Elina adalah seorang pengacara muda handal. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah berhasil menyelesaikan banyak kasus penting di karirnya yang baru seumur jagung.
Demi dedikasinya sebagai seorang pengacara yang membela kebenaran, tak jarang wanita itu menghadapi bahaya ketika menyingkap sebuah kasus.
Namun kehidupan percintaannya tidak berbanding lurus dengan karirnya. Wanita itu cukup sulit melabuhkan hati pada dua pria yang mendekatinya. Seorang Jaksa muda dan juga mentor sekaligus atasannya di kantor.
Siapakah yang menjadi pilihan hati Elina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kasus Pro Bono
"Selamat pagi Bu Elina."
"Pagi Pak Jaka."
Elina melemparkan senyumannya pada Jaka, security di kantor tempatnya bekerja. Hampir setiap hari Jaka menyapa dirinya ketika tiba di kantor. Pria itu selalu membawakan tas berisi berkas sampai ke ruangannya. Jaka termasuk pegawai yang rajin. Dia selalu membantu pengacara lain membawakan berkas mereka. Namun pengacara favoritnya hanya satu, yakni Elina. Selain cantik, Elina juga pintar dan sangat ramah. Dia tidak pernah membedakan orang berdasarkan status. Elina bisa enak berbincang dengan security seperti dirinya atau cleaning service dan OB. Itulah yang membuat Elina disukai banyak karyawan di firma hukum ini, termasuk Jaka.
Elina adalah anak sulung pasangan Zar dan Renata. Berbeda dari sepupunya yang lain, wanita itu memilih profesi sebagai pengacara. Elina dikaruniai otak yang cerdas. Umur 21 tahun dia sudah lulus kuliah dan menyandang status sebagai Sarjana Hukum. Usai memperoleh gelar sarjana, Elina mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat selama dua bulan. Dia berhasil lulus ujian PKPA dengan nilai sangat memuaskan. Setelahnya Elina magang di Novak and Parters yang ada di Jakarta sambil mengambil kuliah S2 di bidang Hukum. Dia mengambil konsentrasi hukum pidana.
Pemilik firma hukum tersebut adalah Liam Novak, ayah dari Gerald Adrian, pria yang menjadi mentor dirinya sekaligus dekat dengannya. Setelah masa magang selama dua tahun, Elina diajak bergabung oleh Gerald ke D&G Law Firm. D&G Law Firm adalah firma hukum yang didirikan oleh Gerald bekerja sama dengan Damian, seniornya saat di bangku kuliah. Pria itu sengaja mengambil lokasi di Bandung, agar bisa lepas dari bayang-bayang nama besar ayahnya.
Suda dua tahun lebih Elina bergabung dengan D&G Law Firm, namun begitu dia sudah banyak menangani kasus dan menenangkannya. Gerald benar-benar menggemblengnya dengan baik. Wanita itu juga mengambil spesialisasi hukum pidana karena terinspirasi dari Gerald. Diam-diam Gerald menaruh hati pada Elina. Sejak membimbingnya magang di Novak and Partners, duda tanpa anak itu memang sudah jatuh cinta pada juniornya. Namun sampai saat ini Elina masih belum memberikan respon akan perasaannya.
"Bagaimana kasus terakhir yang ditangani Bu Elina? Apa sudah selesai?" tanya Jaka ketika mereka menaiki lift. Kantor D&G Law Firm hanya memiliki empat lantai dan ruangan Elina berada di lantai tiga. Tapi wanita itu malas kalau harus naik turun menggunakan tangga.
"Alhamdulillah. Lusa sudah masuk sidang terakhir."
"Kira-kira menang lagi ngga, Bu?"
"Mudah-mudahan ya, Pak."
"Aamiin."
Lift yang mereka tumpangi berhenti di lantai tiga. Elina segera menuju ruangannya disusul Jaka dari belakang. Pria itu menaruh berkas yang dibawanya di atas meja kerja Elina. Sejenak dia memandangi wanita itu. Sebenarnya Jaka ingin meminta bantuan Elina untuk menangani kasus sang Kakak. Namun melihat wanita itu masih sibuk dengan pekerjaannya yang lain, pria itu mengurungkan niatnya. Dia akan mengatakannya jika Elina sudah punya waktu luang.
"Saya keluar dulu, Bu. Ibu mau minum apa?"
"Teh Chamomile aja."
"Siap."
Jaka keluar dari ruangan kerja Elina yang dindingnya terbuat dari kaca transparan. Sebelum kembali ke pos, pria itu mampir ke pantry. Dia akan meminta OB membuatkan minuman untuk Elina.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Elina menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri seraya menepuk pundaknya yang terasa pegal. Seharian ini dia sibuk membuat laporan dan memilah kasus yang sudah selesai ditanganinya. Damian memintanya merapihkan berkas kasus yang pernah ditanganinya. Pria itu sedang membuat sebuah sistem yang akan memudahkan para pengacara di kantornya mengakses kasus yang pernah ditangani kantor ini.
