NovelToon NovelToon
Tawanan Miliarder Posesif

Tawanan Miliarder Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Menantu Pria/matrilokal / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: ayu andita

follow aku di IG : ayu_andita28

Hutang 10 Milyar yang dimiliki orang tua Serenity Lily membuat gadis itu menjadi korban dari seorang CEO kejam. Dia menjadi tawanan sang CEO yang tampak marah dan dendam pada orang tua Lily.

Akankah Lily mampu terlepas dalam penjara yang dibuat oleh sang CEO atau justru terjerat dalam pesonanya. Sementara pria itu hanya menjadikan Lily sebagai tawanan!

Akankah Lily akan menemukan bahagianya atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayu andita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Keterpurukan Alina

Malam itu, Alina terduduk di lantai kamarnya, punggungnya bersandar pada tempat tidur yang dingin. Mata sembab dan merah akibat menangis semalaman, hatinya hancur berkeping-keping. Dia memeluk lututnya, menggigil meski udara di luar tidak begitu dingin. Pikirannya berputar tanpa henti, kembali pada malam di hotel bersama Bram. Malam yang seharusnya tidak pernah terjadi.

Dia mencintai Xander dengan segenap jiwa. Namun, kenyataan kini menamparnya tanpa ampun. Xander bukan miliknya. Xander milik Lily, wanita yang begitu dicintainya. Alina merasa dirinya begitu bodoh dan rapuh. Air mata mengalir tanpa henti, membasahi pipinya.

"Kenapa aku bisa seceroboh ini?" Alina bergumam pada dirinya sendiri, suaranya serak dan nyaris tak terdengar. "Kenapa aku harus menghancurkan semuanya?"

Malam di hotel itu adalah malam terburuk dalam hidupnya. Dia mencari pelarian dari rasa sakitnya, dari kenyataan bahwa cintanya pada Xander tak mungkin terbalas. Dan dalam keadaan mabuk serta putus asa, dia mendapati dirinya bersama Bram. Hal itu terjadi begitu cepat, dan sebelum dia menyadarinya, kesuciannya telah hilang dalam pelukan pria yang bukan Xander.

Alina merasakan rasa jijik pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia begitu lemah? Bagaimana bisa dia menyerahkan dirinya pada Bram sementara hatinya hanya untuk Xander? Setiap kenangan malam itu membuatnya merasa semakin kotor dan hancur. Dia memukul-mukul kepalanya dengan lembut, berharap rasa sakit fisik bisa mengalihkan pikirannya sejenak.

Suara ponselnya berdering, memecah keheningan yang menyakitkan. Nama Bram muncul di layar. Alina ragu-ragu sejenak sebelum menjawab panggilan itu.

"Alina, kita perlu bicara," suara Bram terdengar di seberang sana, penuh rasa bersalah dan kekhawatiran.

"Tak ada yang perlu dibicarakan, Bram. Semuanya sudah hancur," jawab Alina dengan suara gemetar, menahan tangis yang kembali ingin pecah.

"Aku tahu. Tapi kita harus menghadapi ini bersama. Kita harus jujur pada Lily dan Xander," desak Bram, suaranya menunjukkan betapa dia juga tertekan oleh situasi ini.

Alina terdiam, mencoba menenangkan diri. "Aku tak tahu apakah aku punya kekuatan untuk itu, Bram. Aku tak tahu apakah aku bisa melihat wajah mereka setelah apa yang kita lakukan."

"Kita harus, Alina. Kalau tidak, beban ini akan terus menghantui kita," kata Bram dengan tegas, meski suaranya masih terdengar lembut.

Setelah beberapa saat hening, Alina akhirnya mengangguk pelan, meski Bram tak bisa melihatnya. "Baiklah. Kita akan bicara dengan mereka. Tapi tolong, beri aku waktu. Aku butuh menenangkan diri."

