NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagai Kucing Dan Anjing

Baru sampai di kantor, Romi dan Hanifah sudah bersitegang di parkiran kantor. 

"Ya Alloh ya Robby, kenapa sih aku harus bareng sama kamu datangnya. Lagi lagi ketemunya kamu, eneg banget rasanya" Rutuk Hanifah pada Romi. 

"Eh, nggak usah ge er deh kamu. Pasti kamu yang selalu mengamati jam berapa aku datang kan, makanya kamu sengaja datang di jam yang sama kayak aku, biar kamu bisa ketemu sama aku. Iya kah? Ngaku aja kamu" Kata Romi menuduh Hanifah dengan narsisnya. 

"Idih..idih..idih.. Narsis sekali anda pak" Kata Hanifah menonjok lengan Romi. 

"Aww! Kasar sekali anda nyonyah" Rutuk Romi meringis kesakitan, seraya mengusap usap lengannya yang terasa nyeri. 

"Sukurin, makanya jangan narsis jadi Orang. Lagian siapa juga yang ikut ikut kamu datang jam segini" Kata Hanifah kembali merutuki Romi. 

"Haduh haduh haduh, pusing deh pala barbie. Kalian ini kalau ketemu nggak pernah akur, mbok ya sekali kali yang akrab gitu lo mbiiaak, maasss" Kata Dimas yang baru datang, sembari merangkul kan tangan Romi ke pundak Hanifah. 

"Iih apaan sih, kalian berdua nggak ada bedanya. Pagi pagi udah bikin kesel, nggak kamu, nggak kamu. Sama aja" Kata Hanifah merasa kesal seraya menunjuk kearah Romi dan Dimas secara bergantian. 

Hanifah lalu melenggang pergi dengan rasa dongkol nya, Dimas dan Romi memandang punggung Hanifah yang menjauh pergi. 

"Sebenernya kalian kenapa sih, setiap kali ketemu selaluuu aja berantem. Kalian itu malah udah keliatan kayak kucing sama anjing tau nggak, kucing sama anjing aja bisa akur" Kata Dimas yang terheran heran pada mereka berdua. 

"Kamu mau tau, kenapa aku sama dia lebih suka berantem?" Kata Romi seraya merangkul Dimas. 

"Apa? Apa kalian ada satu dendam kesumat?" Tanya Dimas pada Romi. 

"Hanifah itu kalau marah kelihatan cantik" Bisik Romi berikutnya. 

Dimas tercengang mendengar penuturan Romi, dan seketika Dimas melepaskan rangkulan tangan Romi. 

"Maksud kamu, kamu suka sama Hanifah?" Tanya Dimas yang tercengang. 

"Yaaa, begitu lah" Jawab Romi bergestur malas. 

"Kenapa nggak langsung tembak aja, nyatain cinta. Dari pada berantem kayak gitu, debat terus nggak capek apa?" Kata Dimas mengusulkan. 

"Heeemmm, sebenernya juga begitu niatnya. Tapi aku bingung, gimana cara ngungkapinnya, Hanifah itu perempuan pertama yang buat aku jatuh cinta" Kata Romi menjelaskan kebimbangan nya. 

"Hanifah!!!! " Dimas berteriak memanggil Hanifah, seketika membuat Romi kelabakan salah tingkah. 

"Woy, kok malah dipanggil sih. Jangan dulu dikasih tau" Romi yang panik langsung membekap mulut Dimas dan membawanya bersembunyi dibalik mobil. 

Hanifah hanya menoleh sekilas, lalu ia memutar bola mata dengan dan melanjutkan lagi langkahnya memasuki kantor. 

"Kok malah dipanggil sih, kamu ini" Kata Romi setelah membuka bekawan mulut Dimas, jantung Romi berdetak tak beraturan. 

"Halah Romi... Romi, cuma nyatain cinta aja nggak bisa. Dasar cupu" Kata Dimas menyepelekan Romi. 

"Bukan nggak bisa, aku hanya menunggu waktu yang tepat aja" Kata Romi sambil membenahi tas ranselnya. 

"Kapankah waktu yang tepat itu Romi? Apa saat Hanifah nanti dilamar sama laki laki lain? Terlalu lama kamu mengutarakan isi hatimu, keburu datang saingan baru. Jadi laki laki itu yang sat set, thas thes gitu loh" Kata Dimas menasihati Romi. 

"Huuu, kamu lama lama mulutnya kayak Indah ya, ngomeeeelll mulu. Bukannya di suport, malah ditakut takutin" Kata Romi merutuki Dimas. 

"Ya bukan niat mau nakut nakutin, tapi kan memang begitu. Apalagi Hanifah itu perempuan matang, siap menikah. Umur dia kan bukan lagi belasan tahun, kamu juga sudah saatnya melepas masa lajang. Emang kamu mau dinobatkan sebagai bujang lapuk?" Kata Dimas lagi. 

"Ya nggak bujang lapuk juga kali Dim, umur juga baru dia puluh tujuh tahun" Kata Romi menanggapi. 

"Dua puluh tujuh tahun kan tahun lalu, bulan ini kamu sudah mau bertambah usia. Udah nggak usah tunggu lama, nyatain cinta, langsung lamar" Kata Dimas lagi mengompori Romi. 

"Haaaahhh nggak tau lah, pusing lama lama. Udah lah, aku mau masuk dulu" Kata Romi yang kini bergerak meninggalkan Dimas. 

