Freya aurora gadis yang belum genap berusia 17 tahun, dia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di salah satu universitas terbaik di asia.
Disana ia akan tinggal dirumah saudara jauh ibunya, yang bernama Tante Emily. Tante orangnya sangat ramah, baik juga perhatian. Namun anak lelakinya berbeda jauh, dia sangat cuek.
Namanya Kevin wang, lelaki berusia 19 tahun dengan tinggi 185cm, sangat tampan dan banyak disukai para gadis. Namun anehnya dia tidak memiliki kekasih.
"Jangan-jangan kau tidak suka perempuan?" ucap freya lalu menutup mulutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lil Kookie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Freya dan yang lainnya masih berada di tempat makan hingga waktu menunjukkan pukul 10 malam. Mereka masih mengobrol dan bersenda gurau.
"Freya, mau lihat kembang api denganku?" tanya Lucas tiba-tiba ditengah obrolan mereka.
"Kami juga mau, apa hanya freya yang diajak?" sahut yang lain.
Lucas hanya tersenyum tidak menjawab ocehan mereka, dia masih menunggu jawaban dari gadis di hadapannya.
"Tentu saja, kita semua bisa pergi bersama-sama." ucap freya
Jawaban itu membuatnya sedikit kecewa, karena dia berharap bisa jalan hanya berdua. Namun tidak masalah asalkan masih bisa melihatnya.
"Tentu saja semakin banyak orang, semakin ramai." balas lucas.
"Kalau gitu tunggu apa lagi, ayo kita kembali sekarang." ucap ketua.
Mereka semua menuju ke panggung festival, dimana ada berbagai pertunjukan juga disana.
Kevin tengah sibuk mengobrol dengan chen, hingga ia tidak menyadari adiknya tidak berada disampingnya. Dia berjalan paling belakang bersama lucas.
"Apa kau tadi melihat kembang api yang pertama?" tanya lucas.
"Iya, tadi aku melihatnya saat diruang jurusan, sangat cantik. Apalagi kalau dari dekat, pasti lebih cantik lagi kan."
"Iya tentu saja." Lucas seperti ingin mengatakan sesuatu namun ragu.
"Freya, hari minggu biasanya apa yang kau lakukan?"
"Tidak ada, paling hanya tiduran seharian, kecuali kalau tugas belum selesai. Memangnya kenapa?"
"Apakah kau mau jalan-jalan denganku?"
"Aku tidak tahu, karena harus ijin dulu sama mama."
"Oh, begitu." terlihat raut wajah lucas yang kecewa.
"Besok aku akan tanya mama, kalau boleh nanti aku chat." ucapnya dengan senyuman manis.
"Baiklah, aku tunggu."
Mereka telah sampai di dekat panggung, tempat acara puncak festival hari ini. Kevin baru menyadari kalau freya tidak ada disampingnya, apalagi keadaan sekarang sangat ramai.
"Dimana freya.?" tanyanya pada chen
"Entahlah, aku juga tidak melihatnya." ucap chen sembari melihat sekeliling.
"Apa kalian melihat freya?" tanya kevin pada yang lainnya.
"Tidak, sejak tempat makan tadi kita tidak melihatnya." ucap teman-temannya.
"Mungkin dia bersama Lucas, karena dia juga tidak ada." ucap zhang.
Kevin bergegas kembali untuk mencari adiknya, dia berlari agar bisa segera menemukannya. Namun sampai di dekat tempat makan dia tidak berjumpa dengannya.
"Kamu dimana?" ucapnya khawatir.
Lalu dia mengeluarkan ponsel dan menghubunginya. Tutt..tut..tutt.. berkali-kali di mencoba menghubunginya, namun tidak ada jawaban. Dia pun kembali dan mencarinya diantara kerumunan. Cukup lama dia mencari namun belum bisa menemukannya.
"Kamu dimana, kenapa susah sekali menemukanmu?" ucapnya putus asa.
Hingga dia melihat jaket yang dipakai adiknya diantara kerumunan, dia mendekat kearahnya. Dan benar ternyata itulah dia, dia sedang bersama teman laki-lakinya, Lucas.
"Kenapa dia tertawa begitu lepas saat bersamanya, bahkan sudah melupakan ku." gerutunya.
Dia mendekati adiknya, "freya."
Gadis itu berbalik dan melihat kevin sudah berada di depannya, "Kakak, akhirnya kita ketemu. Dimana yang lain?"
"Entahlah, begitu banyak orang, akan susah mencari mereka."
"Ayo," kevin mengulurkan tangannya, dia ingin adiknya segera menjauh dari lucas, tapi akankah freya mengikutinya atau tetap bersama lucas.
Dan dia bersyukur ternyata freya menyambut uluran tangannya. Dia tersenyum dan menggenggam erat tangan adiknya, tidak ingin melepasnya.
"Sampai jumpa." ucap freya pada lucas, saat kevin menariknya.
Kevin mencari tempat yang tidak terlalu ramai, namun bisa menyaksikan kembang api lebih jelas.
"Apa hanya kita berdua kak?" ucapnya sambil celingukan.
"Memangnya kenapa.? Siapa yang kau cari.?"
"Nggak, nggak ada."
Kevin duduk di atas rerumputan, dia melepas kemeja peachnya, dan meletakkannya diatas rumput sebagai alas, "ayo duduklah." ucapnya.
"Kak, ini kan kemeja kakak. Buat apa ditaruh sini?"
