NovelToon NovelToon
Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Slice of Life
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Di pertengahan tahun 1980, Dewi merasakan pedihnya dijadikan tulang punggung layaknya sapi perah, tapi tetap dianggap sebagai benalu. Bahkan, KDRT kerap Dewi maupun anaknya dapatkan dari suami dan juga keluarga suami, yang selama 5 tahun terakhir Dewi nafkahi. Karenanya, Dewi nekat menjadikan perceraian sebagai akhir dari rumah tangganya.

Dewi bertekad bahagia bahkan sukses bersama kedua anaknya. Segala cara Dewi lakukan, termasuk menjadi ART, sebelum akhirnya menjadi warung keliling. Namun pada kenyataannya, menjadi sukses bukanlah hal mudah. Terlebih, Dewi masih saja diganggu orang-orang dari masa lalunya. Dewi sampai berurusan dengan hukum akibat fitnah keji, sebelum akhirnya mengikuti program transmigrasi di era Orde Baru yang tengah berlangsung.

Akan tetapi karena sederet cobaan itu juga, Dewi menemukan cinta sejati sekaligus kesuksesan yang selama ini Dewi perjuangkan. Kesuksesan yang membuat Prasetyo sekeluarga sangat menyesal!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16 : Melangkah Tanpa Tujuan

“Mau ngojek lagi, Mbak? Mumpung sudah enggak hujan.”

Suara pemuda barusan, langsung mengusik Dewi. Dewi merasa tidak asing dengan suara tersebut. Namun setelah Dewi melihat sosok selaku pemilik suaranya, Dewi merasa asing. Dewi lupa kepada mas Abdul Khodir yang tadi siang sempat mengantarnya.

Mas Abdul yang sudah langsung kasihan kepada Dewi, sengaja mengalihkan tatapannya. Namun, tatapannya tetap curi-curi memperhatikan Dewi dan kedua anak yang dibawa. Alasan yang juga menjadi membuat kedua matanya terasa makin panas sekaligus basah.

 “Wah, ... suasananya cerah banget ya. Setelah badai hujan, terbitlah pelangi dan kesejukan. Insya Allah, seperti itu juga kehidupan. Iya, enggak Mbak?” ucap mas Abdul berusaha ceria.

“Aamiin,” ucap Dewi singkat dan hanya melirik pemuda tampan yang masih duduk di motor Yamaha RX-KING warna hitam. Motor yang terbilang sudah sangat keren sekaligus mahal, di eranya. Hanya orang-orang kaya saja yang bisa memilikinya. Karena di zaman mereka, memiliki sepeda saja sudah terbilang golongan orang terpandang.

“Eh, Mbak! Ayo saya antar! Hari berkah ini!” sergah mas Abdul Khodir lantaran Dewi yang sudah menggendong Alif di punggung, malah langsung pergi begitu saja. Meski sebenarnya, itu bukan hal yang perlu dipermasalahkan. Karena memang, mereka tidak saling kenal.

Dewi menghela napas kilat sambil menatap pemuda berpenampilan klasik di hadapannya. “Maaf, Mas. Saya tidak naik ojek.”

“Enggak usah bayar, Mbak. Alias gratis!” yakin mas Abdul.

Dewi menggeleng tegas. “Tidak, Mas. Sekali lagi terima kasih banyak. Permisi!”

“Lah kenapa? Ini beneran gratis, Mbak!” seru mas Abdul yang kemudian menyalakan mesin motornya untuk menyusul Dewi yang tetap pergi.

“Saya takut sama yang gratis-gratis, Mas!” ucap Dewi yang kemudian dalam hatinya berkata, “Yang gratis sering jadi penyakit!”

“Kasihan anaknya itu loh Mbak. Nah, sudah ada tanda-tanda mau hujan lagi ini! Ya sudah Mbak, ayo Mbak mau ke mana, biar saya antar. Kasihan anak-anaknya!” sergah mas Abdul heboh sendiri. Sebab Dewi tetap melangkah pergi.

“Memangnya mau ke mana, kalau aku saja yakin, mulai hari ini. Bahwa untuk sementara waktu, jalanan akan menjadi rumah kami. Namun, ini jauh lebih baik ketimbang kami menumpang atau setidaknya menerima fasilitas gratis. Takut diungkit padahal sudah semaksimal mungkin balas pakai tenaga bahkan uang. Ya gitu deh, yang tidak ada nominal tetapnya, kadang malah mahalnya di luar nalar,” batin Dewi.

