Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balasan
Seekor peri hanya akan hidup jika dia berada pada pemiliknya.
Seekor peri jatuh cinta hanya sekali selama 1000 tahun.
Setiap sayap peri akan mengepakkan sayap jika sayapnya sudah bersatu dengan pemilik hatinya.
"Pada bab ke 5 , tentang Kutukan, " Lucy melirik Stella sesaat, lalu kembali membaca buku. Membenarkan posisi duduk, "Dahulu, ada seekor peri yang wujudnya hampir sempurna layaknya manusia. Peri itu seketika menjadi sombong, dengan kekuatannya yang magis dia mulai menggunakan sihir dengan mengutuk setiap manusia yang melewatinya.
Keadaan negeri yang porak-poranda akibat peri itu, membuat jenderal perang yang bengis menjadi tak tahan lagi. Dia mulai mencari perangkap dan menjebak peri itu.
Disclaimer : Peri itu seorang wanita yang terobsesi menjadi manusia.
Tak lama kemudian, peri tersebut ditangkap. Oleh jenderal perang itu, dia dikutuk."
"Tak ada lagi lanjutannya! " Lucy menggaruk kepalanya.
"Ayo kita baca lagi bab ke 6 ... Kau lihat ini! " Stella menunjuk sesuatu.
"Ya, cinta sejati kan? "
"Yap, semua yang ada di dalam buku itu merupakan informasi. Kita jangan sampai melewatkan nya! "
"Begitukah? Ku pikir... Kau benar! " Lucy tersenyum.
"Kau lihat ini, bacalah. Di sini tertulis kata-kata, mantra yang diucapkan saat melihat seekor peri yang bersedih! "
"Ya, kita mendapatkan jawabannya! " Stella menepuk pundak Lucy.
Lucy menjelaskan misi nya hari ini bersama Tabib Zhu, Biksu Chou dan Kick. Seperti yang sudah mereka ketahui, menjebak seekor peri yang terlihat kecil dan mungil, serta insting yang kuat. Terasa sangat sulit.
"Kau yang benar saja. Ini sama saja seperti kita mencari mati, Lucy! " Ujar Tabib Zhu.
"Ku peringatkan kau... Jangan melakukan hal-hal ini! " Sergah Tabib Zhu.
SRETTTTTT
Suara pintu tertutup. Hanya tinggal Lucy, Stella dan Kick.
"Bagaimana ini??? " Tanya Lucy dengan perasaan yang frustasi.
"Kita coba cara lain! " Ucap Stella.
"Tak akan!!! " Lucy menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Aha! Aku ada ide. " Kick menjentikkan telunjuk dan jari jempol kanan.
...****************...
Sementara itu, peri yang saat ini sedang berjalan berkeliling desa, membuat onar dengan mengambil mentimun, mengacak-acak sayuran segar seperti : sawi, lobak, tomat dan wortel.
"Haiyaaa, jangan membuat gaduh di pasar! pergi sana! " Bapak penjual sayur memegang kepalanya, kepalanya botak di pinggiran namun rambut panjang terjalin di tengahnya.
"Aku hanya meminta sedikit! memang aku salah?! " Peri itu kembali menyusuri jalan.
Tampak seorang anak remaja mendekatinya dan berteriak, "Kau Terima seranganku. Hiyaaaa, hiyaaa, hiyaaa!!!" Anak laki-laki itu mengangkat tinggi-tinggi pedang dari kayu.
"Anak kecil! Kau lihat aku, ya. Aku tidak akan terkalahkan olehmu, jika pedangmu saja dari kayu! Enyahlah! " Peri itu menatap anak itu dengan mata yang memancarkan cahaya merah.
Tanpa dia sadari, Tabib Zhu dan Biksu Chou melihat kejadian saat ini.
"Dia sudah sangat mengkhawatirkan! Apa tidak sebaiknya kita kembalikan lagi? " Tanya Biksu Chou.
"Tunggu sebentar lagi! " Cegah Tabib Zhu.
"Butuh waktu berapa lama lagi? Apakah perlu sampai ada korban? "
"Tenang saja. Perkiraanku tak mungkin meleset! Kita akan segera membawanya ke tempat semula."
"Oh jadi Tabib dan Biksu menyembunyikan hal ini dari kami? " Nada suara Lucy menyela.
"Apa ada hal lain lagi yang tidak kami ketahui? "
Lucy, Stella dan Kick maju. Mereka berjalan semakin mendekat. Tabib Zhu dan Biksu Chou tak berkutik.
"Aku akan menjelaskan padamu. Duduk di sini dulu! "
Tabib Zhu menunjuk sebuah rumah makan, mereka duduk lesehan di sana.
"Katakan pada kami! " Tuntut Lucy.
"Baiklah... Begini, peri itu sore ini harus segera menuju hutan terlarang, jika dia tak segera kembali, maka seluruh nyawa warga desa akan jadi taruhannya! "
"Kenapa bisa begitu? " Tanya Kick.
"Sebab seekor peri tidak akan bisa bertahan lama di dunia manusia. Dia harus segera menemukan-"
"Menemukan pemilik hatinya! " Terus Lucy.
"Yah, dan kau tau... Perhitungan ku saat ini kekasihnya sedang menuju dunia kita! "
Sontak semuanya terkejut. Lucy, Stella dan Kick terdiam cukup lama. Hingga akhirnya bersuara.
"Ayo kita bergegas menangkapnya! " Suara Lucy memecah suasana.
Semua suara berhenti seketika. Hanya mereka yang melangkah maju. Semuanya diam. Hanya mereka yang berjalan dengan tenang menuju hutan terlarang.
Semuanya seperti patung. Terdiam, melirik, tak berkutik.
Mereka berlima : Lucy, Kick, Stella, Tabib Zhu dan Biksu Chou melangkah berjajar. Mereka mengeluarkan mantra-mantra agar tetap terjaga dalam bola kehidupan yang mengelilingi mereka.
Tumbuhan tak bergerak, angin tak berhembus. Waktu berhenti. Seketika. Hanya denyut nadi burung-burung liar, dan cacing di tanah yang masih berdetak.
...----------------...
salam dari Zara dan Haru... novel lingkaran cinta kita siap mengikuti kisah kamu 🤗
,, berkenan mampir yaaa...
semangat/Determined//Determined/