Gadis belia yang cantik rupawan bernama Azzara Amelia Kertapati gagal menikah sehingga ia mengalami trauma besar terhadap semua pria yang memanfaatkan dirinya yang terlahir sebagai pewaris tunggal Kertapati.
Meski 2 tahun sudah berlalu, masa lalu yang menghancurkan harga dirinya masih membayangi sosok Azzara Amelia Kertapati.
Memori itu mengajarkan Azzara yang polos bahwa manusia adalah makhluk sosial yang munafik dan mulut pria adalah yang paling manis merupakan sampah. Hanya dirinya sendirilah yang bisa dipercaya.
Oleh karena itu, ia tidak mau terjebak lagi dalam kebohongan dan memutuskan untuk menyamarkan identitasnya.
Namun, apa yang harus Azzara lakukan ketika pesona sang majikan kembali menjajah kehidupannya? Haruskah ia percaya dengan janji manis sang Xavier meski hatinya lah taruhannya? Lalu, bagaimana reaksi Xavier ketika mengetahui identitas Azzara sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanie Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Kemarahan Leon
Leon naik pitam, ia merasa sangat kecewa akan dirinya yang mudah percaya akan hasutan dua iblis yang selalu saja berusaha untuk menganggu dirinya jika ingin mencoba untuk mendekati Zara.
"Bodoh! harusnya gua nggak percaya akan hasutan dua iblis itu. Sekarang hubungan gua dan Zara akan semakin jauh. Gua harus lakuin sesuatu supaya Zara mau memaafkan aku." Batin Leon
Setelah berhasil mengejar dua iblis, Leon mencengkram kuat pergelangan tangan Lingga dan Vella
"Berhenti kalian!! jangan coba kabur! gua ingin kalian minta maaf sama Zara karena kalian gua jadi ikutan terkena amarah Zara jadi kalian harus tanggung jawab.
"Leon, gadis miskin seperti Zara itu mudah sekali berdalih jadi bisa saja apa yang dia bicarakan sama kamu itu juga kebohongan yang sengaja di tutupi supaya kamu percaya bahwa dia gadis baik."
"Lu jangan konfrontasi gua dan Zara lagi ya. Gua nggak akan terhasut kembali dengan permainan Kalian
"Coba lu pikir sendiri deh untuk apa Zara seusai kuliah, ia langsung pergi ke hotel dan gua juga denger pihak kampus memberitahu kalau Zara masih menunggak biaya semester selama 3 bulan, jadi kemungkinan gua yakin kalau Zara dan om itu ada affair." Ucap Lingga
"Benar, apa yang di katakan oleh Lingga. Kamu harus percaya sama kita, dia bukan gadis yang baik." Sergah Vella
Leon terkekeh," kalian berdua jangan bodohi gua lagi ya! gua nggak percaya kalau Zara itu gadis yang tidak baik." Ucap Leon
"Bisa jadi Zara merupakan wanita simpanan om-om itu, dia pasti berkelit lidah sampai seorang Leon mudah untuk di tipu oleh dia." Ucap Vella
"Hmmmmm, nggak mungkin Zara seperti itu, dia bilang om itu hanya investor saja." Ucap Leon
"Coba kamu perhatikan lagi mana ada investor yang memandangi Zara seperti ingin menerkam mangsanya." Ucap Vella
Perkataan Vella membuat hati Leon goyah, ia sempat menyesal karena sudah salah untuk menuduh Zara bahkan Leon pun ingin sekali meminta maaf kepada Zara karena tuduhan kejamnya.
"Kali ini Gua akan selidiki sendiri perkataan siapa yang benar. Vella atau Zara!" Batin Leon
********
Flashback on
Sore nampak begitu cerah, Zara mulai sibuk dengan pekerjaan baru sebagai asisten koki, ia mulai menyiapkan berbagai macam bahan dasar untuk memasak seperti bawang putih, bawang merah, cabai hijau, cabai merah, dan sebagainya.
Zara nampak begitu cekatan menyiapkan berbagai bahan dasar untuk di masak oleh koki handalan mereka bernama Raka Ardana
"Hai, kenalkan saya Raka koki yang bertugas di sini." Ucap Raka
"Hai juga mas Raka, kenalkan nama Saya Azzara Amelia, asisten mas Raka yang baru. Mohon bimbingannya." Ucap Zara
"Tentu, kita bisa bekerja sama dengan baik." Ucap Raka
Kedekatan Raka tercium oleh Dina, ia tak suka Raka terlalu ramah dengan seorang yang baru di kenal. Dina pun berinisiatif untuk menjauhi Raka dengan Zara dengan cara kotornya. Ia memanfaatkan jabatan manager untuk menyuruh Zara melakukan sesuatu.
