NovelToon NovelToon
Between Red And Green

Between Red And Green

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yuan La

Eilaria gadis yang hidupnya penuh tekanan kini harus mampu memutuskan hubungan dengan keluarga Drake, hanya saja Davian Drake tak akan bisa melepas Eila begitu saja. Bagaimana pria red flag itu mengejar mati-matian gadis kesayangannya? Akan kah Eila dapat menerima Davian bersama nya?

- WARNING !!! Kalian bisa membaca dari BAB 51 - BAB 58 jika tidak suka alur maju mundur.
Ini untuk mempermudah pembaca yang tidak suka cerita rumit. Terima kasih semua yang sudah support. BIG LOVE

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuan La, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

(Rumah pribadi Jillian)

“Maaf aku merepotkanmu.” Ucap Eila saat tiba di rumah Jillian. Tubuhnya menggigil hebat. Antara dingin yang menderanya dan rasa trauma masa lalu yang menyergapnya.

“Tunggu sebentar.” Jillian dengan sigap mengambil handuk besar dan menyelimutkannya di tubuh Eila. Dengan lembut bahkan ia mengeringkan rambut Eila dengan handuk kecil.

Kembali ia mengambil segelas air hangat dan memberikannya pada Eila. Eila mencoba menggenggam gelas itu, namun tremor di tangannya tak bisa berhenti.

BRAAAK!!

Jillian mendekap wanita itu. Hangat. Terasa hangat berada di dekapan pria itu.

“Lian…” Tangis Eila kembali. Ia merasa malu. Tubuhnya bergetar hebat.

“Ada aku. Aku disini Eil. Kau jangan khawatir. Ada aku.” Ucap Jillian yang entah kenapa sedikit menghangatkan Eila.

Pikiran Eila sangat kacau. Ia menangis dalam dekapan Jillian. Ia merasa terbuang. Merasa hina. Apa artinya di keluarga Drake. Sebesar apapun usahanya untuk membanggakan keluarga Drake dan terlebih berupaya baik dihadapan Davian. Tetap saja dirinya berada terbawah di keluarga Drake.

“Menangis sepuasmu Eil. Aku pastikan ini terakhir.”

Jillian tidak tahu berat hidup yang di alami Eila. Entah hal apa yang telah dialaminya hingga rasa trauma itu membekas dalam dirinya. Wanita itu tidak banyak bicara, namun tubuhnya sudah mengatakan semuanya. Gemetar hebat yang dialaminya. Tremor ditangannya yang tiada henti. Sungguh ada luka dimasa lalunya yang sangat menyakitkan.

...****************...

“Kau temukan dia?” Tanya Davian pada Rey melalui ponselnya.

“Tuan… aku sudah ke asramanya dan tempat tinggal keluarga Aaron, tapi Eila tidak ada disana. Nomor Tuan Jillian saat ini juga tidak aktif.”

BRAAAAK!!

Davian gusar, melempar ponselnya. Tak pernah ia sampai gagal menemukan Eila.

“Jillian kau mencari masalah dengan ku.”

Disisi lain Reynard menghela nafas. Sungguh sulit meredakan rasa amarah dan cemburu Tuannya. Pria itu juga bodoh tidak bisa menunjukkan rasa cintanya yang tepat. Dan wanita itu juga sama bodohnya tidak bisa menyadari rasa cinta dari pria itu.

Ingatan Davian kembali ke masa lalu. Jelas Eila akan kabur seperti itu. Ini bukan pertama kalinya. Davian akan dengan mudah mengusir Eila jika dirinya sedang bersama Naya.

Dan Naya akan lebih sadis menindas Eila. Terlebih Davian selalu membenarkan perkataan Eila. Mereka sudah sangat sering merendahkan, menghina Eila separah mungkin.

Eila tidak memiliki siapa-siapa di Eropa, semua permasalahan yang terjadi selalu diluapkan melalui sahabatnya Ivy dan Emily. Terlebih saat ini di Asia ia lebih sendiri. Dia tidak memiliki keluarga terlebih teman di kota ini. Wajar jika saat ini ia memilih Jillian.

Kembali Davian mengecek email dan ponsel milik Eila. Tidak ada perubahan. Hari sudah menjelang malam. Tidak ada yang berubah. Ponsel Eila dan Jillian tidak aktif hingga saat itu.

...****************...

Jillian saat itu tengah membuat bubur hangat untuk Eila. Wanita itu hanya duduk diam memandang segelas teh hangatnya. Tak banyak bicara kecuali menjawab pertanyaan dari Jillian.

“Apa tidak nyaman?” Tanya Jillian lembut, “Pakaian mu?” Lanjutnya saat Eila menatapnya tanpa jawaban.

“Tidak begitu.” Jawab Eila dengan senyum kecilnya.

Eila mengenakan piyama tidur yang terlihat kebesaran di Eila.

“Apa kau sendiri dirumah ini?” Tanya Eila saat Jillian mengantarkan bubur untuknya.

“Ya… rumah pribadi ku.”

Eila kembali terdiam mengaduk buburnya. Banyak yang dipikirkannya saat itu. Jillian menarik kembali mangkuk bubur Eila. Mengaduk dan meniupnya.

“Aku tidak terlalu jago memasak.” Sahut Jillian dan mengarahkan sendok berisi bubur ke mulut Eila.

“Biar aku saja.”

“Kau pasien ku saat ini. Patuhlah, aku dokter mu.”

