NovelToon NovelToon
Cafe Memory

Cafe Memory

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Karir / Persahabatan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Fhadillah

​Kematian, tentu saja tidak ada seorang pun yang suka menghadapi kematian, namun hal ini dengan jelas tentu tak dapat terhindari. Namun bagaimana kamu akan menghadapi kematian tersebut? Terlebih kematian seseorang yang sangat berharga bagimu? Bagaimana kamu akan menghadapi kematian seseorang yang kamu harapkan tetap bersamamu untuk seluruh sisa hidupmu? ​Ethan tak pernah membayangkan dirinya akan berdiri di hadapan kuburan teman masa kecilnya yang juga merupakan cinta pertamanya, bahkan setelah bertahun-tahun kematian itu berlalu, Ethan masih tak percaya gadis itu telah pergi meninggalkannya sendirian disini. Satu hal yang selalu Ethan sesali bahkan setelah belasan tahun, dia menyesal tak bisa mengungkapkan perasaannya pada gadis itu, karena sikap pengecutnya, dia tak pernah bisa memberitahukan perasaannya yang sudah lama ia pendam pada gadis itu. ​“Papa!” Ethan tersadar dari lamunannya, dia berbalik dari batu nisan itu kearah asal suara. Gadis kecil berusia 7 tahun yang imut dalam balutan dres bunga-bunga pink nya berlari dengan susah payah mendekati pria itu. “Jangan lari, nanti kamu jatuh” pria dewasa itu mengangkat tubuh gadis kecil itu lalu mengendongnya dalam pelukannya. Dia pergi mendekati wanita yang berdiri tak jauh dari sana, mereka bertiga berjalan semakin jauh meninggalkan kuburan itu lagi, meninggalkan batu nisan dan penghuni di dalamnya lagi, mungkin Ethan akan kembali kesini atau mungkin ini akan menjadi kali terakhir dia berdiri di hadapan sahabatnya yang sudah tertidur bertahun-tahun itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Fhadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13

​Ethan berdiri sendirian di depan gerbang, menghirup udara dalam-dalam. Kapan terakhir kali dia menghirup udara kebebasan ini? mungkin sekitar 4 tahun setengah yang lalu. Ethan gagal mendapatkan kebebasan bersyarat karena dia tidak bisa bersikap dengan baik selama dalam tahanan. Dia sering terlibat perkelahian dan kedapatan tetap mengkonsumsi opinium yang di seludupkan sebanyak dua kali. Yeah walaupun begitu, dengan kewarasan setengah rusak Ethan masih mampu bertahan di tempat yang mirip kebun binatang itu dengan semua isinya adalah binatang buas yang saling memakan dan mencabik satu sama lain.

​Ethan mengirim pesan pada Viola mengabarkan bahwa dirinya sudah bebas. Namun bahkan tanpa menunggu jawaban, Ethan memasukan kembali smartphone nya yang sudah lama dan usang itu kedalam satu jaket dan berjalan kaki menyusuri jalanan sepi itu. sudah sekitar setahun lebih ini keluarga kecil itu yang kini sudah kembali menambah anak laki-laki lagi tidak mengunjunginya dalam kurungan karena tentu saja mereka kembali pindah, kali ini mereka pindah ke luar negeri. Tidak yakin kenapa mereka pindah kali ini namun yeah itu bagus jika mereka merasa bahagia dengan itu. sebelum mereka pindah Viola menangis saat mereka mengunjunginya terakhir kali, mengatakan betapa egoisnya dia dan tak bisa merawat Ethan dengan baik. Ethan mengatakan dia baik-baik saja, sangat baik. Dia sudah sangat dewasa dan tak perlu dirawat lagi, bahkan kini dia sudah dapat merawat orang lain. Ethan mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada kedua orang itu terutama Viola, masa kanak-kanaknya tak begitu buruk karena dia memiliki orang-orang baik seperti mereka, Ethan juga berterima kasih karena kasih sayang dan perhatian mereka pada dirinya selama bertahun-tahun ini tak peduli seberapa buruk dirinya dan semua hal buruk yang dia lakukan. Ethan kini bahkan masih mengingat betapa menyedihkannya hari perpisahan itu walaupun tak ada air mata yang keluar dari dirinya.

