NovelToon NovelToon
Kepingan Puzzle

Kepingan Puzzle

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

"Lima bersaudara dengan kedua orang tuanya adalah sebuah keluarga bahagia tenang dan damai, ibarat puzzle yang sudah sempurna sudah dipecahkan. Namun, insiden yang mengerikan terjadi, keluarga itu menjadi kelam karena ulah oknum yang jahat.
Tiga potongan puzzle hilang di tumpukan puzzle yang berbeda. Aku Glantea Albar berusaha menemukan tiga potongan puzzle itu. Tapi, takdir berkata lain aku tidak pernah menemukan tiga puzzle itu. Aku memutuskan menggantikan puzzle lain yang bentuknya sama dan jelas tidak pernah bisa sama dengan warna dari puzzle sebelum nya."
Kata Glantea di sebuah alat perekam kakinya mengalami patah karena insiden jatuh dari helikopter. setalah itu ada seorang yang membuka gubuk tua dimana dia berada sekarang lalu tiba-tiba dia bangkit tanpa peduli rasa sakit itu menghampiri seseorang dibalik pintu sambil menangis memegangi tangan orang tersebut "hiks... Hiks... ayahhh..... " Kata itu keluar dengan begitu tulus mengenali orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Realita Mimpi Buruk

“Hari ini, dimana rintikan hujan mulai berhenti. Ingatan segala hal yang telah tejadi dalam hidup mulai memenuhi pikiranku. aku membuka pintu belakang kamar ingin menikmati rintikan hujan yang mulai berhenti. Ketika itu suasana hatiku berdebar-debar dan sedikit tengang entah kenapa?. aku menarik kursi di balkon dan duduk.

Sekarang jam 12.34 AM tanggal 13 september. Ditangan sebelah kanan voice recorder yang sembari tadi aku pengang dengan memori MicroSD yang terpasang di dalamnya mulai menceritakan beberapa insiden tantang hal yang telah terjadi semalam sambil menikmati hari libur yang aku dapatkan.”

Akhirnya, Glantea menyelesaikan bercerita dari kejadian yang paling diingat dari hidupnya ke voice recorder itu, setelahnya dia mencabut memori MicroSD menyimpan di sebuah tempat khusus yang sudah dia siapkan dengan beberpa memori lainnya yang ada didalamnya.

Pikirannya seolah mengatakan ‘aku ingin meninggalkan jejak agar nanti masih ada yang bisa didengar dari kisah hidupku.’ Ucapan itu yang sering muncul dipikirannya ketika memegang alat perekam suara itu.

Walaupun, ada beberapa cerita yang ditambah-tambah di voice recorder itu, tapi kebanyakan seperti dia berpisah dengan orang tuanya, disambar petir, menjadi prajurit handal, juga misi yang baru saja dia lakukan di pelabuhan itu semua benar terjadi.

Dia berbohong tentang beberapa perihal nama daerah dan nama setiap tempat yang dia kunjungi, dan dia juga berbohong pernah mengatakan dia dilatih dengan begitu kejam, sebenarnya dia sempat dinyatakan hilang 3 tahun lamanya dan itulah survive hidup yang pernah dia rasakan ceritanya dimulai dari ketika dia berumur 11 tahun.

Banyak orang berpikir bahwa masa kecilnya merupakan masa yang indah dan hanya diisi dengan kebahagian. Namun, Albar atau Glantea Albar ini merasakan kepedihan yang begitu dalam selama menghabiskan waktu di sekolah dasarnya. Berbeda ketika dia menghabiskan waktu bersama dengan adik-adik dan kakak-kakak panti asuhan, mereka sangat ramah dan perhatian dengan Albar dan saudaranya yang lain.

Setiap hari, Albar menghadapi intimidasi dan pelecehan dari teman-temannya. Mereka selalu memanggil Albar dengan nama panggilan yang tidak menyenangkan, menjuluki dia sebagai pecundang dan mencari kesalahan dalam setiap langkah yang Albar lakukan.

Albar berusaha mengabaikan hal-hal itu dan mencoba menyenangkan teman-temannya, tetapi usaha tidak membuahkan hasil. Setiap hari dia pulang dengan rasa sedih dan rasa kecewa yang mendalam.

