Gadis Miskin Milik Tuan Grey

“Aku sudah bilang kalau aku akan menikahinya, aku akan bertanggung jawab. Kenapa kamu tampar aku lagi kak?” Tanya Grey dengan panjang lebar, ia menatap bingung sang Kakak.

Valen memejamkan matanya sejenak sambil menghela nafasnya panjang.

“Kamu mencintainya?” Tanya Valen akhirnya.

Grey terdiam, ia mengingat betapa bahagia dirinya saat sesi bercinta dengan wanita itu. Ia juga senang saat melihat wajah Lucia yang ada di bawah kungkunganya tadi malam. Ya Grey mengakui jika wajah Lucia cantik dengan tubuh sexynya.

“Aku akan menikahinya.” Jawab Grey lagi, ia belum bisa menjawab pertanyaan Kakaknya. Karena ia sendiri belum yakin dengan perasaanya, apakah rasa kasihan atau hanya rasa penasaran yang membuat Grey ingin terlibat dengan wanita itu.

Valen terlihat frustasi, bagaimana mungkin adiknya akan menikahi wanita yang tidak di cintainya.

“Kalau begitu mulai sekarang jauhi wanita itu, lupakan apa yang sudah terjadi dan fokus pada pekerjaanmu.” Titah Valen, ia kembali duduk di meja kerjanya tanpa menunggu jawaban dari adiknya yang masih berdiri mematung menatapnya.

Grey menggelengkan kepalanya. “Gak bisa, aku harus bertanggung jawab.” Lirihnya, ia semakin terluka karena kesal Lucia maupun Valen menyuruh dirinya melupakan kejadian semalam.

Apalagi Lucia, apa wanita itu tidak menikmati malam panas bersama dengannya sampai Lucia tak mau mengingat kejadian semalam, pikirnya dengan hati terluka.

Valen melirik ke arah adiknya yang sedang menunduk. “Kalau begitu nikahi dia dan tinggalkan kekayaan yang kamu miliki.” Ucap Valen dengan tegas.

Grey mengangkat wajahnya, wanita yang selama ini selalu memaksa dirinya untuk melanjutkan perusahaan orang tuanya, kini justru menyuruh dirinya meninggalkan apa yang sudah menjadi miliknya.

“Kamu kira kamu bisa menikah dengan wanita miskin itu?” Lanjut Valen.

“Kenapa gak bisa?” Tanya Grey.

“Level kita berbeda, Ayah sudah pasti melarangmu menikahinya.” Jawab jujur wanita beranak satu itu.

“Aku kaya dan aku punya segalanya, jadi aku tak butuh wanita kaya. Dia sudah cukup untukku, aku akan tetap menikahinya!” Ujar pria itu dengan wajah kesalnya.

Grey segera keluar dari ruangan kerja kakaknya sambil membanting pintu itu penuh emosi.

Sementara Valen menatap pintu itu dengan tangan mengepal, ia lalu mengusap wajahnya dengan frustasi.

Brang!!

Adnan yang sedang menunggu di samping pintu pun terperanjat, ia terkejut melihat Grey yang tiba-tiba menendang tong sampah.

Andan segera berlari mengikuti arah perginya Grey, pria itu masuk ke area Smoking dan segera mengeluarkan rokok untuk tuannya.

Grey menendang-nendang kesal tembok yang ada di depanya, sambil menghisap rokok.

“Kenapa mereka menyuruhku melupakan kejadian semalam!” Gerutunya lalu menatap ke arah Adnan, asistenya itu langsung menegang saat di tatap.

“Kau tau? Wanita itu bahkan menolak ajakanku untuk menikah, apa dia tidak tau kalau aku pria bertanggung jawab!” Ketusnya kesal.

Sementara Adnan mengernyitkan keningnya, justru yang ia tau kalau Grey bukan pria bertanggung jawab. Buktinya, Grey tak pernah selesai dalam mengerjakan pekerjaanya. Pria itu lebih banyak membuat masalah, karena itulah Adnan yang harus membereskan semua keributan yang ia perbuat.

“Iya kan?” Tanya Grey karena Adnan tak kunjung menjawab.

“Bukanya Tuan bilang gak menyukai wanita miskin?” Tanya Andan, namun detik berikutnya Andan susah menelan salivanya saat Grey menatapnya tajam.

Pria itu langsung merangkul leher Adnan dengan kuat sehingga asistenya susah untuk bernafas.

“Kapan aku bilang begitu, bodoh!” Pekik Grey.

.

Tbc.