"Lah, kok pergi. Jadi gimana? Apa mau dibantu, kalau soal ngungkapin cinta, tinggal bilang sama Dimas Satya Kusumawan. Kalau untuk mengungkapkan melalui kata kata, ini pakarnya" Kata Dimas seraya menepuk nepuk dadanya dan seraya mengejar Romi. 

"Bodo amat, nggak denger" Kata Romi yang berusaha untuk tidak menghiraukan Dimas. 

"Huuuuuhhh payah kamu rom" Kata Dimas yang kini berjalan santai membiarkan Romi mendahuluinya. 

Romi berjalan memasuki Kantor meninggalkan Dimas di belakangnya. Dimas berjalan seraya menatap punggung Romi yang menjauh. Namun dari arah belakang Dimas di panggil oleh deri. 

"Dimas!!" Ucap Deri memanggil. 

Dimas menoleh dan berhenti sejenak menunggu Deri mendekat. 

"Baru sampai juga?" Tanya Dimas pada Deri. 

"Iya nih, telat bangun. Anakku semalaman nggak mau tidur, akhirnya aku dan istriku begadang" Kata Deri memberi tau. 

Dimas hanya manggut manggut menanggapi, dan mereka kini memasuki kantor lalu menuju ruangan mereka. Disaat mereka berdua melewati mesin printer, lagi lagi Hanifah dan Romi saling bersitegang. 

"Lah yang datang duluan siapa, aku. Kamu mah datangnya belakangan  jadi aku dulu yang pakai" Kata Romi mengotot. 

Kali ini Romi memang dikejar waktu, dan dia yang lebih dulu datang. Meski berselang satu detik dari Hanifah. 

"Ya ampuuuunn, omaygat. Sumpah ya, kamu itu memang nggak pernah mau ngalah. Aku duluan aku nggak mau tau, yang buru buru bukan hanya kamu" Kata Hanifah berbohong. 

"Ya ampyuuuunnn, ni manusia belum kelar juga berantemnya. Malah lanjut disini, nggak malu apa?" Tegur Dimas mencoba melerai Romi dan Hanifah. 

"Iya, pak Romi dari kemarin berantem mulu sama bu Hanifah" Kata Deri yang juga menanggapi. 

"Ya lagian, dia jadi biang korek terus. Selalu aja gangguin aku, nggak pernah buat aku nggak naik darah tiap hari. Ada aja tingkah usilnya" Kata Hanifah. 

"Fah, masa kamu nggak paham sih, kenapa si Romi selalu buat masalah sama kamu?" Kata Dimas yang melirik seraya mencoba menahan senyum pada Romi. 

"Dim" Kata Romi mencoba menegur Dimas dan menatap Dimas, agar Dimas tak membocorkan rahasianya. 

"Si Romi itu suka sama kamu" Kata Dimas nekat memberi tau, dan seketika saat itu juga. Romi berlari mengejar Dimas. 

Dimas berlari menghindar seraya menahan tawanya, Romi juga mengejar Dimas tak memberi celah untuk berhenti. 

"Dim!!! Dimas, berhenti kamu. Sini ku kasih pelajaran" Kata Romi seraya mengejar Dimas. 

"Dasar Romi cupu, badan doang gede tapi takut ngungkapin perasaan" Kata Dimas seraya tertawa. 

"Dim!!" 

Dimas dan Romi malah saling kejar, dan para staf di kantor itu mendengar perkataan Dimas. Sehingga Romi malah jadi bahan gibahan oleh staf perempuan. Berbagai macam komentar terlontar dari mulut mereka, ada yang merasa patah hati juga. 

"Hah? Romi suka sama aku?" Tanya Hanifah terkaget dan tak percaya dengan apa yang ia ketahui. 

"Bu, biasanya laki laki yang cari perhatian sama perempuan yang dia sukai itu, ya dengan cara jadi biang kerok. Jangan jangan memang pak Romi jatuh cinta sama Bu Hanifah" Kata Deri yang kini terkekeh melihat ekspresi Hanifah yang terkaget. 

"Apaan sih, jangan panggil aku bu, aku bukan ibu ibu. Lagian sok tau banget lah kamu, tau dari mana kalau laki laki suka sama perempuan itu lebih cenderung jadi biang kerok" Kata Hanifah tak percaya. 

"Ya elah mbak Hanifah, saya itu laki laki. Saya tau gestur laki laki kalau suka sama perempuan itu kayak apa, ya salah satunya kayak mas Romi itu" Kata Deri menjelaskan. 

"Halah, bullshit. Ngarang aja, udah lah sana kamu kerja, aku mau ngeprint" Kata Hanifah malah mengusir Deri. 

"Jangan lupa mbak, nanti kalau beneran ngungkapin perasaan. Traktir makan" Kata Deri yang malah menodong traktiran..

"Apaan sih, udah sana"

Deri pergi dengan terkekeh, sementara Hanifah berusaha untuk melupakan apa yang Deri dan Dimas katakan. Ia fokus untuk bekerja pada hari itu. 

Dilain tempat, tiga sekawan masih kelimpungan mengejar pasien yang kabur. Setiap hari, ada saja yang kabur dari rumah sakit. Sehingga Irwan, Diki dan Farid selalu mendapat tugas untuk menangkap ODGJ yang kabur. 

"Woy Farid, hadang diujung jalan. Dia kearah sana" Kata Diki menunjuk kearah jalan didepan. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!