Baim adalah seorang mahasiswa jurusan sastra yang bercita-cita menjadi penulis novel. Dia selalu bermimpi menemukan cinta sejatinya di kampus, tetapi nasib berkata lain. Suatu hari, dia tanpa sengaja menabrak seorang cewek yang ternyata adalah ketua osis dan juga anak dari rektor kampusnya. Cewek itu bernama Nadya, dan dia terkenal sebagai cewek galak yang tidak pernah tersenyum. Baim merasa bersalah dan ingin meminta maaf, tetapi Nadya malah marah-marah dan mengancamnya. Sejak saat itu, Baim menjadi sasaran amukan Nadya yang selalu mencari-cari kesalahan dan memperlakukannya dengan kasar. Namun, di balik sikap galaknya, Nadya sebenarnya menyimpan rahasia yang membuatnya trauma dan kesepian. Apakah Baim bisa menembus tembok dingin yang dibangun Nadya? Apakah Baim bisa membuat Nadya tersenyum dan jatuh cinta padanya? Ikuti kisah lucu dan romantis mereka dalam novel ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nafaskreatif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 : Tangisan
Baim membaca novel sampai dia tidak sadar bahwa Ibu Sri sudah masuk ke kelas. Ibu Sri menyapa semua muridnya dengan ramah. Suara ibu Sri seperti guntur yang menggelegar di telinga Baim.Baim terbangun dari lamunannya dan segera menutup novelnya dengan cepat dia seperti di tangkap basah oleh polisi
"Baik, bagaimana semua kabarnya?" ucap Ibu Sri.
"Baik, Ibu," jawab mahasiswa-mahasiswi.
"Lalu, apakah ada yang sudah menyelesaikan PR yang saya berikan minggu lalu?" tanya Ibu Sri.
Baim terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia baru ingat bahwa Ibu Sri pernah memberikan PR tentang analisis novel sastra Indonesia. Dia juga baru ingat bahwa dia sudah menyelesaikan PR itu pada malam Senin. Malam itu, dia begadang sampai larut malam untuk mengerjakan PR itu. Dia tidak mau mendapat nilai jelek dari Ibu Sri yang terkenal tegas.
Baim juga baru ingat bahwa pada hari Selasa, Ibu Sri lupa untuk menanyakan PR itu. Baim juga lupa untuk mengumpulkan PR itu. Baim dan Ibu Sri sama-sama lupa tentang PR itu. Mungkin karena mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing.
Baim juga baru ingat bahwa pada hari Senin, dia bertemu dengan Nadya untuk pertama kalinya. Dia menabrak Nadya yang ternyata adalah murid baru dan anak seorang rektor.
Baim mengeluarkan PR itu dari tasnya. Dia mengangkat tangannya dan berkata, "Saya, Ibu. Saya sudah menyelesaikan PR itu."
Ibu Sri. Dia tidak melihat ada muridnya yang sudah menyatakan telah mengerjakan pr kecuali Baim orang yang sudah menyelesaikan PR itu. Dia tahu bahwa Baim adalah seorang mahasiswa yang pintar,
"Baik, Baim. Mana PR kamu?" tanya Ibu Sri.
Baim memberikan PR itu pada Ibu Sri. Ibu Sri menerima PR itu dan membukanya. Dia membaca PR itu dengan seksama. Dia terkejut melihat bahwa PR itu sangat bagus. Baim menganalisis novel sastra Indonesia dengan sangat baik. Baim menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang unsur-unsur novel, seperti tema, tokoh, alur, latar, dan gaya bahasa. Baim juga memberikan pendapat dan kritik yang tajam dan menarik tentang novel itu.
Ibu Sri tersenyum puas. Dia mengangguk-angguk sambil memuji Baim dalam hati. Dia merasa bangga dengan Baim. Dia merasa Baim adalah seorang mahasiswa yang berbakat dan berpotensi. Dia merasa Baim adalah seorang mahasiswa yang pantas mendapat nilai A.
"Bagus sekali, Baim. Kamu mengerjakan PR ini dengan sangat baik. Kamu menunjukkan kemampuan analisis yang luar biasa. Kamu mendapatkan nilai A. Kamu hebat," ucap Ibu Sri.
Baim merasa tidak ada gunanya mendapatkan nilai A; lalu, Baim menangis dengan pilu. Ibu Sri bingung, ada apa dengan mu Baim ? "Kenapa kau malah menangis?" tanya Ibu Sri. Baim menjawab, "Tidak ada apa-apa, ibu. Saya boleh ke toilet dulu, ibu." Ibu Sri mengiyakan.
Baim menangis di dalam toilet. Dia merasakan sakit yang tak tertahankan di hatinya. Dia berteriak dengan suara yang memilukan. "Aku cinta kamu, Nadya! Aku cinta kamu! Aku cinta kamu!" Dia bergumam dengan suara yang patah-patah.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana aku bisa jatuh cinta padamu? Gw bodoh sekali, aaaaaaaaah. Kenapa gw baru menyadari perasaanku padamu? Kenapa gw tidak tahu alasan cintaku padamu ? Apakah ini cinta sejati?
Apakah ini cinta yang seharusnya kurasakan?" Baim berteriak dan membenamkan kepalanya di dalam ember yang penuh air. Dia berteriak lebih kencang. Dia berteriak sampai kepalanya terasa mau meledak.
lucu lucu ai-nya /Chuckle/