhatian semua orang mengarah ke arah mereka. Tidak satupun yang pernah menyangka jika Gu winjia yang awalnya tidak pernah berbicara sebenarnya tega menampar seorang Pria muda. Jika pria ini bukanlah siapa-siapa mungkin mereka akan berpikir jika dia sedang diganggu. Tapi diketahui jika pria muda ini sebenarnya adalah adik laki-lakinya sendiri. Betapa tidak berbudinya gadis seperti itu yang tidak bisa menghormati pria di rumahnya sendiri.

Ajaran macam apa yang sudah dia dapatkan di rumahnya?

Pantas saja keluarga mereka dikirim pergi ke perbatasan, pantas saja.

Penjaga bahkan tidak menghentikan mereka berdebat. Tidak ada hiburan dalam perjalanan ini jadi ketika ada orang berdebat seperti itu mereka menyaksikannya seolah-olah Itu adalah sebuah hiburan gratis.

Namun ketika melihat Gu furong mengangkat tangannya salah satu penjaga berkata,"Ckckck seorang pria yang melawan seorang wanita itu bukanlah pria, itu Kasim hahaha"

Wajah Gu furong langsung membiru dan dia tidak bisa melakukan perlawanan setelah itu.Tapi hatinya sudah marah dan tidak bisa mentolerir pemberontakan yang dilakukan oleh kakak perempuannya sendiri. Tapi ada begitu banyak orang menjadi saksi kejadian ini bagaimana jika mereka menyebarkannya dengan berkata jika dia berani melawan perempuan?

Pada saat itu karakternya pasti akan dipertanyakan dan dia tidak bisa menegakkan kepalanya lagi di masa depan.

Meskipun, kesal Gu furong masih pergi meninggalkannya dan duduk kembali ke barisannya di awal. Sesekali matanya menatap ke gu winjia dengan garangnya tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Rasa lapar ini masih harus ditelannya dan perjalanan mereka menuju ke perbatasan masih cukup lama.Tapi di dalam hati, dendam ini sedang berkecambah sedikit demi sedikit.