Bram setuju, dan panggilan itu berakhir. Alina meletakkan ponselnya dan kembali memeluk lututnya. Kenyataan ini begitu berat, begitu menyakitkan. Dia mencintai Xander lebih dari apa pun, namun kini dia telah mengkhianati cinta itu dengan cara yang paling buruk. Dan yang lebih menyakitkan, dia tahu bahwa Xander tidak akan pernah bisa menjadi miliknya. Xander adalah milik Lily, dan itulah kenyataan yang harus dia terima.

Hari-hari berikutnya, Alina mencoba mengumpulkan kekuatannya. Dia tahu bahwa dia harus menghadapi Xander dan Lily, harus jujur meskipun kebenaran itu akan menghancurkan semuanya. Di setiap malam yang sunyi, dia menangis dalam kesepian, berharap suatu saat dia bisa menemukan kedamaian meski hanya sedikit.

Namun, di dalam hatinya, Alina tahu bahwa perjalanannya masih panjang. Dia harus menghadapi rasa sakit dan penyesalan ini, harus belajar memaafkan dirinya sendiri, dan mungkin suatu hari, dia bisa menemukan cara untuk melanjutkan hidupnya meski tanpa cinta yang diimpikannya.

Saat pagi menjelang, Alina menatap dirinya di cermin, melihat seorang wanita yang rapuh namun berusaha kuat. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menguatkan hatinya. Apapun yang terjadi, dia harus menghadapi kenyataan ini. Dengan langkah pelan tapi pasti, Alina bersiap untuk hari itu, membawa beban berat di hatinya, namun dengan tekad untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi.

Pagi itu, setelah menghabiskan malam dalam kegalauan, Alina akhirnya memberanikan diri keluar dari kamar. Kepalanya masih berat dan pikirannya kacau, tapi dia tahu bahwa dia harus menjalani hari itu. Saat melangkah keluar, dia mendengar suara mama memanggil dari ruang tamu.

"Alina, sini sebentar. Mama mau bicara," panggil mama dengan nada tegas namun lembut.

Dengan hati-hati, Alina melangkah menuju ruang tamu. Mamanya, seorang wanita dengan wajah penuh wibawa dan mata tajam, duduk di sofa dengan anggun. Dia menatap Alina dengan tatapan yang penuh harap.

"Duduk, sayang," ujar mama sambil menunjuk kursi di depannya.

Alina menurut, duduk dengan hati yang gelisah. Dia bisa merasakan sesuatu yang tidak enak akan segera terjadi. Mamanya menghela napas, seolah-olah sedang mempersiapkan kata-kata yang akan diucapkannya.

"Alina, mama tahu kamu sedang mengalami banyak hal sekarang. Tapi mama ingin bicara tentang sesuatu yang penting," mulai mama dengan suara lembut namun tegas.

Alina hanya bisa menatap mamanya, berusaha menyembunyikan kegelisahan dalam hatinya.

"Mama tahu kamu mencintai Xander. Dan mama juga tahu bahwa dia sekarang bersama Lily. Tapi Alina, kamu masih punya kesempatan. Kamu bisa merebutnya kembali. Mama yakin kalau kamu bisa merayu Xander, dia akan kembali padamu," kata mama dengan penuh keyakinan.

Kata-kata itu bagaikan petir di siang bolong bagi Alina. Hatinya berdenyut sakit mendengar mama mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang begitu bertentangan dengan perasaannya. Alina menunduk, menahan air mata yang hampir jatuh.

"Mama, aku... aku tidak bisa," jawab Alina dengan suara gemetar. "Xander sudah memilih Lily. Aku tidak bisa mengganggu mereka."

Mamanya menatap Alina dengan kekecewaan yang mendalam. "Alina, kamu tidak boleh menyerah begitu saja. Mama tahu kamu bisa mendapatkan Xander kembali. Kamu hanya perlu berusaha lebih keras."

Alina merasa hatinya semakin hancur mendengar desakan mamanya. Dia ingin sekali berteriak, ingin sekali mengatakan yang sebenarnya, tapi dia tidak bisa. Dia tidak bisa mengungkapkan kenyataan pahit tentang malamnya dengan Bram. Itu terlalu menyakitkan, terlalu memalukan.

