NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tumben

Pagi hari telah menyapa, dan pagi ini ada yang berbeda di apartemen mewah yang ditinggali oleh Ardigo, Friska, dan Vano tersebut. Suara tawa dan antusias terdengar mengalun indah dari arah dapur apartemen. Vano dan Friskalah yang menjadi tersangka kegaduhan tersebut.

Sesuai dengan janjinya tadi malam, pagi ini Friska pun berkutat di dapur untuk membuat sarapan dan bekal untuk Vano, karena hari ini dia sudah dibolehkan untuk sekolah oleh sang papa. Karena terlalu antusias, bahkan Vano pun rela bangun pagi pagi untuk ikut membantu Friska membuat bekalnya. Bocah itu begitu senang bisa ikut berpartisipasi dan berkreasi bersama Friska

"Nah nasinya Vano buat jadi bulatan seperti ini. Jangan terlalu besar yaa" ucap Friska sambil mencontohkan hasil buatannya kepada Vano

"siap, Tante!" balas Vano riang

Friska lalu mulai memasukkan nasi gorengnya ke dalam cetakan berbentuk setengah lingkaran dan menekannya hingga terbentuk sempurna. Lalu mulai menyusun makanannya ke dalam kotak bekal milik Vano. Hal pertama yang Friska masukkan adalah daun selada, lalu disusul dengan nasi goreng yang telah dicetaknya

"Vano taruh disini dan disini ya bulatan nasinya"

"Oke tante"

Setelah menyusun semuanya, Friska lalu memotong nori membentuk bulatan kecil menyerupai mata sebagai sentuhan akhirnya.

"Yeayyyy sudah jadii!!" teriak Vano girang. Sejujurnya, sejak lama momen seperti inilah yang diinginkan oleh bocah tampan tersebut. Melakukan segalanya termasuk berkreasi dalam membuat makanan bersama seseorang yang biasa disebut 'mama'. Tapi ia tidak seberuntung itu, hingga kini kehadiran Friska lah yang membuat impiannya itu bisa terwujud.

Friska tersenyum cerah melihat kebahagiaan Vano hanya karena hal kecil seperti ini.

Friska lalu mengalihkan pandangannya ke arah tangga dan mendapati Ardigo yang sedang menuruni tangga. Sesaat mata mereka beradu pandang dan Friska langsung memutus kontak mata tersebut

"Ada apa ini? Vano kelihatannya sangat senang, sampai terdengar ke atas suaranya" ujar Ardigo ikut senang melihat putranya yang bersemangat, sangat berbeda dari pagi pagi yang biasa dilewatinya berdua dengan Vano.

"Ini pa, bagus kan hasil buatan Vano dan tante Friska?" ucap Vano sambil menunjukkan kotak bekal yang sudah terisi penuh

Ardigo berdecak kagum melihat kotak bekal di atas meja. Dia harus mengakui kalau Friska memang hebat dalam memasak dan menyenangkan hati Vano.

"Wow bagus sekali. Vano hebat!" puji Ardigo yang langsung dibalas wajah cemberut oleh Vano

"Kenapa hanya Vano yang dibilang hebat? Vano kan sudah bilang ini hasil karya Vano dan Tante Friska. Malahan tante Friska yang memasak semuanya" celetuk Vano yang tidak terima karena sang ayah hanya memuji dirinya. Sepertinya bocah tersebut sudah mulai menunjukkan sikap perlindungan terhadap Friska

Ardigo sedikit heran dengan sikap Vano yang terlihat membela dan melindungi Friska. Biasanya Vano tidak pernah bersikap demikian terhadap siapapun. Apakah mungkin bocah tersebut sudah benar benar menyayangi dan menerima Friska?

"Ekhem iya, tante Friska juga hebat. Vano dan tante Friska sama-sama hebat" puji pria itu sedikit canggung. Sementara Friska terlihat biasa saja. Dia sedikit terharu dengan sikap Vano yang menunjukkan kepedulian terhadapnya

"Nahh itu baru benar" ujar Vano membenarkan ucapan sang ayah barusan

"Sekarang Vano sarapan dulu ya, biar tidak terlambat berangkat ke sekolah. Sini bekalnya biar tante tutup dulu" ucap Friska pelan lalu menarik kursi untuk tempat duduk Vano

"Okeyy, Tante" riang Vano. Bocah itu benar benar terlihat sangat bahagia pagi ini. Terbukti dari senyumnya yang terus terpampang dengan indah

Friska lalu membuatkan susu untuk Vano dan untuk dirinya sendiri. Dia tidak mempedulikan Ardigo yang kini sudah duduk di meja makan untuk menunggu Vano.

"Ini susu Vano. Dihabiskan ya.."

"Makasih, Tante"

Saat hendak duduk untuk sarapan, tiba tiba perasaan tidak enak meliputi hatinya. Dia tidak tega melihat Ardigo yang hanya duduk di hadapannya tanpa makan atau minum apapun. Sebenci apapun dia terhadap manusia di hadapannya ini, ia tetap memiliki hati nurani yang tidak bisa dibohongi

"Mas mau minum kopi? atau mau ikut sarapan bersama Vano?" ucap Friska menawarkan. Dia sudah mempersiapkan dirinya untuk menerima penolakan dari pria tampan itu. Friska melakukannya hanya untuk menghilangkan perasaan mengganjal di hatinya.

