Perjalanan Pulang Menuju Ajal

"kamu baru pulang di, kok tumben pulangnya malam terus? "cecarku pada adi yang baru saja masuk ke dalam

"iya aku akhir-akhir ini dapat lembur terus jadu pulangnya agak telat"jawab adu menjelaskan padaku

Adi masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari debu-debu jalanan setelah selesai adi duduk di depanku

"kamu kemana aja wan, setiap pulang bekerja kalau aku lihat di rumah kamu selalu tidak ada?"tanya adi minta penjelasan dariku

"aku sudah bekerja di, aku bekerja jadi tukang cuci mobil dan kerjanya hanya malam hari"jawabku menjelaskan

"harusnya kamu kasih kabar samaku wan, jadi aku tidak khawatirkan kamu"ucap adi sedikit penuh penekanan

"ya maaf di, aku sebelum berangkat selalu menunggu kamu pulang karena kamu lama ga pulang-pulang aku langsung berangkat"balasku menyesali kalau tidak memberi kabar pada adi

Saat sedang asik aku dan adi mengobrol aku pamit sama adi kalau aku akan berangkat bekerja, ada sedikit rasa sedih di hatiku karena sudah beberapa minggu ini aku dan adi tidak pernah bertemu dan kini saat bertemu hanya sebentar karena aku dan adi bekerja di waktu yang berbeda. Aku berangkat berjalan kaki karena tempatku bekerja tidak terlalu jauh, adi melihatku dari kejauhan terlihat dari wajahnya kesedihan di matanya aku dan adi selama ini tidak pernah terpisah lama seperti saat ini ada rasa rindu berkumpul bersama-sama lagi seperti dulu tapi apalah daya kebutuhan mengalahkan segalanya. Aku berjuang di malam hari sedangkan adi berjuang di pagi hari saat kami gajian aku dan adi sepakat kalau uang gajian kami di bagi dua untuk membayar sewa rumah dan kebutuhan makan sehari-hari. Pada saat malam itu aku merasakan kalau ada yang tidak beres dengan tubuhku, mulutku terasa kering dan panas seperti pertama kali aku merasakan "ya ALLAH jangan buat aku sakit lagi ya ALLAH"pintaku memohon pada yang maha kuasa

Benar saja ke esok harinya kaki terasa tidak bisa di gerakkan, aku duduk sambil memijat kakiku sendiri "apa aku bakal lumpuh lagi"gumamku dengan sedih

Hari sudah memasuki waktu sore tubuhku sudah benar-benar tidak bisa di gerakkan lagi, aku melamun dan berpikir "kenapa semua ini terjadi padaku!"umpatku penuh amarah

Saat maghrib tiba terlihat adi baru pulang bekerja, adi melihatku hanya bersandar di dinding kamar diam tak bergerak "kamu ga berangkat kerja wan? "tanya adi belum menyadari kalau sakitku sedang kambuh

Walau tubuh tidk bisa di gerakkan tapi aku masih busa berbicara tidak seperti dulu hanya diam saja "di penyakitku kayaknya kambuh lagi deh"ucapku yang membuat adi langsung membalikkan badan dan duduk di sampingku

"kamu kalau ngomong jangan sembarangan wan"hentak adi padaku karena aku di anggap asal ucap

"ga di aku ga asal bicara, aku merasakan sekarang tubuhku ga bisa di gerakkan lagi"ucapku menjelaskan pada adi apa yang sedang aku rasakan

Adi terdiam tidak tahu apa yang harus dia lakukan, adi terus menataku dengan ketidak percayaannya kalau penyakitku kambuh lagi

"kamu tunggu sebentar ya aku mau ke rumah pak soleh dulu mau menanyakan hal ini"pinta adi padaku agar telat tenang

"assalamualaikum"ucap adi memberi salam

"walaikumsalam"jawab pak soleh

"mari sini silahkan masuk nak adi"ucap pak soleh mempersilahkan adi masuk

"ada apa nih tumben main ke rumah bapak? "lanjut tanya pak soleh pada adi

"ini pak, maksud kedatangan saya ke rumah bapak mau membicarakan masalah penyakit teman saya ridwan"jawab adi menjelaskan kedatangannya ke rumah pak soleh

"maksudnya gimana nak adi, teman kamu sehat-sehat aja kan? "tanya lagi pak soleh yang belum mengerti

"ga pak, justru penyakit teman saya sekarang kambuh lagi pak"balas adi menjelaskan

"astaghfirullah..kambuh lagi, jadi sekarang temanmu itu lagi tidak bisa bergerak? "jawab pak soleh yang sangat kaget mendengar penjelasan adu kalau penyakitku kambuh lagi

"iya pak, sekarang teman saya hanya bisa tiduran saja"balas adi menundukkan kepala

Diam hening mereka berdua tidak ada yang berbicara setelah menimbang dan memutuskan pak soleh mau menengokku di rumah

"begini aja nak adi,  bapak boleh ke rumah untuk lihat kondisi temannya"pinta pak soleh pada adi

"boleh pak, saya juga berharap bapak bisa datang ke rumah untuk melihat kondisi teman saya"jawab adi memperbolehkan pak soleh datang ke rumah

Tak lama mereka berjalan sampailah di depan rumah adu dan pak soleh langsung masuk  ke dalam dan melihatku masih terbaring di tempat yang sama

"astaghfirullah...nak ridwan penyakitnya kambuh lagi? "tanya pak soleh sambil menatapku dengan lekat

"iya pak, tubuh saya ga bisa di gerakan sama sekali"jawabku menjelaskan

Pak soleh diam sangat lama hanya matanya yang terus bergerak naik turun dari wajahku hingga ke kakiku, pak soleh bingung harus berbuat apa kalau harus di bawa ke kota malang lagi butuh biaya yang tidak sedikit. Aku yang menyaksikan pak soleh hanya diam menatapku bingung "apa yang di pikirkan pak soleh ya"gumamku di dalan hati.

Adi pun tidak bicara sama sekali karena ia pun bingung mau bicara apa, lama pak soleh diam akhirnya ia buka suara "sekarang mau gimana nak ridwan? "tanya pak soleh membuka pembicaraan

"gimana apanya pak, saya ga ngerti? "jawabku memang tidak mengerti dengan pertanyaan pak soleh

"jadi nak ridwan mau di sembuhkan dimana? "tanya lagi pak soleh

"saya juga ga tau pak harus bagaimana"jawabku dengan wajah memelas

"kalau bapak antarkan kamu ke kota malang lagi, bapak sudah tidak punya uang untuk ongkosnya"balas pak soleh dengan jujur

"iya pak maaf kalau saya selalu merepotkan bapak"ujarku menitikkan air mata

"kamu nak adi besok coba kamu tanya-tanya ke beberapa warga siapa tau ada yang punya kenal dengan kyai yang terdekat sini jadi untuk melakukan pengobatannya tidak terlalu jauh bisa terkontrol"pinta pak soleh pada adu dan memberi saran panjang lebar untuk mencari yang terdekat saja.

"iya pak besok saya tanya ke teman dan beberapa tetangga"jawab adi mengiyakan saran dari pak soleh

Setelah memberi saran yang panjang lebar pak soleh izin pamit pulang, setelah pak soleh pulang aku dan adi berbincang tentang rencana ke depannya

"wan gimana ini, kalau aku harus kehilangan pekerjaan aku lagi lebih baik aku pulang ke desa saja"ucap adi sedikit menyesal menolongku

"kamu ga usah berhenti bekerja di, kamu cukup cari saja seorang kyai yang bisa menyembuhkanku"pintaku pada adi agar adi tidak putus semangat.