"Zara kamu antar investor kita ke dalam kamar hotel ya." Titah Dina
"Kok jadi bagian saya sih, Bu?" tanya Zara
"Kamu jangan banyak membantah atasan ya! Sekarang kamu tunggu saja investor itu datang lalu kamu antar dia dari Lobby menuju kamar dia! atau mau saya adukan langsung pada pak Hilman kalau kamu menolak untuk memberi pelayanan khusus padanya! kamu tahu kan apa yang dulu kamu perbuat padanya!" Ancam Dina
"Iya, Bu. Saya mengerti kesalahan yang dahulu pada Pak Hilman memberikan dampak besar bagi hotel ini. Maka dari itu saya akan bertanggung jawab sepenuhnya." Ucap Zara
"Bagus kalau kamu mengerti yang saya katakan, jadi sekarang lakukan saja tugas kamu dengan baik. Jangan sampai investor itu kecewa kembali." Ucap Dina
"Iya, saya permisi. Bu."
Flashback off
*********
Leon yang masih sangat penasaran dengan argumen yang di lontarkan oleh Vella dan Lingga hanya bisa mendengus sebal. Ia pun diam-diam memakai kembali topi dan kumis palsu yang ia sembunyikan di balik mantel hangatnya
"Kali ini aku akan ikuti mereka pergi." Batin Leon
Leon sempat tak bergeming, kedua bola matanya membulat sempurna melihat Zara mengantarkan pria paruh baya itu sampai ke dalam hotel.
Leon menggelengkan kepala,"Ya ampun!!! Zara kenapa masuk ke dalam kamar besama om itu. Apa benar kata Vella bahwa Zara itu bukan perempuan baik-baik. Nggak nyangka gua ternyata Zara seperti itu."
Perasan Leon semakin tak tenang dan gusar. Ia berusaha keras mengendalikan emosinya, tapi tak bisa di bendung kembali ketika pintu itu perlahan-lahan mulai menutup rapat.
Leon berlari cepat ke arah ambang pintu dengan kaki yang panjang ia mendorong kuat daun pintu itu,"Hei wanita murahan!!"
"Kamu lagi Leon! kenapa kamu menganggu aku sedang bekerja." Ucap Zara
"Bekerja menjual diri pada om bandit tua Bangka ini," tunjuk Leon dengan mata memerah menandakan rasa amarah bercampur kecewa yang sangat mendalam
"Kamu jangan salah paham Leon, aku di sini mengantar Pak Hilman membawa koper besar." Ucap Zara
"Jangan beralasan terus Zara! gua lihat lu sama om tua ini."
"Jaga omongan anda! Zara ini memang ingin membawa koper saya ke dalam kamar dan saya tidak ada niatan macam-macam pada gadis ini. Anda jangan memfitnah kami terus ya! cukup tadi di lift saya diam!" Geram Hilman
"Wah, hebat sekali pasangan beda usia ini. Pantas saja kamu menolak cintaku, ternyata kamu ini lebih suka dengan pria tua! Dasar wanita rendahan yang bisanya hanya menjual tubuh demi uang."
PLAK!!
"Jaga mulut kamu Leon!!!!" Geram Zara
Zara kesal dengan tuduhan yang terus di lontarkan oleh Leon, mata Zara mulai berkaca-kaca, perlahan bulir bening itu mengalir cukup deras. Bahkan Zara juga sudah tidak mau lagi memanggil Leon dengan sebutan Kakak lagi, baginya sekarang dia tidak ingin menghormati Leon sebagai senior di kampusnya.
Hilman hanya menggelengkan kepalanya," sana pergi anak kurang ajar. Bisa-bisanya kamu memfitnah kami berbuat asusila di tempat saya berinvestasi."
"Anda jangan berdalih!" Geram
"Papi, kenapa berisik sekali," ucap wanita paruh baya dengan mengucek kedua bola matanya
"Oh, ini mami ada anak kurang ajar menuduh saya berbuat tak senonoh pada gadis yang membawa koper papi ke dalam." Ucap Hilman
"Ja-jadi, gua salah paham. Gawat kenapa bisa jadi seperti ini." Batin Leon
Bersambung. ....
...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai favorite/subscribe...
...Terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua...
q tak rela leon meninggal
apa kabar ka?
ya tegang banget ya ...
kasian Leon ya .
semangat kaka author
di tunggu karya baru
ak jg berharap bisa jadi author seperti Kaka
spaya tidak di rendahkan lagi harga dirinya
wkwkw
oh ya Kaka,aku Uda mampir nih btw semangat ☺️☺️