Elina mengangkat kepalanya untuk melihat keadaan di luar ruangannya. Tanpa sengaja dia melihat Jaka melintas di depan ruangannya. Dalam sehari ini dia sudah melihat Jaka melintasi ruangannya sebanyak delapan kali. Dan itu bukan sesuatu yang wajar. Sepertinya ada yang hendak dibicarakan pria itu padanya.
Elina bangun dari duduknya lalu membuka pintu ruangan. Jaka berdiri tak jauh darinya. Dia sedang berbincang dengan salah satu OB. Tangan Elina melambai memanggil pria itu. Dengan cepat Jaka segera menghampiri. Wanita itu memintanya masuk ke ruangan.
"Apa ada yang ingin Pak Jaka bicarakan dengan saya?"
"Eh.. ke.. kenapa Bu Elina tanya begitu?"
"Hari ini Bapak lewat ruangan saya sudah delapan kali, ngga biasanya seperti itu. Ada apa, Pak? Apa Bapak butuh bantuan saya?"
"Sebenarnya iya, Bu. Tapi saya malu dan sungkan."
"Bapak perlu bantuan apa?"
"Soal Kakak saya."
Jaka pun menceritakan apa yang menimpa Santi, Kakak perempuannya. Saat ini Santi masih berada di tahanan Polrestabes Bandung. Dia dijadikan tersangka pembunuhan suaminya. Santi belum didampingi oleh pengacara. Baik dia maupun Jaka tidak punya uang untuk membayar pengacara. Jaka juga sudah menceritakan tentang konsultasinya pada LBH tentang kasus yang menimpa Sang Kakak.
"Apa Bapak tahu seperti apa kejadiannya?"
"Saya ngga tahu, Bu. Saat kejadian saya sedang kerja shift malam. Cuma ada istri dan anak saya di rumah. Istri saya bilang, Teh Santi datang sambil menggendong Asra, anaknya. Keadaannya jauh dari kata baik. Wajahnya penuh memar dan dia terlihat ketakutan. Tangannya gemetaran saat menyerahkan Asra pada istri saya."
"Sekarang Bu Santi ada di mana?"
"Dia ditahan di kantor Polrestabes Bandung."
"Saya akan bicarakan masalah ini dengan Pak Gerald dulu. Nanti saya kabari ya, Pak."
"Apa Ibu bisa membebaskannya? Bisakah Ibu membuatnya tidak dijatuhi hukuman?"
"Saya belum bisa menjanjikan apapun. Saya harus membicarakan masalah ini dengan Pak Gerald lebih dulu. Saya juga perlu bertemu dengan Kakak Pak Jaka. Kalau Pak Gerald memberi ijin, saya akan menangani kasus ini."
"Terima kasih, Bu. Terima kasih. sudah mau mendengarkan saya. Tapi apa boleh saya membayar jasa Ibu dengan cara mencicil? Saya akan mengajukan pemotongan gaji pada bagian HRD."
"Kita jangan bicara soal biayanya dulu. Kalau Pak Gerald mengijinkan, saya harus menemui Kakak Pak Jaka dan mempelajari kasusnya lebih dulu."
"Baik, Bu. Sekali lagi terima kasih. Saya permisi dulu."
Jaka bangun dari duduknya lalu keluar dari ruangan. Elina segera mencari kasus yang disebutkan oleh Jaka di media massa online. Biasanya kasus pembunuhan seperti ini akan dengan cepat menjadi bahan pemberitaan. Tak sulit bagi Elina menemukan berita tersebut. Dengan seksama dia membaca semua pemberitaan kasus Santi yang terjadi sepuluh hari lalu. Usai membaca berita, wanita itu segera menghubungi Aditya. Dari pemberitaan dia tahu kalau unit satu Jatanras yang menangani kasus tersebut.
***
TOK
TOK
TOK
"Masuk!"
Pintu ruangan Gerald terbuka setelah terdengar suara pria itu. Elina masuk ke dalam dan langsung duduk di depan meja kerja atasannya. Secara hierarki, Gerald dan Damian adalah atasan Elina, namun hubungan mereka lebih seperti sahabat. Dulu Gerald menjadi salah satu staf pengajar saat Elina menempuh pendidikan sebagai advokat. Di sanalah kedekatan keduanya terjalin hingga akhirnya Gerald jatuh cinta pada Elina.
"Ada apa?"
"Apa Abang tahu soal istri yang membunuh suaminya? Dia sedang mengalami KDRT saat pembunuhan terjadi."
