NovelToon NovelToon
Berondong Bayaran

Berondong Bayaran

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Yatim Piatu / Beda Usia / Romansa
Popularitas:10.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Sakit hati sang kekasih terlibat Cinlok (Cinta Lokasi) hingga berakhir di atas ranjang bersama lawan mainnya, Ameera bertekad menuntut balas dengan cara yang tak biasa.

Tidak mau kalah saing lantaran selingkuhan kekasihnya masih muda, Ameera mencari pria yang jauh lebih muda dan bersedia dibayar untuk menjadi kekasihnya, Cakra Darmawangsa.

Cakra yang memang sedang butuh uang dan terjebak dalam kerasnya kehidupan ibu kota tanpa pikir panjang menerima tawaran Ameera. Sama sekali dia tidak menduga jika kontrak yang dia tanda tangani adalah awal dari segala masalah dalam hidup yang sesungguhnya.

*****
"Satu juta seminggu, layanan sleep call plus panggilan sayang tambah 500 ribu ... gimana?" Cakra Darmawangsa

"Satu Milyar, jadilah kekasihku dalam waktu tiga bulan." - Ameera Hatma

(Follow ig : desh_puspita)


------

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara dll)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 - Pamit

"Masih marah?"

Dibilang marah sebenarnya tidak, tapi Ameera sedikit sebal dengan Candaan Cakra beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak? Dia sudah sepanik itu, bahkan hampir saja menelpon ambulance lantaran berpikir bahwa Cakra serangan jantung atau semacamnya.

Bukan hanya itu, tapi pertanyaan Cakra setelahnya juga membuat Ameera malu setiap harinya. Ketakutan Ameera dijadikan candaan, hingga membuat Ameera terpojok seakan sangat takut kehilangan.

"Lama juga kalau ngambek ternyata ... kapan dimaafin?"

Ameera masih bergeming, sudah tiga kali Cakra mendatangi Ameera ke lokasi syuting dengan membawa seikat bunga dan cokelat agar sang kekasih luluh. Sayang, Ameera belum juga melemah bahkan menatapnya saja seakan enggan.

Bertemankan sebuah novel yang sebenarnya tidak dia baca itu, Ameera sengaja mengabaikan Cakra. Pasang surut hubungan mereka disaksikan jelas oleh Jihan, dan hal itu semakin membuat hubungan mereka terlalu nyata.

Tidak ada yang menunjukkan mereka kekasih kontrak, manjanya Ameera dan dewasanya Cakra terlalu nyata. "Sayang," panggil Cakra lagi, agaknya bersikap sabar cukup sulit bagi Cakra yang sebelumnya tidak pernah menjalin hubungan.

"Ameera ...." Tidak cukup sekali, Cakra kembali bertanya begitu lembut. Namun, beberapa menit menunggu respon baik dari Ameera, sepatah kata pun belum Cakra dengar juga.

Baiklah, setelah berhari-hari belum juga mendapat respon baik, kesabaran Cakra habis juga pada akhirnya. "Bisa kita bicara baik-baik, Tan_"

Belum selesai, Cakra baru hendak mengucapkannya, Ameera sudah panik dan sontak mendekat demi bisa membungkam mulut Cakra dengan telapak tangannya. Secepat itu Ameera bergerak, bukti bahwa dia sejak tadi hanya pura-pura tuli. Panggilan Tante yang kerap Cakra gunakan sebagai candaan tersebut benar-benar menjadi senjata yang dapat membuatnya lemah tak berkutik.

"Jangan dipertegas, aku malu." Ameera gemas sendiri, bukan gemas karena suka, melainkan karena kesalnya.

Cakra yang dibekap jelas saja tidak kehilangan cara. Dia masih punya gigi untuk melepaskan diri hingga wanita itu mengibaskan telapak tangannya usai merasakan sakit akibat gigitan Cakra. "Kenapa? Mau marah lagi? Silahkan!! Kamu pikir aku baik-baik saja diabaikan begitu? Tidak, Ra!!"

Cakra menarik napas dalam-dalam sebelum kemudian kembali bicara dan mengutarakan kekesalan dalam benaknya. "Sebesar itukah kesalahanku sampai teleponku saja tidak pernah kamu angkat? Jika karena candaanku kemarin kamu bisa semarah ini? Lalu bagaimana andai aku melakukan kesalahan yang lain, Meera?"