Karena Hujan benar-benar turun, Dewi sengaja istirahat di pos ronda terdekat. Mas Abdul yang turut kehujanan dan memang terus mengikuti, juga ikut berteduh di pos ronda. Namun jika melihat Dewi yang sampai membaringkan bayinya kemudian menurunkan yang di punggung, Mas Abdul curiga, Dewi akan menetap di sana agak lama.

Di tempat berbeda, Prasetyo dan ibu Retno masih di dalam hotel. Keduanya masih bersikap dingin satu sama lain. Beda ketika keduanya belum disatukan dalam ikatan pernikahan. Bahkan meski keduanya hanya memakai pakaian d.alam. Tak ada lagi gairah menggebu seperti biasanya.

Ibu Retno tampak marah, kerap melirik Prasetyo khas orang kecewa. Sementara Prasetyo terdiam lemas dan mirip orang menahan sakit. Keduanya masih duduk di tempat duduk yang empuk sekaligus hangat. Tempat yang tentu saja jauh lebih nyaman dari tempat Dewi dan anak-anaknya tempati.

“Jadi, kenapa punyamu jadi loyo terus? Dari kemarin malam loh. Sampai sekarang mau malam lagi,” ucap Ibu Retno sengaja menyinggung kejan.tanan sang suami.

“Enggak tahu ....” Sesingkat itu Prasetyo membalas. Prasetyo memilih kembali tidur lagi. Prasetyo membelakangi ibu Retno.

“Kok enggak tahu, sih? Pasti ada penyebabnya, enggak mungkin enggak! Masa iya, kamu yang punya enggak tahu!” sewot ibu Retno yang memang marah.

“Ya enggak tahu. Kalau burungku bisa ngomong, aku tanya dan aku kasih tahu jawabannya ke kamu!” ucap Prasetyo sambil menatap sebal sang istri.

Berbeda ketika kepada Dewi, Prasetyo yang untuk pertama kalinya membentak ibu Retno, langsung diti.kam kemudian ditonj.ok wajahnya.

“Aduh!” keluh Prasetyo kesakitan. Ia yang terbiasa melakukan KDRT, kini malah diKDRT oleh istrinya yang usianya memang lebih cocok menjadi mamanya.

“Berani kamu bentak-bentak aku? Kamu lupa aku siapa? Kamu lupa kamu siapa? Aku ini bosmu sementara kamu cuma sopir!” kecam ibu Retno yang tak segan melud.ahi wajah Prasetyo.

Detik itu juga, Prasetyo yang awalnya meringis kesakitan sambil memegangi mata kirinya yang dito.jok ibu Retno, langsung diam. “Kok jadi gini? Kenapa ibu Retno jadi kasar banget?” batin Prasetyo jadi merasa nelangsa. Prasetyo jadi merasa sangat tidak nyaman.

“Kamu tahu, betapa tersiksanya aku jika harus terus menahan-nahan begini? Harusnya kamu usaha dong, buat nyenengin aku meski burungmu mati suri! Kamu tahu kan, alasan utamaku mau kamu nikahi karena apa?!” ucap ibu Retno masih meledak-ledak.

“Apaan, sih? Masa iya, 24 jam harus non stop begituan? Binatang saja enggak ada yang begitu!” kesal Prasetyo.

Seumur-umur, Prasetyo sungguh baru kenal wanita yang selama 24 jam, maunya hanya berhubungan int.im. Fatalnya, wanita itu kini sudah menjadi istrinya.

Suasana sudah makin gelap. Di pos ronda dirinya memutuskan untuk istirahat, Dewi tengah menyuapi Alif dengan nasi rames. Dewi memang sudah tidak disertai mas Abdul, tapi sebenarnya pemuda itu masih mengawasi dari kejauhan.

“Sudah kenyang belum?” tanya Dewi kepada Alif yang dari tadi, begitu lahap menerima suapan darinya.

“Alhamdullilah, ... meski sampai sekarang aku belum punya tempat tinggal layak, lepas dari mas Prasetyo sekeluarga, bikin aku dan anakku kenyang tanpa drama.

“Sebentar lagi pasti warga mulai datang ke pos ronda. Aku harus segera pergi dari sini,” batin Dewi sambil menghabiskan sisa makanan mereka.

