Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.
Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.
Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Jasmine sedang mengeringkan rambutnya di depan meja rias. Wajahnya sudah di poles make up tipis, pakaian kerjanya juga sudah melekat di badan dengan rapi. Kecantikan Jasmine akan bertambah saat dia memakai pakaian formal seperti saat ini. Auranya semakin terpancar, terlihat sangat cerdas dan berwibawa. Seharusnya tidak ada alasan untuk mengabaikan wanita secantik dan sempurna Jasmine. Wanita 21 tahun itu hampir memiliki segalanya, dia pintar, penyabar, baik dan peduli pada orang sekitar, dan yang paling utama, Jasmine memiliki ketulusan hati luar biasa besarnya. Juna benar-benar bodoh jika menyia-nyiakan istri seperti Jasmine.
Ponsel di atas nakas berdering. Ada panggilan masuk di ponsel milik Juna. Jasmine lantas menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup, Juna belum lama masuk ke kamar mandi. Jadi Jasmine berinisiatif mengangkat panggilan telfonnya.
Di layar ponsel tertera nama Shaka, Jasmine segera menerima panggilan itu tanpa ragu. Entah karna takdir sedang berpihak padanya, atau mungkin sudah waktunya kebohongan terungkap. Dari Shaka, Jasmine akhirnya tau segalanya yang berhubungan dengan masa lalu sang suami.
"Juna, kamu sangat tidak masuk akal meminta cuti minggu depan untuk menemui putramu. Perusahaan yang kamu kelola sedang bermasalah, bagaimana bisa kamu mengabaikan tanggung jawab.?!" Suara tegas Shaka membuat Jasmine tersentak kaget dan segera menjauhkan ponsel dari telinganya. Dia bukan hanya terkejut dengan nada bicara Shaka, tapi terkejut dengan kecurigaan yang selama ini dia yakini sendiri. Ternyata benar bahwa suaminya memiliki seorang anak laki-laki.
"Kak Shaka, ini Jasmine." Lirih Jasmine.
Diseberang sana, Shaka tampak mengumpat dan mengusap kasar wajahnya. Dia tidak sengaja membongkar rahasia besar Juna pada Jasmine.
"Ternyata benar kecurigaanku selama ini. Bagaimana bisa kalian semua sangat kompak membohongi ku." Jasmine tersenyum kecut.
"Jasmine, ini tidak seperti yang kamu pikirkan." Nada bicara Shaka terdengar panik.
"Aku tidak akan merahasiakan pembicaraan Kak Shaka pada Masa Juna, asal Kak Shaka mau menceritakan semuanya padaku.! Nanti siang aku akan datang ke perusahaan Kak Shaka." Pinta Jasmine. Dia tidak sedang bernegosiasi, melainkan mendesak Shaka yang tidak memiliki pilihan lain.
"Mas Juna kembali, aku akan tutup telfonnya." Jasmine memutuskan sambungan telfonnya sepihak, lalu menghapus riwayat panggilan sebelum Juna benar-benar keluar dari kamar mandi.
Benar saja, Juna muncul saat Jasmine baru meletakkan ponsel di tempat semula. Untungnya Juna tidak curiga, karna Jasmine pura-pura mengambil ponsel miliknya yang memang diletakkan di tempat yang sama.
Juna sempat melempar senyum teduh pada Jasmine sebelum masuk ke walk in closet untuk memakai baju kerjanya.
"Apa baginya berkata jujur sangat sulit dilakukan.? Sampai kapan akan membohongiku seperti ini." Jasmine tersenyum getir menatap Juna yang menghilang di balik ruang walk in closet.
Perasaannya menjadi campur aduk, lebih dari sebelumnya. Jika sejak kemarin dia masih meraba-raba karna belum mengetahui kebenarannya, sekarang setelah kebenaran itu terungkap, perasaannya semakin tidak karuan.
"Sayang,, kamu melamun." Juna menyentuh sebelah pipi Jasmine dengan tatapan bingung. Sudah beberapa hari ini dia melihat istrinya sering melamun dan tidak fokus. Seandainya Juna tau apa yang membuat Jasmine jadi seperti ini, mungkin sekarang Juna sedang sibuk menjelaskan dan mencari pembelaan.
Jasmine mengulas senyum yang di paksakan. "Teman kuliahku baru saja bercerai setelah 1 tahun menikah, padahal mereka berdua saling mencintai. Bagaimana kalau jadi aku yang harus berjuang sendiri sejak dulu." Tuturnya terang-terangan. Jasmine seolah tidak peduli dengan reaksi Juna setelah ini. Lagipula dulu dia sudah sempat mengatakan hal itu pada Juna. Dan reaksi Juna biasa saja. Jadi Jasmine ingin melihat reaksinya lagi setelah mereka sudah menikah.