Hari itu tanggal 05 Oktober dia diajak ke sebuah tempat oleh beberapa temannya. Albar adalah anak yang lemah kala itu juga yang sering menyendiri akibatnya dia sering jadi bahan tertawaan anak kelas juga jadi bahan isengan mereka, dia juga tak pernah diajak kawan sekolahnya main dan kebetulan hari itu dia senang karena diajak kawan sekelasnya.

Tempat itu adalah sebuah sungai besar di sebuah desa. Airnya jernih juga ada beberapa orang juga disana. Hari itu Albar memikirkan ini kesempatan untuk menunjukkan rasa ingin lebih dekat dengan mereka.

Ketika mereka sampai ke sungai tersebut. Mereka mengajak Albar berenang. Dengan isengnya mereka pindah dari pinggiran sungai langsung mengajak Albar ketengah sungai, mereka tau Albar belum pernah belajar berenang sebelumnya. Dengan keberanian dan pantang menyerah dia mencoba memperlihatkan cara dia berenang.

Kawan-kawannya menertawakan Albar dengan gaya berenang pemula itu gaya yang mengayun-ayun dalam air seperti anak anjing kecil, dia ingin menghampiri mereka di tengah sungai. Ketika sampai ditengah Albar kesulitan membuat mengapung di air.

Tapi dengan dan tanpa sebab, tiba-tiba tepat beberapa meter darinya sesuatu yang tidak diinginkan terjadi sebuah pusaran air. Dalam kepanikan mereka semua bergegas berenang ketepian. Namun, Na'as Albar yang amatir tidak terlalu bisa berenang tiba-tiba mengalami kram di kakinya dan terseret kepusaran air, Albar mencoba berenang tetapi akhirnya tidak mampu lagi dan tenggelam masuk kepusaran air itu.

Disela-sela tenggelam dia masih sadar masuk kepusaran itu juga melihat ke depan dengan pikiran negatifnya “Mungkin ini akhir dari hidupku.” Setelah tidak ada lagi cahaya matahari yang tampak menerangi wajahnya. Tiba-tiba dia berada diatas permukaan air dia tidak putus asa mencoba berenang lagi.

Namun, itu tidak membantu dibelakangnya terdapat arus air yang begitu deras terus menariknya. Sadar beberapa saat ternyata sudah dekat dibelakangnya sudah tampak air terjun Albar berusaha memegang kesana-sini agar dia tidak terseret ke air terjun itu.

Usaha yang Albar lakukannya nihil tidak ada pegangan yang mampu menahannya. Dengan pasrah dia mulai dibawa arus itu menuju air terjun. Sekali lagi hatinya berkata : “sepertinya memang tidak harapan untukku hidup bahagia.” Dengan tetesan air mata itu dia pun terjatuh ke dalam air terjun itu.

Blub.... blub...

Albar jatuh dari sana sampai kedasar air itu. Tapi, tiba-tiba saja ia merasa sakit dikepalanya, tak berselang lama air jernih dihadapannya itu perlahan berubah menjadi merah memenuhi pandangannya. Itu membuatnya sadar karena terasa kepalanya sakit sepertinya terbentur keras dengan benda yang ada didasar air tersebut. Hal itu perlahan membuat matanya berat dan kesadarannya hilang diketika itu.

Suara gemuruh sungai yang memecahkan kesunyian hutan, memperhatikan seorang anak kecil, Albar, terbaring di tepi sungai dengan tubuhnya yang basah kuyup, suara desahan dan batuk keluar darinya. Mata Albar terbuka perlahan, wajah pucat pasca kehilangan kesadaran.

Albar menggeliat kesakitan dan merasakan tubuhnya belumuran darah. Setelah mendingan dia sadar telah terisolasi dan terdampar sendirian di hutan rimba yang sunyi. Dan menyadari bahwa ia harus mencari cara untuk bertahan hidup dan bahkan bisa saja bahaya besar.

Albar merasa ketakutan dan merindukan adik dan kakak kandungnya juga dengan anak panti lainnya, namun ia mencoba untuk mempertahankan sikap positif dan fokus pada bertahan hidup.