“Ma, habis ini kita ke mana?” tanya Alif sambil menerima minum dari mamanya. Kedua nata sendunya menatap kedua mata Dewi.

“Ke mana saja, yang penting enggak ke papa kamu atau malah rumah ibu Aminah,” ucap Dewi.

Benar saja, Dewi kembali mengemban anak-anaknya. Termasuk Alif yang kepalanya sampai Dewi tutupi menggunakan kain jarit. Sementara untuk kedua kaki Alif sengaja Dewi pakaikan kaus kaki panjang, agar tidak kedinginan sekaligus mengurangi ser.angan nyamuk.

Melangkah tanpa tujuan. Sejauh mungkin. Asal tidak hujan, kenyataan tersebut jauh lebih membuat Dewi damai. Ketimbang dirinya menumpang, apalagi mendapatkan tempat tinggal gratis. Dan pada akhirnya menjadi bumerang.

“Ma, sudah sampai belum?” rengek Alif sudah sangat ingin rebahan.

“Bentar lagi, ... sudah, Mas tidur saja dulu. Dek Utari saja anteng tidur,” ucap Dewi. Ia sengaja menggunakan tangan kanannya untuk mengelus-elus kepala Alif yang menang masih ia gendong di punggungnya.

“Aku ikhlas ya Allah. Yang penting anak-anakku enggak dipukul.i atau setidaknya dikata-katai lagi,” batin Dewi sambil berlinang air mata. Sepanjang melangkah, kedua mata Dewi juga terus mencari-cari kontrakan murah dan kiranya mampu ia sewa.

“Sepertinya, dia memang enggak punya tujuan. Namun andai aku yang kasih bantuan bahkan pekerjaan, sepertinya dia tetap akan menolak,” pikir mas Abdul yang sudah tertinggal jauh oleh Dewi. Mas Abdul masih duduk di motornya.

1
Anonymous
jjk
Dewi Eka
Luar biasa
Dewi Eka
Kecewa
Adinda Kusuma
Luar biasa
Nay Nayla
.
Rumah Aman
kok tega sekali ibunya ya..
Rumah Aman
akoh jadik ketawa terus deh ..harusnya nikah baru istrinya muda loh ini dptnya udah menepos hahaha
Yuni Ngsih
tenang wi badai pasti berlalu ,tabahkan hatimu mungkin itu akhirnya kamu akan sucses....🤲🤲🤲
Yuni Ngsih
waduuuuh Thor yg punya ceritra knp ya blm bahagia ,masih trs dapat cobaan smg habis gelap terbitlah terang ....kasian Dewi sm Anak" nya ....🙈🙈🙈 memang kamu Thor yg bikin ceritra greget banget....maju teruuuuus 👍👍👍💪💪💪
Julia Inp
gimn sih thor harusnya di jadikan anak angkat bukan di suruh kawinin
Simba Berry
bagus banget ceritanys.luar biasa.inti cerita ini menyusun konsep..BERAKIT RAKIT KEHULU BERENANG RENANG KETEPIAN BERSAKIT SAKIT DAHULU BERSENANG SENANG KEMUDIAN
Simba Berry
bakar saja kantor polisinya isinya para iblis berbentuk manusia.
Simba Berry
bu sumi ini dari kemarin2 selalu nyusahin hidupnya dewi.pertama memberikan informasih kalau ada yg mesen dagangannya,tapi ternyata yg mesen keluarga manyan suaminya.yg kedua ketika prasetyo mencari alamat rumah dewi dengan alasan minta maaf.dan dengan gampangnya memberitahukan alamatnya.dan sekarang dengan sok perhatian mendatangi prasetyon buat membujuk prasetyo agar bertanggung jawab kepada kedua anak dewi.
Simba Berry
ya3lah..anak baru lahir mau disekolahin.yg benat aja.alif juga masih kecil baru 4 tahun .sekolah apa 4 tahun?
Simba Berry
wanita stres.mau menikabkan suamjnya yg tua bangka sama gadis muda seusia dewi.
Ruzita Ismail
Luar biasa
Ruzita Ismail
Lumayan
Selamet Turipno
inilah cerita paling bodoh yg pernah saya baca
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Selamet Selamet, baru juga baca awal, sudah curhat 😂
total 1 replies
Fida
Luar biasa
Heny
Bagus dewi jng mau di tindas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!