Juna meraih sebelah tangan Jasmine untuk di genggam. "Apa selama ini aku terlihat tidak mencintai mu.?" Tanyanya lembut.
Jasmine mengangkat kedua bahunya acuh. Dia bahkan tidak tau Juna mencintainya atau tidak. Meski sekarang sikapnya sudah berubah dan sering menunjukkan perhatian-perhatian kecil padanya, tapi Jasmine masih ragu akan perasaan Juna terhadapnya.
"Mas Juna bahkan tidak pernah mengatakan cinta padaku." Jasmine melepaskan tangannya dari genggaman Juna.
"Ayo berangkat, telat sedikit saja jalannya sudah macet." Ujarnya sengaja menghindari obrolan lebih lama.
"Jasmine,," Juna menahan langkah Jasmine dengan mencekal pergelangan tangannya. Dia dengan cepat membalik tubuh Jasmine agar berhadapan. Juna menatapnya dengan sorot mata dalam dan teduh.
"Bagaimana bisa aku tidak mencintai wanita sebaik dan setulus kamu." Ujarnya penuh keseriusan. "Aku saja yang bodoh karna sejak dulu tidak menyadari perasaanku."
Jasmine memalingkan wajah, dia enggan bertatapan dengan Juna. Sebab hatinya mudah tersentuh hanya dengan melihat keseriusan dan ketulusan seseorang dari sorot matanya.
"Aku harap itu benar." Lirih Jasmine.
Juna kembali meyakinkan perasaannya hingga Jasmine terpaksa mempercayainya.
...******...
Waktu terasa berjalan lambat bagi Jasmine. Dia lebih sering menatap arlojinya di banding menatap laptop. Kerjanya jadi tidak fokus, dia sudah tidak sabar bertemu dengan Shaka dan meminta kejelasan tentang masa lalu Juna.
Begitu sudah menunjukkan pukul 11 siang, Jasmine bergegas meninggalkan ruangannya setelah memesan taksi. Saat ini menemui Shaka jauh lebih penting daripada menyelesaikan pekerjaannya. Sebab penjelasan dari Shaka akan dijadikan pertimbangan bagi Jasmine untuk menentukan kelanjutan rumah tangganya bersama Juna.
Jasmine mengetuk pintu ruangan Shaka dan langsung masuk ke dalam. Dia sudah mengabari Shaka saat dalam perjalanan dan sudah di ijinkan untuk langsung masuk ke ruangannya.
"Maaf kalau aku mengganggu waktu Kak Shaka." Ucap Jasmine. Keduanya baru saja duduk berhadapan di sofa ruangan itu.
Shaka tampak menghela nafas berat. "Tidak seharusnya kamu tau semua ini dari orang lain, bukan dari mulut suamimu sendiri." Sesal Shaka setengah merutuki kesalahannya yang terlalu ceroboh.
Jasmine tersenyum getir. "Aku menemukan ponsel lain yang disembunyikan Mas Juna di mobilnya. Dia benar-benar ingin menyembunyikan fakta itu tanpa berniat memberitahu ku."
"Mba Jihan dan Mama Dewi, kenapa mereka tega ikut merahasiakan semua ini dariku. Apa selama ini aku tidak cukup baik pada mereka.?" Mata Jasmine berkaca-kaca. Dia sebenarnya tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain, namun rasa sakit di hatinya sudah berada di batas wajar.
"Mereka bahkan tidak tau masa lalu Juna. Jasmine, masa lalu Juna tidak seperti yang kamu pikirkan. Suamimu itu mungkin tidak bermaksud merahasiakan ini dari mu, karna Juna sendiri juga baru mengetahui bahwa dia memiliki anak dari mantan kekasihnya." Tutur Shaka.
Jasmine terkejut mendengar fakta itu. Dia juga semakin bingung dengan situasinya. Bagaimana bisa Juna baru tau kalau dia memiliki anak dari mantan kekasihnya, sedangkan anak itu sudah sangat besar.
"Maksud Kak Shaka bagaimana.? Aku sama sekali tidak mengerti." Lirihnya penuh kebingungan dan rasa penasaran.
"Aku seharusnya tidak menceritakan ini padamu tanpa sepengetahuan Juna. Tapi nyatanya kamu sudah terlanjur tau tentang anak itu." Shaka menghela nafas berat sebelum akhirnya menceritakan masa lalu Juna dari awal hingga pertemuan Juna dengan anak kandungnya beberapa bulan lalu.
q penasaran sama kisah Jeny dan Joshua
ternyata si viera selalu komunikasi sama mamah Dewi dulu menghindar dr Juna sekarang mau Deket LG
sy suka banget dengan ceritanya.
untuk endingnya mungkin blum beres, semoga authornya bisa sehat terus sehingga bisa membuat ending dengan sangat bagus. Semangat Terus