Mengejar Cinta MAS Ojol

Pagi harinya, Iwan kembali ke kontrakan. Sementara Sheila berangkat bersama dengan Vina. Iwan seperti biasanya, saat pagi hari menarik ojol sambil berangkat bekerja. Sebagai pengisi waktu luang saat pagi hari.

Sesampainya di kantor, Iwan pun memulai aktifitasnya kembali. Bekerja di bagian produksi. Sementara Sheila pagi ini sudah dipanggil Arya untuk ke ruangannya.

" Dek, kamu sudah bertemu Iwan..?" Tanya Arya kepada Sheila yg duduk didepannya. Sheila hanya diam saja.

" Sakit papa semakin parah, ku harap adek temui papa.." Ucap Arya kembali kepada Sheila. Dan Sheila menggelengkan kepala.

" Sebenarnya masalah kalian itu apasih dek?. Kakak sampai sekarang tidak tahu menahu hal ini. Bahkan Arga sampai kabur ke luar negeri.." Ucap Arya dengan suara meninggi.

" Tanya aja sama papa. Papa yg tahu semuanya.." Sahut Sheila, sambil menatap kakaknya, Arya.

" Papa tidak mau kasih tahu dek. Mama juga engga tahu.." Sahut Arya

" Kemarin bukannya kamu sudah ketemu Iwan?. tolong dek, ajak Iwan ketemu kakak.." Ucap Arya, berharap Sheila bisa membawa Iwan ke hadapannya. Karena setahu Arya , Iwan ada saat kejadian pemukulan papanya terhadap Sheila. Setelah Sheila pulang ke rumah bersama Iwan.

" Sudah kak, Sheila mau kembali kerja.." Sahut Sheila tanpa menggubris pertanyaan Arya. Kemudian Sheila pun keluar dari ruangan Arya, sambil menitikkan air matanya.

Arya hanya geleng geleng kepala, kemudian melanjutkan pekerjaannya. Sesaat tersentak kaget dengan laporan yg diterima. Karena ada perubahan sistim produksi saat ini. Kemudian memanggil bagian yg terkait. Terutama bagian General manager yg terkait.

Salah satu pimpinan GM datang dan melaporkan, jika itu atas inisiatif dari kepala bagian produksi yang baru.

" Namun dengan adanya perubahan ini, produksi sekarang semakin lancar pak. Dan untuk perbaikan maupun perawatan mesin mesin bisa teratur. Sehingga tidak menggangu proses produktifitas yg berjalan.." Ucap GM yg dipanggil Arya

" Bagus itu, panggil dia menghadap saya.." Sahut Arya. Dan GM yg dipanggilnya pun kemudian mendatangi Iwan. Arya tidak mengetahui jika Iwan menjadi kepala produksi selama ini. Yg ia tahu hanyalah perkembangan maupun penurunan produksi. Hasil dan keuntungan melalui laporan laporan yg ia terima.

Tak lama kemudian, Iwan pun sampai di ruangan Arya.

" Iwan..?" Ucap Arya kaget melihat Iwan yg datang di hadapannya.

" Pagi pak.." Ucap Iwan, kemudian menjabat tangan Arya.

" Kamu kerja disini..?" Tanya Arya, kemudian menatap Iwan.

" Iya, hampir dua bulan.." Sahut Iwan.

" Berarti sudah ketemu Sheila..?"

" Sudah.."

" Kalian pacaran..?"

Iwan hanya menggelengkan kepala. Iwan tidak mau jujur akan hal itu. Walaupun Sheila sudah selayaknya menjadi pasangan suami istri saat ini.

Arya kemudian mengapresiasi tentang kinerjanya selama pergantian dirinya. Ada kemajuan yg signifikan. Dan hal itu menambah keuntungan perusahaan. Dan Arya pun memberikan bonus untuk Iwan kedepannya. Apalagi bisa meningkatkan produksi lebih lanjut.

Kemudian Arya kembali bertanya tentang Sheila. Karena beberapa kali Sheila tidak mau menjawab pertanyaannya.

" Oh ya, jika kalian tidak pacaran atau berhubungan. Bisakah membujuk Sheila untuk menemui papanya..?" Ucap Arya kepada Iwan.

" Saya rasa, saya tidak bisa pak. Itu bukan wewenang saya.." Sahut Iwan atas pertanyaan Arya.

" Karena setahu saya, Sheila mencarimu beberapa bulan lalu. Dan hingga saat ini pun belum mau kembali ke rumah. Dan sepertinya yg mau didengarkan Sheila hanya kamu.."

