NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Inisial EY

Karena begitu dimanja oleh Ayah dan kedua Kakaknya, Rara--Clara Pramudita tidak mau membuka diri untuk melihat ke arah laki-laki yang akan menjadi pasangannya yang ia yakini belum tentu sesayang Ayah dan kedua Kakaknya padanya.

Sang Ayah pun akhirnya turun tangan, memilihkan suami untuknya, yang kebetulan Rara pun memilih sosok yang sama. Riko Rahardian.

Bagaimana pernikahan Rara dan Riko nantinya?



Dibaca ya guys.

#dramapernikahan #nikahpaksa #stratasosia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inisial EY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Pilihan Ayah 27

"Pokoknya Saya tidak mau tahu. Bahan baku dari perusahaan A harus dialihkan semuanya ke perusahaan Saya." teriak seorang laki-laki di dalam ruang meeting yang membuat Riko mengernyitkan dahinya lalu bertanya pada sang sekretaris.

"Meetingnya sudah dimulai?"

"Belum, Pak." jawabnya lalu membuka pintu ruang meeting tersebut agar Riko bisa masuk dan akhirnya melihat laki-laki yang tengah berdiri sembari berkacak pinggang.

"Lo!" sapa Leon saat melihat Riko masuk dan menatapnya tajam.

"Ada apa ini?" Riko bersikap dewasa dengan bertanya dahulu, bagaimanapun perasaan Leon kepada Rara istrinya, bukan masalah perusahaan yang harus diutamakannya.

Dia harus tau tempat dimana ia membahas hal-hal yang harus dibahas.

"Pak Leon menginginkan pemasok bahan baku yang dibutuhkan perusahaannya dan juga tiga puluh persen di perusahaan ini dialihkan untuk perusahaannya semuanya, Pak." jelas salah satu jajaran Direksi yang mengikuti meeting.

"Benar Pak Leon?" tanya Riko pada Leon yang membuat Leon meludah ke samping.

"Enggak usah sok dewasa! Enggak usah panggil gue dengan embel-embel Pak. Gue bukan Bapak lo!"

"Pak Leon!" tegur Kania yang sedari tadi berdiri di belakang Leon, namun suaranya tidak asing di telinga Riko.

"Tidak usah menghentikan saya, Kania!" desis Leon memperjelas yang membuat Riko menganggukkan kepalanya dalam diam.

"Tapi, Pak--"

"Saya bilang tidak usah, ya tidak usah!" desis Leon lagi lalu saat melihat Kania menganggukkan kepalanya, ia pun kembali menoleh pada Riko.

"Mari kita bahas dengan baik-baik!" tegas Riko yang membuat Leon dengan malas akhirnya duduk di kursinya.

****

"Kamu ada di mana, Lis?" tanya Riko saat panggilannya tersambung.

"Di Mall, Bang. Males mau jalan sendiri ke destinasi wisata. Kalau ke Mall kan walaupun sendiri tapi enggak kayak sendiri."

"Mall mana? Abang susul sekarang."

"Eh! Serius, Bang? Bukannya Abang kerja?"

"Abang ijin sebentar."

Setelah Lisna memberi tahu nama Mall yang sedang dikunjunginya, Riko pun bergegas menjalankan mobil yang kali ini ia pinta untuk dikendarai sendiri.

"Bang!" panggil Lisna saat melihat abangnya di dekat pintu masuk food court.

"Tumben banget abang nyusulin aku ke Mall di jam kerja begini. Ada hal penting ya bang?" tanya Lisna setelah Riko duduk di depannya.

"Kamu kapan pulang ke Jakarta?"

"Besok bang."

"Kalau nanti sore gimana?"

"Abang ngusir Lisna?"

"Enggak, Lis. Abang--" ucapan Riko berhenti saat laki-laki itu terlihat berpikir untuk memberikan perkataan yang baik tanpa berbohong pada adiknya.

"Kenapa, bang?"