"Buat alas kamu duduk."
"Apa? Tapi kan..
"Sudahlah jangan cerewet, duduk saja."
Kevin menarik tangan adiknya agar segera duduk disampingnya.
"Kak, ini kenapa kamu pakai kemeja buat alas sih?" Freya masih heran dengan kakaknya.
"Sudahlah hanya sebuah kemeja, lagipula aku tidak suka warnanya."
"Iya, tapi apa kau tidak kedinginan?" tanya freya, karena dia lihat kevin hanya memakai kaos putih lengan pendek.
"Tidak, kalau cuma segini tidak akan membuatku kedinginan." ucapnya sombong.
Freya tertawa, "bener lho ya, awas saja kalau sampai kena flu."
Kevin menggeleng, "tidak mungkin."
Semakin malam, udara terasa semakin dingin. Namun kembang api yang ditunggu-tunggu belum juga keluar.
"Kenapa lama sekali kak?"
"Sebentar lagi." ucapnya sambil melihat jam tangan.
"Apa kau mengantuk?"
Freya menggeleng, "nggak juga." tapi dia terus menguap.
Kevin tertawa, "ucapan tidak sesuai kenyataan."
"Kau bisa bersandar di pundak ku kalau mau."
"Iya." freya menyandarkan kepalanya dipundak kakaknya.
Waktu menunjukkan pukul 11 malam, akhirnya kembang api mulai dinyalakan. Dan kali ini bahkan lebih cantik daripada saat pembukaan.
Kevin melirik adiknya yang ternyata sudah tidur. Dia tersenyum, "pantas saja sepi, padahal tadi begitu heboh." ucapnya sambil membelai lembut pipinya.
Dia merangkul pundaknya dan membawanya ke dalam pelukannya. Menyandarkan kepala freya di dadanya, agar dia lebih nyaman.,
"Apakah dia akan marah, kalau tidak dibangun kan?"
"Tapi aku tidak tega membangunkannya." kevin bingung dan berbicara sendiri.
Akhirnya dia membangunkannya,
"Freya, bangun. Kau mau lihat kembang api kan!" ucapnya sambil mengelus kepalanya.
Freya terbangun dan yang pertama dilihatnya adalah wajah kevin yang begitu dekat dengannya. Saat sudah sadar sepenuhnya, dia baru kembali ke posisi duduknya.
Dia terlihat sangat senang saat melihat kembang api, "Wah, kembang apinya bahkan lebih cantik dari yang tadi ya kak." ucapnya
"Kau bahkan lebih cantik." gumamnya sangat pelan.
Acara hari ini ternyata begitu melelahkan, hingga membuat freya langsung tertidur beberapa saat setelah masuk mobil. Jalanan juga sepi karena sudah tengah malam. Kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dan tidak lama mereka sampai dirumah.
Kevin menggendong adiknya yang masih tertidur lelap. Saat masuk rumah hingga sampai dikamar dan dibaringkan di atas ranjangnya, gadis itu tidak juga terganggu sedikitpun.
Dia masih betah memandangi gadis kecilnya yang sedang terlelap, seakan tidak ingin beranjak pergi. Di ciumnya kening gadis itu, "semoga mimpi indah". Lalu ia keluar dari kamar adiknya.
Pagi yang begitu cerah di musim gugur, sinar mentari menerobos masuk ke dalam kamar, membuat sang pemilik terbangun. Hari ini waktu sudah menunjukkan pukul 8, dia baru bangun. Freya duduk bersandar di kepala ranjang, dia mengingat bagaimana bisa sampai di kamar, namun yang terakhir dia ingat hanya sampai masuk mobil.
"Apa kak kevin yang menggendongku sampai kamar semalam?"
Setelah selesai mandi ia mencari kevin di kamarnya, ternyata tidak ada. ia pun turun untuk mencarinya di bawah. Namun ia hanya melihat mamanya sedang duduk di ruang keluarga sendiri.
"Kak kevin mana ma?"
"Kevin pergi dengan papa, mereka ke tempat kak Michael."
"Kenapa tiba-tiba ma, ada urusan apa?"
"Terus kenapa mama nggak iku?"
Mama tertawa mendengar pertanyaan yang begitu panjang, "nggak ada apa-apa, mereka hanya menyelesaikan pekerjaan, besok juga sudah pulang."
Freya mengangguk, kemudian dia ingat ajakan lucas. "Ma, apakah besok aku boleh keluar?"
"Keluar kemana sayang?"
"Belum tahu ma, tapi aku mau jalan- jalan."
"Dengan siapa?"
"Dengan teman sekelas freya ma."
"Hmm, laki atau perempuan?" tanya mama mulai terlihat serius.
"Laki-laki." ucap freya sedikit ragu.
Mama diam sejenak, "apakah dia pacarmu?"
"Bukan ma, dia hanya teman sekelas."
"Baguslah kalau begitu.*
"Tapi kalau dia ingin mengajakmu keluar, dia harus menemui mama dulu dan minta ijin langsung sama mama!"
"Supaya mama juga bisa lihat dia anak yang seperti apa." lanjutnya.
"Iya ma, aku akan memberitahunya nanti."
"Sekarang kamu sarapan dulu."
Freya mengangguk lalu pergi ke ruang makan.
"Sayang sekali, freya akan pergi dengan laki-laki lain saat kevin tidak ada dirumah." ucap mama.
semangat upnya💪