​Setelah bebas dari tahanan Ethan langsung pergi ke kota asalnya, tempat dia dilahirkan dan menghabiskan hampir seluruh masa kanak-kanak dan remajanya. Dia mengunjungi kuburan ibunya, membersihkan dan merapikan tempat itu lalu berdoa dengan tulus. Dia juga berbicara pada ibunya untuk pengakuan dosa, menceritakan semua hal buruk yang dia lakukan beberapa tahun terakhir ini dan merasa menyesal dengan hal itu, dia mengucapkan permintaan maaf dengan teramat tulus dari hatinya dan berdoa agar ibunya tidak membenci dirinya seperti wanita itu membenci ayahnya. Setelah selesai dari kuburan ibunya Ethan pergi ke kuburan Jihan yang jaraknya sedikit jauh. Dia melakukan hal yang sama pada kuburan Jihan, membersihkannya dan berdoa. Dia juga berbicara pada Jihan yang bahkan sepertinya tak ada satupun tulang lagi yang tersisa dibawah sana. Dia membicarakan banyak hal dan menyesali banyak hal juga.

​Ethan berjalan menuju rumahnya, rumahnya sendiri. Ethan tidak akan pernah menjual rumah itu kemana pun dia akan pindah, dan untung saja mereka tak memiliki hutang yang akan membuat rumah itu di sita. Saat berjalan pulang kerumahnya, otak Ethan merekam setiap detail tempat itu sepanjang jalan, ada banyak yang berubah. Bangunan-bangunan dan jalanan yang sudah berubah, Ethan tidak dapat percaya kota itu berubah sebegitunya dalam waktu beberapa tahun saja. Ethan merasa seperti bukan tempatnya, seperti dirinya sedang berada di tempat yang jauh dan sangat asing, namun kenyataannya adalah ini kotanya, kota masa kecilnya, kampung halaman Ethan. Saat berada di sudut persimpangan jalan, Ethan berdiri di sana tanpa bergerak selama beberapa saat. Tak ada aroma kopi yang biasa terciup saat dia berdiri tepat disini, tak ada tanaman apapun, tidak ada anak perempuan kecil yang bermain bersama kucing. Namun bangunan cokelat bergaya vintage itu masih berada di sana, berdiri dengan kokoh dan masih sama seperti sebelumnya. Tidak ada yang berubah sedikitpun dari tempat itu, apa Viola belum menjualnya atau pemilik barunya tidak mengubah apapun dari tempat itu. namun tempat itu kosong, sepi dan sunyi, tidak ada tanda-tanda kehidupan apapun di dalamnya dan tempat itu terasa seperti hanya diisi dengan kesuraman dan semua perasaan kesepian. Ethan kembali melangkah, mengangkat kakinya secara bergantian dengan kepala tertunduk.

​Saat pertama kali membuka pintu itu setelah beberapa tahun, kesunyian menyambut Ethan. Entah bagaimana namun Ethan merasa seperti eksistensi ibunya masih tertinggal di tempat ini, dari suatu sudut rumah ini, Ethan dengan samar mencium aroma ibunya, lebih tepatnya aroma masakan ibunya. Ethan masuk ke dalam kamar ibunya, menyalakan lampu dan terduduk di ranjang besar ibunya, menatap dirinya di cermin meja rias. Dirinya yang kini sudah berusia 25 tahun, dirinya yang sudah dewasa dan semua perubahan yang terjadi padanya. Ethan mengingat-ingat kembali harapan ibunya, apa yang diinginkan wanita itu untuk hidup anak semata wayangnya.

Kamu harus sukses dan jangan malas-malasan ya, harus jadi orang sukses, tapi yang lebih penting jadi orang baik, harus penyayang, jangan malas buat nolong orang lain ya.

​Kalimat yang pernah diucapkan ibunya saat Ethan berulang tahun ke 13 tahun, sebelum kecelakaan itu, sebelum semua kesedihan itu. saat mereka masih memiliki sisa kebahagiaan mereka pada satu sama lain dan saling melengkapi sebagai ibu dan anak. Harapan besar ibunya yang tak bisa Ethan wujudkan saat wanita itu masih ada di dunia ini. Ethan bertekad untuk mewujudkannya sekarang dan berharap dimanapun ibunya berada saat ini, wanita itu bisa memperhatikannya. Untuk Jihan juga, teman masa kecilnya, sahabat satu-satunya yang Ethan miliki, dan cinta pertamanya yang berharga. Ethan juga akan mencari kebahagiaannya sendiri untuk sisa hidupnya seperti yang Jihan katakan.