Suasana mendadak serius, Jihan yang merasa mereka kian panas memilih pergi. Sejak beberapa waktu lalu dia memang sudah curiga, Cakra dan Ameera tampak renggang. Dia pikir hanya masalah biasa, tidak pernah sedikitpun Jihan mengira jika kedua insan tersebut akan seserius ini.

"Harus dengan cara apa aku minta maaf? Marah boleh, tapi setidaknya bicara agar aku tahu mau kamu yang gimana?" Setelah kepergian Jihan, pria itu kembali melanjutkan pembicaraan dan kali ini Ameera hanya terdiam.

Diam yang terlihat, tapi sebenarnya Ameera sedang berpikir dan merasa bersalah. Niat hati hanya ingin membuat pelajaran pada Cakra agar berbatas dalam bercanda, masalah mereka justru seserius ini. Ameera seakan lupa, jika hubungan mereka hanya sebuah sandiwara yang tidak lama lagi akan berakhir jua.

"Belum juga berniat bicara denganku?" Setelah tadi sempat bicara dengan urat, kali ini Cakra melemah dan lembut seperti biasa.

Ameera yang agaknya sadar dan tengah meratapi malu hanya diam saja hingga Cakra salah mengira. "Baiklah, aku pergi ... hubungi aku jika sudah tidak marah lagi. Maaf kalau tadi agak kasar, sedikit saja aku tidak bermaksud menyakitimu," ucap Cakra beranjak dan menyempatkan diri untuk mengusap rambut Ameera sebelum pergi.

Cakra juga tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya. Kenapa dia sekeras itu menuntut Ameera memaafkannya, orang asing yang datang dan membuatnya terikat sebuah perjanjian. Padahal, Cakra bisa saja mengabaikan masalah ini, toh bukan urusan dia mau Ameera marah atau semacamnya.

Namun, beberapa hari menjalani hubungan tanpa komunikasi yang baik membuat Cakra tersiksa, dia marah dan ada kegelisahan dalam benaknya. Hingga hari ini, Ameera belum melunak, dan Cakra merasa jiwanya belum tenang juga.

"Bentar, aku pamit sama kak Ricko dulu."

Baru saja hendak melangkah, suara Ameera terdengar hingga Cakra berhenti seketika. Dia berbalik dan menyadari Ameera sudah berlari menghampiri bodyguard menyebalkan yang kembali bekerja lantaran mereka ada masalah.

Tanpa berniat mendekat juga, karena jika Cakra lakukan sudah pasti pria itu akan mengutarakan hal yang tidak Cakra senangi. Bahkan, kali ini saja Cakra bisa menyimpulkan bahwa Ricko masih melayangkan tatapan permusuhan padanya.

Terserah untuk hal itu, sama sekali Cakra tidak peduli karena yang dia fokuskan hanya Ameera, itu saja. Walau sempat kecewa, Cakra tetap tersenyum kala Ameera menghampirinya seraya berlari kecil.

"Diizinin?" tanya Cakra dengan senyum hangat, seakan lupa jika kemarin mereka teramat berjarak.

Ameera tersenyum hingga membuat Cakra mengerutkan dahi. "Kupaksa," jawabnya cepat kemudian menyambut uluran tangan Cakra yang hendak menggandengnya.

"Sebentar, kamu mau ikut memangnya sudah selesai?"

"Sudah, aku sedikit hari ini."

"Oh iya, dengar-dengar perannya Anita diganti?" Semudah itu keadaan membaik, keduanya kembali berbincang seperti biasa.

"Iya, tiba-tiba dipecat entah karena apa," jawab Ameera sebelum masuk ke mobil.

"Oh iya? Menurutmu karena apa?"

"Stres kali Julio dipenjara," jawab Ameera singkat diiringi gelak tawa yang menegaskan jika dia benar-benar merdeka. "Eh, tapi sutradaranya tiba-tiba diganti juga, apa ada hubungannya ya?" tambah Ameera yang kemudian membuat Cakra hanya mengedikkan bahu seolah tidak tahu apa-apa.

.

.

Layaknya air yang tidak berhenti mengalir, begitu juga waktu. Sejak dahulu Ameera tidak peduli tentang pergantian hari, tapi akhir-akhir ini dia seakan takut dan merasa setiap harinya berlalu begitu cepat.

Dia resah, gelisah dan tidak pernah ada ketenangan dalam hidupnya. Padahal, tujuan membuat Julio sakit hati sudah terwujud, bahkan pria itu sudah resmi ditahan atas kesalahannya, tidak terkecuali dia yang menjadi otak dari penganiayaan pada Cakra kala itu.