"Abang pengen kamu lebih dekat lagi sama Rara. Abang pengen kamu nyari tau gimana perasaan Rara selama ditinggal Abang di Surabaya. Gimana?" tawaran itu begitu saja meluncur dengan baik dari bibir Riko dan setelahnya berucap beribu maaf dalam hati untuk Rara karena telah melibatkannya untuk menjauhkan Lisna dari Kania.

"Ya elah bang, kalau itu mah gampang, kan semalam Rara juga nelpon aku." balas Lisna enteng yang membuat Riko berdehem pelan sebelum berkata.

"Kalau lewat telpon kan enggak bisa sambil lihat raut wajahnya, Lis. Lagian semenjak Rara nikah sama Abang, kalian kan belum pernah jalan lagi berdua, apalagi telponan intens kan?"

"Abang ini kenapa sih? Kok kayaknya ngebet banget pengen aku balik ke Jakarta. Lagian ya bang, kalau mau lihat raut wajahnya Rara kayak gimana, kan Video call juga bisa."

"Abang lagi nyiapin sesuatu buat Rara. Bantuin Abang, ya?" Akhirnya Riko enggak punya alasan lain.

"Bantuin gimana, bang? Rumah kita kan jauh dari rumah Rara. Masa iya Lisna harus ngontrak di dekat rumah Rara? Mahal lo bang."

'Ngontrak?' pertanyaan itu membuat Riko berpikir dalam diam.

"Enggak apa-apa, Lis. Ngontrak aja. Nanti Abang yang bayar." balasan Riko akhirnya setelah beberapa detik berpikir.

"Beneran bang?"

"Iya."

"Tapi Kania hari ini pulang malem, bang? Gimana aku pamit sama dia?"

"Kan bisa lewat hape."

Lisna akhirnya menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan Riko walaupun dalam hati ia bertanya ada sesuatu yang berbeda dari abangnya.

Sedangkan Riko, Laki-laki itu kini sedang mengetik suatu pesan untuk istrinya karena sudah waktunya jam makan siang.

Perhatian, bukankah itu salah satu hal yang bisa menaklukan wanita bukan?

Jadi, Riko sedang memberi perhatian istrinya untuk bertanya sudah makan siang apa belum.

Dan tidak disangka langsung dibaca kemudian dibalas oleh Rara, "udah. Aku udah makan siang."

Walaupun Rara tidak balik bertanya, tapi cukup membuat hati Riko senang tanpa bisa dicegahnya.

Lalu, untuk memperpanjang obrolan pesannya dengan sang istri, Riko pun melupakan Lisna yang ada di depannya yang sedang cengar-cengir menatapnya yang sedang sibuk memotret makanan siap saji yang baru mau dimakannya beserta minumannya.

"Abang belajar dari mana coba bisa lebay gitu sama Rara." celoteh Lisna akhirnya melihat senyum merekah di bibir Riko.

"Dari kamu. Katanya enggak boleh datar-datar aja. Ya kan?"

"Hemm.. Abang ya, enggak nyangka Lisna bang. Ternyata Abang gampang banget jatuh cinta padahal nikah sama Rara aja baru seminggu."

"Beruntung banget itu sohibnya Lisna. Dia belum tahu kalau dicintai begitu besar oleh Abang, tapi ya itu dia kan memang pasangannya abang yang harus dicintai, semoga aja Rara juga bisa segera mencintai abang ya, biar enggak bertepuk sebelah tangan." kayak Lisna. dua kata itu diucapkan Lisna dalam hati sembari tersenyum pada abangnya.

"Tumben ngomongnya bener, ke Surabaya bikin kamu lebih sehat ya, Lis?" gurau Riko pada adiknya yang terlihat tersenyum sendu.

"Abang! Aku itu lagi serius tau. Aku kan pengen Abang bahagia."

Riko tersenyum, "iya, makasih ya adiknya abang."

***

Lain Riko lain lagi Rara yang kini masih terus menatapi hapenya dimana Riko tengah intens mengiriminya pesan.

Bukan pesan sayang, melainkan hanya pesan berisi pertanyaan tentang makan siang yang ternyata juga mampu membuat senyum kecil terpatri di bibirnya.

Ya, walaupun ia membalasnya dengan keketusan seperti biasa, namun suaminya itu mengalihkan bahasan dengan memotret makanannya.

