NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: tamat
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh / Cinta Terlarang / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:807.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Belas

Langkah Aldi semakin cepat mendekati Elena. Nafasnya berat, rahangnya mengeras. Elena merasa seperti anak kecil yang ketahuan pulang terlambat.

“Ayo pulang!” seru Aldi singkat, suaranya datar.

“Aku bisa sendiri, Mas,” sahut Elena pelan.

Aldi menatapnya tajam. “Aku bilang, ayo pulang.”

Elena menelan ludah. Ia lelah dan malas berdebat. Ia mengangguk, melangkah mengikuti suaminya. Tapi langkah mereka berhenti tiba-tiba ketika suara berat terdengar dari belakang.

“Pak Aldi?”

Elena spontan menoleh. Axel berjalan keluar dari arah pilar, kedua tangannya dimasukkan ke saku celana. Wajahnya seperti biasa , tenang tapi tajam.

Aldi menegakkan tubuh. “Pak Axel,” ucapnya, mencoba tersenyum sopan. Mereka terlihat kaku. Sehingga bagi siapa yang melihat tak akan mengira kalau keduanya ada hubungan keluarga.

“Lembur juga?” tanya Axel datar, sorot matanya menelusuri keduanya.

Aldi mengangguk cepat. “Enggak, saya … cuma mau jemput Elena.”

Axel mengangkat alis. “Jemput Elena? Kalian deket ya?”

Elena menahan napas. Matanya menatap Aldi, menunggu suaminya menjawab. Hatinya berharap kali ini Aldi akan jujur. Akan mengakui siapa dia sebenarnya.

Tapi yang keluar dari mulut Aldi justru, “Iya, kami … dekat sebagai teman kantor. Saya cuma kasihan dia pulang malem sendirian.” Aldi sengaja terlihat formal agar Elena tak tahu hubungannya dengan Axel.

Jawaban Aldi itu seperti tamparan keras baginya. Elena menunduk, meremas tasnya. Dadanya sesak.

Axel menatap Aldi lama, senyum tipis terlukis di bibirnya. “Oh begitu. Baguslah, berarti dia punya teman yang peduli. Kamu boleh pulang, Elena. Besok jangan telat.”

Elena mengangguk tanpa suara. Axel berbalik, meninggalkan mereka dengan langkah santai.

Tapi sebelum masuk ke lift, Axel sempat melirik Elena sekilas, seolah berkata, "Lihatlah, Elena? Suamimu. Dia nggak akan bangga sama kamu."

Di parkiran, suasana hening. Aldi memegang setir erat, sementara Elena memandang keluar jendela. Matanya panas menahan air mata.

“Elen …” Aldi akhirnya membuka suara.

Elena tidak menoleh. Hanya menjawab singkat. “Ya!”

“Kamu marah?”

Elena mendengus pendek. “Menurut kamu?”

Aldi menarik napas panjang. “Aku cuma … belum siap orang kantor tahu hubungan kita.”

“Belum siap? Sampai kapan? Sampai aku mati?” suara Elena meninggi. “Mas, aku istri kamu. Apa yang bikin kamu malu sampai kamu nggak berani mengakuinya?”

“Bukan malu.” Aldi memijit pelipisnya. “Aku cuma nggak mau orang ngomong macem-macem. Kamu kan tau gosip kantor kayak apa.”

Elena menoleh, menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. “Gosip orang lebih penting daripada aku? Tapi, kamu tak pernah takut orang menggosipkan hubunganmu dengan Lisa!"

“El … jangan gitu. Kenapa kamu selalu bawa nama Lisa?"

“Aku capek, Mas.” Elena menahan tangis. “Capek harus pura-pura nggak kenal kamu di kantor. Capek harus denger orang bilang aku masih jomblo. Dan capek harus ngerasa kamu nggak bangga punya aku. Aku juga capek saat orang di kantor mengira pasanganmu itu adalah Lisa, bukan aku!"

Aldi terdiam. Hening kembali mengisi mobil.

Sampai di apartemen, Elena langsung turun dan berjalan cepat. Aldi memanggil, tapi Elena tak menggubris.

Begitu masuk, Elena langsung menuju kamar tamu. Pintu dibanting, lalu terkunci.

“Elena, buka pintunya.” Aldi mengetuk pelan.

Elena duduk di lantai, punggungnya bersandar pada pintu. Air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. “Aku nggak mau ngomong sekarang,” ucap Elena parau.

“El … dengar aku dulu.”

“Mas …,” suara Elena pecah. “Selama ini aku berusaha ngerti kamu. Berusaha sabar. Tapi malam ini … rasanya aku kayak orang asing di depan kamu sendiri.”

“El … aku cuma nunggu waktu yang tepat!”

“Waktu yang tepat? Atau kamu cuma nggak mau orang tahu kamu nikah sama aku?”

Sunyi. Aldi tidak langsung menjawab. Dia tak mau orang tuanya tahu dia menikah dengan Elena, yang hanya anak yatim piatu. Mereka pasti juga tak akan setuju.

Berbeda dengan Lisa, saat dikenalkan, kedua orang tuanya langsung suka. Apa lagi Lisa pandai mengambil hati keduanya. Itulah mengapa dia bisa begitu dekat dengan sahabatnya Elena itu.

Elena memeluk lututnya, menangis dalam diam. Sakit itu menusuk sampai ke dada. Ia merasa seperti berjuang sendirian. Pria yang dia anggap rumah, tapi tak memberikan kenyamanan.

