NovelToon NovelToon
SERIAL SILAT PENDEKAR

SERIAL SILAT PENDEKAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Ilmu Kanuragan
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikko Suwais

PENDEKAR Mabuk memiliki nama asli Suto Wijaya Kusuma dan dia adalah seorang pendekar pembela kebenaran dan menumpas kejahatan. Perjalanan nya dalam petualangannya itu banyak menghadapi tantangan dan rintangan yang sering kali membuat nyawa nya terancam. Namun pendekar gagah dan tampan itu selalu punya solusi dalam menghadapi permasalahan tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikko Suwais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 29

JERAMI Ayu terkejut setelah sadar dan memandang wajah yang iebih tampan dari Nanggala, tubuh yang leblh gagah dan tampak lebih perkasa dari Nanggala. ia juga sadar dirinya sembuh karena permuda tanpan berbaju buntung warna coklat Itu. ingatannya segera melayang ke saat-saat bertarung melawan Mustikani. Maka la pun segera mengenali siapa pemuda tampan yang menenteng bumbung tuak itu.

"Mengapa kau selamatkan nyawaku?! Bukankah kau tahu aku musuh Mustikani?!" ujar Jerami Ayu berlagak dingin kepada Suto Sinting.

"Apakah kau tak suka jika aku menyelamatkan nyawamnu?! Kalau kau tak suka, aku bisa membuatmu sekarat lagi. Mau kubuat sekarat sekarang juga?!" Suto Sinting mengangkat tangannya, berlagak Ingin lepaskan pukulan mautnya.

Jerami Ayu hanya menarik napas, memandang ke arah tumpukan abu dan arang yang asapnya mulai menipis itu. Ia seakan tak pedullkan ancaman suto, karena la yakin Suto tak akan melakukannya. Terima kasih atas penyelamatanmu, ujar Jerami Ayu dengan nada masih terasa datar dan dingin.

Pendekar Mabuk akhirnya hempaskan napas panjang, mengendurkan ketegangannya.Jerami Ayu berkata lagl, "Aku hanya tak menyangka kalau akhirnya kaulah orang yang datang dan menolongku."

"Aku Ingin tahu tentang Nanggala! Benarkah abu dan arang Ini adalah nasibnya?" sambil Suto memungut pedang Nanggala dan mengamati kemewahan pedang itu sesaat. Jerami Ayu pandangi Suto dengan mata tak berkedip. Mata itu sebenarnya indah, namun sayang berkesan nakal dan jalang.

"Tak kusangka Nanggala bernasib semalang itu," Jerami Ayu berkata seperti orang menggumam.

"Siapa yang melakukannya, Jerami Ayu?1"

"Bayangan itu!" jawab Jerami Ayu dengan mata memandang datar ke arah abu dan arang. Jantung Suto seperti ada yang menendang ketika mendengar jawaban itu.

"Bayangan siapa maksudmu?" desak Suto.

"Apakah kau belum mengetahuinya atau berlagak bodoh?!" Jerami Ayu menatap setelah memasukkan pedangnya.

"Jelaskan semuanya, Jerami Ayu! Aku tidak sedang berpura-pura."

"llmu 'Gerhana Senyawa' hanya dimiliki satu orang. ilmu itu dapat membuat bayangan orang tersebut bergerak sendiri sendiri dan mempunyai hawa panas sangat tinggi. Besi yang tersentuh oleh bayangan lebur menjadi cairan panas, apalagi manusia."

"Siapa pemilik llmu 'Gerhana Senyawa' itu, Jerami?!" Mata indah si perempuan jalang itu memandang Suto lagi dengan lebih tegas, lebih punya maksud tersembunyi di balik wajahnya yang tanpa senyum itu.

"Tolong jelaskan! Aku telah selamatkan nyawamu, kau juga harus menolongku dengan memberikan keterangan siapa pemilik ilmu 'Gerhana Senyawa' itu, Jerami!" pinta Suto setengah membujuk, karena ia sangat penasaran dengan si pemilik ilmu aneh itu.

"Rupanya kau perlu banyak penjelasan dan kabar tentang nasibmu sendiri yang sedang dicari-cari oleh si pemilik ilmu 'Gerhana Senyawa' itu," ujar Jerami Ayu.

"Keteranganku ini lebih berharga dari sebuah nyawa. Oleh sebab itu, aku akan jelaskan jika kau mau penuhi syaratnya dan adakan perjanjian denganku."

"Jerami Ayu, jangan macam-macam! Aku bisa saja melenyapkan nyawamu sekarang juga kalau kau inginkan!"

"Lenyapkanlahl" tantang Jerami Ayu dengan kesan sombong. "Kau akan kehilangan penjelasan tentang orang yang memburu Pendekar Mabuk jika nyawaku melayang saat ini juga! Ayo, lenyapkanlah aku kalau kau sanggup!"