"Mama, tolong mengerti. Aku sudah mencoba, tapi Xander memang mencintai Lily. Aku harus menghormati itu," kata Alina dengan suara yang lebih tegas, meski hatinya terasa seperti ditusuk ribuan pisau.

Mamanya menghela napas panjang, menunjukkan ketidakpuasan. "Alina, mama hanya ingin yang terbaik untukmu. Mama tidak ingin kamu menyerah pada kebahagiaanmu sendiri."

"Ma, aku mohon jangan memaksaku!"

Mamanya akhirnya mengangguk, meski dengan raut wajah yang masih tampak kecewa. "kamu anak tak berguna Al, bagaimana bisa kami tak menuruti perintah mama?"

Setelah percakapan itu, Alina merasa semakin murung, apalagi hatinya masih berat. Dia kembali ke kamarnya, berusaha mencerna semua yang baru saja terjadi. Mamanya tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan, dan itu membuatnya merasa semakin kesal.

Dia menatap dirinya di cermin, melihat bayangan seorang wanita yang rapuh tapi berusaha kuat. Dalam hati, dia tahu bahwa dia harus menemukan cara untuk melanjutkan hidupnya tanpa Xander, tanpa rasa bersalah yang terus menghantui.

Dengan tekad baru, Alina memutuskan untuk tidak membiarkan masa lalunya menghancurkan masa depannya. Dia harus menemukan cara untuk memaafkan dirinya sendiri, untuk bangkit dari keterpurukan ini.

Meskipun sulit, dia percaya bahwa suatu hari nanti, dia akan menemukan kedamaian yang selama ini dia cari.

Langkah demi langkah, Alina mulai merencanakan hari-harinya, berusaha mengisi waktunya dengan hal-hal yang positif. Dia tahu bahwa jalan di depannya masih panjang dan berliku, tapi dengan kekuatan dan tekad, dia percaya bahwa dia bisa melewati semuanya. Meskipun tanpa Xander, dia harus belajar mencintai dirinya sendiri dan menemukan kebahagiaan dalam dirinya.

1
Miss Apple 🍎
nikah aja Bram dan Alina
Miss Apple 🍎
lanjut
Miss Apple 🍎
jangan tengok masa lalu
Bivendra
aq rada bingung sm xander n lily sllu
jwbn aq sayang cinta xander
kita akan melewati ini smw
tp lht lah
mading² sndri
Miss Apple 🍎: sama masih terbayang masa lalu keknya
total 1 replies
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
kasihan Lilu
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
lamjut
Miss Apple 🍎
lanjutlah
Miss Apple 🍎
lanjut
Miss Apple 🍎
seru
yesi yuniar
hadir kak 🤗
Miss Apple 🍎
lily hati hati
Miss Apple 🍎
seru
Miss Apple 🍎
lanjur
mbok Darmi
Lily jgn bikin ulah yg akan jd celah alina untuk merebut xander ingat kamu khs jaga diri dr fitnah, xander mungkin baik to kl dikompori alina dan ada bukti kedekatan mu dgn bram akan jd bumerang
Miss Apple 🍎: betul mak
total 1 replies
mbok Darmi
xander juga oon ngga tegas ngga peka sama trik alina hrs nya xander lbh tegas jgn mau lg ketemu sama Alina demi menjaga kewarasan lily jgn sampai kamu menyesal xander itu alina akan menghalalkan segala cara buat merebut kamu kembali dan saat kamu lengah lily sdh pergi dr hidupmu jd jgn kecewakan lily hanya krn kamu menganggap alina hanya temen aja
Miss Apple 🍎
betul
mbok Darmi
semoga rencana mu gagal total Alina jd wanita kok jahat bgt egois apa yg sdh kamu buang jgn sampai kamu ambil dan minta lagi sudah milik orang lain, Xander awas ya kl sampai kamu terjebak rencana alina yg ada kamu akan kehilangan lily selama nya
Margaretha Indrayani
hati2 lily jangan sampai terlena karena persahabatan. waspadalah xander dan lily sama tmnmu
Author_Ay: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!