“Aku nggak akan ganggu kamu malam ini. Tapi besok kita harus ngobrol,” ucap Aldi lirih di balik pintu.

Elena tak menjawab. Ia membiarkan suaminya pergi, lalu menenggelamkan wajah ke lutut.

Dalam hati, ia berbisik, cukup sudah. Aku nggak mau lagi merasa begini. Aku nggak mau lagi berharap kamu akan bangga punya aku.

Malam terasa panjang. Elena sulit tidur. Setiap kali memejamkan mata, ia teringat ekspresi Axel tadi. Tatapan itu seolah berkata kalau dia tahu hubungannya dengan Aldi, kalau ia sudah memperingatkan hal ini dari awal.

Dan itu membuat Elena makin marah pada dirinya sendiri. Kenapa ia harus sakit hati hanya karena Aldi tidak mengakuinya? Kenapa ia membiarkan dirinya terus berharap?

Akhirnya, menjelang subuh, Elena berbisik pada dirinya sendiri. “Mulai besok, aku harus lebih kuat. Aku nggak boleh lagi nangis cuma karena dia.”

Pagi hari, suasana apartemen terasa canggung. Aldi sudah siap lebih dulu, membuat dua cangkir kopi.

“Elen ....” Dia mengetuk pintu kamar tamu. “Aku bikin kopi. Kamu harus sarapan sebelum berangkat.”

Elena membuka pintu dengan mata bengkak. Ia tidak menatap Aldi. “Taruh aja di meja.”

“El … kamu masih marah?”

Elena hanya menghela napas. “Aku cuma … butuh waktu.”

Aldi ingin memeluk istrinya, tapi ia tahu itu percuma kalau Elena belum siap. Jadi ia hanya berkata, “Aku antar kamu ke kantor.”

“Nggak usah. Aku bisa sendiri.”

“Elen ....”

“Aku serius, Mas. Aku nggak mau satu mobil sama kamu hari ini.”

Kata-kata itu seperti pisau bagi Aldi, tapi ia tak bisa memaksa. Saat dia akan melangkah, dia terkejut melihat satu koper. Dia pikir Elena akan kabur.

"Kamu mau kemana, Elen? Kenapa kamu masih marah? Ini hanya hal kecil. Kamu sudah tahukan kalau aku belum bisa mempublikasikan hubungan kita," ucap Aldi.

"Aku tak akan pergi sekarang, entah besok saat aku sudah benar-benar lelah dan bosan!"

"Lalu kamu mau kemana?" tanya Aldi.

"Aku akan menemani Axel ke luar kota," jawabnya singkat. Namun, sanggup membuat suaminya Aldi sangat terkejut.

1
Wahab Abdi
Gak jelas di.. Selingkuh tp g mau d cerai istrinya
Lah maumu gmn? Punya 2 wanita gituu
Eti Alifa
nyesek setiap baca perselingkuhan tapi disayangkan knp mlh mengikuti selingkuh dan pergi ke club malam.
ZARINA JAHYA
TERBAIK
Nor hasliza Ishak
♥️♥️♥️
Marina Tarigan
miris kali nasip kalian berdua lisa Aldi dari awal hidup kalian amburadul akhirnya juga amburadul semoga kedepannya nasipmu dan perangaimu bisa berubah ke lebih baik
Marina Tarigan
wah lisa memang sdh dasar kamu nganga terus sm pria manapun aneh banget kamu jd perempuan beberapa kali ayah tirimu melakukan hal bejat pdmu nasipmu penuh najis
Marina Tarigan
panak adopsi lebih berguna dp anak saudara axel sampai diusir dgn kasar dari rmhnya untung Elena dan Axel orangnya sangat baik
Marina Tarigan
pak suria sdj mebgusir Axel dari rumah
Marina Tarigan
penhhianat dihianati bagus deh sakit kan Aldi kelakuanmu berbalik padamu dlm segala hal
Marina Tarigan
anak diperut lisa bukan anak Aldi tapi pacar gelap Lisa kamu mandul Aldi rasaim kamu selalu Elena
Marina Tarigan
kerja Aldi selama ini kan ugal2an korupsi dan main perempuan utak udang masa bisa menang pokirannya hanya idtri orsnh lain aneh
Marina Tarigan
pergi saja
axel kalau memang kamu anak adopsi pantas papa suria tdk mengerti perasaanmu Elena sanhhup dari nol
Marina Tarigan
good thour
Marina Tarigan
gimana itu pak Suria kamu telah menghina Elena begitu kasar dan dia tdk membawa uang yg kamu tinggalkan dam pergi meninghalkan suaminya Axel
Marina Tarigan
tenang tenang zAxel pasti membongkar kebenarannya lisa sdh dipecat Axel tdk mudah dikalahkan
lady linger
makan tuh wc umum
lady linger
ikutan nangiss lagi aku tuhhh😢😢😢😢😢😢😢😢😢😢
Marina Tarigan
datanh lagi malapetaka terus kenapa tinggal sendiri Axel semoga tdk terjadi apa2
Marina Tarigan
kan lt Lisa 2x hami dibuang anaknya dan sekarang hamil labgi kata Lisa sm Aldi lisa sdh berselingkuh lebih 1 tahun deh dia sendiri bilang sm Aldi
Daneen Dini
kata panggilan lebih kharismatik thor,, kan ecek ecek ecek nya belum kenal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!