​Ethan mulai bertekad, mungkin ini tidak termasuk dalam ambisi atau cita-cita atau harapan atau apapun itu, dia hanya bertekad untuk menjalani sisa hidupnya yang bahkan dia tidak tau sampai kapan dengan baik dan memenuhi harapan-harapan orang-orang yang sangat ia cintai. Ethan dengan sungguh-sungguh belajar, berada berjam-jam di dalam perpustakan. Ethan bertahan hidup dengan uang yang ditinggalkan oleh ibunya untuk dirinya, ternyata tanpa sepengetahuan Ethan, wanita itu menabung sejumlah uang dari penghasilannya untuk masa depan Ethan dan benar saja kini itu sangat berguna. Dengan bantuan Jacob seperti yang dulu pria itu katakan padanya, Ethan mendaftar pada suatu universitas negeri yang berakreditasi A. Ethan belajar dengan sangat keras untuk mempersiapkan dirinya mengikuti ujian penerimaan. Dia tidak ingin membuang-buang waktu lebih lama oleh karena itu dia sangat ingin lulus ujian itu.

​Ethan duduk di depan laptop yang menyala, dia menggerakan kakinya dengan gelisah sambil terus menatap ke layar laptopnya. Dalam hitungan beberapa menit lagi pengumuman hasil ujian yang dia ikuti minggu lalu akan keluar. Ethan merasa sangat gugup dan terus berdoa semoga dia lulus dan dapat berkuliah di kampus tersebut. Pengumuman keluar dan Ethan terus mengulir halaman itu dengan perlahan, meneliti satu demi satu nama dengan hati-hati karena takut akan melewati namanya sendiri. Saat daftar nama itu memasuki 200 harapan Ethan dengan perlahan mulai surut, dia mulai yakin dia tidak lulus hingga matanya berhenti pada nama dalam angka urutan ke 214, itu dia! Ethan Geraldo dengan jelas tertera di sana, walaupun begitu Ethan membacanya hingga 5 kali untuk meyakinkan dirinya bahwa dia sudah di terima.

​Ethan kembali mengambil jurusan arsitektur dan kali ini dia berkuliah dengan serius. Dia datang ke kelas tepat waktu, memperhatikan dengan serius saat dosen menerangkan pelajaran, dan Ethan bahkan hampir tidak pernah absen. Dia tidak begitu berteman dengan siapapun, dia menjauhi sekelompok anak laki-laki karena tak ingin terjerumus seperti dahulu. Dia akan mengikuti kegiatan kuliah yang sesekali diadakan dan tetap berinteraksi dengan normal dengan orang-orang disana, namun dia membuat batasan dengan mereka, menarik dengan jelas garis antara dunianya dan dunia mereka. bisa dikatakan kali ini Ethan menjalani masa kuliahnya dengan serius, terkadang pada malam hari setelah semua kegiatannya selesai dia akan berbicara dengan Viola dan Jacob melalui telepon, tidak lupa juga kedua putra mereka yang mulai beranjak besar, dia akan menceritakan kegiatan dan perkuliahannya pada mereka, dan Viola merasa senang pada sosok Ethan ini. wanita itu dengan sikap keibuannya selalu mengingatkan Ethan untuk menjauhi semua hal buruk itu dan tidak kembali bertindak seperti dulu, bahkan sekarang Ethan tidak menyentuh rokok sama sekali.

​Saat libur panjang terkadang Ethan terbang ke meksiko untuk mengunjungi Jacob dan Viola yang tinggal disana. Dia menjadi paman yang baik dan terus bermain dengan kedua anak mereka, anak-anak itu tidak begitu nakal namun energi mereka yang sangat banyak itu juga membuat Ethan kelelahan saat bermain bersama mereka. Ethan pria yang baik namun kegelapan sudah memakan sedikit bagian dari hatinya membuatnya terkadang menjadi orang yang begitu beku dan tak tersentuh, menarik diri dari dunia dan membuat batasan besar, tidak mengizinkan siapapun melewati batasannya itu. bahkan Viola yang sudah ia kenal dari dia anak-anak terkadang tidak dapat meraih dirinya, ada banyak yang Ethan sembunyikan, menyimpannya hanya untuk dirinya sendiri, walaupun begitu Ethan terus saja mencegah dirinya terjatuh dalam godaan dan menjadi manusia yang buruk, dia harus tetap berada di garis yang benar dan menjadi orang yang baik seperti harapan ibunya. Sudah cukup dia menjadi orang yang buruk beberapa tahun yang lalu, sudah cukup dia membuang-buang waktu dan masa muda nya untuk hal sia-sia yang tak berarti.

