NovelToon NovelToon
PENDEKAR SINTING

PENDEKAR SINTING

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikko Suwais

Pendekar Sinting adalah seorang pemuda berwajah tampan, bertubuh tegap dan kekar. Sipat nya baik terhadap sesama dan suka menolong orang yang kesusahan. Tingkah nya yang konyol dan gemar bergaul dengan siapapun itulah yang membuat dia sering berteman dengan bekas musuh atau lawan nya. Perjalanan nya mencari pembunuh keluarga nya itulah yang membuat sang pendekar berpetualang di rimba persilatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikko Suwais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ILMU SARUA RUPA

TIBA Di pondok Resi Jayabaya, Mereka masuk ke dalam pondok untuk istirahat. Namun Resi Jayabaya mengajak Rangga untuk pergi ke dalam kamar pribadinya, Disana tersimpan pedang maha sakti yang masih tertancap di tempat nya. Pedang itu disembunyikan dalam perisai gaib milik Resi Jayabaya, Agar tak ditemukan oleh orang yang mencoba mencuri nya.

"Lihatlah pedang ini, Nak. Coba kau cabut pedang ini."

"Besar sekali pedang ini kek? Apakah kakek tak mampu mencabut nya hingga kakek menyuruh ku?"

"Kakek tak bisa mencabut nya karena kakek bukan pewaris dari pedang ini."

"Jika kakek saja tak mampu mencabutnya, Apalagi diriku yang kosong ilmu ini kek?" Ucapan Rangga itu membuat Resi Jayabaya tersentak hati nya dan berkata,

"Iya memang mustahil apa yang kau bicarakan itu, Tapi jika alam sudah berkehendak rasa mustahil itu akan terlihat biasa saja."

"Begitu ya kek? Jadi kakek mengajak ku kemari untuk mencabut pedang ini?" Orang tua itu hanya mengangguk saja tanda membenarkan.

"Baiklah kek, Aku akan mencoba nya!" Lalu Rangga mendekati pedang itu dan memegang nya memakai dua tangan.

*Slappp!* *Gubrak!* *Glegarrrrrrrrr!! Gluduk! Gluduk! Gluduk!"

Pedang berhasil di cabut dengan mudah nya oleh Rangga, Namun anak itu saking keras nya mencabut pedang itu dengan seluruh tenaga membuat tubuh nya terjengkang jatuh. Ditambah badan nya tersentak kaget mendengar petir bersahutan begitu keras.

"Aduuuh....!" Ucap Rangga memegang pantatnya yang kesakitan. Ketika pedang itu masih di pegang nya, Resi Jayabaya segera mengambil nya dan mulut nya komat Kamit membaca mantra. Mata pedang itu seketika menyala biru api dan sekejap langsung hilang, Lalu keluar asap putih dari mata pedang itu.

Resi Jayabaya tersenyum melihat Rangga yang berhasil mencabut pedang tersebut dari tilas nya yang sudah berusia hampir ratusan tahun. Rangga nampak takjub melihat pedang panjang itu.

"Untuk saat ini kau belum kakek izinkan untuk menggunakan pedang ini Rangga, Kau perlu berlatih ilmu kanuragan dan ketajaman batin mu dulu. Nanti jika kau sudah mahir dan mampu menguasai ilmu yang aku turunkan padamu, Kau akan aku izinkan berkelana mencari jati diri dengan membawa pedang ini. Tapi ingat, Jika nanti kau sudah dewasa dan cukup umur. Mengerti?"

"Aku mengerti kek." Jawab Rangga patuh dan matanya berbinar-binar sejak melihat pedang besar dengan motif naga terbang itu. Hari kian malam, Setelah mereka membersihkan diri kedua nya hanya mengobrol sebentar sambil makan malam dengan singkong rebus.

Setelah itu tak ada percakapan lain karena keduanya sudah kelelahan ingin segera istirahat. Keesokan hari nya, Rangga sudah terbangun. Ia keluar dari kamar yang sudah disediakan untuk nya dan mencari Resi Jayabaya pemilik pondok itu. Ia mencari nya ke dalam kamar nya pun tak ada begitu juga pedang yang semalam pun ia cari tetap tak terlihat.

"Dimana kakek? Apakah kakek pergi sambil membawa pedang itu?" Tanya Rangga dalam hati dan ia mencari orang tua itu namun nihil. Ia tak menemukan Resi Jayabaya dan ia kini merenung di depan pondok itu sambil memandangi deburan ombak pantai yang tak seberapa tinggi.