Begitu juga Anita, dua orang yang telah menyakitinya sudah menuai hasil dari perbuatan keji mereka. Tidak hanya hubungan yang hancur, tapi karir keduanya juga turut hancur.

Namun, semua itu tidak membuat Ameera puas dan bahagia. Sejak tadi matanya terus membasah, menatap seseorang yang seharian penuh bersamanya dalam rangka menikmati detik terakhir sebelum benar-benar berpisah.

"Terima kasih tiga bulannya, Ameera ... senang bisa mengenalmu."

Ameera tidak segera menjawab, hatinya seakan sakit mendengar kata pamit dari pria yang mengajarkan banyak hal padanya selama tiga bulan terakhir. "Jaga diri, jangan jatuh lagi ke hati yang salah ... aku berdoa, semoga Tuhan pertemukan kamu dengan laki-laki yang tahu cara menghargai dan mencintaimu nantinya."

Uluran tangan Cakra tidak juga dia sambut, hingga pria itu hanya tersenyum tipis kemudian memeluknya beberapa saat. Susah payah Ameera menahan tangis, dadanya bahkan terasa bak dihimpit bongkahan batu besar, sesak sekali.

"Masuklah, sudah malam ... nanti kamu sakit."

Ameera mengangguk pelan, wanita itu menunduk dalam-dalam kemudian berbalik dan meninggalkan Cakra yang masih terus menatapnya. Entah Cakra tahu atau tidak, tapi kini Ameera susah payah menyeka air mata yang mengucur begitu hebatnya.

Kata orang, sebuah perpisahan sekalipun caranya baik-baik akan tetap terasa sakit. Terbukti malam ini, ketika tiba di kamar Ameera benar-benar tidak kuasa menahan isak tangis.

Dia masih memberanikan diri untuk memantau Cakra dari jendela kamarnya. Walau tidak terlalu jelas, tapi Ameera yakin pria yang kini melambaikan tangan itu memberikan senyum terbaik seperti yang dia kerap berikan selama ini.

Hingga, ponsel Ameera yang bergetar mengalihkan perhatian wanita itu. Tanpa terduga, setelah menerimanya hati Ameera semakin kacau hingga memilih menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur begitu selesai membaca pesan tersebut.

"Apa maumu, Cakra!!"

.

.

- To Be Continued -

1
Ida Miswanti
Kontrakan Jihan 🤣
Ida Miswanti
Cakrawala di langit Jingga 🤣🤣🤣
Ida Miswanti
beeeh,,,Dek Cakra is the best 👍
Galih Pratama Zhaqi
cerita cucu2 dady Mikail sdh kebca mlh br bca crta ortunya ,
Budiarti
ameera meraih ponsel siapa?
bukannya ponselnya masih belum kembali? /Doubt/
Budiarti: apakah ponselnya yg lain dibawa juga? 🤔
total 1 replies
Icha Veronica
Luar biasa
Rosita
Buruk
Linda Hidayatullah
wahh gila sihh, aku pikir cakra lembut orangnya gak taunya ada jiwa srigala yang terpendam
Galih Pratama Zhaqi
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 astagaaaa ada aja cara buat adekny gak ngamuk d merasa iba jahilny gak ketulungan kamu bang,
Galih Pratama Zhaqi
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nursani
ngakak parah 🤣🤣🤣
Ning Fifi
/Angry//Angry/
Telik sandi Megantara
mau ditarik kemasa manapun, baik madani dan darmawangsa sama salahnya, sedih inget cakra terlunta², sampai hal yg menyakitkan terjadi membunuh ayah kandungnya. hal seburuk itu tak kan terjadi jika jedua kakek² itu tidak egois
Nursani
Luar biasa
Siti Indayanti
kalo boleh tau papa Mikail novelnya yg mana ya
Budiarti: kalo mau baca kisahnya dari awal bisa baca *Belenggu cinta pria bayaran* kisahnya papa ibra & mama kanaya
☥ Rianiixyz ☥: klo ga slh novel ny "gairah cinta sang presider"
total 2 replies
Redmi 13c
Luar biasa
eka wati
seketika teringat rice cooker 🤣🤣
Andreas Siagia
Luar biasa
eka wati
bisa-bisanya pengacaranya juga yg iya iya 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Andreas Siagia
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!