​Tidak ada seorangpun di sekitarnya yang tau bahwa Ethan adalah mantan narapidana dan itu membuatnya dapat diterima dalam masyarakat dan tidak ada yang menguncilkannya. Pihak atasan di universitas itu tentu tau riwayat Ethan namun karena mereka dekat dengan Jacob dan karena campur tangan suami Viola itu, fakta Ethan satu itu tetap aman tersembunyi tanpa perlu siapapun yang tau, setidaknya untuk saat ini. dia menjalani hari-hari perkuliahan dengan tenang dan cukup normal, menyelesaikan semua tugasnya dengan sebaik mungkin agar dia bisa lulus tepat waktu. Ethan tak ingin membuang-buang waktunya lebih lama lagi.

​Di tahun kedua dia berkuliah, dia masuk kedalam organisasi himpunan mahasiswa jurusannya, terkadang mereka akan pergi untuk membantu orang-orang atau sekolah-sekolah. Ada banyak kegiatan positif yang Ethan ikuti dan beberapa anggota organisasi menyarankan agar dia menjadi ketua himpunan namun Ethan tidak ingin melakukan itu, dia merasa tak cukup pantas dan pasti akan sangat repot untuk menjadi ketua. Setiap Ethan pulang kerumah masa kecilnya dan melewati café Viola, dia selalu berhenti di depan bangunan bergaya vintage itu untuk beberapa saat hanya untuk menatap café yang sepi dan tertutup rapat. Dia selalu bisa membayangkan aroma kopi yang menenangkan seperti setiap hari ia cium dulu sekali, Ethan selalu membayangkan dirinya duduk di kursi sudut ruangan bersama Jihan dan memakan es krim mereka masing-masing, dalam pikiran Ethan dia masih dapat mendengar suara mesin kopi yang menyala, terdengar samar-samar. Kerinduannya pada segala hal yang terjadi di masa lalu menyiksa Ethan dan dia masih tidak dapat berdamai dengan keadaannya. Walaupun Ethan bertemu orang-orang baru hampir setiap hari dan mereka sangat menyenangkan, namun Ethan tetap merasa kesepian. Terasa seperti semua orang yang seharusnya tetap berada di dalam hidupnya pergi meninggalkannya sendirian disini, di tempat dingin dan sepi ini, tempat paling hampa di sudut hati Ethan. Pertama ayahnya, lalu ibunya, Jihan dan bahkan Viola, semua orang meninggalkannya sendirian, berdiri sendirian dan menerima semua hantaman menyakitkan dalam hidupnya.

1
Bening Hijau
marathon loh aku bacanya..
kamu orangnya konstisten...
saya senang gayamu..
nanti akan ku baca cerita mu yang lain marathon juga dan komen di bagian akhir..
semangat terus..
Bening Hijau: tak langsung kamu buat q motivasi untuk menyelesaikan imajinasi ku sampai selesai
Nurul Fhadillah: Terima kasih banyak, senang sekali kalau kamu suka sama ceritanya😁
total 2 replies
mary dice
biasanya ada koma sebelum tanda petik
Nurul Fhadillah: Ouh oke kak, terima kasih untuk koreksi nya😁🙏🏻
total 1 replies
S. M yanie
semangat kak...
S. M yanie: InsyaAllah, hhheee
Nurul Fhadillah: Iya kak, kakak juga semangat ngejalani hari2🦾
total 2 replies
cytoid
kakak bisa lihat novelku lewat profilku(^^
cytoid
kasian ethan🥺. Btw aku juga lagi buat novel baru nih kak, tolong disupport ya?🙏
todoroki shoto: semangat,kak/Smile/
Nurul Fhadillah: Ouh oke kak, semangat terus berkarya nya ya, terima kasih juga udah baca novel ini😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!