"Aku ingin mandi dulu lah,...." Ujar Rangga dan ia segera melepas baju nya dan berlari ke arah tepi pantai. Ia berenang sambil asyik main air, Ditengah lautan ia melihat para nelayan sedang mencari ikan dan diseberang pesisir sana banyak perahu nelayan yang tidak terpakai.

Agak lama berenang, Perut nya mulai perih. Pandangan nya tertuju pada hutan-hutan bakau di sebelah utara sana.

"Aku lapar, Sepertinya disana banyak ikan." Ucap nya sambil berenang mendekati hutan bakau yang rindang. Dengan modal pengalaman nya menangkap ikan dengan tangan, Ia berhasil mendapatkan ikan dan kepiting lumayan banyak. Rangga segera mencari kayu bakar untuk membakar ikan itu di dekat pondok. Setelah terkumpul cukup banyak, Ia segera membersihkan ikan dan membakar nya. Kepulan asap dari bakaran ikan mulai tercium oleh Rangga, Ia segera mengambil ikan yang sudah matang dan melahap nya.

"Aku akan mencari kelapa untuk minum." Lalu anak itu mencari kelapa muda dan menemukan pohon kelapa tak terlalu tinggi. Lalu memanjat untuk mengambil beberapa buah untuk ia ambil air nya. Setelah cukup, Ia kembali ke tempat ia membakar ikan dan lanjut menikmati sarapan pagi nya itu. Aroma ikan bakar tercium dari arah pantai, Seorang perempuan setengah tua diperkirakan berumur hampir empat puluh tahun namun masih cantik dan berbadan sekal itu sedang mengintai di atas sebuah pohon waru.

"Anak siapa itu?" Tanya nya dalam hati.

"Apakah Resi tua itu mempunyai cucu dari mantan istri nya?" Perempuan itu mencoba mendekati pondok Resi Jayabaya, Namun tak sampai menampakan diri di depan Rangga. Ia masih mengamati sekeliling pondok itu, Takut kepergok pemilik pondok itu. Sepertinya perempuan itu mempunyai niat buruk terhadap apa yang tersimpan di dalam pondok itu. Namun ia tak berani gegabah seperti beberapa bulan sebelumnya. Ia kepergok pemilik pondok itu ketika sedang menyelinap masuk ke dalam kamar pribadinya Resi Jayabaya. Kala itu guru nya tewas ditangan Resi Jayabaya karena ingin merebut pedang naga petir, Melihat guru nya tewas perempuan itu melarikan diri dan akan membalas kematian guru nya.

Mungkin tiga purnama berlalu badan nya sudah sehat kembali akibat serangan Resi Jayabaya dan ia sudah mendapatkan beberapa jurus baru untuk melawan Resi Jayabaya. Kini tiba saat nya ia membalas kematian guru nya, Namun ketika ia mendekati pondok itu tak menemukan Resi Jayabaya dan hanya bertemu dengan seorang bocah yang agak tampan walau masih bocah. Kulitnya sawo matang dan memiliki rambut yang tebal dan mata yang coklat.

Perempuan itu punya kesaktian bisa merubah wujudnya menjadi orang lain, Hanya dengan menyentuh nya ia dapat berubah menjadi orang itu sama persis. Baik itu dari segi suara, pakaian dan wajah serta perawakan badan nya pun sama. Jurus itu dinamakan jurus sarua rupa. Ia baru mendapatkan jurus itu dari seorang perempuan tua dari golongan hitam yang kini telah menjadi guru nya yang baru.

Perempuan itu sedang mencari sesuatu disekitaran kampung pantai segara anak yang agak jauh dari pondok Resi Jayabaya. Disana ia melihat seorang nenek tua sedang membereskan kayu bakar di belakang gubuk nya. Perempuan itu mendekati nenek tua itu dan basa-basi ingin menanyakan alamat sembari bersalaman. Setelah itu ia segera pergi ke balik sebuah pohon kapuk randu, Perempuan itu duduk bersila dan memejamkan mata nya. Kedua tangan melakukan gerakan seperti menghalau lalat dan kemudian kedua telapak tangan bersilang di Dada sambil membaca mantra. Mulutnya komat-kamit entah mantra apa yang ia baca itu, Kemudian asap mulai mengepul dari tempat nya duduk dan makin lama makin menyelimuti tubuh nya.

1
Ita Xiaomi
Tuh pedang utk org yg baik hati. Maaf aku sok tau😁.
Mia Sagitarius
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!