Hari itu, cuaca sangat cerah Albar masih merasakan agak sakit dibelakang kepalanya dan dia memutuskan untuk mengekplorasi hutan rimba itu sendirian. Dia mencoba bangkit, tapi kepalanya agak pusing dan ia tidak dapat menopang beban tubuhnya. Albar berusaha bangkit kembali dan berhasil mengandalkan tongkat yang dia temukan.

Albar berusaha mencari sumber air dan sumber makanan di sekitarnya. Dia berjalan dengan rasa sakit parah dan terkadang merintih kesakitan pusing yang dia rasakan, tetapi dia bertahan dengan tekad yang kuat.

Dia merogoh kantong dan menemukan sebuah pisau lipat itu biasa dia gunakan untuk membelah perut ikan ketika memancing beberapa minggu yang lalu hanya untuk mengambil kembali kail pancingan. Albar merasa harapan baru tumbuh dalam hatinya.

Albar mulai berpikir untuk membuat tempat berteduh dengan harapan ditemukan oleh sekelompok petugas penyelamat yang melakukan pencarian orang hilang. Dengan perlahan-lahan, menggunakan pisau lipatnya, Albar berhasil mendirikan sebuah kemah sederhana untuk melindungi dirinya dari serangga.

Dia mengumpulkan ranting-ranting dan dedaunan untuk membuat atap kemah yang kokoh. Kemahnya memberinya tempat yang aman untuk beristirahat dan berlindung.

Selanjutnya, untuk beberapa hari kedepan Albar berusaha mencari makanan di sekitarnya dengan menggunakan pisau lipatnya. Secara tidak langsung dia mempelajari tanda-tanda alam yang mengarah pada sumber air dan tumbuhan yang bisa dimakan. Dengan hati-hati, dia memanen buah-buahan dan mencari akar liar yang bisa dimakan untuk menyediakan sumber makanan yang cukup.

Kemudian, Albar memanfaatkan pisau lipatnya untuk bertahan hidup dihutan dengan berburu. Dia memutarkan otak membuat bagaimana menggunakan perangkap untuk menjebak hewan kecil seperti kelinci atau tupai yang bisa menjadi sumber protein.

Sesuatu yang tidak terduga pikiran dewasa yang ada pada anak itu, dia mencoba menjaga keseimbangan alam dengan hanya memburu hewan yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup, bukan seperti pemburu yang hanya memikirkan hawa nafsunya.

Selain itu, Albar menggunakan pisau lipat untuk menyalakan api unggun. Dia sering melihat di TV memilih kayu bakar kering yang mudah terbakar dan mengumpulkannya di satu tempat, itu juga sering dilakukan di panti asuhan karena mereka terlalu miskin untuk mengunakan kompor gas.

Dengan hati-hati menggunakan batu dan kayu menggosok, dia berhasil menciptakan percikan api yang kemudian menjadi api unggun untuk menghangatkan tubuhnya dan perlindungan di malam hari.

...֎֎֎...

1
Lil Moonlight
nangis bombay ni thor, gantian sih ga mau tau 😜😜😜
Lil Moonlight
mengatan? 🤔
Khabar: mkasih sudah mengingatkan
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅 𝙃ṧ❣
semangat nulisnya kak ceritanya bagus 👍👍
🎀
Awal aja udah sedih
piyo lika pelicia
hedeh 😮‍💨 mengapa harus menyusup jika kamu bisa masuk dengan mudah
piyo lika pelicia: hhhhh 😂
Khabar: Albar be like: apa itu kesetrum, ke sambar petir aja udah /CoolGuy/
total 4 replies
piyo lika pelicia
jangan lah telanjang kau bahaya nanti 😂
piyo lika pelicia
Weh itu bahaya lepasin aja 😫
piyo lika pelicia
adik nya kenapa
piyo lika pelicia
woh belut listrik ya 😦
piyo lika pelicia
ular tikar kah 🤔
piyo lika pelicia
"Sepertinya
piyo lika pelicia
orang yang baik ☺️
piyo lika pelicia
heem sedih yah hidup nya.🙁
piyo lika pelicia
"Iya
piyo lika pelicia
"Bunda
piyo lika pelicia
"Cepatlah
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
"Ahkk.... sial,
piyo lika pelicia
aduy 😫
piyo lika pelicia
semangat kak ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!