Eila tersenyum, dengan patuh melahap bubur yang disuap oleh Jillian. Pria itu begitu hangat, seolah tak terjadi apa-apa, Jillian banyak menceritakan hal-hal seru saat pertama kali menangani pasiennya. Dan seperti biasa melihat senyum wanita itu ia merasa puas.

“Lian… bisa bantu aku mencarikan hotel.” Pinta Eila setelah hari beranjak malam.

“Hotel?”

“Aku tidak ingin pulang hari ini.”

“Dirumahku banyak kamar kosong. Kau bisa menginap disini.”

“Aku tidak bisa.”

“Aku memaksa.”

“Lian…”

“Aku tidak ingin membahas ini lagi.”

Jillian bergegas membuka laptopnya dan menyibukkan diri dengan membuka email dan melanjutkan tugas jurnalnya.

Eila melihat ruangan tengah tersebut. Berbeda dengan nuansa Davian. Interior dan dekorasi Jillian terasa lebih hangat. Banyak beberapa piagam, piala dan sertifikat gelar penghargaan berjejer di dinding dan di dalam lemari. Tertata dengan rapi.

“Apa ada yang bisa ku bantu?” Tanya Eila dan duduk dihadapan Jillian.

“Ada…” Ucap Jillian menatap kedua mata Eila, “Beri aku kesempatan untuk berada disisi mu. Jangan menolak ku.”

Eila tak menjawab. Ia meneguk air minumnya perkataan Jillian membuatnya salah tingkah dan gugup. Jillian meraih gelas yang diminum Eila, ia meminum di gelas yang sama. Eila semakin terperanjat karenanya.

Jillian cukup lama menatap Eila yang tidak memberikan jawaban. Ya, Eila memang ingin pergi dari keluarga Drake. Terlebih ingin memisahkan diri dari Davian. Namun ia belum bisa membuka hatinya. Ada rasa trauma yang membekas. Dan lagi, Eila memiliki perasaan pada Davian.

“Tidurlah Eil. Kau sudah lelah. Aku akan disini semalaman.” Lanjut Jillian dan kembali fokus pada jurnalnya.

“Dimana handphoneku?” Tanya Eila kemudian.

“Kau akan menghubunginya?” Jillian menyerahkan ponsel Eila.

“Siapa yang kau maksud?”

“Davian. Kau akan menghubunginya?”

Eila tertunduk. Ia tak menyangka bahwa Jillian akan menyebut nama pria itu sedangkan Eila belum menceritakan apapun yang terjadi saat itu.

“Aku hanya… takut.” Lirih Eila.

Jillian menutup laptopnya dan kini berpindah posisi di sebelah Eila. Dia memang tidak akan menanyakan apapun yang terjadi pada Eila, melihat wanita itu basah kuyup dan gemetar hebat. Ia yakin rasa traumanya cukup besar. Ia tidak ingin memulai jika Eila belum siap.

“Biar ku selesaikan.” Jillian meraih ponsel Eila dan menyalakannya.

“Apa yang akan kau lakukan.” Eila mencoba meraih kembali ponselnya namun Lian mencegahnya hingga menarik tangan dan tubuh Eila kedalam dekapannya.

Eila terkunci dalam pelukan Jillian yang terpaksa melakukannya.

PING PING PING PING PING

Puluhan notifikasi mulai masuk di layar ponsel Eila. Panggilan tidak terjawab berderet dari Davian dan Reynard. Bahkan tidak menunggu satu menit sejak ponsel Eila aktif kembali, Davian langsung menghubunginya.

“Lian jangan diangkat…” Pinta Eila.

“Halo Tuan Davian.” Sapa Jillian.

“Dimana Eila?” Tanya Dingin Davian.

“Tidak perlu khawatir. Dia bersama ku. Dia akan bermalam disini bersama ku.”

“Kau menguji kesabaran ku?!”

“Tidak. Aku sudah mengatakannya pada mu. Aku menginginkan Eilaria.”

Eila terperanjat mendengar ucapan Jillian yang berada di bawah tubuhnya saat ini. Segera ia berdiri melepaskan dekapan Jillian. Pria ini terlalu berani menantang Davian.

1
Anonym
Autoo cuuzz
reecka
ini ga ada bonchap nya Thor.. tiba2 udh tamat aja.. tapi tetep makasii ya Thor, ceritanya bagus
Nia
Enjoy read sih ini novel
Yaresh
Diiih Jillian agak2 ref flag juga ini, istri orang mau diembat 😂
reecka
ato davian,, rebut kembali hati eila dengan cara yg benar... semangat buat authornya
Yaresh
Fix cowo toxic ini davian.
Sang pendongeng
Up
Sang pendongeng
Saaadiiiss nya di bully
Nia
Ngeri iih davi ini beneran red flag. bukan bucin… saiko dia saaaayy
My own books
EILA BUKAN UNTUK DAVIAN. 😡🤬
My own books
Awas aja eila sama davian. Ga ridhooooo
reecka
akan selalu kutunggu Thor . tetep semangat ya dirimu..
reecka
nangis aku Thor😭😭😭
reecka
kasian eila
Yaresh
Aaaa nyesek. Umur segitu udh yatim piatu. Jaman covid byk yg bgini, kehilangan org yg disayang
Yaresh
Alexa 😂 google assistant hrs melihat ini
Yaresh
Toxic ga sih cowo red flag itu sebenarnya
Anonymous
Jangan bkin aku menyesal eila dengan davian, baik2 yaa thor nulisnya 🥲 ngeri sama cowo toxic
My own books
MENYALAAA DAVIAAAN
Nia
NAAAHH INI. Semangat thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!