" Saya rasa itu tidak mempengaruhi Sheila untuk kembali. Dan sebaiknya anda membujuk papa anda sendiri, agar Sheila mau kembali.." Sahut Iwan.

" Apa papa mengenalmu..?" Tanya Arya.

" Mungkin mengenal nama saya. Tapi lebih baik jangan kasih tahu nama saya dihadapan papa anda.." Sahut Iwan.

Iwan kembali terbayang kejadian beberapa tahun silam. Jika dirinya memperkenalkan dirinya dihadapan Ajisaka Mahawira " Ingat baik baik nama saya Iwan Sulistyo, tuan Ajisaka. Yang akan menghancurkan nama anda dikemudian hari. Salah maupun tidaknya anda. Anda ikut andil dalam kejadian ini.." Bayangan perkataan Iwan yg begitu jelas masih terasa sampai saat ini.

" Lhoh, kenapa..?"

" Anda akan kehilangan dua orang sekaligus keluarga anda.." Sahut Iwan sambil tersenyum sinis. Dan Arya begitu kaget.

" Kau mengancam ku..!!"

" Saya tidak mengancam anda. Namun dengan mengatakan nama saya dihadapan tuan Ajisaka Mahawira. Maka kemungkinan penyakit jantung tuan Ajisaka akan kambuh. Bukankah tuan Ajisaka mempunyai penyakit itu..?" Sahut Iwan, yg memang mengetahui hal itu melalui kejadian lampau yg ia tahu. Dan Arya terkejut dengan pengakuan dari Iwan ini. Sebab, Arya hanya tahu jika dulu Ajisaka pernah operasi jantung. Dan tidak diperbolehkan untuk kelelahan serta banyak pikiran dikemudian hari. Serta menutupi segala masalah yg pernah ia alami.

" Bagaimana kamu bisa tahu?, Lalu siapa orang satunya yg akan hilang..?" Ucap Arya penasaran.

" Sheila sudah menyerahkan hidupnya kepada saya. Dan saya tidak akan melepasnya. Ingat itu !, Hanya papa anda yg mengetahui semuanya.." Sahut Iwan.

" KAU...!!"

" Anda tidak bisa mengancam saya, jika tidak mau kehilangan salah satu keluarga anda di kemudian hari.." Sahut Iwan. Sementara Arya kini semakin marah. Sebab Sheila kini sudah terjerat oleh Iwan. Apalagi ia mengingat jika Sheila adalah orang yg nekat. Arya kemudian mengingat kejadian beberapa tahun silam, saat Sheila sering kabur dari rumah dan hanya sesekali untuk menemui mamanya.

" Permisi.." Ucap Iwan sambil meninggalkan Arya yg termenung saat ini. Dan ketika Iwan pergi pun, ia tidak mengetahui. Saat sadar, Arya kemudian mencoba menghubungi Sheila kembali datang keruangannya.

" Dek, apa kaitannya ini dengan Iwan?. Dan apa maksud Iwan tadi mengenai kamu yg sudah terjerat dengan Iwan..?" Ucap Arya yg tampak marah. Sheila dengan berani menatap Arya kakaknya itu.

" Aku mencintai Iwan kak. Jika ada yg menghalangi maka aku akan bun*h diri. Dan itu sudah keputusanku.." Sahut Sheila tidak peduli dengan perkataan kakaknya itu.

" Jika ingin mengetahui semuanya, tanyakan langsung sama papa, siapa Iwan Sulistyo .." Sahut Sheila kembali. Karena Sheila pernah mendengar nama itu , ketika mengancam papanya saat lampau.

Dan perkataan Sheila ini sesuai dengan perkataan dari Iwan tadi. Membuat pikirannya menjadi kalut, apalagi tentang masalah anatar Sheila dan papanya. Ternyata semua terkait nama Iwan.

" Apakah kau lebih berat memilih Iwan dari papamu..?"

" Iya, aku lebih baik bersama Iwan, daripada dengan papa yg berkelakuan bejat saat itu. Permisi.." Sahut Sheila kemudian pergi dari ruangan Arya dan membanting pintu ruangan Arya.

Braaakkk...!!

Arya tersentak kaget dengan kepergian Sheila yg membanting pintu. Terlebih atas perkataan Sheila tentang perilaku bejat papanya waktu lampau. Arya juga dibuat bingung dengan penyampaian dari Iwan dan juga Sheila saat ini dan ingin memastikan kembali dengan papanya di kemudian hari.

Pikiran yg kacau saat ini, membuat Arya tidak bisa fokus bekerja. Kemudian ia pun meninggalkan kantornya untuk menemui papanya.

...****************...