"Iya aku tahu. Beritanya gencar di media massa. Dan negara sudah memasukkannya ke dalam daftar kasus pro bono."
"Apa Abang tahu kalau pelaku pembunuhan itu Kakaknya Pak Jaka?"
"Maksudmu Pak Jaka security kita?"
"Iya. Tadi Pak Jaka menemuiku. Dia meminta bantuanku untuk mendampingi Kakaknya. Kakaknya adalah korban KDRT, dia melakukan penusukan untuk membela diri. Aku berniat membantunya, itu pun kalau Abang mengijinkan."
"Walau apa yang dilakukannya untuk membela diri, tetap saja dia akan menjalani hukuman. Kamu tahu benar soal itu."
"Aku tahu, Bang. Tapi setidaknya aku akan berusaha mengurangi masa hukumannya. Aku sudah bicara dengan Bang Adit, kalau Abang setuju aku akan langsung menemuinya."
"Kalau kamu mengambilnya, maka ini akan menjadi kasus Pro Bono ke-enam mu."
"Apa Abang mengijinkan?"
"Oke."
Senyum merekah di wajah Elina mendengar jawaban Gerald. Selama bekerja di bawah D&G Law Firm, Elina sudah lima kali menangani kasus Pro Bono. Setiap pengacara memang diwajibkan menangani kasus Pro Bono minimal satu kali selama berprofesi sebagai pengacara atau advokat. Kasus Pro Bono adalah kasus hukum yang ditangani oleh advokat secara gratis bagi pihak yang tidak mampu membayar jasa pengacara.
"Kasus Pak Rustam hanya tinggal menunggu keputusan akhir. Aku akan langsung menangani kasus ini."
"Katakan kalau kamu butuh bantuan."
"Oke."
"Mau makan malam denganku?"
"Maaf, lain kali aja ya. Aku mau mempelajari kasus ini dulu," Elina menangkupkan kedua tangannya.
"It's okay."
"Aku pulang dulu."
Gerald menganggukkan kepalanya. Elina segera keluar dari ruang atasannya. Wanita itu akan langsung pulang ke rumah. Namun sebelumnya dia akan mampir ke rumah Aditya untuk mendengarkan soal kasus Santi. Pihak kepolisan sedang melengkapi berkas wanita itu dan jika sudah lengkap akan dilimpahkan ke pengadilan.
***
Keesokan harinya Elina mendatangi kantor Polrestabes Bandung untuk mengunjungi Santi. Ternyata berkas perkara wanita itu sudah lengkap dan sudah dikirimkan ke kejaksaan. Sekarang hanya tinggal menunggu keputusan dari Jaksa Penuntut Umum apakah berkas sudah lengkap atau akan dikembalikan lagi ke pihak kepolisian.
Aditya membawa Elina ke ruangan tempat bertemu dengan tersangka kejahatan. Wanita itu mengeluarkan buku catatan kecil dari dalam tasnya. Lima menit kemudian Santi masuk didampingi seorang petugas. Elina memandangi wanita di depannya ini. Wajah Santi terlihat kuyu, masih ada sedikit sisa memar di wajahnya, bekas pukulan yang diberikan Hadi.
"Dengan Ibu Santi?"
"Iya."
"Saya Elina. Saya diminta adik Ibu, Pak Jaka untuk mewakili Ibu."
"Tapi saya tidak punya uang untuk membayar jasa pengacara."
"Ibu tidak perlu memikirkan biayanya. Bisa Ibu ceritakan apa yang terjadi malam itu?"
***
Ini penampakan Elina menurut versiku
Caitlin Halderman as Elina
aku yakin Gita suka sama Gerald , tapi sayangnya Gerald suka sama Elina . dan pada akhirnya nanti Elina malah mendukung Gita dengan Gerald .
pikiranku terlalu jauh gak sih , tapi namanya juga nebak , bener sukur , kalau salah ya udah berarti gak sesuai dengan ide cerita kak othor . jadi nikmati aja ya El......
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
tapi nabila ikutin alurnya mak author deh
sedangkan sama Zahran , Zahran bisa mengimbangi Elina biar kata Zahran menuruti elina tapi dia bisa membujuk Elina dan mengarahkan insyaallah bahagia terus kalau sama Zahran..
E..tapi kok aq lebih sreg EL sam bang Ge ya 🤭🤭🤭
Ya walaupun duda sih, kan skrg Duda semakin didepan 🤣🤣🤣
Tapi aq manut aja apa yg ditulis kak icha.,
Siapa tw dgn kasus ini akhrnya El sama Gita bisa jadi bestie ye kan....
Trys gita jadian sama zahran 🤣🤣🤣