Suaminya itu belum mau bertanya tentang kegiatannya ataupun melarangnya ini dan itu yang tanpa disadari itu yang diharapkan Rara dari suaminya.

Semenjak menjadi istri Riko, baru pertama kali Riko meminta satu hal padanya yaitu keramas saat mau menjemput orang tuanya dan menyembunyikan hal jika mereka belum berhubungan selayaknya suami istri beneran.

Walaupun nyatanya gagal karena kedua orang tuanya bisa membaca jika mereka memang belum pernah berhubungan layaknya suami istri beneran.

"Lagi senang hati ya, Non?" tanya Bi Warsih sembari merapikan meja makan.

"Non!" panggil Bi Warsih lagi saat Rara tidak menanggapi pertanyaannya.

"Euh! Iya, Bi! Ada apa?" sahut Rara sembari memejamkan matanya sejenak karena kaget.

"Kaget ya Non?" Bi Warsih nyengir menatap nona mudanya, "maaf ya, Non. Tadi Bibi nanya tapi Non enggak jawab, makanya Bibi manggilnya agak kencang."

"Iya, Bi. Enggak apa-apa, tadi Rara emang enggak denger kok. Ada apa Bi?" tanya Rara lagi.

"Non lagi chat sama Den Riko ya?" Bi Warsih bertanya sembari melempar umpan.

"Kok Bibi bisa tahu? Bibi ngintip ya?" Rara memicingkan matanya sembari menyembunyikan hapenya di dada yang membuat Bi Warsih tersenyum simpul karena Rara memakan umpan yang ia lemparkan.

"Bibi enggak ngintip kok, Non. Non kan tau Bibi kayak gimana."

"Terus? Bibi tau dari mana kalau aku lagi chat sama Mas Riko?" Rara bertanya dengan masih menyembunyikan hapenya.

Bersambung...

Kira-kira Bi Warsih tau dari mana ya?

1
Noniesal
semangat yahhh/Kiss/
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
jgn lama2 updatenya yah...sayangku
Noniesal
semngat thor
Inisial EY: siap😍
total 1 replies
Noniesal
sedih kok😢
Inisial EY: kasihan Riko😌
total 1 replies
Noniesal
/Shhh//Shhh/
Inisial EY: 😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Noniesal
Kok..ayah, bisa ya bocorin rahsia..ku aduin sama bonda/Joyful/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Jumi
lanjut dong
Inisial EY: okay😁
total 1 replies
Inisial EY
eaaaa... manis banget ya Mas Riko. mana nih like nya kakak-kakak readers? author yang nulis aja baper, masa kalian enggak sih? hehehe
Noniesal: semangat thor..itu JODOH TERBAIK mmg udh ngak update ya thor..keren kok..critanya..masa gntung gitu ajah..kutunggu yah .updatenya..sayangkuuuu/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Inisial EY: sudah update kak.
tapi masih nunggu review. ditunggu ya😘
total 4 replies
Noniesal
thor..ooo...thor..
aku suka jln critanya..semangat ya thor..
utk terus berkarya
Inisial EY: siap😍😍😍😍 terimakasih akak
total 1 replies
Noniesal
dalamnya cinta mas riko...setulus itu cintanya..susah mau ketemu lelaki yg menagis..kerana CINTA..Semangat abangnya lisna
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
mertua yg prihatin amat..segitunya plan mereka ../Facepalm/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Noniesal
Luar biasa
Noniesal
kasian sama abangnya lisna/Grin/
Inisial EY: iya, kasihan banget ya kak😁 ikuti kelanjutan ceritanya terus ya kak. makasih😍
total 1 replies
Andriani Andriani
up yg byk dong min
Inisial EY: insyaAlloh ya kak.. soalnya 2 yang on going☺
total 1 replies
Inisial EY
Hai guys.. ini novel ketigaku. ya, walaupun yang kedua belum aku lanjutin sih🤣 semoga kalian suka ya. jangan lupa like, subscribe, vote, dan kasih hadiah biar aku semangat ngetik ya😍 love kalian sekebooon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!