Pendekar Mabuk menggeram sambil hembuskan napas panjang. Hatinya dongkol sekali. la segera sadar, si Jerami Ayu berani menantang begitu karena tahu bahwa Suto sangat mnembutuhkan keterangannya. Jerami Ayu yakin tak akan dibunuh oleh Suto, karena ia mempunyai kunci yang dibutuhkan

oleh si Pendekar Mabuk itu.

"Keparat kau!" geram Suto Sinting.

"Syarat apa yang kau minta dalam perjanjian kita nanti?!"

Perempuan itu melirik nakal, senyumnya mulai tampak menggoda.

"Aku butuh kehangatan seorang lelaki. Aku telah gagal memperolehnya dari Nanggala. Hidupku tak bisa tenang jika tak mendapatkan kehangatan seorang lelaki. Jadi kuminta, kau harus berjanji menjalin hubungan mesra denganku setelah kuberitahukan siapa pemilik lmu 'Gerhana Senyawa' ltu."

"Kau memerasku, Jerami Ayu?!" geram Suto Sinting mulai berang

"Aku tidak memerasmu," jawab Jerami Ayu dengan santali.

"Aku hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk menolong diriku sendiri. Barangkali jika aku terluka atau sekarat, bisa kau tolong dengan tuak saktimu. Tapi jika batinku meratap dan jiwaku guncang karena tak mendapat kehangatan seorang lelaki, mampukah kau menolong dengan tuakmu?" Pendekar Mabuk membuang napas lagi dengan hati kesal.

Jerami Ayu lanjutkan ucapannya dengan acuh tak acuh.

"Kalau kau bersedia mengikat perjanjian mesra denganku, aku bersedia membantumu kalahkan orang berilmu 'Gerhana Senyawa' itu. Karena dulu nenekku pernah bercerita tentang ilmu tersebut dan memberi tahu kelemahannya." Perempuan itu diam sesaat, menunggu reaksi dari Pendekar Mabuk. Namun si tampan berdada bidang dan tampak perkasa itu hanya diam saja, memandang ke arah lain dan menimbang keputusannya. Pada saat benak Suto dipenuhi oleh pertimbangan yang meragukan, Jerami Ayu memberinya bumbu semacam bujukan yang sama sekali tak membuat pemuda itu merasa terbujuk.

"Orang itu tahu siapa aku. Dan kalau saja aku tadi tidak segera menggunakan sisi kelemahannya, maka nasibku pun akan menjadi seperti Nanggala." Kini perempuan itu sengaja mendekat dan menatap lekat-lekat dalam jarak dua langkah dari depan Suto Sinting.

"Kurasa kerja sama kita akan membuat orang itu tumbang tak berkutik. Setinggi apa pun ilmumu, tak akan mungkin bisa kalahkan bayangan hitam milik orang itu jika tak tahu rahasia kelemahannya. Akan kuberikan rahasia kelemahan itu kepadamu, tapi berikan aku kehangatanmu untuk menenangkan Jiwaku yang guncang ini."

Jerami Ayu melangkah makin dekat lagi dan suaranya mulai berbisik.

"Aku sangat membutuhkannya, Pendekar tampan! Sangat membutuhkan kemesraan itu walau hanya sekali."

"Hanya sekali...?!" gumam Suto Sinting sambil menatap Jerami Ayu. Perempuan itu sunggingkan senyum penggugah gairah. la mengangguk dengan pandangan mata berbinar-binar sayu.

"Hanya sekali saja, lalu kau mendapat kunci rahasia itu dariku. Kau bisa kalahkan orang itu, bila perlu aku akan nembantumu dari belakang. Kurasa imbalan itu cukup memadai untuk sebuah rahasia yang tidak dimiliki oleh siapa pun, kecuali si pemilik ilmu 'Gerhana Senyawa' itu." Pendekar Mabuk semakin resah. Batinnya diguncang oleh keragu-raguan. la pun sadar, memaksa perempuan itu dengan kekerasan tidak akan berhasil mengorek keterangan dari mulutnya. Agaknya Jerami Ayu sangat membutuhkan kehangatan seorang lelaki, Sehingga dengan cara apapun akan ditempuh nya.

1
saniscara patriawuha.
gasssd polllll manggg sinnnn....
saniscara patriawuha.
gasssss pollll manggg minnnn...
saniscara patriawuha.
mantapppp manggg
saniscara patriawuha.
Buruk
saniscara patriawuha.
gassssss..
saniscara patriawuha.
nahhh lohhhh....
saniscara patriawuha.
itu kaya mbokkk suzanaaa...
saniscara patriawuha.
haduhhhh nama pendekarnya koq nggqk adoo serem seremnya....
saniscara patriawuha.
gassssss...
saniscara patriawuha.
kesan pertama menggoda....
arumazam
lucu
arumazam
seru jg
arumazam
mantapppp
arumazam: siap bos
Ikko_Suwais: baca terus kelanjutan kisah nya y kang
total 2 replies
Mukmini Salasiyanti
kpn nih up nya, Thor???
☺🙏💪
Mukmini Salasiyanti
Salken, Mas Thor...
mampir yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!