"Kopi saja" balas Ardigo dingin

Tumben dia menerima tawaranku. Batin Friska sambil mulai menyeduh kopi untuk sang suami

Setelah meletakkan kopi Ardigo, Friska langsung sarapan bersama Vano

"Selamat belajar, Sayang. Dihabiskan ya bekalnya.." ucap Friska sambil mengelus lembut rambut Vano ketika akan berangkat sekolah. Dia sengaja berlutut untuk mensejajarkan tingginya dengan Vano

"Pasti tante. Vano pergi dulu ya, dadah" balas Vano sambil mengecup kilas pipi Friska yang membuat Friska terkejut. Benar-benar seperti ibu dan anak

Kegiatan mereka berdua tidak luput dari pandangan Ardigo yang menatap  dengan tatapan tak terbaca

"Kami berangkat dulu" pamit Ardigo singkat tanpa ekspresi

"Hati hati"

Setelah melepas kepergian kedua lelaki tersebut, Friska membereskan semua peralatan makannya dan mulai membersihkan apartemen. Setelah itu dia bersiap siap untuk langsung ke kafe karena hari ini dia tidak memiliki jadwal ke kampus. Tapi sebelum itu, dia juga sudah mengumpulkan beberapa berkas yang dibutuhkan untuk melamar magang besok

Setibanya di kafe, Friska disambut hangat oleh pegawai yang lain

"Lagi libur, Fris?" sapa Dewi ramah. Karena Friska memang akan datang ke jafe dari pagi jika dia tidak ada jadwal kuliah atau kegiatan mendesak lainnya.

Friska dan Tasya memang mendapat perlakuan istimewa di kafe tersebut. Mereka bisa datang kapan saja mereka punya waktu. Rivan memaklumi Friska yang merupakan mahasiswa dengan segala kesibukannya, dan karena Tasya adalah sahabat Friska, maka dia juga mendapat perlakuan yang sama. Dan para pegawai tetap di kafe Rivan pun tidak mempermasalahkannya. Bahkan mereka saling mendukung dan menyayangi satu sama lain.

"Iya mbak, jadwal kuliahku sudah selesai. Hanya menunggu magang saja, rencana besok aku mau melamar magang dengan Tasya"

"Wahhh sudah mau magang saja ya Fris.." timpal Dina antusias

"Iya mbak. Doakan aku dan Tasya agar bisa diterima di tempat magang yang kita tuju besok"

"Pasti akan diterima. Aku yakin adik adikku akan langsung diterima di tempat magang itu" balas Dewi tersenyum hangat. Dia memang yang paling tua diantara mereka semua, tak heran jika mereka semua sangat manja kepada Dewi

"Terimakasih mbak Dewi ku" ucap Friska sambil memajukan bibirnya seperti melempar ciuman ke udara. Dewi dan Dina hanya tertawa melihat perilaku Friska. Sementara itu, Tasya belum datang karena dia sudah mengabari bahwa dia sedang di kampus untuk mengurus beberapa berkas yang dibutuhkan untuk lamaran magang besok

Setelah saling berbincang dan bercanda bersama, mereka semua mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Pengunjung sudah mulai memadati kafe sehingga mereka harus gesit dan tanggap dalam memberikan pelayanan

Dear my beloved readers,

bantu hargai karya aku dengan memberikan like, comment, dan vote nya ya. Karena setiap respon yang kalian berikan itu udah kayak suntikan semangat buat aku dalam menulis. See you in the next part 😊

1
Anonymous
keren
arzetti azra
Luar biasa
Rena utami
mantap thor,..semangaaatttt,.mg menang ya thor
Rena utami
rivan baik banget😍
Rena utami
cemburu buta tapi ga ngrasa😎
Rena utami
😂😂😂
Rena utami
ngga bisa ngomong gue...skak mat ardigo🤣🤣
Sari Rahayu
aku mampir ya Thor... semoga cerita'a seru
aaefem
Luar biasa
Mimiey
bestttt sngttr😘❤️
Ronz
Luar biasa
Nonik Anda Swl
berulang kali baca,tetep nangis 😭😭
Indah
kx seru deh ceritanya.
lanjut ah
olif
seru banget kak, ceritanya bagus juga ngga terlalu berat jadi suka bacanya..
semangat terus ya kak..
Lucia
Ada apa kagi nih... jgn" kejutan bt friska bangun rumah idaman friska ut kado melahirkan nnt😂
Lucia
Ceritanya menghibur thor👏👏👏
Lucia
Baru tau sekarang ya kalo friska manis & mempesona😁
Lucia
So sweet Ardigo.. mulai bucinnnn🤭
Lucia
Puji Tuhan akhirnya jantung Friska berdetak lagi. Aku dh mo marah sm outhor. Kasihan lho vano 2x ditinggal mmh( seorang ibu). Maaf ya thor.. anda baik sekali sm Friska👍👍🫰🫰
Lucia
Sabar Friska. Dlm RT emg byak masalah & penyesuaian. Semoga bahagia kel kecilmu.ardigo mulai menyadari perasaannya Cinta & tak mau kehilangan👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!